BAB II KAJIAN TEORI. mengakibatkan penemuan terarah kepada suatu tujuan. 1 Berpikir sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan

Kreativitas Siswa dalam Pembuatan Model Struktur 3D Sel pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Strategi pembelajaran Higher Order Thinking (HOT) hal ini suatu strategi digunakan untuk mempermudah seseorang dalam

I. PENDAHULUAN. Salah satu disiplin ilmu yang dipelajari pada jenjang Sekolah Menengah Atas

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan mentransformasi informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Fery Ferdiansyah, Penerapan Model Pembelajaran Osborn Untuk Meningkatkan Literasi Dan Disposisi Matematis Siswa SMP

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Berbicara mengenai kemampuan berpikir kreatif terlebih dahulu akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Munandar (1987) menyatakan bahwa berpikir kreatif (juga disebut berpikir

TINJAUAN PUSTAKA. Teori konstruktivisme dikembangkan oleh Piaget pada pertengahan abad 20.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATISDAN DISPOSISI MATEMATISDALAM PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATANANG S FRAMEWORK FOR MATHEMATICAL MODELLING INSTRUCTION

a. Pengertian Berpikir Kreatif

Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang

2015 PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

II. TINJAUAN PUSTAKA. bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan secara umum bertujuan menyediakan lingkungan bagi peserta

BAB I PENDAHULUAN. didik, alat pendidikan dan lingkungan pendidikan (Dhiu, 2012: 25)

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju

BAB II KAJIAN TEORITIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Nur dalam (Trianto, 2010), teori-teori baru dalam psikologi pendidikan

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

I. PENDAHULUAN. Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruggiero (Johnson, 2007:187) mengartikan berfikir sebagai segala aktivitas mental

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Salah satu disiplin ilmu yang dipelajari pada jenjang SMA adalah ilmu kimia.

BAB II LANDASAN TEORI

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN LOGIS MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP MELALUI LEARNING CYCLE 5E DAN DISCOVERY LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan lulusan yang dapat bersaing secara global. Untuk menjawab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roni Rodiyana, 2013

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vika Aprianti, 2013

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Konseptual. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan. Dari pendidikan anak usia dini hingga menengah atas,

BAB II KAJIAN TEORETIS

I. PENDAHULUAN. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Hal ini sesuai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Nurgana (1985) bahwa keefektivan pembelajaran mengacu pada: 75% dari jumlah siswa telah memperoleh nilai = 65 dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Risa Aisyah, 2013

BAB II LANDASAN TEORI

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

II. TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa

I. PENDAHULUAN. manusia. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia berhubungan dengan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. suatu makna (Supardi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan hal-hal yang sama sekali

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Noor Fajriah 1), R. Ati Sukmawati 2), Tisna Megawati 3) Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang telah dituangkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Koneksi Matematis Siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA. membujuk, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis

BAB I PENDAHULUAN. teknologinya. Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan

Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Semester 1 pada Mata Kuliah Matematika Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

PENGEMBANGAN INSTRUMEN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS UNTUK SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF MATEMATIKA MAHASISWA STKIP TAPANULI SELATAN

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Berpikir Kreatif Matematika

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat,

BAB II KAJIAN TEORETIS

ABSTRAK. Kata kunci: Reciprocal Teaching, kemampuan berpikir kreatif, hasil belajar

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan berpikir matematika tingkat tinggi

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, tiap individu senantiasa menghadapi masalah, dalam

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR

TINJAUAN PUSTAKA. dalam menghadapi suatu keadaan pada waktu sebelum dan sesudah mengalami

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Berpikir adalah suatu keaktipan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan terarah kepada suatu tujuan. 1 Berpikir sebagai suatu kemampuan mental seseorang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Berpikir kreatif menurut Suprapto merupakan keterampilan individu dalam menggunakan proses berpikirnya untuk menghasilkan suatu ide yang baru, konstruktif, dan baik, berdasarkan konsep-konsep yang rasional, persepsi dan intuisi individu. 2 Ide-ide tersebut akan muncul ketika individu dihadapkan pada suatu permasalahan. Kreativitas adalah suatu proses yang menuntut keseimbangan dan aplikasi dari ketiga aspek esensial kecerdasan analitis, kreatif dan praktis, beberapa aspek yang ketika digunakan secara kombinatif dan seimbang akan melahirkan kecerdasan kesuksesan. 3 1 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan. (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 1990) h. 43 2 Darmiyati, Humanisasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) h. 127 3 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009) h. 225 8

