STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN BODI PENGGANGGU TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA MELINTASI SILINDER UTAMA

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: F-92

STUDI EKSPERIMEN dan NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KARAKTERISTIK BOUNDARY LAYER MELINTASI BUMP (Re = 21000)

Simulasi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melewati Silinder Teriris Satu Sisi (Tipe D) dengan Variasi Sudut Iris dan Sudut Serang

ABSTRAK 1. PENDAHULUAN

Reduksi Gaya Drag Silinder Sirkular dengan Penambahan Square Disturbance Body Melalui Simulasi Numerik 2D Unsteady-RANS pada Reynold Number 34800

Studi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melintasi Airfoil NASA LS-0417 yang Dimodifikasi dengan Vortex Generator

tudi kasus pengaruh perbandingan rusuk b/a = 12/12, 5/12, 4/12, 3/12, 2/12, 1/12, 0/12 dengan Re = 3 x 10 4.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-5 1

Proceeding Seminar Nasional Thermofluid VI Yogyakarta, 29 April 2014

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN:

Proceeding Seminar Nasional Thermofluid VI Yogyakarta, 29 April 2014

STUDI NUMERIK : MODIFIKASI BODI NOGOGENI PROTOTYPE PROJECT GUNA MEREDUKSI GAYA HAMBAT

I. PENDAHULUAN liran eksternal viscous yang melintasi silinder akan menghasilkan gaya hambat (drag force) dan gaya angkat

STUDI EKSPERIMEN DAN NUMERIK TENTANG ALIRAN BOUNDARY LAYER YANG MELINTASI BUMP DENGAN RADIUS KELENGKUNGAN YANG KECIL

Sidang Tugas Akhir. Alfin Andrian Permana

SOLUSI NUMERIK DARI PERSAMAAN NAVIER-STOKES

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-158

FakultasTeknologi Industri Institut Teknologi Nepuluh Nopember. Oleh M. A ad Mushoddaq NRP : Dosen Pembimbing Dr. Ir.

oleh : Ahmad Nurdian Syah NRP Dosen Pembimbing : Vivien Suphandani Djanali, S.T., ME., Ph.D

Tulisan pada bab ini menyajikan simpulan atas berbagai analisa atas hasil-hasil yang telah dibahas secara detail dan terstruktur pada bab-bab

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

STUDI NUMERIK VARIASI TURBULENSI MODEL PADA ALIRAN FLUIDA MELEWATI SILINDER TUNGGAL YANG DIPANASKAN (HEATED CYLINDER)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN ALIRAN MELINTASI DUA SILINDER SIRKULAR DAN SILINDER ELIPS TERSUSUN TANDEM DAN INTERAKSINYA TERHADAP DINDING DATAR

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN BODI PENGGANGGU

Pengaruh Variasi Diameter O-ring pada Permukaan Silinder terhadap Koefisien Drag

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL EKSPERIMEN

Studi Eksperimen Pengaruh Silinder Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap Performa Turbin

Jurusan Teknik Mesin-Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2013

Jur usan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

TUGAS AKHIR - RM 1542

PENGARUH JARAK ANTAR FIN PADA SILINDER BERSIRIP TERHADAP SEPARASI ALIRAN DI PERMUKAAN SILINDER DAN FIN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

SEMINAR NASIONAL TAHUNAN TEKNIK MESIN (SNTTM) - VIII

Pengaruh Alur Berbentuk Segi Empat Pada Permukaan Silinder Terhadap Koefisien Drag Dengan Variasi Diameter Silinder

STUDI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN ALIRAN MELINTASI DUA SILINDER SIRKULAR DAN SILINDER ELIPS TERSUSUN TANDEM DAN INTERAKSINYA TERHADAP DINDING DATAR

SIMULASI NUMERIK PENGARUH MULTI-ELEMENT AIRFOIL TERHADAP LIFT DAN DRAG FORCE PADA SPOILER BELAKANG MOBIL FORMULA SAE DENGAN VARIASI ANGLE OF ATTACK

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-174

PENGARUH PEMASANGAN RING BERPENAMPANG SEGIEMPAT DENGAN POSISI MIRING PADA PERMUKAAN SILINDER TERHADAP KOEFISIEN DRAG

KATA PENGANTAR STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK KARAKTERISTIK ALIRAN MELINTASI PRISMA TERPANCUNG.

