BAB I PENDAHULUAN. keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), memberi kesempatan yang sama bagi setiap warga Negara untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. memperdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB 1 PENDAHULUAN. terkecuali, Pemerintah Indonesia dalam Undang-undang Dasar Republik. Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan dasar hukum

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. persoalan-persoalan tersebut di atas,melalui pembaharuan dalam sistim pendidikan

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. warga negara untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

REVIEW UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. maupun warga di luar sekolah yaitu orang tua, akademisi, dan pihak pihak lain.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental bagi

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kata kunci untuk menguak kemajuan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

STANDAR PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI TENAGA PENDIDIK

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 08 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negaranya tanpa terkecuali, Negara Indonesia sebagaimana diatur dalam Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. keluarga maupun masyarakat dalam suatu bangsa. Pendidikan bisa. dikatakan gagal dan menuai kecaman jika manusia - manusia yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan. pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang berkualitas yang

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan dalam konteks pembangunan nasional mempunyai fungsi : (1) Pemersatu bangsa, (2) Penyamaan kesempatan, dan (3) pengembangan potensi diri. Pendidikan diharapkan dapat memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), memberi kesempatan yang sama bagi setiap warga Negara untuk berpartisipasi dalam pembangunan, dan memungkinkan setiap warga Negara untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Sementara itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan dasar hukum penyelenggaraan dan reformasi sistem pendidikan nasional. Undang-Undang tersebut memuat visi, misi, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, relevan dengan kebutuhan masyarakat, dan berdaya saing dalam kehidupan global. Visi pendidikan nasional adalah mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata social yang kuat dan berwibawa untuk meberdayakan semua warga Negara Indonesia agar bekembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Misi pendidikan nasional adalah: (1) Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia; (2) meningkatkan mutu pendidikan yang memiliki daya saing di tingkat nasional, regional, dan international; (3) menigkatkan 1

relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan tantangan global; (4) membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar; (5) meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral; (6) meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, ketrampilan, pengalaman, sikap dan nilai berdasarkan standar yang bersifat nasional dan global; dan (7) mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia. Terkait dengan visi dan misi pendidikan nasional tersebut di atas, Reformasi Pendidikan meliputi hal-hal sebagai berikut: Pertama; penyelenggaran pendidikan dinyatakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat, di mana dalam proses tersebut harus ada pendidik yang memberikan keteladanan dan mampu membangun kemauan, serta mengembangkan potensi dan kreavifitas peserta didik. Prinsip tersebut menyebabkan adanya pergeseran paradigma pembelajaran. Paradigma pembelajaran yang lebih menitikberatkan peran pendidik dalam mentransformasikan pengetahuan kepada peserta didiknya bergeser pada paradigma pembelajaran yang memberikan peran lebih banyak kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dan kreativitas dirinya dalam rangka membentuk manusia yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, berakhlak mulia, berrkepribadian, memiliki kecerdasan, memiliki estetika, sehat jasmani dan rohani, serta ketrampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. 2

Kedua, adanya perubahan pandangan tentang peran manusia dari paradigm sebagai sumber daya pembangunan menjadi paradigma manusia sebagai subyek pembangunan secara utuh. Pendidikan harus mampu membentuk manusia seutuhnya yang digambarkan sebagai manusia yang memiliki karakteristik personal yang memahami dinamika psikososial dan lingkungan kulturalnya. Proses pendidikan harus mencakup: (1) Penumbuhkembangan keimanan dan ketakwaan. (2) penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. (3) pengembangan, penghayatan, apresiasi, dan ekspresi seni, serta (4) pembentukan manusia yang sehat jasmani dan rohani. Proses pembentukan manusia di atas pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Ketiga; adanya pandangan terhadap keberadaan peserta didik yang berintegrasi dengan sosikulturalnya dan pada giliranya akan menumbuhkan individu sebagai pribadi dan anggota masyarakat mandiri yang berbudaya. Hal ini sejalan dengan proses pentahapan aktualisasi intelektual, emosional dan spiritual peserta didik di dalam memahami sesuatu, mulai dari tahap paling sederhana dan bersifat eksternal, sampai tahapan yang paling rumit dan bersifat internal, yang berkenaan dengan pemahaman dirinya dan lingkungan kulturalnya. Keempat, dalam rangka mewujudkan visi dan menjalankan misi pendidikan nasional diperlukan suatu acuan dasar oleh setiap penyelenggara dan satuan pendidikan yang antara lain meliputi kriteria berbagai aspek yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan. Kriteria penyelenggaraan pendidikan dijadikan pedoman untuk mewujudkan: (1) pendidikan yang 3