9 Sund berpendapat dalam Riyanto bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut: a. Hasrat keingintahuan yang cukup besar. b. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru. c. Panjang / banyak akal. d. Keingintahuan untuk menemukan dan meneliti. e. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan. f. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas. g. Berpikir fleksibel. h. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung member jawaban lebih banyak. i. Kemampuan membuat analisis dan sintesis. j. Memiliki semangat bertanya serta meneliti. k. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik. l. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas. Berpikir kreatif merupakan suatu kegiatan mental yang digunakan seseorang untuk membangun, menghasilkan ide atau gagasan baru. Manusia yang kreatif selalu berusaha untuk memberi makna pada proses belajarnya. Salah satu yang mendorong manusia untuk belajar adalah adanya sifat kreatif dalam dirinya dan keinginan untuk maju.ia tidak pernah merasa takut pada kesalahan dan kegagalan akan mendorongnya pada pencapaian prestasi yang memuaskan. berpikir: 4 Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif meliputi lima keterampilan a. Keterampilan berpikir lancar ( fluency), yang menyebabkan seseorang mampu mencetuskan banyak gagasan, jawaban, 4 Ali Mahmudi, Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif. 2012. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian. Diakses: 26 Januari 2012

10 penyelesaian masalah, atau pertanyaan. Dalam menghadapi masalah, orang kreatif mampu memberikan banyak cara atau jalan untuk memecahkan masalah; b. Keterampilan berpikir luwes (flexibility), dimana orang kreatif menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi karena dia mampu melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda; c. Keterampilan berpikir rasional, dimana orang kreatif melahirkan ungkapan-ungkapan yang baru dan unik, karena mereka sanggup memikirkan yang tidak lazim untuk mengungkapkan dirinya, atau mampu menemukan kombinasikombinasi yang tidak biasa dari unsur-unsur yang biasa; d. Keterampilan merinci ( elaboration), dimana mereka mampu mengembangkan gagasan atau produk; e. Keterampilan menilai ( evaluation), yakni kemampuan menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat atau suatu tindakan bijaksana sehingga dia mampu mengaambil suatu keputusan sesuai situasi yang dihadapinya. Berdasarkan ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif tersebut, maka seorang siswa dapat dikatakan berpikir kreatif apabila memiliki keterampilan-keterampilan tersebut. Seorang siswa akan mampu mengembangkan cara berpikir dengan memaksimalkan kemampuan berpikir kreatif. Adapun tahap-tahap dalam proses berpikir kreatif adalah sebagai berikut: 5 a. Tahap persiapan (Preparation) 1) Memberi stimulus 2) Berpikir menjelajah (Exploration) 5 Hendra Surya, Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar,. (Jakarta: Gramedia, 2011) h. 199

11 3) Menyusun perencanaan 4) Melakukan aktivitas 5) Mereview gagasan b. Tahap Inkubasi (Incubation) c. Tahap Iluminasi (Illumination) d. Tahap Verifikasi.. Dari uraian yang telah dipaparkan, maka dapat dikatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan berpikir untuk menghasilkan ide atau gagasan baru dalam memecahkan suatu masalah. Ide atau gagasan harus didukung dengan bukti yang ada dan sumbersumber relevan agar didapat kesimpulan yang logis. 2. Strategi Higher Order Thingking (HOT) Dalam proses pembelajaran sebagai seorang pendidik tidak akan pernah terlepas dari strategi pembelajaran, sebab disini seorang pendidik dituntut mampu merencanakan kegiatan pembelajaran dengan sebaikbaiknya agar mampu mencapai hasil belajar siswa yang semaksimal mungkin. HOT adalah proses berpikir yang mengharuskan murid untuk memanipulasi informasi dan ide-ide dalam cara tertentu yang memberi mereka pengertian dan implikasi baru. 6 Kemampuan berpikir tingkat tinggi Higher Order Thinking yang disingkat HOT, telah sejak lama 6 Op.cit. h. 171

12 diteliti oleh para ahli. Diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Bloom tahun 1956, rensick tahun 1987, dan Marzano tahun 1988 dan 1992. 7 Menurut Bloom, HOT merupakan kemampuan abstrak yang berada pada ranah kognitif dari taksonomi sasaran pendidikan yang mencakup analisis, sintesis, dan evaluasi. Sedangkan menurut Resnick, HOT adalah suatu proses yang melibatkan mental, seperti: klasifikasi, induksi, deduksi, dan reasoning. Dari beberapa teori tentang berpikir HOT di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir HOT yang dimaksud adalah kemampuan non-presedural yang antara lain mencakup beberapa hal kemampuan mencari dan mengekplorasi pola untuk memahami struktur serta hubungan yang mendasarinya, menggunakan fakta-fakta yang tersedia secara efektif dan tepat untuk berpikir kreatif. Dengan kata lain, di dalam strategi HOT peserta didik dilatih untuk mampu berpikir kreatif. Pada dasarnya strategi ini bergantung kepada kemampuan guru dalam menyusun pertanyaan yang bermutu yang akan menuntun peserta didik berpikir pada tingkat yang lebih tinggi. 7 Peter dan Fook, Teaching and Learning via IT: Higher Order Thinking Skills in English Language English Literatur, and Mathematics (http://www.moe.edu.sg/iteducation/edtech/papers/f3-1.pdf). diakses 5 Mei 2013, pukul 19.06

13 Keahlian berpikir HOT meliputi aspek sebagai berikut: a. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk melakukan analisis, menciptakan dan menggunakan kriteria secara obyektif, dan melakukan evaluasi data. b. Berpikir kreatif adalah kemampuan untuk menggunakan struktur berpikir yang rumit untuk menghasilka ide yang baru dan orisinal. c. Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan untuk berpikir secara kompleks dan mendalam untuk memecahkan suatu masalah. Menurut buku Adi. W. Gunawan mengapa kita harus melatih kemampuan murid untuk bisa menggunakan proses berpikir level tinggi adalah ada tiga alasan utama yaitu: a. Untuk mengerti informasi b. Untuk proses berpikir yang berkualitas c. Untuk hasil akhir/produk yang berkualitas Ketiga alasan ini melibatkan proses berpikir level tinggi yang bersifat kreatif dan kritis. Murid harus melihat dan menelaah suatu informasi dari berbagai sudut pandang. 8 Kembali pada ketiga alasan utama seperti yang telah disebutkan di atas, kita harus mampu berpikir secara HOT untuk: 8 Adi. W. Gunawan, Genius Learning Strategy (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006) h. 171

14 a. Mengerti Informasi Mengerti informasi disini diartikan sebagai proses yang tidak hanya mengetahui dan mengerti suatu informasi tetapi juga melibatkan kemampuan untuk menganalisis suatu informasi, menemukan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam informasi, membuat hipotesis menarik kesimpulan dan menghasilkan suatu solusi yang bermutu. b. Proses Berpikir yang Berkualitas Kemampuan berpikir HOT dibutuhkan untuk bisa menjalani suatu proses berpikir berkualitas. Dalam proses pendidikan yang bersifat holistik, proses sama pentingnya dengan hasil. Kita tidak boleh terlalu berpedoman hanya pada hasil yang dicapai. Kita juga harus memperhatikan proses berpikir yang menjadi landasan untuk bisa sampai pada hasil akhir tersebut. Tentu proses berpikir ini akan sangat terbantu bila tersedia cukup informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan keterampilan berpikir. c. Hasil akhir/ produk yang berkualitas Proses berpikir HOT akan mengarahkan murid untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Di sekolah, waktu yang merupakan komoditas yang sangat berharga sering kali dipakai hanya untuk menghasilkan out put yang kurang bermutu.

