BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sistem bank mana yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatannya dibidang keuangan, menarik uang dari dan. menyalurkannya kedalam masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah suatu bentuk. badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. mikro ini tampil dalam bentuk Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Lembaga ini secara

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam

BAB I PENDAHULUAN. kembali dalam rangka meningkatkan tarif hidup rakyat banyak. 1. sebagai lembaga intermediasi di dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. juga aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi Islam melarang adanya praktek. menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

BAB I PENDAHULUAN adalah Bank Muamalat (BMI). Walaupun perkembangannya agak. terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. instrumen penting dalam sistem ekonomi telah berkembang pesat dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. Bank pembiayaan rakyat syari ah atau yang lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN 66. Aksara, 2001, h.1. 1 Mansur, Ekonomi Islam, Salatiga :STAIN Salatiga Press, 2009, h.

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia menerima dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. yang menjalankan sebagian besar sistem operasional perbankan syariah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syari ah pada era reformasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB I PENDAHULUAN. integral dan komprehensif, sehingga prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam mengacu

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang diselenggarakan pemerintah orde baru selama

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian adalah BMT UGT Sidogiri yang beralamatkan di Jl.

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan. Perusahaan yang berada dalam lingkungan bisnis tertentu harus

BAB I PENDAHULUAN. Fondasi perekonomian suatu negara berada didalam dunia lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat yang menekankan bahwa

DAFTAR PUSTAKA. Mosher.A.T, Menggerakkan Dan Membangun Pertanian, Jakarta : C.V. Yasaguna 1966.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan bisnis yang serupa dengan Koperasi atau Lembaga Swadaya

BAB III METODE PENELITIAN. ganda; kedua, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

PELAKSANAAN AKAD WADI AH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi di BMT HIRA Gabugan, Tanon, Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah dalam bentuk lembaga keuangan syari ah, yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB I PENDAHULUAN. No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank Syariah adalah bank

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan dimunculkannya sistem perbankan syari ah pada

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan

STRATEGI PENETAPAN MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT AT- TAQWA MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT. LELI SUWITA Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang TRADISI LAMARAN PERSPEKTIF. MASYARAKAT PENGIKUT MADZHAB SYAFI I (Studi di Desa Seletreng

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya. Untuk meningkatkan perekonomian, fokus pemerintah. Indonesia salah satunya pada sektor keuangan dan sektor riil.

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diukur dengan angka atau istilahnya quantifiabel, berupa pemahaman terhadap

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB I PENDAHULUAN. dikenal lembaga keuangan mikro syariah yang bernama BMT. 1 BMT. menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanatnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang kekurangan dana yang dalam menjalankan aktivitasnya harus sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. seperti halnya bank konvensional juga berfungsi sebagai suatu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perekonomian, seperti perkembangan dalam sistim perbankan. Bank

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lapangan yang dipilih adalah MTs Al-Hikmah Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan prinsip-prinsip dalam agama Islam. Masyarakat sudah mulai. kepastian dan sistem yang jelas pada sistem syariah.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan saran pemenuhan kebutuhan yang berpedoman pada nilai-nilai Islam. Dalam

University Press, 2009), hlm Rizal Yaya, Aji Erlangga Martawireja, dan Ahim Abdurahim, Akuntansi Perbankan

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Hukum perbankan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN MULTI JASA DENGAN AKAD IJARAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH (BPRS) MITRA HARMONI SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Ekonomi tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, oleh sebab itu

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB I PENDAHULUAN. 2015, h Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, Jakarta: Salemba. Empat, 2013, h. 103.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat dijadikan tolak ukur bahwa masyarakat membutuhkan sarana keuangan yang menggunakan prinsip syari ah. Visi perbankan Islam umumnya adalah menjadi wadah terpercaya bagi masyarakat yang ingin melakukan investasi dengan sistem bagi hasil secara adil sesuai prinsip syari ah. 1 Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) merupakan lembaga yang menggunakan syari ah sebagai dasar operasionalnya. Jadi dapat menjadi sarana untuk masyarakat dalam menyimpan dananya atau mendapatkan pembiayaan yang menggunakan prisip syari ah. Prinsip syari ah dalam kegiatan usaha bank syari ah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai syari ah. 2 Salah satu Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) adalah Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) atau Koperasi Jasa Keuangan Syari ah (KJKS). BMT adalah organisasi bisnis yang juga berperan sosial. Peran sosial akan terliahat pada baitul maal sedangkan peran bisnis akan terlihat pada baitul tamwil. BMT 1 Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta : Prenada Media. 2005), hlm. 17 2 S.P Hasibuan, Malayu, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta : Bumi Aksara. 2008), hlm. 40 1

2 merupakan lembaga keuangan mikro yang penting di Indonesia, dapat dilihat dari kinerja dalam melayani masyarakat maupun jumlah anggotanya. Salah satu keunggulan BMT adalah daya tahan yang cukup kuat atas goncangan perekonomian di Indonesia. Di masa datang, yang telah dimulai sejak kini, berbagai tantangan semakin menghadang perjuangan BMT. 3 Seperti munculnya banyak Lembaga Keuangan Syari ah (LKS), faktor sumber daya manusia (SDM), inflasi, moral, teknologi dan lain sebagainya. Tetapi jika hal tersebut dapat diolah dan diantisipasi oleh para pihak yang bersangkutan, maka hal-hal yang dapat membuat keruntuhan BMT tidak akan mengganggu. BMT atau yang biasa disebut koperasi syari ah ada beberapa peraturan dan ada prinsip- prinsip sendiri,seperti yang disebutkan pada UU No: 25 tahun 1992 dijelaskan bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dalam tata perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi, adapun tentang peraturan BMT itu sendiri dijelaskan pada PP No: 9 tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi. BMT Marmahah Wonosobo merupakan salah satu BMT yang berkembang dan dapat dikatakan BMT sehat. BMT Marhamah membantu dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal penyimpanan dana dan 3 Perhimpunan BMT Indonesia, Haluan BMT 2020, (Jakarta : Perhimpunan BMT Indonesia. 2012), hlm. 79

3 juga pembiayaan. Masyarakat Wonosobo yang memiliki penghasilan menengah ke atas membuat BMT Marhamah sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam penyimpanan dana maupun pembiayaan modal kerja. Produk-produk BMT Marhamah Wonosobo sangat lah beragam, mulai dari tabungan, simpanan berjangka (deposito), pembiayaan, dan lain sebagainya. Produk-produk ini memiliki bermacam-macam akad yang berbeda-beda yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anggota. Salah satu produknya adalah produk pembiayaan yang menggunakan akad rahn (gadai). Kebutuhan manusia tidak terbatas, terkadang mereka membutuhkan sesuatu tetapi belum memiliki dana dan membutuhkan pembiayaan. Salah satu pembiayaan yang digunakan adalah pembiayaan dengan akad rahn atau dapat pula disebut gadai syari ah. Rahn atau sering juga disebut gadai syari ah merupakan produk pelengkap atau produk jasa yang digunakan oleh Lembaga Keuangan Syari ah (LKS). Ar-rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai agunan atas pinjaman yang diterimanya. 4 Peminjam harus memberikan barang yang bernilai ekonomis yang akan digunakan sebagai agunan atas pinjaman yang diberikan oleh penahan agunan (shahibul maal). Tujuan akad rahn adalah untuk memberikan agunan pembayaran kembali 4 Muhammad Syafi I Antonio, Bank Syari ah dari Teori ke Praktik, (Jakarta : Gema Insani. 2001), hlm. 128