Studi Numerik Karakteristik Aliran Melalui Backward Facing Inclined Step dengan Penambahan Paparan Panas Deri Gedung pada Sisi Upstream

Kajian Numerik: Pengaruh Ukuran Sistem Terhadap Gaya Hambat pada Silinder

Pengaruh Penempatan Penghalang Berbentuk Silinder Pada Posisi Vertikal Dengan Variasi Jarak Horisontal Di Depan Silinder Utama Terhadap Koefisien Drag

STUDI NUMERIK PENGARUH GEOMETRI DAN DESAIN DIFFUSER UNTUK PENINGKATAN KINERJA DAWT (DIFFUSER AUGMENTED WIND TURBINE)

SIDANG TUGAS AKHIR FITRI SETYOWATI Dosen Pembimbing: NUR IKHWAN, ST., M.ENG.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

Simulasi Numerik dengan Pendekatan 3D-URANS Aliran yang Melintasi Susunan Empat Silinder Sirkular Dekat Dinding pada Small-Gap

Diterima 10 Desember 2009; diterima terkoreksi 26 Maret 2010; disetujui 03 Mei 2010

Studi Eksperimen dan Numerik Pengaruh Penambahan Vortex Generator pada Airfoil NASA LS-0417

Studi Numerik Pengaruh Panjang Rectangular Obstacle terhadap Perpindahan Panas pada Staggered Tube Banks

ANALISIS PENGARUH PERBANDINGAN DIAMETER MINOR DAN MAYOR ELIPS TERHADAP NILAI KOEFISIEN DRAG MENGGUNAKAN PROGRAM CFD

Pengaruh Variasi Jarak Penghalang Berbentuk Segitiga di Depan Silinder Terhadap Koefisien Drag

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

ANALISIS PENGARUH PERBANDINGAN DIAMETER MINOR DAN MAYOR ELIPS TERHADAP NILAI KOEFISIEN DRAG MENGGUNAKAN PROGRAM CFD

PENDAHULUAN. Keyword : R ed, c p, Nu and k-ω SST. Kata Kunci: R ed, c p, Nu, dan k-ω SST.

Analisis Numerik Aliran Fluida di Sekitar Silinder Sirkular dengan Menggunakan Diskrititasi Order yang Berbeda

Pengendalian Aliran Pasif pada Silinder Sirkular dengan Inlet Disturbance Body Berbentuk Silinder Elip (AR = 1/4)

Simulasi Numerik Aliran Melintasi Susunan Empat Silinder Sirkular pada Rasio L/D= 3,0 Dekat Dinding

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN:

Diterima 09 Juli 2009; diterima terkoreksi 28 Agustus 2009; disetujui 14 September 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Prosedur Penggunaan Software Ansys FLUENT 15.0

3. Lokasi peletakan wind tunnel hendaknya pada tempat tertutup, sehingga gangguan dari luar seperti angin dan hujan tidak mempengaruhi hasil

Studi Numerik Karakteristik Separasi dan Reattachment Aliran Di Belakang Gundukan (BUMP) Setengah Lingkaran. Setyo Hariyadi S.P. 1

Studi Eksperimen Dan Numerik Pengaruh Slat Clearance Serta Slat Angle Untuk Mengeliminasi Stall Pada Airfoil Studi kasus airfoil NACA 2412

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B36

STUDI NUMERIK PENGARUH PANJANG RECTANGULAR OBSTACLE TERHADAP PERPINDAHAN PANAS PADA STAGGERED TUBE BANKS

STUDI NUMERIK DAN EKSPERIMEN KARAKTERISTIK ALIRAN MELINTASI TIGA BUAH SILINDER SIRKULAR YANG TERSUSUN SECARA EQUILATERAL TRIANGULAR

PENGARUH MODIFIKASI DIFFUSOR TERHADAP GAYA AERODINAMIKA MOBIL LISTRIK PANCASONA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1

Pengaruh Variasi Jarak Antar Ring Berpenampang Setengah Lingkaran Pada Permukaan Silinder Terhadap Koefisien Drag