15 Ketiga alasan inilah yang menyebabkan mengapa HOT harus diterapkan dalam pembelajaran dan mampu mengarahkan peserta didiknya untuk bisa berpikir kreatif. 3. Hubungan strategi pembelajaran Higher Order Thinking (HOT) dengan kemampuan berpikir kreatif Pada umumnya pengajaran matematika harus dapat mengaktifkan siswa untuk belajar dan menyenangi matematika itu sendiri. Oleh karena itu guru harus bisa mencari strategi mengajar yang efektif dan efesien yang sesuai dengan materi guna tercapai tujuan pengajaran. Belajar merupakan proses berpikir. Seseorang dikatakan berpikir apabila orang itu melakukan kegiatan mental, bukan kegiatan motorik. kegiatan mental ini, orang menyusun hubungan-hubungan antara bagian-bagian informasi yang diperoleh sebagai pengertian. Berkaitan proses pembelajaran seorang guru harus bisa menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan proses berpikir. Salah satu strategi yang berkaitan dengan proses berpikir adalah strategi HOT. Menurut Krulik dan Rudmicka mengatakan bahwa keterampilan berpikir terdiri atas 4 tingkatan yaitu menghapal ( Recall thingking), dasar (basic thingking), kritis (critical thingking) dan kreatif

16 (creatif thingking). 9 Adi W Gunawan juga berpendapat bahwa terdapat keahlian yang diperlukan dalam strategi HOT salah satunya berpikir kreatif. Strategi HOT ini berkaitan dengan proses berpikir. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti mengetahui bahwa dengan strategi pembelajaran HOT ini dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses pembelajaran matematika. Penggunaan Strategi Pembelajaran HOT Menghasilkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa B. Penelitian yang Relevan Penelitian relevan dilakukan dengan maksud untuk menghindari duplikasi pada desain dan temuan penelitian, di samping juga itu untuk menunjukan keaslian peneliti bahwa topik yang diteliti belum pernah diteliti oleh peneliti terdahulu. Oleh karena itu, penelitian relevan sangat membantu peneliti dalam memilih dan menetapkan desain penelitian yang sesuai karena peneliti memperoleh gambaran dan perbandingan desain-desain yang telah dilaksanakan. Pada tahun 2009, saudari Gustinawati mahasiswa UIN SUSKA fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Matematika melakukan penelitian yang berjudul Penerapan Strategi Pembelajaran HOT untuk Meningkatkan 9 Tiara Anggresiya, Strategi Higher Order Thingking. http://tiaraanggresiya.wordpress.com/higher-order-thingking-skill. Diakses 12 Februari 2014 pukul 06.10

17 Hasil Belajar Matemetika Siswa Kelas VII SMPN 4 Peranap dengan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan Strategi Pembelajaran HOT dapat meningkatkan Hasil Belajar Matematika siswa kelas VII SMPN 4 Peranap. Persamaan antara penelitian yang dilakukan Gustinawati dengan penelitian yang penulis teliti adalah sama-sama menggunakan Strategi Pembelajaran HOT. Perbedaannya, penelitian yang dilakukan Gustinawati berupa penelitian tindakan kelas (PTK) dan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa sedangkan penelitian yang penulis teliti berupa penelitian quasi eksperimen terhadap pelajaran matematika dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Strategi HOT salah satu cara untuk mendapatkan partisipasi individual dari seluruh kelas sehingga siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kreatif dan dapat memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga kemampuan berpikir kreatif sangat berpengaruh dari aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran.

18 C. Konsep Operasional Konsep dioperasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Strategi Higher Order Thinking HOT adalah proses berpikir yang mengharuskan murid untuk memanipulasi informasi dan ide-ide dalam cara tertentu yang memberi mereka pengertian dan implikasi baru HOT ini merupakan variabel bebas yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis matematika siswa. Langkah-langkah penyajian strategi pembelajaran HOTyang disiapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Tahap Persiapan. Fase Pengetahuan dan Pengertian (15 menit) Fase pengetahuan 1) Prasyarat atau mengarahkan siswa kepokok permasalahan antara lain menyampaikan indicator dan tujuan pembelajaran. 2) Mengingatkan kembali tentang materi yang sudah di pelajari dan mengucapkan kembali apa yang telah dipelajari dengan menggunakan bahasa atau kata-kata sendiri. Fase Pengertian

