EFISIENSI OZONISASI AIR TANAH DALAM PROSES DESINFEKSI

dokumen-dokumen yang mirip
PENYISIHAN Fe-ORGANIK PADA AIR TANAH DENGAN PROSES OZONISASI

BAB III Metodologi Penelitian

Efek Perlakuan ph pada Ozonisasi

Bab IV Data dan Pembahasan

PENYISIHAN Fe-ORGANIK PADA AIR TANAH DENGAN AOP (ADVANCED OXIDATION PROCESS)

Konsentrasi Sisa Ozon pada Pengolahan Lindi TPA Paripurna menggunakan Advanced Oxidation Process (AOP)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

JUMLAH BAKTERI COLIFORM PADA AIR BAKU DAN AIR HASIL PENGOLAHAN PDAM DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh. Mega Endahlestari NIM

8. ASIDI-ALKALINITAS

LAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna. Di Pipet

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi air minum sehari-hari. Berkurangnya air bersih disebabkan karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

Wahyudin, Rachmat Triandi Tjahjanto*, Sri Wardhani

PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya

from drinking water sources., Water Research, 31, Schechter., DS, Singer., (1994), Formation of Aldehydes During Ozonation, Ozone Science &

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

Pengolahan Lindi dengan Menggunakan Advanced Oxidation Process (AOP) dengan Variasi Debit Udara

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Kinetika Proses Adsorpsi NOM pada Air Permukaan dengan Zeolit dan Karbon Aktif

Untuk mengetahui konsentrasi besi (total, Fe2+), maka dilakukan pengujian

I. PENDAHULUAN. sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari

Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGOLAHAN LOGAM FE DAN MN DALAM AIR DENGAN METODE OZONASI (O 3 ) DAN ADSORPSI (STUDI KASUS : DANAU BEKAS TAMBANG DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG)

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

UJI PENGGUNAAN ASAP CAIR UNTUK MENGURANGI BAU PADA LIMBAH PENCUCIAN IKAN DENGAN METODE THRESHOLD ODOR TEST. Aditya W Dwi Cahyo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwidjoseputro, 1978). kuantitas maupun kualitasnya (Entjang, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 3, Nomor 2, Juni 2011, Halaman ISSN:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

Kajian Efektivitas Aerator dan Penambahan Kapur serta Slow Sand Filter dalam menurunkan kadar Besi air tanah.

Bab III Metodologi Penelitian. III.1 Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata Kunci: fotokatalis, fenol, limbah cair, rumah sakit, TiO 2 anatase. 1. Pendahuluan

Studi Kinerja Slow Sand Filter dengan Bantuan Lampu Light Emitting-Diode (LED) Putih

DISINFEKSI DAN NETRALISASI

IV.1 Kualitas Air Sumur di Daerah Bandung

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LING KUNGAN MODUL IV ANGKA PERMANGANAT (TITRIMETRI) KELOMPOK IV

AIR SUMUR SUNTIK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PNEUMATIC SYSTEM

UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

[Teknik Lingkungan] Itenas No.1 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Februari 2016]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebanyak 15% di dalam atmosfer (Gabriel, 2001). Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dan atom H dan O.

UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN. SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kualitas Mikrobiologis Air Minum Isi Ulang di Kota Surakarta

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

RENCANA TINDAK LANJUT

PENGARUH BREAKPOINT CHLORINATION (BPC) TERHADAP JUMLAH BAKTERI KOLIFORM DARI LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIDOARJO

HASIL DAN PEMBAHASAN

Alat dan Bahan : Cara Kerja :

A. Kebutuhan Air, Pengadaan Sumber Air dan Air Minum Olahan. 2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan air baku air minum.

PENURUNAN KONSENTRASI BAHAN ORGANIK DAN BESI DALAM AIR GAMBUT DENGAN METODE UV-OZON

ANALISIS KUALITAS AIR 3

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Oktober hingga

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu.

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan

ANALISA SISA CHLOR PADA JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM PDAM KOTA SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tiap tingkatan kehidupan atau untuk tiap bangsa dan negara (Salim, 1986).