berisi muatan seimbang dan holistik; (2) proses pembelajaran yang demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreatifitas, dan dialogis; (3) hasil pendidikan yang bermutu dan terukur; (4) berkembangnya profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan; (5) tersedianya sarana dan prasarana belajar yang memungkinkan berkembangnya potensi peserta didik secara optimal; (6) berkembangnya pengelolaan pendidikan yang memberdayakan satuan pendidikan; dan (7) terlaksananya evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi yang berorentasi pada peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan. Acuan dasar tersebut di atas merupakan standar nasional pendidikan yang dimaksud untuk memacu pengelola, penyelenggara, dan satuan pendidikan agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan layanan pendidikan yang bermutu. Selain itu, standar nasional pendidikan juga dimaksukan sebagai peringkat untuk mendorong terwujudnyatranparasidan akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan memuat kriteria minimal tentang komponen pendidikan yang memungkinkan setiap jenjang dan jalur pendidikan untuk mengembangkan pendidikan secara optimal sesuai dengan karakteristik dan kekhasan programnya. Pendidikan nasional yang bermutu diarahkan untuk pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 4

Menyikapi hal tersebut, SMP Muhammadiyah I Jombang yang berada di bawah naungan Yayasan Persyarikatan Muhammadiyah Kabupaten Jombang turut mensukseskan wajib belajar 9 tahun dengan mengajarkan mata pelajaran seperti yang diajarkan sekolah tingkat SMP pada umumnya yaitu PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Olahraga, Geografi, Ekonomi, Sejarah, Biologi, sedangkan untuk pelajaran agama meliputi; Fiqih, SKI, Akhidah Akhlak, Al-Quran Hadist, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab. 2 Sebagai wujud sumbangsih dalam bidang pengelolaan human resource/sumber daya manusia kepada bangsa dan Negara Indonesia pada umumnya dan kepada masyarakat Jombang pada khususnya, SMP Muhammadiyah I Jombang mengajarkan pembelajaran Baca Tulis Al Quran. Program Baca Tulis Al-Quran di SMP Muhammadiyah I Jombang merupakan program khusus sebagai respon terhadap fenomena banyaknya peserta didik yang belum bisa baca tulis Al Quran. Diharapkan dengan program ini, setelah lulus nanti para peserta didik memiliki kemampuan membaca dan menulis Al Quran. Program BTA diatas selama ini dilaksanakan menggunakan system klasikal dengan buku Iqra jilid 1-6 dan Al Quran. Pembelajaran bersifat sorogan (satu persatu siswa membaca buku iqra atau Al Quran sesuai dengan tingkat kemampuan individu di hadapan ustadz/ustadzahnya secara langsung). 3 Kekurangan dari metode tersebut di atas, antara lain adanya ketidakserasian kemampuan peserta didik. Masih dijumpai beberapa peserta 2 Dokumen SMP Muhammadiyah I Jombang 3 Khozin, Jejak jejak pendidikan di Indonesia (Malang; UMM PRES, 2003) hal.23 5

didik yang telah atau belum mendapatkan giliran membaca lebih banyak bermain daripada mengulang-ulang bacaan secara mandiri. Ustadz/Ustadzah pun kesulitan memantau karena sedang menghadapi peserta didik yang sedang membaca. Ustadz/Ustadzah pun kesulitan mendeteksi kemampuan peserta didik sehingga tidak bisa memberikan tekanan tekanan atau perhatian yang lebih pada peserta didik yang prestasi BTA kurang. Dalam prakteknya, seorang ustadz/ustadzah mengalami kesulitan dalam melayani kemauan dan kemampuan belajar BTA para peserta didik yang berbeda-beda. Pada akhirnya tingkat keberhasilan BTA peserta didik menunjukkan fenomena yang kuang menggembirakan. Sehubungan dengan hal itu, maka dalam program BTA pada semester 1 (ganjil) tahun pelajaran 2012/2013. Penggunaan metode sorogan diganti dengan metode Achievement Grouphing yaitu pengelompokan peserta didik sesuai dengan kemampuan/prestasi sehingga mudah dalam mengklasifikasikan/mengelompokkan dan memberikan tekanan kepada peserta didik yang dirasa memerlukan perhatian lebih serta mengajarkan mereka belajar kelompok untuk saling membantu sesama teman. Pengelompokan dibuat berdasarkan hasil pretest di awal pertemuan terdiri dari kelompok A (mahir), kelompok B (lanjut), dan kelompok C (dasar). Implementasi pembelajaran Achievement Grouphing ini cukup efektif dan para peserta didik pun cukup antusias. Peserta didik yang berkemampuan lancer tidak jenuh menunggu temannya yang bemampuan lamban, sebaliknya peserta didik yang masih lamban dalam membaca tidak merasa malu karena berada dalam kelompok yang sama-sama masih lamban. Hal-hal tersebut di atas itulah yang mendorong penulis melakukan penelitian Implementasi 6