19 3) Mengungkapkan konsep awal tentang materi dengan bertanya secara lisan dan memotivasi siswa untuk mengungkapkan jawabannya. b. Tahap Pelaksanaan. Fase aplikasi, analisis dan sintesis c. Tahap Penutup Tahap penutup sama dengan kegiatan akhir pada tahap pelaksanaan yaitu guru dan siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. 2. Berpikir Kreatif(Dependen) Berpikir kreatif adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Menurut Munandar dalam Amalia menyebutkan bahwa empat indikator berpikir kreatif, yaitu: 10 a. Keterampilan berpikir lancar (Fluency) 1) Definisi a) Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan. 10 Herdy, Kemampuan berpikir kreatif siswa. http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-berfikir-kreatif-siswa/. Diakses 11 Februari 2014. Pukul 22.45

20 b) Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal. c) Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. 2) Sikap siswa a) Mengajukan banyak pertanyaan. b) Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan. c) Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah. d) Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya. e) Lebih cepat dan melakukan lebih banyak daripada anak-anak lain. f) Dapat dengan cepat melihat kekurangan pada suatu objek atau situasi. b. Keterampilan berpikir luwes (Flexibility) 1) Definisi a) Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi. b) Memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap suatu gambar, cerita, atau suatu masalah. c) Menerapkan suatu konsep dengan cara yang berbedabeda. 2) Sikap siswa

21 a) Memberi pertimbangan terhadap situasi, yang berbeda dari yang diberikan orang lain. b) Dalam membahas atau mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai posisi yang berbeda atau bertentangan dengan mayoritas kelompok. c) Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikannya. d) Menggolongkan hal-hal menurut pembagian atau kategori yang berbeda-beda. e) Mampu mengubah arah berpikir secara spontan c. Keterampilan berpikir orisinil (Originality) 1) Definisi a) Mampu melahirkan ungkapan baru dan unik. b) Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri. c) Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur. 2) Sikap Siswa a) Memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain.

22 b) Mempertanyakan cara-cara lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru. c) Memilih simetris dalam menggambar atau membuat desain. d) Memilih cara berpikir lain daripada yang lain. e) Mencari pendekatan yang baru. f) Setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan penyelesaian yang baru. g) Lebih senang mensintesis daripada menganalisis situasi. d. Keterampilan merinci (Elaboration) 1) Definisi a) Mampu memperkaya dan mengembangkan gagasan atau produk. b) Menambahkan atau merinci suatu objek, gagasan, atau situasi menjadi lebih menarik. 2) Sikap siswa a) Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkahlangkah yang terperinci. b) Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain. c) Mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana.

23 d) Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkahlangkah yang terperinci. TABEL II.1 KRITERIA SKOR BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA Kemampuan Kreatif yang Reaksi terhadap soal atau masalah Skor dinilai Kelancaran Tidak memberikan ide-ide yang diharapkan untuk 1 menyelesaikan masalah Memberikan ide-ide yang tidak relevan terhadap pemecahan masalah yang diharapkan 2 Memberikan ide-ide yang relevan dengan 3 pemecahan masalah yang diharpakan tetapi penyelesaian salah Memberikan ide-ide yang relevan dengan 4 pemecahan masalah matematis dan hasil pemecahannya benar Keluwesan Memberikan jawaban yang tidak beragam dan salah 1 Memberikan jawaban yang tidak beragam tetapi 2 hasilnya benar Memberikan jawaban beragam tetapi hasilnya salah 3 Memberikan jawaban beragam hasilnya benar 4 Keterperincian Memberikan jawaban yang tidak terinci dan salah 1 Memberikan jawaban yang tidak terinci tetapi 2 hasinya benar Memberikan jawaban yang terinci tetapi hasilnya 3 salah Memberikan jawaban yang terinci dan hasilnya 4 benar Kepekaan Tidak menggambarkan kepekaan dalam 1 memberikan jawaban dan mengarah pada jawaban salah. Tidak menggambarkan kepekaan dalam 2 memberikan jawaban tapi mengarah pada jawaban benar. Menggambarkan kepekaan dalam memberikan 3 jawaban dan hasilnya benar. Memberikan jawaban yang unik dan hasilnya benar 4 (Diadaptasi dari Wahidin 2009)

24 D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang dikemukakan. Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan menjadi hipotesis alternative (Ha) dan hipotesis nihil (Ho) sebagai berikut: Ha : Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa yang belajar menggunakan strategi HOT dengan siswa yang belajar menggunakan metode konvensional. Ho : Tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa yang belajar strategi HOT dengan siswa yang belajar menggunakan metode konvensional.