4 kepada bank dalam memberikan pembiayaan. 5 Dengan usaha gadai masyarakat tidak perlu takut kehilangan barang-barang berharganya dan jumlah uang yang diinginkan dapat disesuaikan dengan barang yang dijaminkan. 6 DSN-MUI pada tanggal 15 Rabiul Akhir 1423 H atau bertepatan dengan tanggal 26 Juni 2002 M, menetapkan fatwa DSN-MUI No. 25/DSN- MUI/III/2002 tentang Rahn pada Lembaga Keuangan Syari ah. Dikeluarkannya Fatwa DSN-MUI dapat dijadikan pedoman bagi Lembaga Keuangan Syari ah (LKS). Dengan adanya fatwa DSN-MUI tersebut maka BMT Marhamah Wonosobo mengeluarkan produk Pembiayaan Rahn, untuk membantu anggota untuk memenuhi kebutuhannya. Masyarakat Wonosobo atau anggota BMT Marhamah Wonosobo perlu mengetahui prosedur yang harus dipenuhi sebelum memperoleh Pembiayaan Rahn, juga tentang pandangan hukum secara Islam. Dari latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang mekanisme pembiayaan rahn di BMT Marhamah Wonosobo yang dituangkan dalam tugas akhir ini dengan judul MEKANISME PEMBIAYAAN RAHN SEBAGAI PRODUK JASA DI BMT MARHAMAH WONOSOBO 106 262 5 Adiwarman A. Karim, Bank Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2007), hlm 6 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta : Rajawali Pers. 2010), hlm.

5 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana prosedur Pembiayaan Rahn di BMT Marhamah Wonosobo? 2. Bagaimana pandangan hukum Islam pada pembiayaan Rahn di BMT Marhamah Wonosobo? 1.3 TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui prosedur Produk Pembiayaan Rahn di BMT Marhamah Wonosobo. 2. Untuk mengetahui pandangan hukum Islam pada Pembiayaan Rahn di BMT Marhamah Wonosobo 1.4 MANFAAT PENELITIAN Pemecahan masalah dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti a. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang Produk Pembiayaan Rahn di BMT Marhamah Wonosobo. b. Dapat menambah pengetahun dan wawasan tentang dunia kerja di Lembaga Keuangan Syari ah (LKS). 2. Bagi Praktisi

6 Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi yang menguntungkan dan bahan evaluasi bagi BMT Marhamah Wonosobo atas Mekanisme Pembiayaan Rahn Sebagai Produk Jasa. 3. Bagi Pembaca dan Pihak Lainnya Dengan penelitian ini diharapkan menjadi referensi tambahan dan sumbangan pemikiran bagi penelitian selanjutnya. 1.5 METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran atau tujuan penelitian. Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menggunakan berbagai metode penelitian, sebagai berikut : 1. Jenis dan Sumber Data Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif adalah penelitian yang dilakukan pada kondisi obyek yang alami, peneliti sebagai konsumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, data yang dihasilkan bersifat deskriptif dan analisis data dilakukan secara induktif dan penelitian ini lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari seseorang dan perilaku yang dapat diamati. 7 2009), hlm. 4 7 Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

7 Penelitian deskriptif ini berusaha menggambarkan objek penelitian berdasarkan fakta dan data serta kejadian berusaha menghubungkan kejadiankejadian atau objek penelitian sekaligus menganalisannya berdasarkan konsep-konsep yang telah dikembangkan sebelumnya sehingga memudahakan peneliti dalam memecahkan masalah. Dalam penelitian ini, peneliti mendiskripsikan tentang Mekanisme Pembiayaan Rahn sebagai Produk Jasa pada BMT Marhamah Wonosobo. Selain jenis data suatu penelitian juga di butuhkan sumber data, untuk mempermudah dalam memecahkan masalah data yang digunakan dalam penelitian ini di bagi menjadi data primer dan data sekunder, yang berarti : 1) Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh peneliti langsung dari sumber asli. Dalam hal ini, maka proses pengumpulan datanya perlu dilakukan dengan memperhatikan sumber utama yang akan dijadikan objek penelitian. 8 Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi dan wawancara kepada pihak BMT Marhamah Wonosobo yang memahami langsung tentang produk Pembiayaan Rahn di BMT Marhamah Wonosobo. 2) Data Sekunder Data sekunder adalah data yang mendukung data primer dan dapat diperoleh dari luar objek penelitian 9. Data sekunder dalam penelitian ini 8 Muhammad, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Rajawali Pers. 2008), hlm. 103 9 Sutrisno Hadi, Metode Research Jilid I, (Yogyakarta :Andi Offset. 1993), hlm. 11