Pengaruh variasi jarak antar ring berbentuk segi empat pada permukaan silinder terhadap koefisien drag

Studi Numerik 2D dan Uji Eksperimen tentang Karakteristik Aliran dan Unjuk Kerja Helical Savonius Blade dengan Variasi Overlap Ratio 0,1 ; 0,3 dan 0,5

BAB III ANALISA KONDISI FLUIDA DAN PROSEDUR SIMULASI

SIDANG TUGAS AKHIR KONVERSI ENERGI

STUDI NUMERIK DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KECEPATAN UDARA PADA RUANG KEDATANGAN TERMINAL 2 BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

PERMASALAHAN DAN SOLUSI KONSTRUKSI BALIHO DI BANJARMASIN

Studi tentang Karakteristik Aliran Melintasi Silinder Ellips (AR) = 1/3 dan 1/4 Tunggal Teriris pada Sisi Depan

TUGAS AKHIR TM141585

TESIS (TM ) HERDI MUHAMMAD Dosen Pembimbing Dr. WAWAN ARIES WIDODO, ST., MT.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Seminar NasionalInovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Studi Eksperimen Aliran Melalui Square Duct dan Square Elbow 90º dengan Double Guide Vane pada Variasi Sudut Bukaan Damper

Investigasi Eksperimental Pengaruh Posisi Relatif Antar Airfoil pada Airfoil Multi Komponen Pada Kondisi Aliran Masuk dengan Bilangan Reynolds Rendah

Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA NIP

INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept, 2012) ISSN: B-38

Studi Numerik Karakteristik Boundary Layer Turbulen pada Pelat Datar dengan Alur Melintang Tipe-D

Studi Numerik Distribusi Temperatur dan Kecepatan Udara pada Ruang Keberangkatan Terminal 2 Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

4.2 Laminer dan Turbulent Boundary Layer pada Pelat Datar. pada aliran di leading edge karena perubahan kecepatan aliran yang tadinya uniform

STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN OBSTACLE BENTUK PERSEGI PADA PIPA TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) B-182

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH JARAK LONGITUDINAL SILINDER TERIRIS TIPE-D SEBAGAI PENGONTROL PASIF TERHADAP GAYA DRAG PADA SILINDER UTAMA SIRKULAR

Studi Numerik Karakteristik Aliran Bagian Rear-End Bus Penumpang dengan Variasi Sudut Diffuser

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-169

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya semua fenomena aerodinamis yang terjadi pada. kendaraan mobil disebabkan adanya gerakan relative dari udara

STUDI EKSPERIMEN ALIRAN FLUIDA DISEKITAR OBSTACLE 3 - DIMENSI BERPENAMPANG MELINTANG BUJUR SANGKAR DAN PERSEGI PANJANG PADA FREESTREAM 15 m/s

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN BODI PENGGANGGU TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA MELINTASI SILINDER UTAMA Studi Kasus: Pengaruh penambahan bodi dengan sudut (α) = 10, 20, 30 dan 40 pada angka Reynolds (Re) = 2 x 10 4 dan 4 x 10 4 Edwin Fadilah., Sutardi Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: sutardi@me.its.ac.id Abstrak Aliran fluida yang melewati suatu konstruksi bluff body berupa silinder, akan membentuk boundary layer pada sisi upper dan lower akibat pengaruh tegangan geser. Jika momentum aliran fluida tidak mampu untuk melawan efek gesekan dan adverse pressure gradient, maka boundary layer akan mengalami pemisahan dari kontur silinder sehingga terjadilah separasi aliran. Adanya separasi aliran akan menghasilkan area wake di belakang silinder yang mengakibatkan gaya drag. Semakin lebar wake maka gaya drag yang terjadi juga semakin besar. Penelitian tentang usaha untuk mereduksi gaya drag sudah banyak dilakukan. Usaha untuk mereduksi gaya hambat terdiri dari beberapa macam cara, seperti pemberian kekasaran permukaan, pemotongan silinder dengan sudut potong tertentu, dan dengan penambahan bodi di depan silinder utama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bodi yang menempel pada silinder utama terhadap karakteristik aliran fluida. Bentuk dari bodi adalah silinder sirkular yang tepat menempel pada silinder utama. Diameter bodi (d) sebesar 2 mm sedangkan posisi sudut bodi adalah α = 10 0, 20 0, 30 0,40 0. Diameter silinder utama dari penelitian ini adalah 32 mm. Angka Reynolds (Re D ) yang digunakan adalah 2 x 10 4 dan 4 x 10 4 berdasarkan pada diameter silinder utama dan kecepatan freestream. Studi akan dilakukan secara numerik steady dua dimensi (2D) dengan model turbulensi k ω Shear Stress Transport (k ω SST). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi fenomena separasi dan reattachment boundary layer pada silinder dengan penambahan bodi. Fenomena tersebut dapat dilihat pada visualisasi velocity pathline yang ditandai dengan adanya separasi bubble. Namun secara keseluruhan separasi bubble yang terjadi masih belum efektif untuk menunda separasi, kecuali pada sudut α = 10 dengan Re = 4 x 10 4 yang terjadi penundaan separasi. Selain itu nilai C Dt secara keseluruhan dengan penambahan bodi belum dapat menurunkan C Dt. Pada Re = 4 x 10 4 dengan sudut α = 10 nilai C Dt dapat menurun sedangkan pada konfigurasi yang lain mengakibatkan nilai C Dt naik. Kata Kunci Silinder sirkular, bodi penggangu, k ω SST, koefisien drag (C D ), koefisien tekanan (C p ). I. PENDAHULUAN Dewasa ini, perkembangan teknologi sangat pesat. Manusia menggunakan teknologi untuk membantu memudahkan perkerjaannya. Kehidupan yang dinamis menuntut perkembangan teknologi yang cepat, sehingga bisa berjalan memenuhi kebutuhan manusia yang terus bertambah. Ilmu Mekanika Fluida mempelajari karakteristik aliran fluida. Dengan mengetahui karakteristik aliran fluida, kita dapat mendesain suatu konstruksi yang dapat menghasilkan nilai tambah dan meningkatkan efisiensi kinerja. Aliran fluida yang melingkupi sebuah benda akan menghasilkan gaya yang bekerja pada benda tersebut. Untuk aliran dua dimensi gaya-gaya yang sejajar dengan aliran fluida disebut gaya drag, sedangkan gaya yang tegak lurus terhadap arah aliran dinamakan gaya lift. Pengetahuan mengenai lift dan drag sangat diperlukan untuk mendesain konstruksi yang berguna untuk meningkatkan efisiensi. Penelitian tentang usaha untuk mereduksi gaya drag telah dilakukan oleh Tsutsui dan Igarashi [1], Lee, dkk [2] [3], Igarashi dan Shiba [4] dan Wijanarko dan Widodo [5]. Usaha untuk mereduksi gaya drag terdiri dari beberapa macam cara, seperti pemberian kekasaran permukaan, pemotongan silinder dengan sudut potong tertentu, dan dengan penambahan bodi di depan silinder utama. Lee, dkk [2] menyatakan bahwa adanya bodi di depan silinder utama dapat menurunkan koefisien drag (C D ) dari silinder utama maupun kesuluruhan sistem (silinder utama dan bodi ). Dari hasil visualisasi didapatkan bahwa silinder utama terletak didalam area shear layer yang terseparasi dari bodi dan terdapat dua macam struktur aliran yang berdampak pada pengurangan drag. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengurangan drag maksimum terjadi pada jarak kritis tertentu (L c ). Hasil penelitian Tsutsui dan Igarashi [1] menunjukkan bahwa penurunan harga koefisien drag disebabkan oleh peningkatan angka Reynolds, d/d dan penurunan harga L/D. Sedangkan pengurangan pressure drag didominasi oleh perubahan angka Reynolds. Penelitian mengenai bentuk kekasaran permukaan untuk mereduksi gaya hambat dengan memberikan profil V- grooved dilakukan oleh Lee, dkk [3]. Hasil yang didapatkan memberikan kesimpulan bahwa pengaruh penambahan kekasaran permukaan silinder mengakibatkan koefisien drag yang berlainan pada Re rendah dan tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Igarashi dan Shiba [4] lebih difokuskan pada silinder teriris tipe D dan tipe I dengan diameter 50 mm, sudut iris 50-53, dan angka Reynolds (Re) lebih besar dari 2,3 x 10 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada rentang pemotongan 50-53 terjadi separasi turbulent sehingga koefisien drag berkurang sampai setengah kali koefisien drag dari silinder sirkular. Penelitian menggunakan studi numerik tentang karakteristik aliran melintasi silinder sirkular tunggal dengan bodi berbentuk silinder sirkular pada saluran sempit berpenampang bujur sangkar telah dilakukan oleh Wijanarko dan Widodo [5]. Hasil dari pemodelan numerik ini didapatkan bahwa dengan penambahan bodi berupa silinder sirkular dapat menyebabkan perubahan nilai koefisien drag (C D ), separasi aliran, dan koefisien tekanan (C p ). Penempatan bodi penggangu dengan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 2 α = 30 berhasil mereduksi gaya hambat dan menunda letak titik separasi masif paling signifikan. II. METODE Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode numerik 2D (dua dimensi) dengan bantuan software Fluent 6.3.26 dan dengan software GAMBIT 2.4.6 untuk membuat model awal dan melakukan diskritisasi (meshing) pada model tersebut. Skema geometri pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1. Posisi bodi tepat menempel pada silinder. Inlet (velocity inlet) upper wall (Wall) lower wall (Wall) Outlet (outflow) Gambar 1. Skema penelitian dengan penambahan bodi. Keterangan: 1. Geometri silinder sirkular dan bodi a. Diameter silinder utama (D) : 32 mm. b. Diameter bodi (d) : 2 mm. 2. Angka Reynolds yang digunakan adalah 2 x 10 4 dan 4 x 10 4. 3. Tidak ada gap antara bodi dengan silinder utama. 4. Sudut batang dari centerline (α) = 10, 20, 30, 40. Prosedur yang dilakukan pada penelitian numerik terbagi menjadi dua tahap yaitu: A. Pre-processing Tahap pre-processing ini merupakan tahapan awal dalam sebuah penelitian secara numerik yang dilakukan dengan memasukan data awal. Data awal yang dimaksud adalah skema geometry, meshing dan boundary type untuk benda uji. Setelah melakukan pembutan geometry, langkah selanjutnya adalah melakukan proses meshing dan menentukan boundary type. Pada langkah pembuatan geometry, meshing dan boundary type ini dilakukan pada gambit Bentuk geometry, meshing, dan boundary type ditunjukkan pada gambar 2. Gambar 2. Skema meshing pada silinder dengan penambahan bodi. B. Post-processing Tahap simulasi numerik ini dilakukan dengan software Fluent 6.3.26 yang dimulai dengan read data hasil eksport GAMBIT. Kemudian dilakukan pengecekan grid. Setelah itu ditentukan skala. Pada penelitian ini menggunakan skala dalam mm. Turbulence model yang digunakan adalah k-ω SST. Pemilihan ini didasarkan pada penelitian terdahulu oleh Wijanarko dan Widodo [5]. Pengisian material yang akan digunakan yaitu udara pada temperature 30 dengan nilai density (ρ) sebesar 1,17 kg/m 3 dan viskositas (µ) sebesar 1,86 x 10-5 kg/ms dan pengisian operating condition disesuaikan dengan kondisi daerah dimana operasi dan lingkungan di sekitar benda uji. Proses pemberian nilai dari boundary condition yaitu pada daerah inlet diasumsikan sebagai velocity inlet dengan nilai kecepatan ditentukan dari kondisi angka Reynolds (Re D ). Re yang digunakan adalah 2 x 10 4 dan 4 x 10 4, sedangkan pada outlet adalah outflow, wall merupakan batasan semua dinding, main body dan disturbance body. Solusi yang digunakan dalan simulasi ini adalah second order. Langkah berikutnya adalah initialize yang merupakan perhitungan awal untuk memudahkan dalam mendapatkan hasil yang konvergen pada tahap iterasi. Kriteria konvergensi ditetapkan sebesar 10-6, artinya proses iterasi dinyatakan telah konvergen setelah residualnya mencapai harga lebih kecil daripada 10-6. Tahap terakhir adalah iterate dilakukan sampai convergence criterion sebesar 10-6. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Fokus utama dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh bodi yang menempel pada silinder utama terhadap karakteristik aliran fluida pada angka Reynolds (Re) = 2 x 10 4 dan 4 x 10 4. Data-data yang ditampilkan dalam penelitian ini berupa koefisien tekanan (C p ), visualisasi aliran berupa pathline, dan koefisien drag (C D ). A. Koefisien tekanan (C p ) Aliran fluida yang melewati sebuah bluff body akan menyebabkan interaksi antara keduanya. Interaksi tersebut dapat ditunjukkan dengan menampilkan C p. Pada bagian ini dibandingkan silinder sirkular tanpa penganggu dengan silinder sirkular dengan penambahan bodi. Proses pembandingan dengan cara menampilkan grafik C p. Konfigurasi yang ditampilkan yaitu dengan Re = 2 x 10 4 dan 4 x 10 4.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 3 Gambar 3 merupakan distribusi C p pada silinder sirkular tanpa dan silinder sirkular dengan penambahan bodi (Re D = 2 x 10 4 ). Terlihat bahwa terdapat perbedaan distribusi C p antara silinder sirkular tanpa dengan silinder sirkular dengan penambahan pada posisi sudut 10, 20, 30, 40. Kecepatan aliran terbesar terdapat pada silinder sirkular tunggal, kemudian berturut-turut hingga paling kecil adalah silinder sirkular dengan penambahan pada posisi sudut 10, 20, 30, 40. Pada gambar diatas terjadi fenomena yang menarik pada silinder sirkular dengan penambahan terjadi fenomena reattachment. Namun fenomena reattachment ini belum mampu menunda separasi aliran dibandingkan silinder sirkular tanpa. Gambar 3. Distribusi Cp pada silinder sirkular tanpa dan silinder sirkular dengan penambahan bodi (Re D = 2 x 10 4 ) Gambar 4 memperlihatkan perbandingan distribusi C p di sepanjang kontur permukaan tiap-tiap model uji pada Re sebesar 2 x 10 4. Terlihat bahwa terdapat perbedaan distribusi C p antara silinder sirkular tanpa dengan silinder sirkular dengan penambahan pada posisi sudut 10, 20, 30, 40. Sama halnya dengan Re D = 2 x 10 4. Kecepatan aliran terbesar terdapat pada silinder sirkular tanpa, kemudian berturutturut hingga paling kecil adalah silinder sirkular dengan penambahan pada posisi sudut 10, 20, 30, 40. Pada gambar tersebut terjadi fenomena yang menarik pada silinder sirkular dengan penambahan bodi terjadi fenomena reattachment. Pada sudut 10 fenomena reattachment ini mampu menunda separasi aliran dibandingkan silinder sirkular tunggal tetapi sudut 20, 30, 40 belum mampu menunda separasi. B. Visualisasi aliran Pada bagian ini ditampilkan beberapa hasil visualisasi aliran dari hasil post processing pemodelan numerik dengan pemodelan 2D steady turbulence model k-ω SST. Visualisasi aliran yang akan dijelaskan diantaranya silinder sirkular, silinder sirkular dengan penambahan pada sudut 10, 20, 30, 40 dengan Re D = 2 x 10 4 dan Re D = 4 x 10 4. Hasil post processing tersebut meliputi karakteristik aliran berupa velocity pathline yang berguna untuk melengkapi informasi mengenai hasil pemodelan numerik dengan pemodelan 2D steady turbulence model k-ω SST. Gambar 5-8 menunjukkan velocity pathline pada silinder sirkular dengan penambahan bodi 10, 20, 30, dan 40. Pada gambar 5, gambar 6, gambar 7, gambar 8 dan titik stagnasi terjadi pada sudut 0. Letak titik stagnasi ditunjukkan dengan angka 1. Terlihat pada gambar tersebut bahwa fenomena separasi bubble pada sudut dimana aliran setelah melewati bodi. Fenomena separasi bubble inilah yang menyebabkan ditribusi koefisien tekanan terdapat reattachment. Letak separasi bubble ditunjukkan dengan angka 2. Separasi bubble ini terjadi karena adanya mixing shear layer dari bodi dengan freestream flow menyebabkan aliran reattach ke silinder sirkular utama. Setelah itu momentum yang besar menyebabkan aliran mengikuti kontur bodi silinder, hingga aliran terseparasi akibat tidak mampu melawan adverse pressure gradient dan tegangan geser. Letak separasi di tunjukkan dengan angka 3. Terlihat pada gambar dibawah bahwa titik separasi pada Re D = 4 x 10 4 lebih tertunda daripada titik separasi pada Re D = 2 x 10 4. Gambar 4. Distribusi Cp pada silinder sirkular tanpa dan silinder sirkular dengan penambahan bodi (Re D = 4 x 10 4 ) Gambar 5. Velocity pathline silinder sirkular dengan penambahan bodi 10 Re D = 2 x 10 4 dan Re D = 4 x 10 4