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65-75% dari berat

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan pokok manusia yang paling penting. Air

BAB ІІ TINJAUAN PUSTAKA. Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari

BAB VI PEMBAHASAN. Berdasarkan data hasil penelitian daya bunuh disinfektan uji terhadap. (Salmonella thyphosa dan Staphylococcus aureus) dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. misalnya, baik manusia, tumbuh-tumbuhan ataupun hewan sebagian besar

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-120

PENURUNAN KANDUNGAN AMMONIA PADA LIMBAH CAIR DENGAN METODA AERASI BUBBLING DAN PEMANASAN. S a r i a d i *) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I)

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Umum Lokasi Pengambilan Sampel. observasi di lokasi peternakan, pengambilan jumlah populasi yang

UJI KUALITAS AIR SUMUR GALI PADA TOPOGRAFI TANAH MIRING dan TANAH DATAR di LIHAT dari DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

Penurunan Konsentrasi Besi Dalam Air Secara Oksidasi Kimia Lanjut (Fotokimia Sinar Uv Dan Uv-Peroksidasi) Elfiana 1 ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil

dengan semakin mahalnya air minum dalam kemasan galon berlabel pabrik. Teknologi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Efektivitas Instalasi Penjernih Air terhadap Kualitas Air Sumur di Jambangan Surabaya

PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA

Transkripsi:

EFISIENSI OZONISASI AIR TANAH DALAM PROSES DESINFEKSI Moh. Rangga Sururi 1, Kancitra Pharmawati 2 Eka Wardhani 3 Sofi Widayani 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Lingkungan, ITENAS, Bandung E-mail : 1 rangsoer@yahoo.com; 2 kancitra@yahoo.com; 3 ekw_wardhani@yahoo.com; 4 widayani_ophiesofi@yahoo.com ABSTRAK Air yang layak minum harus memenuhi baku mutu air minum seperti yang tercantum dalam peraturan Mentri Kesehatan 907/MENKES/SK/VII/2002. Syarat bakteriologis dari peraturan tersebut mensyaratkan tidak ada kandungan coliform dan Escherichia Coli (E.Coli) pada air minum sedikitpun, sehingga dibutuhkan proses desinfeksi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas ozon pada proses desinfeksi yang dilakukan pada air sampel alami berupa air tanah dangkal.. Penelitian ini menggunakan oksigen bebas dari udara yang dialirkan dengan debit 0.75 L/menit secara kontinu kepada ozon generator dengan daya 40000 volt. Ozon dalam bentuk gas dilarutkan dalam air yang tersimpan dalam kontaktor sistem batch dengan volume 1,5 liter. Pengukuran dilakukan pada waktu kontak 0,2,4 dan 6 menit, Dari penelitian ini diperoleh efisiensi penyisihan E.Coli mencapai 100% pada waktu kontak 2 menit, namun penyisihan coliform sampai dengan menit ke-6 hanya mencapai 78,18%. Pada menit ke-6 konsentrasi sisa ozon pada sampel mencapai 0,0288 mg/l.karakteristik air akan mempengaruhi konsentrasi sisa ozon terlarut dalam air, serta akan mempengaruhi terjadinya kompetisi reaksi antara proses oksidasi dan proses desinfeksi. Kata Kunci :coliform, E. Coli, konsentrasi sisa ozon,ozonisasi PENDAHULUAN Air minum merupakan kebutuhan hidup yang tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan sehari-hari. Air yang layak minum harus memenuhi baku mutu air minum seperti yang tercantum dalam peraturan Mentri Kesehatan 907/MENKES/SK/VII/2002. Syarat bakteriologis dari peraturan tersebut mensyaratkan tidak ada kandungan coliform dan Escherichia Coli (E.Coli) pada air minum sedikitpun. Bakteri koliform dijadikan indikator alami kehadiran materi fekal, yaitu jika pada suatu bahan atau benda didapatkan bakteri ini maka substrat atau benda tersebut sudah dikenal atau dicemari oleh materi fekal. (Suriawiria, 1995). E. Coli termasuk ke dalam golongan bakteri koliform. E. Coli ISBN 978 979-8510-20-5 Prosiding :

