BAB I PENDAHULUAN. surat kabar telah ada sejak ditemukannya mesin cetak di Jerman oleh Johann Gutenberg pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah stasiun DAAI TV merupakan sebuah stasiun televisi milik Yayasan Buddha

BAB I PENDAHULUAN. TNI bukanlah peristiwa yang baru. Kasus-kasus serupa kerap terjadi sebelumnya

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. seolah tak pernah memiliki akhir dan tak selesai untuk dibahas.

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa,

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beragam agama, etnis, dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Media massa berfungsi sebagai alat penyalur pesan untuk disampaikan

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui

BAB I PENDAHULUAN. nilai berita (news value). Nilai berita ini menjadi ukuran yang berguna, atau yang

BAB I PENDAHULUAN. Gratifikasi seks sudah tidak asing lagi saat ini. Sejak dulu Gratifikasi

BAB I PENDAHULUAN. banyak karena melibatkan anak menteri. kecelakaan maut yang kembali terjadi di Tol Jagorawi KM yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR,

BAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR.

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara demokrasi dalam menjalankan pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan. dengan akses dan kepemilikan lahan yang kemudian berujung pada konflik

DINAMIKA PETAHANA DAN PENCALONANNYA DALAM PILKADA Oleh: Achmadudin Rajab * Naskah diterima: 04 Mei 2016; disetujui: 26 Mei 2016

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Komisi ini didirikan berdasarkan kepada Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan referensi oleh masyarakat untuk mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. dan membentuk opini public (Hamad, 2004: 15).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

DASAR DASAR JURNALISTIK

BAB I PENDAHULUAN. politik yang dimediasikan media telah masuk keberbagai tempat dan kalangan

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar merupakan media massa cetak yang menyampaikan informasinya dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Diambil dari pada tanggal 15

BAB I PENDAHULUAN. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Opini WTP) adalah salah satu dari empat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang pas dalam tayangan yang disiarkan. Stasiun TV swasta dalam satu hari dapat

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat mendapatkan informasi yang akurat.

BAB I PENDAHULUAN. bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia.

Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

BAB V PENUTUP. penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sudah memasuki era informasi dimana informasi menjadi sebuah kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Reformasi telah memberikan posisi tawar yang jauh lebih dominan kepada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kasus korupsi sering kali terjadi didalam pemerintahan bangsa Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tahun 2014, Jakarta diprediksi akan mengalami kemacetan total.

menjadi pemberitaan yang sering kali dikaitkan dengan isu agama. Budi Gunawan dalam bukunya Terorisme : Mitos dan Konspirasi (2005, 57) menekankan : K

BAB I PENDAHULUAN. intensitas tinggi seiring dengan terjadinya kebebasan pers yang dimulai sejak

BAB I PENDAHULUAN. media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. penting dalam peta perkembangan informasi bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dengan diumumkannya dua pasangan calon bupati dan wakil bupati, maka rangkaian Pilkada Serentak 2015 di Kabupaten Bantul

BAB I PENDAHULUAN. Berita merupakan sarana penyampaian pesan tentang segala peristiwa actual yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu media komunikasi yang efektif untuk menyebarkan. bagi mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya.

MEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS. Djoko Walujo 1

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. artikel ke-20 Deklarasi Universal mengenai Hak Asasi Manusia, (1) Everyone

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Masyarakat informasi saat ini, telah menjadikan berita sebagai kebutuhan

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL. SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR: 11/Kpts/KPU-Kab-012.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

I. PENDAHULUAN. Media massa memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi kepada

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 64/PUU-XV/2017 Keharusan Anggota DPR dan DPRD Mengundurkan Diri saat Menjadi Calon Kepala Daerah

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan bahasa pers, merupakan salah satu ragam bahasa kreatif

BAB I PENDAHULUAN. telah menciptakan peradaban manusia itu sendiri yang berganti-ganti tapi semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERKEMBANGAN HUKUM MEDIA DI INDONESIA. Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya mencakup struktur, pesan yang disampaikan, sudut pandang, dan nilai.

H. Marzuki Alie, SE.MM. KETUA DPR-RI

BAB I PENDAHULUAN. agama. Media massa merupakan salah satu alat yang dapat digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai elemen di dalam masyarakat. Contohnya elemen pemerintah dengan

KONSTRUKSI BERITA PELANGGARAN HAM DI MESUJI (Studi Analisis Framming tentang Konstruksi Pemberitaan Pelanggaran HAM di Mesuji pada Harian KOMPAS)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan buah demokrasi dari Negara Indonesia. Sejak tahun 2005 pergantian

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perempuan pada kompas.com tahun 2011, tindak kekerasan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pesan kepada orang lain. Dengan bahasa itu, kita dapat menyampaikan dan menerima

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu, sensasional, akurat, dan mendalam. bermacam definisi mengenai berita. Menurut Assegaff

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Surat kabar sudah dikenal semenjak lama, selama enam abad. Sejarah mencatat keberadaan surat kabar telah ada sejak ditemukannya mesin cetak di Jerman oleh Johann Gutenberg pada tahun 1440. Indonesia, surat kabar ada setelah melalui lima fase yang panjang yakni penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, menjelang kemerdekaan dan awal kemerdekaan, zaman orde lama dan orde baru. Jhon Tebbel meyatakan, koran sudah merupakan bagian dari kebutuhan manusia akan informasi baik untuk dirinya, keluarganya, dan usaha bisnisnya. Manusia saat ini sudah memasuki masyarakat yang haus akan informasi. Surat kabar bukan barang konsumsi yang mahal karena harganya hanya berkisar dari Rp. 2500 hingga Rp. 7000 saja. Surat kabar dikonsumsi untuk mencari informasi. Membaca tulisan dalam sebuah surat kabar berarti menangkap pesan yang dikomunikasikan oleh media tersebut. Pesan yang disampaikan terlepas dari baik atau buruk dimata khalayak. Hal ini dapat mengubah mental, sikap, perilaku, dan gaya hidup pembaca (komunikan). Menurut Effendi (2008: 12), komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau merubah sikap, pendapat atau perilaku, baik secara langsung ataupun tidak langsung melalui media. Alex Sobur menyatakan, sebagai alat untuk menyampaikan berita, penilaian atau gambaran umum tentang banyak hal, berita mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai institusi yang

membentuk opini publik, karena media juga dapat berkembang menjadi kelompok penekan atas suatu ide ataupun gagasan. Lebih dari itu penyampaian sebuah berita ternyata mempunyai subjektifitas wartawan. Bagi masyarakat biasa, pesan dari sebuah berita akan dinilai apa adanya. Berita akan dipandang sebagai barang suci yang penuh dengan objektifitas. Namum berbeda dengan kalangan tertentu yang memahami betul gerak pers. Mereka akan menilai lebih dalam terhadap pemberitaan, yaitu dalam setiap wartawanan berita menyimpan ideologis/latar belakang seorang wartawan. Seorang wartawan pasti akan memasukkan ide-ide mereka dalam analisis terhadap data-data yang diperoleh dilapangan. Suatu berita tersirat pesan yang ingin disampaikan oleh wartawan kepada pembacanya. Ada tema yang diangkat dari suatu peristiwa. Dalam berita ada karakteristik intrinsik yang dikenal sebagai nilai berita (news value). Nilai berita ini menjadi ukuran yang berguna atau yang biasa diterapkan untuk menentukan layak berita (newsworhty). Peristiwa-peristiwa yang memiliki nilai kemasyhuran, segar dan kedekatan, keganjilan, human interest, seks dan aneka nilai lainnya. Dewasa ini sangat banyak kita saksikan baik dari media televisi dan media cetak menghadirkan sebuah berita dalam berbagai perspektif, khususnya berita politik. Perspektif itu pun datang dari bagaimana media dalam membingkai (framing) sebuah berita. Berita politik selain menarik untuk disajikan juga mempunya value (nilai) tersendiri bagi media yang memeberitakannya. Nilai atau value tersebut didapat dari berita politik itu sendiri yang menyangkut dari berbagai aspek.

Tahun 2015 adalah tahun yang penting bagi perpolitikan dan kemajuan demokrasi di Indonesia. Karena pemilihan kepala daerah mulai dari Bupati, Wali Kota, dan Gubernur akan dilakukan serentak pada 9 Desember 2015. Pilkada serentak akan dilangsungkan di 268 daerah. Pilkada serentak mendatang secara substansial akan mengalami sedikit perubahan pasca revisi UU no.8 tahun 2015 tentang pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota. Mahkamah Konstitusi mengabulkan judicial review pada UU tersebut. Revisi yang dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi yang menarik peneliti untuk mengangkat penelitian ini terjadi pada pasal 7 ayat D dan ayat S. Sesuai putusan Mahkamah Konstitusi pada 8 Juli 2015, setiap anggota DPR, DPD, dan DPRD yang mencalonkan diri sebagai calon kepala daerah diharuskan untuk mundur dari keanggotaanya sebagai anggota dewan. Perubahan revisi UU no. 8 tahun 2015 ikut merubah peta politik yang jadi sajian khusus dalam media memberitakannya. Pada Sumbar perubahan peta politik yang terjadi ialah menciutnya kandidat bakal calon Gubernur yang sebelumya berjumlah 6 orang kini hanya menjadi 2 bakal calon Gubernur yakni Irwan Prayitno dan Muslim Kasim. Peneliti memilih media massa khususnya cetak yaitu Harian Umum Singgalang dan Harian Pagi Padang Ekspres. Kedua media merupakan media cetak yang paling diminati dan media cetak lokal yang besar dan berpengaruh di Sumatera Barat. Oleh sebab itu, untuk melihat objektivitas pemberitaan media tentang potret calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat dalam Pilkada 2015 perlu digunakan analisis framing sebagai metode untuk menganalisis isi media. Alasan peneliti memilih analisis framing karena menurut pendapat peneliti, bahwa media tidak sepenuhnya netral dalam memberitakan suatu peristiwa. Satu peristiwa yang sama mampu dimaknai secara beragam tergantung dari sudut pandang dan kepentingan dari media

yang memberitakan. Framing ini akan diaplikasikan dalam pemberitaan dua media cetak yaitu Harian Umum Singgalang dan Harian Pagi Padang Ekspres. Dari penjelasan diatas membuat peniliti tertarik mengangkat penelitian dengan judul : Analisis Framing Konstruksi Media Terhadap Pemberitaan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Sumatera Barat dalam Pilkada 2015 di Harian Umum Singgalang dan Harian Pagi Padang Ekspres 1.2 Rumusan Masalah Media sebagai pilar keempat negara yang memiliki fungsi pengawasan, seyogyanya perlu sikap konsisten dan sikap netral dalam pemberitaan. Maka dari itu, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah media Harian Umum Singgalang dan Harian Pagi Padang Ekspres membingkai pemberitaan pada Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat dalam Pilkada 2015? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini ingin mendeskripsikan pembingkaian berita pada calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat dalam Pilkada 2015 oleh Harian Umum Singgalang dan Harian Pagi Padang Ekspres

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Manfaat akademis di penelitian ini adalah penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian ilmu komunikasi, khususnya dalam ruang lingkup penelitian ilmu komunikasi dengan metode kualitatif yang menggunakan analisis framing. Sekaligus menambah khazanah pengetahuan mengenai strategi media dalam membingkai fakta dan realita pemberitaan. 1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis manfaat penelitian ini adalah dapat membawa pencerahan bagi media dalam mengembangkan realitas peristiwa menjadi pemberitaan dan dapat menjaga konstruksi realitas dalam menyajikan pemberitaan. Sekaligus memberikan paradigma baru bagi pembaca agar bisa menelaah informasi yang disajikan media sebelum menarik kesimpulan terhadap pemberitaan.