Oleh Tude Trisnajaya Desak Putu Dewi Kasih Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT LIMBAH DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri

BAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGGUNA JASA ANGKUTAN TRANS SARBAGITA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar Dan Persembahan... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat. lingkungan tidak memenuhi syarat penghidupan bagi manusia.

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGGUNA JASA ANGKUTAN TRANS SARBAGITA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN MELALUI ASPEK HUKUM PERDATA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2008 NOMOR 04 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENEGAKAN HUKUM DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERJADINYA PENCEMARAN AIR SUNGAI DI KOTA DENPASAR AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH SABLON

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013Online di PENGENDALIAN KUALITAS UDARA DI KOTA SEMARANG

PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PRESI DEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang baik bagi kehidupan seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan selalu difokuskan di daerah perkotaan melalui

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENCEMARAN AIR OLEH LIMBAH TAHU DI TUKAD BADUNG DENPASAR TERKAIT PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN OLEH PEMERINTAH PROVINSI BALI

1 Sodikin, 2007, Penegakan Hukum Lingkungan, Djambatan, Jakarta, hal. 1

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 Tentang : Pengendalian Pencemaran Udara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 153 TAHUN 2002

PEMANTAUAN UDARA AMBIEN DENGAN METODE PASSIVE SAMPLER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-15/MENLH/4/1996 TENTANG PROGRAM LANGIT BIRU MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH UNTUK PERUMAHAN DI KOTA DENPASAR

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A World Health Organization Expert Committee (WHO) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam mendukung perkembangan kemajuan kota-kota besar di dunia, namun

Mengingat : cvi.6. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah

ESTIMASI SEBARAN KERUANGAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap ekosistem secara global. Udara yang kita pakai untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

EFEKTIVITAS PENGATURAN KAWASAN TANPA ROKOK DI UNIVERSITAS UDAYANA

PENERTIBAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS GUNA MENINGKATKAN PARIWISATA DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI TINGKAT KUALITAS UDARA PADA KAWASAN RS. Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO DI MAKASSAR

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN KEGIATAN PENGKAJIAN BAKU MUTU KUALITAS UDARA AMBIEN LAMPIRAN. PP No.41 TAHUN 1999

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

BAB I PENDAHULUAN I-1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 19

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hutan sebagai bagian dari sumber daya alam nasional memiliki arti

PENEGAKKAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 26 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR OLEH :

POLA PERSEBARAN KUALITAS UDARA AMBIENT KAWASAN PERMUKIMAN DI SEKITAR INDUSTRI CILEGON SEBAGAI ACUAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA CILEGON TUGAS AKHIR

FUNGSI HUTAN KOTA DALAM MENGURANGI PENCEMARAN UDARA DI KOTA SAMARINDA

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN TERHADAP KASUS PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH LIMBAH SABLON DI KABUPATEN BADUNG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha di bidang kesehatan seperti di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor

KETERTIBAN UMUM. Oleh I Gusti Agus Yuda Trisna Pramana I Ketut Sudiarta Kadek Sarna Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana

SURAT IZIN MENGEMUDI SEMENTARA BAGI WISATAWAN ASING YANG BERKENDARA DI BALI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara..., Dian Eka Sutra, FKM UI, Universitas Indonesia

DISPERSI GAS KARBON MONOKSIDA (CO) DARI SUMBER TRANSPORTASI DI KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan Kota Yogyakarta sebagai Ibukota Propinsi Daerah

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 1997 Tentang : Indeks Standar Pencemar Udara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGATURAN KEANEKARAGAMAN HAYATI BAWAH LAUT BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN

PENGELOMPOKAN KUALITAS UDARA AMBIEN MENURUT KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN ANALISIS KLASTER

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

URGENSI KEBERADAAN PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH PERKOTAAN

Lampiran 1 Hasil Uji Kualitas Udara Ambien. Laporan Kegiatan Pemantauan Kualitas Udara Ambien Tahun

Bab I Pendahuluan. Gambar I.1 Bagan alir sederhana sistem pencemaran udara (Seinfield, 1986)

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTAJAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan oleh setiap kendaraan menjadi sumber polusi utama yaitu sekitar

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

Oleh : Made Surya Diatmika I Nyoman Suyatna Kadek Sarna Program Kekhususan Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan kota dan perkembangan industri serta tranportasi yang

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DI KOTA SINGARAJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