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 4 Gambar 6. Velocity pathline silinder sirkular dengan penambahan bodi 20 Re D = 2 x 10 4 dan Re D = 4 x 10 4 Gambar 7. Velocity pathline silinder sirkular dengan penambahan bodi 30 Re D = 2 x 10 4 dan Re D = 4 x 10 4 Gambar 8. Velocity pathline silinder sirkular dengan penambahan bodi 40 Re D = 2 x 10 4 dan Re D = 4 x 10 4 C. Koefisien drag (C D ) Informasi lainnya tentang pengaruh penambahan bodi pada silinder sirkular utama adalah total drag coefficient (C Dt ). Total drag coefficient (C Dt ) merupakan hasil total dari pressure drag (C Dp ) dan friction drag (C Dp ). Pada bagian ini didiskusikan tentang drag coefficient (C D ) hasil simulasi numerik pada silinder sirkular tanpa dan silinder sirkular dengan penambahan. Diameter silinder sirkular tunggal sebesar 32 mm dan diameter penggaggu sebesar 2 mm. konfigurasi yang ditampilkan yaitu dengan angka Reynolds 2 x 10 4 dan 4 x 10 4. Gambar 9 menunjukkan perbandingan nilai C Dt silinder sirkular tunggal dan silinder sirkular dengan penambahan bodi. Berdasarkan gambar tersebut secara keseluruhan terlihat bahwa penambahan bodi belum bisa efektif menurunkan C Dt. Untuk Re 2 x 10 4 kenaikan C Dt paling tinggi apabila dibandingkan dengan C Dt silinder sirkular tanpa terjadi pada sudut α = 40, yaitu sebesar ± 19,3%. Dan paling kecil pada dengan α = 10, menaikkan nilai C Dt sebesar ± 1,1%. Untuk Re 4 x 10 4 kenaikan C Dt paling tinggi apabila dibandingkan dengan C Dt silinder sirkular tanpa terjadi pada sudut α = 40, yaitu sebesar ± 32,2%. Sedangkan pada α = 10 mampu menurunkan nilai C Dt sebesar ± 3,6%. Dan hanya pada 4 x 10 4 dengan sudut α = 10 nilai C Dt ini dapat menurun sedangkan pada konfigurasi yang lain mengakibatkan nilai C Dt naik.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 5 Gambar 9. Perbandingan nilai total drag coefficient (C Dt ) silinder sirkular tanpa dan silinder sirkular dengan penambahan bodi Gambar 10 dan 11 menunjukkan perbandingan nilai pressure drag coefficient (C Dp ) dan friction drag coefficient (C Df ) silinder sirkular tanpa dan silinder sirkular dengan penambahan bodi. Hasil yang didapatkan berdasarkan nilai C Dp dan C Df adalah pada silinder dengan Re 2 x 10 4 lebih tinggi dibandingkan dengan Re 4 x 10 4. Hal ini terjadi karena kecepatan freestream aliran bertambah, maka momentum yang dimiliki oleh aliran juga bertambah. Pada kecepatan ini momentum alirannya lebih besar sehingga lebih mampu melawan adverse pressure gradient dan tegangan geser. Terlihat pada gambar 10 trend grafiknya sama dengan trend grafik C Dt dimana semakin tinggi sudut (α) nilai koefisien dragnya semakin tinggi. Namun pada gambar 11 yang menunjukan perbandingan nilai (C Df ) silinder sirkular tanpa dan silinder sirkular dengan penambahan bodi, terlihat bahwa semakin tinggi sudut (α) nilai koefisien dragnya semakin menurun. Tetapi dengan menurunnya C Df tidak mempengaruhi secara signifikan pada nilai C Dt karena nilai C Dp yang terus meningkat seiring bertambahnya nilai sudut. Hal ini menunjukan bahwa tegangan geser memiliki kontribusi yang kecil bila dibandingkan