Prosiding : PROSIDING III adalah bakteri mesofilik dan merupakan bakteri opurtunis yang banyak ditemukan di dalam usus besar manusia. Untuk mendapatkan air minum yang tidak mengandung bakteri patogen, masyarakat memasak air bersih yang berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) maupun air tanah sampai mendidih. Saat ini air minum dalam kemasan (AMDK) telah menjadi salah satu solusi bagi pemenuhan air minum siap pakai yang memenuhi syarat kesehatan. Penggunaan AMDK mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (AMPL, 2008). Harga AMDK dari pabrikan terkenal yang cukup tinggi menjadikan air minum isi ulang, yang didapatkan dari depo isi ulang air minum menjadi salah satu alternatif lain sebagai sumber air minum. AMDK mapun usaha air minum isi ulang, umumnya menggunakan air tanah dan mata air sebagai air baku. Penggunaan sumber air baku tersebut karena ke-2 sumber memiliki kualitas yang baik. Proses desinfeksi yang digunakan pada AMDK dan usaha air minum isi ulang biasanya yaitu dengan ozonisasi. Ozon dianggap lebih efektif dan tidak menghasilkan bau dan rasa yang menganggu sebagaimana desinfektan berbasis klor. Ozon dapat menyisihkan mikroorganisme yang sulit disisihkan seperti protozoa (von Gunten, 2003b). Seperti halnya desinfektan lainnya ozon merupakan oksidator, sehingga didalam air ozon dapat mengoksidasi bahan-bahan yang terkandung dalam air. Ozon dengan nilai E o sebesar 2,07 volt merupakan salah satu oksidator kuat dalam air. Stabilitas dari ozon sangat tergantung pada karakteristik air yang diozonisasi terutama ph, tipe dan kandungan natural organic matter (NOM) serta alkalinitas dari air (Hoigne,1994).Ozon merupakan bahan yang tidak stabil dalam air. Peluruhan ozon pada air alami sangat cepat, kemudian diikuti oleh fase kedua dimana ozon meluruh dengan orde reaksi pertama. Studi ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas ozon pada proses desinfeksi yang dilakukan pada air sampel alami berupa air tanah dangkal. Pemilihan sampel alami dilakukan untuk mengkaji pengaruh karakteristik air terhadap efektifitas proses desinfeksi dengan ozon. METODOLOGI PENELITIAN PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini, yaitu: Aerator digunakan untuk mensuplai udara ke ozon generator. Aerator dilengkapi dengan ozon flow meter. Pada penelitian ini laju udara yang disuplai ke ozon generator konstan sebesar 0,75 L/menit. Ozon generator digunakan untuk mengubah oksigen menjadi ozon. Sebelum dilewatkan pada ozon generator, udara dimampatkan terlebih dahulu.ozon generator yang digunakan memiliki daya sebesar 4000 volt Ozon kontaktor. Kontaktor berupa reaktor yang digunakan untuk menampung sampel air sebesar 1,5 L. Pada kontaktor, ozon pada fase gas dilarutkan dan dikontakkan dengan sampel air. Ozon dekomposer, berupa larutan KI yang digunakan untuk memecah kelebihan ozon menjadi oksigen sebelum terlepas ke udara. 350

PROSIDING III Prosiding : Rangkaian peralatan tersebut pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Rangkaian Peralatan Ozonisasi PENGUKURAN KUALITAS SAMPEL AIR Sampel air yang digunakan berasal dari air tanah Bunga Bakung di daerah Ciwastra.Parameter yang diukur diantaranya: ph, suhu, alkalinitas, kandungan bahan organik aromatik, dan kandungan Fe. Untuk mengetahui efektifitas proses desinfeksi dilakukan juga pemeriksaan kandungan koliform dan E.Coli pada sampel sebelum proses desinfeksi dilakukan. PENGUKURAN KONSENTRASI SISA OZON Metode yang digunakan untuk pengukuran konsentrasi sisa ozon, yaitu metode indigo Colorimetric (4500-O 3 -B). Setelah pengukuran dengan spektrofotometer maka diperoleh data nilai absorban, yang kemudian dimasukkan ke dalam rumus sehingga nilai konsentrasi sisa ozon pada masingmasing interval waktu kontak dapat diketahui. Rumus konsentrasi sisa ozon, yaitu (APHA, 1998) mg O 3 / L x A 50 f x b xv Keterangan : A : Selisih absorban antara sampel dan blanko b : panjang dari kuvet yang digunakan, cm V : volume sampel air, ml F : 0,42 (didasarkan kepada faktor sensitifitas dari 20.000/cm untuk perubahan dari absorban (600nm) per mol dari penambahan ozon per liter Pengukuran konsentrasi sisa ozon dilakukan pada waktu kontak 2,4 dan 6 menit. Pemilihan waktu kontak yang singkat karena ozon merupakan oksidator yang kuat, karena itu proses desinfeksi terjadi secara cepat. 351