Keywords: Permission, Permission System, Living Environment ABSTRAK

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

Pengertian dari udara ambien

Makalah Baku Mutu Lingkungan

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN TERKAIT DENGAN PENCEMARAN UDARA DI KOTA DENPASAR SETELAH KELUARNYA PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2007 SERTA UPAYA PENANGGULANGANNYA Oleh Tude Trisnajaya Desak Putu Dewi Kasih Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Kota Denpasar sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, dan perdagangan dituntut untuk terus melakukan pembangunan untuk memenuhi berbagai sarana dan prasarana. Seiring dengan hal tersebut masalah lingkungan yang dihadapi juga semakin kompleks. Kegiatan-kegiatan seperti pertanian, pariwisata, industri, perdagangan, dan transportasi telah memberikan dampak terhadap sumber daya yang ada, salah satunya meningkatkan polusi udara ambien di berbagai peruntukkan kawasan atau lingkungan. Penerapan baku mutu lingkungan dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007 dapat digunakan sebagai sarana penegakan hukum lingkungan untuk menjaga kualitas udara ambien di Kota Denpasar Kata Kunci: Penegakan Hukum Lingkungan, Kualitas Udara Ambien ABSTRACT As the center of government, education and commerce, Denpasar City are required to keep developing to fulfill the facilities and infrastructures. Along with that, the environmental issues that we are dealing with are getting complex. Activities such as agriculture, tourism, industry, trade and transportation affect the existing resources, such as the ambient air pollution in certain areas or environments. The implementation of environmental quality standard and criteria for environmental damage under the Regulation of Governor Bali Number 8 of 2007 is able to be used as to enforce the environmental law to maintain the quality of ambient air in Denpasar. Keywords: Quality, Ambient Air, Environment, Ambient Air Quality I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lingkungan sebagai sumber daya merupakan aset yang dapat diperlukan untuk menyejahterakan masyarakat. 1 Pengaturan kebijakan pemerintah dalam menciptakan keseimbangan lingkungan diaktualisasikan dengan diundangkannya pertama kali peraturan yang mengatur tentang lingkungan hidup, yaitu UU No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang kemudian diganti dengan UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya diganti dengan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dengan demikian undang-undang ini berfungsi sebagai ketentuan kerangka kerja (framework law) untuk melindungi lingkungan dan tidak secara khusus mengatur tentang pencegahan pencemaran udara. 2 Udara merupakan media lingkungan yang merupakan kebutuhan dasar manusia sehingga perlu mendapatkan perhatian yang serius. Berdasarkan Pasal 1 angka 14 UU No. 32 Tahun 2009, pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Pertumbuhan pembangunan di Denpasar seperti industri, transportasi, perkantoran dan perumahan juga mendatangkan dampak negatif, salah satunya berupa pencemaran udara dan meningkatnya polusi udara ambien di berbagai peruntukkan kawasan atau lingkungan. Udara ambien dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara didefinisikan sebagai udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan memengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup, dan unsur Lingkungan hidup lainnya. 1 Supriadi, 2010, Hukum Lingkungan di Indonesia Suatu Pengantar, Sinar Grafika, Jakarta, hal. 4. 2 Sukanda Husin, 2009, Penegakan Hukum Lingkungan di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, hal. 44.

Dari pencemaran udara yang terjadi di Kota Denpasar maka perlu kiranya diketahui apa yang menjadi komponen pencemar udara ambien di Kota Denpasar dan bagaimana upaya penanggulangan yang dilakukan Pemerintah Kota Denpasar sebagai bentuk penyelesaian dan penegakan hukum lingkungan. 1.2 Tujuan Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui komponen pencemar udara di Kota Denpasar dan bagaimana upaya penanggulangan yang dilakukan Pemerintah Kota Denpasar sebagai bentuk penegakan hukum lingkungan. II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian ini dilakukan secara empiris untuk mengetahui bagaimana hukum itu dilaksanakan termasuk proses penegakan hukum (law enforcement). 3 Penelitian ini memandang hukum sebagai fenomena sosial, dengan pendekatan struktural dan umumnya terkuantifikasi. 4 2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1 Tingkat Komponen Pencemar Udara Ambien Di Kota Denpasar Ditinjau Dari Peraturan Gubernur Bali No. 8 Tahun 2007 Tentang Baku Mutu Lingkungan Dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup Udara dikatakan bersih apabila komponen udara telah tidak bercampur dengan zat, energi, dan/atau komponen lain yang tidak diinginkan. 5 Oleh karena itu, sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan, udara perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukung bagi makhluk hidup untuk dapat hidup secara optimal. Kualitas udara ambien Kota Denpasar adalah cerminan dari kualitas udara masing-masing lokasi sampling. 3 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal. 134. 4 Amiruddin dan Zainal Asikin, op.cit., hal. 167. 5 Sukanda Husin, op.cit., hal. 43.