8 adalah berupa dokumen-dokumen, literatur serta informasi lain yang tertulis dan berkaitan dengan Mekanisme Pembiayaan Rahn. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1) Observasi Observasi ialah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. 10 Dalam penelitian ini, pola observasi yang dilakukan adalah observasi partisipan sebagai pengamat bahwa keterangan yang diperlukan oleh semua sumber data adalah data primer dan sumber data sekunder. 2) Interview (wawancara) Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Pada metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahaan penelitian. Dalam penelitian ini, penelitian melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan maksud untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi. 3) Dokumentasi Dokumentasi merupakan data mengenai hal-hal atau variebelvariabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat dan agenda. Teknik dokumentasi berproses dan berawal dari menghimpun dokumen, memilih-milih dokumen sesuai 10 Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta : Bumi Aksara. 2009), hlm. 52

9 dengan tujuan penelitian, mencatat dan menerangkan, menafsirkan dan menghubung-hubungkan dengan fenomena lain. 11 3. Metode Analisis Data Analisis data adalah proses dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh melalui wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga dapat dipahami dan di informasikan kepada orang lain. Analisis dimulai dari perumusan masalah, menjelaskan masalah dan sebelum terjun langsung ke lapangan sampai penulisan hasil penelitian. Peneliti dalam menganalisis data dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dari penelitian melalui data primer maupun data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli, sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung. Kemudian mereduksi data tersebut sehingga data tersebut lebih fokus pada hal-hal yang diperlukan saja. 2. Melakukan penyajian data, yaitu kondisi lingkungan perbankan pada BMT Marhamah Wonosobo sehingga memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi kemudian peneliti merencanakan kerja berdasarkan apa yang telah peneliti pahami. 11 Muhammad. op. cit. hlm. 152

10 3. Peneliti menarik kesimpulan, mekanisme yang diterapkan oleh BMT Marhamah Wonosobo mengenai Pembiayaan Rahn di BMT Marhamah Wonosobo. 1.6 SISTEMATIKA Guna mempermudah pemahaman isi tugas akhir ini, maka sistematika penulisannya penulis uraikan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Dalam Bab I ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah pemilihan judul tentang Mekanisme Pembiayaan Rahn Di BMT Marhamah Wonosobo, dengan membahas permasalahan yang ada hubungan dan kaitannya dengan Mekanisme Pembiayaan Rahn di BMT Marhamah Wonosobo tersebut, dalam bab ini juga membahas tentang tujuan, manfaat penelitian dan metode penelitian yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini serta sistematika penulisannya. BAB II : Gambaran Umum BMT Marhamah Wonosobo, Bab ini akan menguraikan gambaran umum tentang BMT Marhamah Wonosobo yang meliputi sejarah singkat berdirinya BMT Marhamah Wonosobo, visi dan misi, produk-produk yang ada pada BMT Marhamah Wonosobo, struktur organisasi, pengelolaan usaha di BMT Marhamah Wonosobo.

11 BAB III : PEMBAHASAN Memuat tentang dasar hukum Pembiayaan Rahn di BMT Marhamah Wonosobo dan juga Prosedur Pembiayaan Rahn di BMT Marhamah. BAB IV : PENUTUP Dalam Bab V ini memuat tentang kesimpulan dan saran-saran yang dijadikan sebagai kontribusi pemikiran guna memecahkan masalah tentang Mekanisme Pembiayaan Rahn di BMT Mathamah Wonosobo. LAMPIRAN-LAMPIRAN