Struktur Kata Bahasa Indonesia Dalam Pembelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2

BAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

PENGUASAAN KOSAKATA BAKU BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR. Oleh Ismawirna*

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS CIBIRU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SILABUS

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH 1 WELERI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA SWASTA TAMAN SISWA BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan

KOSAKATA DALAM TATA BAHASA INDONESIA

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X.1 ICT DAN X.3 SMA BATIK 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR TERHADAP PENGGUNAAN EJAAN. Oleh: Yayah Churiyah

PEMILIHAN KATA BAHASA INDONESIA SEBAGAI SARANA PENGUASAAN BAHAN AJAR

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

KATA CINTA DALAM BAHASA INDONESIA KAJIAN MORFOLOGI DAN SEMANTIK

Siti Zumrotul Maulida: Merubah, Mengobah atau...,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan

: Bahasa Indonesia. Kelas VII Kurikulum 2013

Perbedaan Kata Bahasa Indonesia dengan Bahasa Melayu (Malaysia) dalam Sistem Ejaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. manusia seperti kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni merupakan

KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEMAHAMI PENGGUNAAN HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.

MAKALAH. Oleh ETI SUHARTINI

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

ASPEK KEBAHASAAAN DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH 1) oleh Wahya 2)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI... FAKULTAS... UNIVERSITAS SEBELAS MARET

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. sosial masyarakat yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, tiap suku bangsa mendiami daerah tertentu.

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. reseptif yang meliputi menyimak (Hörfertigkeit) dan membaca (Lesefertigkeit),

BAB I PENDAHULUAN. SMP N 2 Banyudono terletak di Jalan Jembungan, Banyudono, Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan.

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

KOMPETENSI DAN PERFORMANSI LINGUISTIK DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

Dayat Hidayat 1. Abstrak

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

KETEPATAN PENGGUNAAN BAHASA PADA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA EKSPRESI DIRI DAN AKADEMIK SMA KELAS XI KURIKULUM 2013 ARTIKEL SKRIPSI

ENI SUKESI SDN Jantok I, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa. Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

K BAB I PENDAHULUAN

SITUASI KEBAHASAAN DALAM BAHASA INDONESIA A. Aspek Sosiolinguistik Bahasa adalah sesuatu yang hidup. Sebagai sesuatu yang hidup, ia tentu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kesalahan berbahasa dalam karangan siswa kelas VI SD Al-Kautsar

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Secara rutin manusia pasti berintaraksi dengan lingkungan sekitar. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berawal dari asumsi bahwa bahasa merupakan sarana berkomunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, isi pikiran, maksud, realitas, dan sebagainya. Sarana paling utama. utama adalah sebagai sarana komunikasi.

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

ABSTRAK. Kata kunci : kesalahan kebahasaan, surat dinas, pemerintahan desa grugu.

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Kencana, 2013),hlm Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar,

BAB I PENDAHULUAN. Ejaan yang salah dalam kehidupan sehari-hari sah-sah saja, tetapi bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumber Jaya Lampung Barat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

KAJIAN ADJEKTIVA SERAPAN ASING DALAM MEDIA MASSA oleh Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. FPBS UPI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

ANALISIS GEJALA BAHASA PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SAWIT

I. PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran

Aan Sugiantomas & Kemis Wigunawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS CIBIRU PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SILABUS

Kemampuan Menggunakan Kalimat Efektif Dalam Mengungkapkan Pengalaman Oleh Siswa Kelas VII SMP TPI Al-Hasanah Pematang Bandar

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

Transkripsi:

Struktur Kata Bahasa Indonesia Dalam Pembelajaran Oleh: Andri Pitoyo Universitas Nusantara PGRI Kediri Email: andri.pitoyo@yahoo.com ABSTRAK Permasalahan dalam kajian ini menekankan pada proses pertemuan imbuhan men- dan pen-dengan kata dasar- yang berawalan dengan fonem /k/, /p/, /t/, dan /s/. Kedua masalah tersebut, hanya sebagian kecil sampel dari masalahmasalah atau gejala-gejala yang ada pada setruktur bahasa Indonesia yang jumlahnya sulit diketahui secara pasti. Pada pembelajaran menulis (seacara bahasa) dikaji permasalahan yang terkait dengan linguistik (bidang berbahasa). Hal ini secara garis besar memberi isyarat kepada guru, dan dosen agar mereka membimbing para pelajar akan hal-hal yang berkaitan dengan tata bunyi bahasa Indonesia, tata katanya, dan tata kalimatnya. Diharapkan, apabila bahan-bahan itu telah diberikan, para pelajar dapat menyusun kalimat bahasa Indonesia secara benar, baik yang menyangkut struktur kata-katanya maupun struktur kalimatnya, serta benar lafalnya, seandainya kalimat-kalimat tersebut dilisankan. Terutama perubahan bentuk kosakata dari bahasa asing karena bergabungnya dengan imbuhan men- atau pen- sekiranya tidak menimbulkan hal-hal yang kurang menguntungkan terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebaiknya ditinjau ulang. Saran ini ditujukan kepada para ahli tata bahasa Indonesia Mengingat Lembaga Bahasa itu merupakan PAMONG bahasa Indonesia. Kata kunci: Struktur Kata, men- dan pen- Dalam Pembelajaran. 1. Latar Belakang dalam pembelajaran bahasa. Hanya, Apabila ditarik garis lurus dan keluasaan bahan, metode, dan disederhanakan bahasanya pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diberikan di SD, SMP, SMA, dan PT, agar para pelajar di sekolah-sekolah tersebut rentangan waktu yang berbeda. Untuk mencapai sasaran tersebut, pelajaran Bahasa Indonesia dipecah menjadi empat keterampilan bahasa : keempat memiliki kemampuan berbahasa keterampilan bahasa tersebut ialah Indonesia yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa dan sastra membaca, menulis, menyimak, serta berbicara. Keempatnya bersifat setara Indonesia dalam barbagai situasi. tidak ada yang harus dianggap lebih Tujuan yang cukup ideal tersebut, juga atau dianggap kurang penting, dikenakan kepada para guru dan dosen Kekeliruan anggapan dari guru bidang Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979-9225 e-issn 2356-2692 119

studi Bahasa Indonesia, kalau ada akan berakibat pincangnya pengajaran tersebut, dan pada akhirnya, tentu saja akan mengganggu tujuan akhir pembelajaran itu diberikan. Pemecahan menjadi empat macam keterampilan berbahasa tersebut, diarahkan untuk peningkatan kompetensi berbahasa siswa. Dan muaranya siswa dan mahasiswa bisa menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Pada pembelajaran menulis (seacara bahasa) dikaji permasalahan yang terkait dengan linguistik (bidang berbahasa). Hal ini secara garis besar memberi isyarat kepada guru, dan dosen agar mereka membimbing para pelajar akan hal-hal yang berkaitan dengan tata bunyi bahasa Indonesia, tata katanya, dan tata kalimatnya. Diharapkan, apabila bahan-bahan itu telah diberikan, para pelajar dapat menyusun kalimat bahasa Indonesia secara benar, baik yang menyangkut struktur kata-katanya maupun struktur kalimatnya, serta benar lafalnya, seandainya kalimat-kalimat tersebut dilisankan. Keadaan masyarakat kita selalu berubah, antara lain menyangkut bidang ekonomi, sosial, dan iptek. Bersamaan dengan kenyataan tersebut, bahasa kita, bahasa Indonesia juga rnengikutinya, Banyak masalah yang menyangkut struktur bahasa muncul., Gejala-gejala tersebut mau tidak mau menjadi masalah kita, masalah pemerintah, masalah guru dan dosen bidang studi bahasa Indonesia, guru bidang studi lainnya, masalah penyuluh dan penatar bahasa. 2. Masalah Bertolak darl isi alinea akhir latar belakang di atas, beberapa masalah yang berkaitan dengan struktur bahasa Indonesia antara lain : 2.1 bagaimana imbuhan men- itu apabila bertemu dengan kata dasaryang berawal dengan fonem /k/, /p/, /t/, dan /s/; 2.2 bagaimana imbuhan pen- itu apabila bertemu dengan kata dasar yang berawal dengan fonem /k/, /p/, /t/, dan /s/? Kedua masalah tersebut, hanya sebagian kecil sampel dari masalah-masalah atau gejala-gejala yang ada pada setruktur bahasa Indonesia yang jumlahnya sulit diketahui secara pasti. Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979-9225 e-issn 2356-2692 120