Untuk lokasi pengukuran kualitas udara ambien di Kota Denpasar dilakukan pengambilan sampel di 12 (dua belas) lokasi pengukuran, yaitu di kawasan pariwisata, tepatnya di Jalan Bypass Ngurah Rai, Jalan Danau Tamblingan, dan Jalan Danau Poso. Lalu di kawasan pemukiman atau padat penduduk meliputi Jalan Gunung Rinjani, Jalan Raya Pedungan, dan Jalan Setia Budi. Untuk di kawasan padat lalu lintas meliputi Jalan Gatot Subroto (Lumintang), Jalan Raya Sesetan, dan Jalan Gajah Mada. Dan untuk di kawasan fasilitas umum meliputi Pasar Badung yang berlokasi di Jalan Gajah Mada, Pasar Kreneng di Jalan Kamboja, dan Pasar Uma Anyar di Jalan Raya Cargo. Pemilihan lokasi-lokasi tersebut dilakukan dengan cara purposive sampling dengan pertimbangan kondisi dan keadaan daerah penelitian kedua belas titik lokasi tersebut diharapkan mampu mewakili keadaan kualitas udara untuk wilayah atau kawasan pariwisata, pemukiman atau padat penduduk, kepadatan transportasi yang tinggi dan wilayah fasilitas umum di Kota Denpasar. Berdasarkan hasil penelitian konsentrasi gas pencemaran udara ambien sangat dipengaruhi oleh kepadatan lalu lintas saat dilakukan pengukuran kualitas udara dan kecepatan angin serta arah angin, faktor angin akan berfungsi mendifusi dan mendisversi polutan ke tempat yang lain. Musim tidak berpengaruh secara seignifikan terhadap kondisi kualitas udara di kota Denpasar. 2.2.2 Upaya-upaya yang Dilakukan Pemerintah Kota Denpasar dalam Penanggulangan Pencemaran Udara di Kota Denpasar. Untuk kasus pencemaran udara kota Denpasar penyebab yang paling besar adalah akibat kegiatan transportasi di darat, khususnya kendaraan bermotor. Oleh karena itu, pemerintah melakukan upaya-upaya untuk penanggulangan pencemaran udara. Upaya-upaya itu antara lain upaya yang ditekankan pada penggunaan instrumen administrasi dalam penegakan hukum lingkungan. Instrumen administrasi ini lebih mengedepankan cara preventif terlebih dahulu yang kemudian juga dilakukan upaya represif untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, seperti kegiatan penghijauan, pelaksanaan kegiatan uji emisi kendaraan bermotor, Sosialisasi

program pengembangan kota hijau di Denpasar, dan Pemasangan alat pemantau kualitas udara ambien metoda passive sampler di kota Denpasar. III. KESIMPULAN 1. Komponen atau zat pencemar udara di kota Denpasar sebagian besar masih berada di bawah baku mutu yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Bali No.8 Tahun 2007 Tentang Baku Mutu Lingkungan Dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup. Namun, ada sebagian kecil komponen yang mendekati bahkan melewati baku mutu diantaranya TSP dan PM 10 di beberapa lokasi. 2. Berdasarkan landasan hukum berupa peraturan perundang-undangan yang terkait dengan udara, Pemerintah Kota Denpasar telah melakukan berbagai upaya dalam penanggulangan pencemaran udara seperti penekanan pada penggunaan instrumen administrasi dalam penegakan hukum lingkungan yang mengedepankan cara preventif, maupun upaya represif, seperti melakukan uji emisi kendaraan bermotor maupun pemasangan alat-alat yang mendukung dalam perolehan atau pemantauan mengenai kualitas udara ambien di Kota Denpasar. DAFTAR PUSTAKA Buku Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Sukanda Husin, 2009, Penegakan Hukum Lingkungan di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta. Supriadi, 2010, Hukum Lingkungan di Indonesia Suatu Pengantar, Sinar Grafika, Jakarta. Peraturan Perundang-undangan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara Peraturan Gubernur Bali No. 8 Tahun 2007 Tentang Baku Mutu Lingkungan Dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup