PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN LEGISLATIF DPRD KOTA TOMOHON TAHUN 2014 (STUDI DI KECAMATAN TOMOHON UTARA)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses mengatur aturan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar.

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia sejak dulu sudah mempraktekkan ide tentang demokrasi walau

DAFTAR PUSTAKA. Dieter, Roth.2008.Studi Pemilu Empiris, Sumber, Teori-teori, Instrumen dan Metode. Jakarta: Friedrich-Nauman-Stiftung Die Freiheit.

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

BAB IV KESIMPULAN. diharapkan untuk meningkatkan kualitas politik dan kehidupan demokrasi bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

ANDRI AFRIYANTO NIM UNIVERSITAS WIDYA MATARAM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. Nomor Anggota : A-183 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 DI KECAMATAN MOWILA JURNAL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

TINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2013

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

BAB III Pastikan proses penetapan calon terpilih berdasarkan rekapitulasi hasil penghitungan suara sesuai tingkatannya

DAFTAR INFORMASI PUBLIK KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KOTA BANDA ACEH

Pembaruan Parpol Lewat UU

BAB V PENUTUP. sistem-sistem yang diterapkan dalam penyelenggaraan Pemilu di kedua Pemilu itu

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. warga tertentu. Strategi komunikasi politik juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

Kronologi perubahan sistem suara terbanyak

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILUKADA DI KECAMATAN SIAU BARAT SELATAN KABUPATEN SITARO 1. 0leh : Arther Muhaling 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu

Oleh : Dr. Muhammad, S.IP., M.Si. (Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum)

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah suatu sarana demokrasi yang digunakan untuk memilih

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

BAB VII PENUTUP Kesimpulan. kualitas dan kuantitas pemilih dalam menggunakan hak pilihnya. Relawan

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR SINGKATAN... ABSTRACT...

BAB I PENDAHULUAN. lain sumber daya manusia (man), sumber daya pembiayaan (money), sumber daya

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH

MODEL C 1 DPR UKURAN PLANO

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut ( Dalam prakteknya secara teknis yang

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

Nuruddin Abdullah 1. Kata Kunci: status sosial ekonomi, sosialisasi politik, media massa, partisipasi politik masyarakat.

BAB IV PENUTUP. menjadi peserta pemilu sampai cara mereka untuk hadir tidak hanya sekedar menjadi

PANDUAN AKUNTABILITAS POLITIK

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam

I. PENDAHULUAN. dilakukan dengan keikutsertaan partai politik dalam pemilihan umum yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan politik di landasi oleh Undang-Undang No 2 Tahun 2011 Tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Partai Gerindra sebagai realitas sejarah dalam sistem perpolitikan

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI, PENDIDIKAN PEMILIH, DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

Penutup. Lampiran : Semua formulir di TPS dan cara pengisian Contoh sosialisasi Suara Sah Model C

Antara Harapan dan Kecemasan Menyusup di Celah Sempit Pemilu 2004

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Disampaikan oleh : Drs. AL MUZZAMIL YUSUF Nomor anggota A-249. Dibacakan pada Raker Pansus PEMILU dengan Pemerintah Kamis, 12 Juli 2007

KOMISI PEMILIHAN UMUM Jalan Imam Bonjol No. 29 Jakarta 10310, Tlp , Fax

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi electoral atau demokrasi formal. Demokrasi merupakan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP CALON ANGGOTA TIM SELEKSI BAWASLU PROVINSI PROVINSI.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan Partai Politik tidak akan lepas dari kesadaran politik masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

Pengantar Ketua KPU. Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama

UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM DPR, DPD DAN DPRD. Komisi Pemilihan umum

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ABSTRAK PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILU LEGISLATIF

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

V. PENUTUP. seterusnya. Partai NasDem sebagai satu-satunya partai baru yang dinyatakan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERAN KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH (KPUD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT 1 (Studi di Kabupaten Bolaang Monggondow Utara)

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

Transkripsi:

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN LEGISLATIF DPRD KOTA TOMOHON TAHUN 2014 (STUDI DI KECAMATAN TOMOHON UTARA) Oleh : Sandy Brian Randang ABSTRAKSI Partisipasi politik merupakan kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan negara dan, secara langsung atau tidak langsung, memengaruhi kebijakan pemerintah. Pemilihan umum legislatif dilaksanakan setiap 5 tahun sekali untuk memilih wakil rakyat. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan bagaimana partisipasi politik masyarakat dalam pelaksanaan pemilihan umum legislatif DPRD di Kota Tomohon tahun 2014. Jenis penelitian akan menggunakan metode kualitatif, yaitu metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah dari pada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Partisipasi masyarakat Tomohon Utara dalam pemilihan legislatif yang telah dilaksanakan mengalami penurunan dan peningkatan setiap masanya. Pada pemilihan legislatif tahun 2014 angka partisipasi publik mencapai 83% sedangkan pemilih yang tidak mengambil bagian mencapai 17%.. Berdasarkan hasil analisis penilitian diperoleh kesimpulan bahwa konstituen memiliki berbagi pandangan berbeda tentang pemilihan legislatif di Kecamatan Tomohon Utara Tahun 2014, dimana ada konstituen yang memilih berdasarkan hati nurani sendiri walaupun sudah ada intervensi ataupun visi misi dari calon, demikian pula konstituen menilai popularitas calon merupakan satu hal yang sangat penting dalam suatu proses pemilihan. Kata Kunci: Partisipasi Politik, Pemilihan Legislatif, Masyarakat, Tomohon

PENDAHULUAN Pemilihan umum legislatif merupakan pesta demokrasi yang dilaksanakan setiap 5 tahun sekali untuk memilih wakil rakyat yang nantinya akan duduk di DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi, maupun DPRD Kabupaten/Kota dimana warga negara Indonesia yang berumur 17 tahun pada saat pemilihan dan telah berkeluarga adalah penentu siapa yang layak menjadi penyambung dan penyerap aspirasi rakyat. Kecamatan Tomohon Utara merupakan dapil II di kota Tomohon, dimana 6 anggota legislatif berasal dari dapil ini. Jumlah pemilih yang begitu signifikan menentukan nasib kota Tomohon ke depan. Namun perilaku pemilih pemula dianggap masih labil, belum menentukan sikap, dan tanpa melihat kader potensial merupakan pergesekan dalam partisipasi politik masyarakat. Adapun juga para pemilih dalam kesehariannya memiliki kesibukan diluar daerah lebih memfokuskan target pekerjaan mereka ketimbang memilih wakil rakyat, dengan asumsi bahwa para calon anggota legislatif hanya mencari ladang pekerjaan tanpa menjalankan tugas pokok dan fungsi sesuai undang-undang yang berlaku. Inilah beberapa permasalahan dalam konteks partisipasi politik masyarakat khususnya di kecamatan Tomohon Utara. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Partisipasi Politik Dalam analisis politik modern partisipasi politik merupakan suatu masalah yang penting, dan akhir-akhir ini banyak dipelajari terutama dalam hubungannya dengan negara-negara berkembang. Pada awalnya studi mengenai partisipasi politik

memfokuskan diri pada partai politik sebagai pelaku utama,tetapi dengan berkembangnya demokrasi banyak muncul kelompok masyarakat yang juga ingin memengaruhi proses pengambilan keputusan mengenai kebijakan umum. Berdasarkan teori Budiardjo (2009:367) menyatakan partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan negara dan, secara langsung atau tidak langsung, memengaruhi kebijakan pemerintah. Dengan demikian Partisipasi politik erat kaitanya dengan kesadaran politik, karena semakin sadar bahwa dirinya diperintah, orang kemudian menuntut diberikan hak bersuara dalam penyelenggaraan pemerintah. B. Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik Bentuk-bentuk partisipasi politik dapat dilakukan melalui berbagai macam kegiatan dan melalui berbagai wahana. Namun bentuk-bentuk partisipasi politik yang terjadi di berbagai negara dapat dibedakan menjadi kegiatan politik dalam bentuk konvensional dan nonkonvensional, sebagaimana dikemukakan oleh Gabriel Almond. Bentuk partisipasi politik menurut Gabriel Almond dalam buku Budaya Politik (1984) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bentuk konvensional dan bentuk nonkonvensional. a. Bentuk konvensional: 1) dengan pemberian suara (voting), 2) dengan diskusi kelompok, 3) dengan kegiatan kampanye, 4) dengan membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan,

5) dengan komunikasi individual dengan pejabat politik/administratif, 6) dengan pengajuan petisi. b. Bentuk nonkonvensional: 1) dengan berdemonstrasi, 2) dengan konfrontasi, 3) dengan pemogokan, 4) tindakan kekerasan politik terhadap harta benda, perusakan, pemboman dan pembakaran, 5) tindak kekerasan politik manusia penculikan/pembunuhan, 6) dengan perang gerilya/revolusi. C. Pemilihan Anggota Legislatif Indonesia merupakan negara yang menjunjung demokrasi sehingga dalam menentukan pemerintah baik itu anggota legislatif ataupun Presiden akan lewat cara Pemilihan Umum dan Pemilihan Legislatif. Pemilihan legislatif adalah pemilihan umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang nantinya akan bertugas menjadi anggota lembaga legislatif. Anggota DPR dan DPRD adalah partai politik, sedangkan berdasarkan Pasal 22E ayat (4) Peserta Pemilu Anggota DPD adalah perseorangan. Berdasa rkan UU Nomor 8 Tahun 2012, partai politik harus memenuhi sejumlah persyaratan yang cukup berat untuk dapat menjadi Peserta Pemilu, baik yang menyangkut jumlah kepengurusan pada tingkat provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan beserta kantor tetap untuk setiap tingkat kepengurusan maupun yang menyangkut jumlah anggota di

setiap kabupaten/kota. Partai politik yang memenuhi persyaratan tersebut akan ditetapkan KPU sebagai Peserta Pemilu. Sebagai Peserta Pemilu, partai dapat mengajukan calon sebanyak-banyaknya sama dengan jumlah kursi yang dialokasikan di setiap Daerah Pemilihan. Partai Politik mengajukan daftar nama bakal calon berdasarkan nomor urut berdasarkan hasil pemilihan secara demokratik dan terbuka sebagaimana diatur dalam AD/ART Partai. Selain itu setiap partai politik wajib mengajukan sekurang-kurangnya 30% perempuan dalam dalam daftar bakal calon untuk setiap Daerah Pemilihan, dan wajib mengajukan sekurang-kurangnya seorang perempuan untuk setiap tiga calon dalam daftar bakal calon tersebut. Berdasarkan UU Nomor 8 Tahun 2012, anggota partai dapat saja mencalonkan diri sebagai calon anggota DPD sepanjang tidak atas nama partai melainkan atas nama perseorangan. PEMBAHASAN A. Gambaran Masyarakat Dalam Pemilihan Legislatif Tahun 2014 Partisipasi masyarakat Tomohon Utara dalam proses Pemilihan Legislatif dapat dilihat dalam keikutsertaan masyarakat pada proses pemungutan suara. Dapat dilihat bahwa informan yang datang ke TPS dengan kesadaran sendiri sebagian besar dari pemilih, yang datang ke TPS dengan ajakan orang lain sebanyak sebagian dan yang tidak datang ke TPS sedikit. Sedangkan bahwa kedatangan masyarakat ke TPS apakah menggunakan hak suara atau hanya sekedar datang saja. a. Faktor Internal Ada dua faktor yang menjadi alasan yang datang dari individu pemilih yang mengakibatkan mereka tidak menggunakan hak pilih. Pertama faktor teknis; ialah

adanya kendala teknis yang dialami oleh pemilih sehingga menghalanginnya untuk menggunakan hak pilihnya. Seperti pada hari pencoblosan pemilih sedang sakit, ada kegiatan yang lain, ada diluar daerah, serta berbagai hal lainnya yang sifatnya menyangkut pribadi pemilih. Kondisi itulah yang secara teknis membuat pemilih tidak datang ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya. Kedua faktor pekerjaan; maksudnya adalah pekerjaan sehari hari. Seperti misalkan warga Kota Tomohon sudah menjadi biasa jika banyak penduduknya yang mencari nafkah/bekerja diluar negeri sehingga ketika ada pemilu tidak sempat ikut berpartisipasi. Sebagian besar faktor pekerjaan ini dilihat dari sektor pekerjaan informal seperti pertanian, sektor perdagangan, Industri, serta jasa kemasyarakatan. b. Faktor Eksternal Faktor eksterrnal yang berasal dari luar yang mengakibatkan pemilih tidak menggunakan hak pilihnya. Ada tiga faktor yang termasuk dalam kategori ini. Pertama faktor administrasi; Faktor adminisistratif adalah faktor yang berkaitan dengan aspek adminstrasi yang mengakibatkan pemilih tidak bisa menggunakan hak pilihnya. Kedua faktor sosialisasi; Sosialisasi atau menyebarluaskan pelaksanaan pemilu di Indonesia sangat penting dilakukan dalam rangka meminimalisir golput. Ketiga faktor politik; faktor ini adalah alasan atau penyebab yang ditimbulkan oleh aspek politik masyarakat tidak mau memilih. Faktor lain adalah para politisi yang tidak mengakar, politisi yang dekat dan memperjuangkan aspirasi rakyat. Sebagian politisi lebih dekat dengan para petinggi partai, dengan pemegang kekuasaan. Mereka lebih menggantungkan diri pada pemimpinnya di bandingkan mendekatkan diri dengan konstituen atau pemilihnya. Kondisi lain adalah tingkah laku politisi yang

banyak berkonflik mulai konflik internal partai dalam mendapatkan jabatan strategis di partai, kemudian konflik dengan politisi lain yang berbeda partai. Konflik seperti ini menimbulkan anti pati masyarakat terhadap partai politik. Idealnya konflik yang di tampilkan para politisi seharusnya tetap mengedepankan etika politik. B. Faktor Mempengaruhi Partisipasi Politik Masyrakat 1. Popularitas Calon Popularitas calon merupakan satu hal yang sangat penting dalam suatu proses pemilihan. Ketika publik mengenal sosok dan kiprah seorang calon dengan baik, maka akan dapat dipastikan setengah dari kepercayaan telah terbangun, apalagi diikuti oleh pengalaman serta track record sang calon sehingga memberikan daya bius tersendiri kepada publik. Popularitas seorang calon selain dipengaruhi oleh track record, maka disana ternyata ada sebuah elemen vital yang ikut serta membangun atau mendongkrak kepopuleran seseorang 2. Kondisi Sosial Politik Kehidupan masyarakat Tomohon Utara masih menggambarkan kehidupan masyarakat perpaduan perkotaan dan pedesaan yang masih menjunjung tinggi kepedulian sosial, seperti budaya Mapalus sebagai tradisi tua orang Minahasa. Kegiatan seperti ibadah, ritual keagamaan lainnya masih dipegang teguh oleh masyarakat Tomohon Utara.Warga masyarakat yang tidak aktif dalam kegiatan sosial biasanya akan mendapat sanksi sosial di masyarakat. Sehingga warga yang tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial akan merasa dikucilkan. C. Peran Partisipasi Warga dalam kampanye Pemilihan Legislatif

Sosialisasi dan pendidikan politik yang dberikan oleh lembaga sosial dalam meningkatkan partisiapsi politik ternyata tidak lantas mampu mendorong masyarakat untuk berpartispasi politik secara maksimal. Sehingga dalam hal ini peneliti melihat dari sisi lain mengenai pengaruh rasionalitas pemilih dalam partisipasi politik. Hubungannya dengan Pemilu, rasionalitas masyarakat muncul ketika mereka berfikir keuntungan apa yang akan mereka dapatkan ketika mereka menggunakan hak pilihnya D. Fenomena Pendidikan Politik Lembaga Masyarakat Pemilu Legislatif Tomohon Utara bukanlah hal baru bagi Lembaga Kemasyarakatan seperti Lembaga Gereja, Ormas, LSM. Sebelumnya telah ada pemilihan seperti halnya pemilihan calon legislatif, dimana Lembaga Kemasyarakatan juga memiliki peran tersendiri dalam memotivasi para kadernya masuk dalam kancah politik. Disinilah perkembangan peran Lembaga Kemasyarakatan dapat dilihat, bahwa terdapat peran baru Lembaga Kemasyarakatan. Dimana pada awalnya mereka hanya berproses pada masalah adat, hukum, kesehatan, dll, namun mereka kini juga bisa untuk masuk ke dalam dunia politik. E. Pergerakan Mesin Partai Politik Menarik Simpati Konstituen Kebanyakan partai politik pusat yang ada di daerah Tomohon hanya melakukan 2(dua) hal : Pertama; partai politik hanya disibukkan dengan kegiatan partai sendiri, baik itu itu konsilidasi dan penyelesaian konflik intern dalam tubuh partai serta penentuan caleg menjelang pemilu legislatif. Kedua; pembekalanpembekalan terhadap kader-kadernya ditujukan untuk kepentingan sendiri dan partai

untuk mendulang sebanyak- banyaknya suara dan perolehan kursi di lembaga perwakilan dimana masyarakat dijadikan obyek semata-mata. F. Kekuatan Politik Tokoh Agama Tokoh agama dan tokoh gereja sering kali menjadi sasaran utama para politisi dalam membangun basis dukungan politik. Pada setiap Pemilihan Umum (Pemilu) maka suara tokoh agama selalu diperebutkan bukan saja oleh partai-partai politik berbasis Kristen saja melainkan partai-partai politik berbasis nasionalis. Dalam meraup simpati dalam kalangan Kristen yang menjadi pengikut setia tokoh agama, banyak partai politik yang menempatkan tokoh agama dan tokoh gereja pada jajaran pengurus partai dengan harapan dapat menjadi vote getter dalam Pemilu G. Partisipasi Politik Pemilih Pemula 1. Kampanye Ada berbagai macam cara yang dilakukan oleh calon anggota legislatif untuk menarik simpati dalam kegiatan kampanye, diantaranya dengan menghadirkan bintang hiburan baik penyanyi maupun selebriti dalam kampanye terbuka, melakukan bakti sosial, dan memberikan bantuan untuk pembangunan tempat gereja, sehingga hal-hal tersebut dapat menarik perhatian para pemilih khususnya Pemilih Pemula untuk memilih caleg tertentu. 2. Berbicara Masalah Politik Pembicaraan-pembicaraan serta perbincangan hangat tentang tema-tema politik menjelang Pemilu tidak hanya berlaku bagi elit partai politik maupun kalangan akademisi. Masyarakat Kecamatan Tomohon Utara khususnya pemilih pemula sangat aktif membicarakan masalah politik.

3. Pemberian Suara Berkaitan dengan Pemilu Legislatif tahun 2014, warga masyarakat Kecamatan Tomohon Utara begitu antusias untuk menyalurkan hak pilihnya dalam Pemilu Legislatif kali ini, begitu pun bagi kalangan pemilih pemula yang begitu antusias untuk memilih karena bagi sebagian besar pemilih pemula mereka sangat ingin datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) karena Pemilihan Umum Legislatif 2014 ini merupakan Pemilu pertama bagi mereka dan mereka tidak ingin melewatkan moment tersebut KESIMPULAN Berdasarkan Teori Partisipasi Politik bahwa konstituen memiliki berbagi pandangan berbeda tentang pemilihan legislatif di Kecamatan Tomohon Utara Tahun 2014, dimana ada konstituen yang memilih berdasarkan hati nurani sendiri walaupun sudah ada intervensi ataupun visi misi dari calon, demikian pula konstituen menilai popularitas calon merupakan satu hal yang sangat penting dalam suatu proses pemilihan. Ketika publik mengenal sosok dan kiprah seorang calon dengan baik, maka akan dapat dipastikan setengah dari kepercayaan telah terbangun, apalagi diikuti oleh pengalaman serta track record sang calon sehingga memberikan daya bius tersendiri kepada publik. Popularitas seorang calon selain dipengaruhi oleh track record, maka disana ternyata ada sebuah elemen vital yang ikut serta membangun atau mendongkrak kepopuleran seseorang. Ada pengaruh yang signifikan antara popularitas calon dan partisipasi politik dalam pemilihan umum diterima. Kedekatan masyarakat terhadap pasangan calon maupun pengetahuan

masyarakat terhadap pasangan calon juga mampu meningkatkan motivasi masyarakat untuk berperan serta secara aktif dalam pemilihan. Masyarakat lebih optimis terhadap pilihan mereka jika calon yang dipilih adalah tokoh yang mereka ataupun menaruh simpati sesuai dengan penilaian saat kampanye, dan juga konstituen memilih berdasarkan visi misi yang nantinya diperjuangkan calon jika nantinya terpilih. SARAN Saran untuk kedepannya bagi calon anggota legislatif jangalah membiasakan memberikan uang ataupun material, tetapi dekati konstituen dengan berbagai program unggulan ataupun menjual popularitas calon yang membangun supaya para pemilih yang apatis ataupun menginginkan uang bisa berubah pola berpikirnya DAFTAR PUSTAKA Almond, Gabriel A. Budaya Politik (1984) Bina Aksara, Jakarta Budiarjo, Miriam., 1998. Partisipasi dan Partai Politik (sebuah bunga rampai).jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Budiarjo, Miriam, 2009, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta Huntington. P, Samuel. Nelson, Joan., 1990. Partisipasi Politik Di Negara Berkembang. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, Alfabeta, Bandung

SVD, Bernard Raho.,2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pustakarya. Sumber-Sumber Lain Data Rekapitulasi KPU Tomohon, Pemilihan Umum Legislatif DPRD Kota Tomohon Dapil Tomohon Utara Dewan Perwakilan Daerah http://id.m.wikipedia.org/wiki/dewan_perwakilan_daerah Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia http://id.m.wikipedia.org/wiki/dewan_perwakilan_rakyat_republik_indones ia Gambaran Singkat Pemilihan Umum 2014 di Indonesia www.rumahpemilu.org Perilaku Pemilih Masyarakat http://sp.beritasatu.com/home/peneliti-pemilih-taksuka-caleg-incumbent/52575 Undang -Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD, 2012, Nuansa Cendekia, Bandung