dengan adverse pressure gradient. Gambar 10. Perbandingan nilai pressure drag coefficient (C Dp ) silinder sirkular tanpa dan silinder sirkular dengan penambahan bodi IV KESIMPULAN Berdasarkan analisa yang telah dilakukan mengenai mengenai pengaruh penambahan bodi penganggu terhadap karakteritik aliran fluida melintasi silinder utama untuk studi kasus pengaruh penambahan bodi dengan sudut (α) : 10, 20, 30 dan 40 pada angka Reynolds (Re) 2 x 10 4 dan 4 x 10 4 dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan karakteristik aliran berupa grafik C p, didapatkan bahwa terjadi fenomena reattachment pada silinder dengan penambahan bodi. Fenomena tersebut dapat dilihat pada visualisasi velocity pathline yang ditandai dengan adanya separasi bubble. Namun secara keseluruhan separasi bubble yang terjadi masih belum efektif untuk menunda separasi, kecuali pada sudut α = 10 dengan Re 4 x 10 4 saja yang terjadi penundaan separasi. Berdasarkan karakteristik aliran berupa grafik C Dt secara keseluruhan terlihat bahwa penambahan bodi belum bisa efektif menurunkan C Dt. Pada Re yang berbeda terjadi perbedaaan pada penggangu dengan α = 10. Pada Re 2 x 10 4 terjadi kenaikan C Dt sebesar ± 3,4% apabila dibandingkan dengan C Dt silinder sirkular tanpa, sedangkan untuk Re 4 x 10 4 mampu menurunkan nilai C Dt sebesar ± 3,6%. Nilai friction drag coefficient (C Df ) memiliki kontribusi yang sangat kecil pada nilai total drag coefficient (C Dt ) meskipun terjadi penurunan nilainya karena nilai pressure drag coefficient (C Dp ) yang terus mengalami peningkatan seiring bertambahnya nilai sudut (α). Hal ini menunjukan bahwa tegangan geser memiliki kontribusi yang kecil bila dibandingkan dengan adverse pressure gradient. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada laboratorium Mekanika dan Mesin-Mesin Fluida Jurusan Teknik Mesin Faklutas Teknologi Industri ITS yang telah banyak mendukung kelancaran penelitian kali ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Tsutsui, T. and Igarashi, T., 2002. Drag Reduction of a Circular Cylinder in an Air-Stream. Journal of Wind Engineering and Industrial Aerodynamics, Vol.90, 527-541. [2] Lee, S.J., Lee, S.I., and Park, C.W., 2004. Reducing The Drag on a Circular Cylinder by Upstream Installation of a Small Control Rod. Fluid Dynamic Research, Vol.34, 233-250. [3] Lee, S.J., Lim, H.C., Han, M., and Lee, S.S., 2005. Flow Control of Circular Cylinder with a V-grooved Micro-riblet Film. Fluid Dynamic Research, Vol.37, 246-266. [4] Igarashi, T. and Shiba, Y., 2006. Drag Reduction for D-shape and I- shape Cylinder. JSME International Journal, Series B, Vol 49, No. 4. [5] Wijanarko, D.V., dan Widodo, W.A., 2013. Studi Numerik Karakteristik Aliran Melintasi Silinder Sirkular Tunggal dengan Bodi Pengganggu Berbentuk Silinder Sirkular Pada Saluran Sempit Berpenampang Bujur Sangkar. Peningkatan Kualitas Penelitian untuk Mencapai Sumber Daya Manusia yang Kompeten di Bidang Teknik Mesin. Seminar Nasional Teknik Mesin 8. Gambar 11. Perbandingan nilai friction drag coefficient (C Df ) silinder sirkular tanpa dan silinder sirkular dengan penambahan bodi