Achievement Grouphing pembelajaran baca tulis al-quran pada peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah I Jombang. A. Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas dan untuk memudahkan pembahasan, perlu adanya pembatasan masalah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada : 1. Latar belakang pelaksanaan pembelajaran BTA menggunakan metode Achievement Grouphing pada peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah I Jombang 2. Proses pembelajaran BTA menggunakan Achievement Grouphing pada peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah I Jombang 3. Hasil pelaksanaan pembelajaran BTA menggunakan metode Achievemen Grouphing pada peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah I Jombang 4. Faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan pembelajaran BTA menggunakan Achievement Grouping pada peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah I Jombang B. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah dalam penelitian dapat di rumuskan sebagai berikut: 1. Apa yang melatarbelakangi pelaksanaan pembelajaran BTA menggunakan metode Achievement Grouphing pada peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah I Jombang? 7

2. Bagaimana Proses pembelajaran BTA menggunakan Achievement Grouphing pada peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah I Jombang? 3. Bagaimana Hasil pelaksanaan pembelajaran BTA menggunakan metode Achievemen Grouphing pada peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah I Jombang? 4. Apa saja Faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan pembelajaran BTA menggunakan Achievement Grouphing pada peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah I Jombang? C. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai. Tujuan memberikan arah yang jelas dan pasti. Dengan adanya tujuan, suatu hal bisa terkonsep dan terarah. Begitu pula dengan penelitian ini. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui : 1. Mengetahui latar belakang pelaksanaan pembelajaran BTA menggunakan metode Achievement Grouphing pada peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah I Jombang 2. Mengetahui penerapan metode pembelajaran BTA menggunakan metode Achievement Grouphing pada peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah I Jombang 3. Mengetahui hasil pelaksanaan pembelajaran BTA menggunakan metode Achievement Grouphing pada peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah I Jombang 8

4. Mengetahui Faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan pembelajaran BTA menggunakan Achievement Grouphing pada peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah I Jombang D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini meliputi manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis diharapkan adanya penelitian menjadi dasar bagi pengembangan teori teori pembelajaran BTA di masa-masa akan dating. Sedangkan manfaat praktis penelitian ini adalah 1. Bagi lembaga sekolah/yayasan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan pembelajaran BTA di kemudian hari 2. Bagi tenaga pengajar BTA sebagai salah satu acuan dalam bertugas. E. Metedologi Penelitian Para peneliti dapat memilih berjenis jenis metode dalam pelaksanaan penelitiannya. Metode yang dipilih berhubungan erat dengan teknik dan prosedur penelitian.(nasir, 1988:51) Prosedur memberikan kepada peneliti urutan urutan pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu penelitian. Teknik penelitian menyatakan alat alat pengukur apa yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Sedangkan metode penelitian memandu si peneliti tentang urutan urutan bagaimana penelitian dilakukan. Berkaitan dengan hal itu, dipandang perlu untuk memaparkan hal hal yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu: 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan Observasi yakni untuk mendeskripsikan penerapan Achievement Grouphing dalam Pembelajaran Baca Tulis Al Quran pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah I Jombang. 9

2. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi dan subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Muhannadiyah I Jombang yang berlokasi di Jalan Juanda No. 70 Jombang. 3. Informan Untuk menggali data dan informasi dalam penelitian ini diperlukan informan yang meliputi: a) Kepala sekolah SMP Muhammadiyah I Jombang b) Guru pengajar Baca Tulis Al Quran SMP Muhammadiyah I Jombang c) Guru pendamping kelompok pelajaran baca tulis Al Quran kelas VIII d) Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah I Jombang 4. Teknik Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik teknik antara lain: a) Observasi Peneliti dalam mengambil dan mengumpulkan data, melihat secara langsung implementasi achievement groupingyang dilakukan guru/pengajar dan siswa dalam proses pembelajaran baca tulis Al Quran. b) Interview Peneliti dalam mengambil dan mengumpulkan data, melakuakan Tanya jawab/wawancara baik lesan maupun tertulis kepada nara sumber yang kompeten yaitu: Kepala sekolah SMP Muhammadiyah I Jombang untuk mengetahui latar belakang diterapkannya kebijakan pembelajaran baca tulis Al Quran 10