3. Imbuhan men- dan pen- serta masalahnya Perubahan bentuk kosakata dari bahasa asing karena bergabungnya dengan imbuhan men- atau pensekiranya tidak menimbulkan hal-hal yang kurang menguntungkan terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebaiknya ditinjau ulang. Saran ini ditujukan kepada para ahli tata bahasa Indonesia Mengingat Lembaga Bahasa itu merupakan PAMONG bahasa Indonesia, sebaiknya. 4. Imbuhan men- dan pen- serta masalahnya Perubahan bentuk kosakata dari bahasa asing karena bergabungnya dengan imbuhan men- atau pen- sekiranya tidak menimbulkan hal-hal yang kurang menguntungkan terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebaiknya ditinjau ulang. Saran ini ditujukan kepada para ahli tata bahasa Indonesia Mengingat Lembaga Bahasa itu merupakan PAMONG bahasa Indonesia, sebaiknya. men + kurung mengurung men + pugar memugar men + tanya menanya men + satu menyatu men + karang pengarang pen + pugar pemugar pen + salur penyalur Akan tetapi, apabila keduanya bertemu dengan bentuk-bentuk berasal dari bahasa asing (M. Ramlan: 1985: 77, 79) Gorys keraf 1984: 98, J.S. Badudu: 1985:70) dan bentuk-bentuk tersebut diawali oleh fonem /k/, /p/, /t/, dan /s/ kata-kata itu tidak mengalami peluluhan, misalnya ; men + kontrol men + tolelir men + survai men + pasif men + katrol pen + populer pen + telaah pen + sukses mengkontrol mentolelir mensurvai menpasifkan pengkatrol pempopuler pentelaah pensuksesan Ternyata, apa yang telah ditulis oleh para pakar tata bahasa kita itu, dalam bentuk-bentuk atau kata-kata dari bahasa asing yang berawal dengan /k/, /p/, /t/, dan /s/, dan bertemu dengan imbuhan men- atau pen- belum sepenuhnya mendapat tanggapan secara positif atau diyakan, misalnya : men kan+pasif men + tolelir memasifkan mempasifkan menolelir mentolelir Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979-9225 e-issn 2356-2692 121

mengontrol men + kontrol mengkontrol menyukseskan men kan+sukses mensukseskan penerjemah pen + terjemah penterjemah pengontrak pen + kontrak pengkontrak penelaah pen + telaah pentelaah Timbulnya dua bentuk tersebut, mungkin adanya pernyataan yang cukup subyektif atau kesangat hati-hatiannya J.S. Badudu (1985:70), M. Ramlan (1985:89), Gorys Keraf (1984:98), Depdikbud (1988:88) Anton M. Moeliono (193S4:55). Dikatakan, kesimpulan penulis, apabila kata-kata itu berasal dari bahasa asing, masih terasa keasingannya dan mempertahankan keasingannya, maka /k/, /p/, /t/, dan, /s/ tesebut tidak luluh. Makna mempertahankan keasingannya dan masih terasa asing inilah titik rawan yang mudah menimbulkan masalah. Banyak kata dari bahasa asing yang sudah cukup lama, di pakai tetapi belum akrab dengan kita. Sebaliknya, tidak sedikit pula katakata yang belum begitu lama beredar, tetapi kita sudah merasa cukup dekat. Ada kata-kata yang cukup produktif di suatu instanai atau daerah, tetapi improduktif di instansi atau daerah lain. Asing dan akrabnya suatu kata juga erat kaitannya dengan kepropesionalan seseorang. Pemerintah, dalam hal ini Pusat Bahasa (1981:16) telah mengatur penyerapan kosakata dari bahasa asing, daerah, dan bahasa serumpun. Dilakukannya hal ini tidak lain untuk memperkaya kosa kata bahasa Indonesia. Akibat dari peraturan tersebut, banyak kosa kata yang sebetulnya bukan dari bahasa asing, diperlakukan oleh pemakai bahasa Indosiesia seperti kosakata asing. Mereka berlaku demikian, mungkin karena ketidaktahuannya asal-usul kosa kata tersebut. Dibenak mereka, asing berarti dari Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979-9225 e-issn 2356-2692 122

bahasa sing dank arena tidak tahu, maka suatu hal yang biasa, kalau dalam masyarakat kita muncul bentuk-bentuk : mengabir men + kabir menkabir memergoki men I + pergok mempergoki menarok men + tarok mentarok Peristiwa di atas pada umumnya berjalan seiring tetapi bersaing. Para pelakunya memiliki alasan yang mereka ikuti. Memang, kalau kita memperhatikan buku yang diedarkan oleh Pusat Bahasa (1991:12, 13) di dalamnya secara tegas dinyatakan bahwa kata dasar yang huruf awalnya /k/ /p/ /t/ dan /s/ baik kata-kata itu berasal dari bahasa Melayu/Indonesia maupun asing harus luluh apabila bertemu dengan imbuhan men- tentu saja juga imbuhan pen-, kecuali yang bergugus konsonan. Dengan aturan tersebut, bentukan yang muncul tentu saja : menyukseskan bukan lagi mensukseskan mengultuskan bukan lagi mengkultuskan menyurvai bukan lagi mensurvai penerok bukan lagi penterok Sayang, informasi kebahasaan dari Pusat Bahasa, yang merupakan PAMONG bahasa Indonesia, sering atau selalu kalah bersaing dengan bukubuku terbitan di luar lembaga tersebut, baik kedatangannya, jumlahnya, dan keluasan sebarannya. 5. Kesimpulan Pemakai Bahasa Indonesia, apabila memorfofonemikan imbuan men-atau pen- dengan kata-kata asing yang berawalan dengan /k/, /p/, /t/, dan /s/ ada yang meluluhkan fonem-fonem tersebut dan ada yang tidak. Itu terjadi karena sumber-sumber langsung maupun tidak langsung yang merupakan anutan mereka kurang atau belum ada ketegasan dan kesamaan. Keadaan yang demikian itu, akan mengurangi wibawa para guru dan para dosen bahasa Indonesia. Akibat selanjutnya, akan mengurangi pula wibawa bahasa nasional yang kita cintai ini. Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979-9225 e-issn 2356-2692 123

6. Saran-saran Perubahan bentuk kosakata dari bahasa asing karena bergabungnya dengan imbuhan men- atau pen- sekiranya tidak menimbulkan hal-hal yang kurang menguntungkan terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebaiknya ditinjau ulang. Saran ini ditujukan kepada para ahli tata bahasa Indonesia Mengingat Lembaga Bahasa itu merupakan PAMONG bahasa Indonesia, sebaiknya agar penyebaran informasi kebahasaan lebih digalakkan dan diperluas jangkauannya. Keraf, gorys. 2001. Tatabahasa Indonesia. Ende : Nusa Indah Pusat Bahasa. 1981. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. PN Balai Pustaka : Jakarta 1991. pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. PN Balai Pustaka : Jakarta 1991. masalah Bahasa yang Patut Anda Ketahui II. Pusat Bahasa : Jakarta Ranlan, M. 1985. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. CV Karyono : Yogyakarta. Rusyana, Yus dan Samsuri. 1978. Pedoman Penulisan tata Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa : Jakarta DAFTAR PUSTAKA Akhaidah M.K., Sabarti. 1985. Bahas Indonesia. Modul 4 6. Karunika : Jakarta Alisyahbana, S. Takdir. 1978. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia Jilid II. Jakarta : Dian Rakyat Moeliono, M. anton. 1984. Santun Bahasa. PT Gramedia : Jakarta Badudu, J.S. 1985. Pelik-pelik Bahasa Indonesia. Pustaka Prima : Bandung Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979-9225 e-issn 2356-2692 124

Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN 1979-9225 e-issn 2356-2692 1