Prosiding : PROSIDING III PENGUKURAN MIKROORGANISME Pengukuran kandungan bakteri koliform dan E. Coli dilakukan pada waktu kontak 2,4 dan 6 menit. Metode yang digunakan untuk pengukuran bakteri koliform dan E. Coli adalah metode Most Probable Number (MPN) atau Jumlah Perkiraan Terdekat (JPT). Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Uji dugaan merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri koliform berdasarkan terbentuknya asam dan gas disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri golongan koliform. Uji ketetapan merupakan kelanjutan dari uji dugaan. Uji ketetapan ini dilakukan untuk mengetahui adanya bakteri golongan E. Coli. Uji kelengkapan merupakan pengujian yang dilakukan setelah uji ketetapan untuk menentukan bakteri E. Coli atau Coli fekal. HASIL DAN PEMBAHASAN KARAKTERISTIK SAMPEL AIR Hasil pengukuran karakteristik sampel dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Karakteristik Fisik dan Kimia Sampel Air Parameter Air Sampel Suhu ( o C) 24,3 ph 5,25 Alkalinitas (mg/l CaCO 3 ) 167,45 UV 254 (absorbansi) 0,101 Fe 2+ 0,56 Coliform (MPN/100 ml) 1100 E.Coli (MPN/100 ml) 210 Pada Tabel 1 dapat dilihat parameter suhu berada pada suhu ruang dan ph yang cenderung asam. Nilai alkalinitas sampel sebesar 167,45 mg/l CaCO 3, Alkalinitas akan mempengaruhi stabilitas ozon dalam air karena merupakan inhibitor proses reaksi dekomposisi ozon yang merupakan reaksi berantai (Hoigne,1994; von Gunten,2003a). UV 254 sebesar 10 m -1. UV 254 merupakan parameter yang menyatakan kuantitas bahan organik aromatik dan senyawa tak jenuh dalam air, sehingga dapat digunakan untuk memperkirakan keberadaan precursor dalam air (Beltrand, J Fernando, 1995). Bahan organik seperti lignin, humus dan senyawa aromatik, pada umumnya dapat diserap oleh radiasi UV (APHA, 1999). Keberadaan besi dalam tanah selain berbentuk ferric oksida (FeO 2 ) dan besi sulfida (FeS 2 ) yang tidak larut, juga dalam bentuk senyawa yang mudah terlarut yaitu sebagai ferrous carbonat (Sawyer, 1994). Air tanah dengan kandungan karbondioksida (CO 2 ) yang cukup tinggi dapat bereaksi dengan ferrous carbonat (FeCO 3 ) menjadi ferro (Fe 2+ ) yang dapat larut (besi terlarut). Karena itu dapat 352

PROSIDING III Prosiding : dilihat pada Tabel 1 sampel memiliki kandungan Fe 2+ yang cukup besar yaitu 0,56 mg/l. Data kandungan coliform pada sampel sebesar 1100 MPN/100 ml sedangkan kandungan E. Coli sebesar 210 MPN/100 ml. Data tersebut menandakan telah tercemarnya sumber air yang seharusnya terlindungi. Berdasarkan hasil pengamatan hal ini diduga diakibatkan jarak sumber air dan fasilitas sanitasi kurang dari 10 meter seperti yang dianjurkan dalam standar. EFEKTIFITAS OZONISASI PADA PENYISIHAN BAKTERI KOLIFORM DAN E. COLI PADA SAMPEL Efektifitas ozonisasi sebagai desinfektan dilakukan melalui deteksi mikroorganisme indikator, yaitu bakteri koliform dan E. Coli. Pada Tabel 2 dapat dilihat hubungan antara efisiensi penyisihan coliform dan konsentrasi sisa ozon pada sampel pada waktu kontak 0, 2, 4 dan 6 menit. Tabel 2. Waktu Kontak, Konsentrasi Sisa Ozon, Dan Efisiensi Penyisihan Coliform Dan E. Coli Waktu Kontak (menit) Konsentrasi Sisa Ozon (mg/l) Coliform Jumlah (MPN/100 ml) Efisiensi Penyisihan (%) E. Coli Jumlah (MPN/100 ml) Efisiensi Penyisihan (%) 0 0 1100 0 210 0 2 0,0203 460 58.18 0 100 4 0,0244 460 58.18 0 100 6 0,0288 240 78.18 0 100 Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa efisiensi penyisihan E.Coli mencapai 100% pada waktu kontak 2 menit, namun penyisihan coliform sampai dengan menit ke-6 hanya mencapai 78,18%. Hasil ini menunjukan adanya jenis bakteri coliform yang lebih resisten dibandingkan dengan E.Coli. Berdasarkan penelitian yang dilakukan K. Bancroft (1983), konsentrasi ozon yang dibutuhkan untuk menyisihkan bakteri sebesar 90% adalah 0,32 mg/l pada sampel artifisial dengan nilai absorbansi UV 254 sebesar 0,003 jauh dibawah nilai absorbansi UV 254 dari sampel yang digunakan. Selain akibat konsentrasi sisa ozon yang rendah, efisiensi yang tidak mencapai 100% dipengaruhi proses transfer ozon dari bentuk gas ke bentuk cair yang terjadi dengan lambat, bahkan lebih lambat dari proses desinfeksi yang terjadi (K.Bancroft et al, 1983). Hal lain yang mempengaruhi adalah terdapatnya bahan-bahan reduktor seperti bahan organik aromatik (UV 254 ) serta Fe 2+ dalam sampel menyebabkan terjadinya kompetisi reaksi antara bahan organik, Fe 2+ dan mikroorganisme untuk dapat bereaksi dengan ozon terlarut, artinya terdapat kompetisi antara reaksi oksidasi dan desinfeksi. Hal ini ditegaskan dengan nilai Fe 2+ yang relatif tinggi yang melebihi dari baku mutu yang diijinkan. 353

Prosiding : PROSIDING III KESIMPULAN Ozon dapat berfungsi sebagai desinfektan dan oksidator. Efektifitas proses desinfeksi dipengaruhi oleh konsentrasi sisa ozon dalam air. Keberadaan ozon terlarut dipengaruhi oleh karakteristik air yang akan didesinfeksi. Karakteristik air akan mempengaruhi konsentrasi sisa ozon terlarut dalam air, serta akan mempengaruhi terjadinya kompetisi reaksi antara proses oksidasi dan proses desinfeksi. DAFTAR PUSTAKA APHA.,AWWA.,(1998), Standard methode for the examination of water and waste water 21th edition, American water works association. J Hoigne., Badder.(1994),Characterization of Water Quality Criteria For Ozonation Processes Part I:Minimal Set of Analytical Data, Ozone science and engineering, 16, 121-134. K. Bancroft., Chrostowki., Wright,Suffet., (1984), Ozonation and oxidation competion value, relationship to disinfection and microorganisms regrowth, Water Research 18, 473-478. Sawyer, Clair N, Perry L. McCArty, and Gene F. Parkin. 1994. Fourth Edition : Chemistry For Environmental Engineering. United Stated :MC Graw-Hill. Suriawiria, Unus. 1995. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung : Angkasa. von Gunten., Urs, (2003a), Ozonation of Dringking Water: Part I. Oxidation Kinetics and Product Formation, Water Research 37, 1443-1467. von Gunten., Urs, (2003b), Ozonation of Dringking Water: PartII. Disinfection and by-product formation in presence of bromide, iodide or chlorine, Water Research 37, 1469-1487 354