Tenaga pengajar yaitu guru instruktur dan pendamping sebagai tim pelaksana pembelajaran dikelas untuk mengetahui kemudahan dan kesulitan yang dialami dalam implementasi achievement grouping Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah I Jombang sebagai subjek atau pelaku kegiatan pembelajaran untuk mengetahui daya serap dan kesan terhadap implementasi achievement grouping dalam pembelajaran baca tulis Al Quran. c) Dokumenter Peneliti dalam mengambil dan mengumpulkan data, melakukan dokumentasi (1) acuan pembentukan kelompok dari hasil pretest, (2) Presensi/tingkat kehadiran siswa dalam proses kegiatan pembelajaran baca tulis Al Quran dan (3) perkembangan daya serap /perkembangan kemampuan membaca siswa dari hasil pretest. d) Lembar Kuesioner Peneliti dalam mengambil dan mengumpulkan data, melakukan pemberian Kuesioner kepada seluruh siswa kelas VIII untuk (1) mengetahui tanggapan siswa terhadap implementasi Achivement grouping pada pembelajaran baca tulis Al Quran dan (2) berusaha melacak peran serta orang tua/wali murid membantu/mendukung kegiatan baca tulis Al Quran di rumah siswa masing masing. 5. Teknik Analisa Data Setelah data diambil dan terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif. Peneliti berusaha mendeskripsikan/menggambarkan secara keseluruhan fenomena fenomena yang berkembang sebelum, selama, dan sesudah implementasi 11

Achievement Grouping dalam pembelajaran baca tulis Al Quran pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah I Jombang. Adapun yang dimaksudkan adalah peneliti akan melakukan observasi awal sebelum meneliti subjek penelitian. Kemudian dalam proses penelitian tersebut, peneliti akan menginterview seluruh komponen yang bersangkutan dengan subjek dilanjutkan dengan dokumentasi yang berbentuk lembar kuesioner yang akan dibagikan kepada subjek dan diisi secara langsung oleh subjek, kemudian hasil yang diperoleh akan di deskripsikan dalam bentuk laporan secara tertulis sebagai hasil penelitian. F. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran umum tentang penelitian ini, maka peneliti perlu menjelaskan sistematika penulisannya. Adapun sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari empat bab. Bab pertama merupakan bab pendahuluan yang meliputi (1) latar belakang masalah, (2) pembatasan masalah, (3) perumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian, (6) pengertian judul, (7) tinjauan pustaka, (8) metedologi penelitian, dann (9) sistematika penulisan. Bab kedua merupakan bab kajian pustaka sebagai landasan teori yang berisi (1) metode pembelajaran baca tulis Al Quran (metode bagdadi, iqra, Qiraati) dan (2) achievement grouping ( definisi, dasar-dasar achievement grouping). Bab ketiga merupakan bab hasil penelitian yang merupakan isi dari penellitian yang memuat tentang (1) selayang pandang SMP Muhammadiyah I Jombang; (2) latar belakang penerapan achievement grouping pada pembelajaran baca tulis Al Quran di kelasviii SMP Muhammadiyah I 12

Jombang (kondisi lingkungan, kondisi peserta didik, hubungan sekolah dengan wali siswa, dan perhatian guru dan kepala sekolah); (3) implementasi achievement grouping pada pembelajaran baca tulis Al Quran di kelas VIII SMP Muhammadiyah I Jombang (penataan kelompok, proses pembelajaran, teknik evaluasi, metode, sarana dan prasarana belajar, dan keaktifan siswa dikelas); (4) hasil pembelajaran dengan metode achievement grouping; dan (5) factor pendukung dan penghambat pelaksanaan implementasi achievement grouping pada pembelajaran baca tulis Al Quran (pihak sekolah, tenaga pengajar, anak didik, orng tua, dan sarana prasarana Bab keempat merupakan bab penutup yang terdiri dari (1) kesimpulan dan (2) saran. 13