PENGUJIAN KAPASITAS LENTUR DAN KAPASITAS TUMPU KONSTRUKSI DINDING ALTERNATIF BERBAHAN DASAR EPOXY POLYSTYRENE (EPS)

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI CEPAT DESAIN ELEMEN BALOK BETON BERTULANGAN TUNGGAL BERDASARKAN RASIO TULANGAN BALANCED

ANALISIS HUBUNGAN BALOK KOLOM BETON BERTULANG PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD-BALAI KOTA DKI JAKARTA

POLA RETAK DAN LEBAR RETAK DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI DENGAN VARIASI RASIO TINGGI DAN LEBAR (Hw/Lw) TERHADAP BEBAN LATERAL STATIK

BAB III UJI LABORATORIUM. Pengujian bahan yang akan diuji merupakan bangunan yang terdiri dari 3

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)

ANALISA TEGANGAN DAN REGANGAN DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI DENGAN VARIASI RASIO TINGGI DAN LEBAR (Hw/Lw) TERHADAP BEBAN LATERAL STATIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERSYARATAN DESAIN KOMPONEN STRUKTUR LENTUR BETON BERTULANGAN TUNGGAL ANTARA SNI DAN SNI 2847:2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan.

PERILAKU GESER PADA DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI DENGAN VARIASI RASIO TINGGI DAN LEBAR (Hw/Lw) TERHADAP BEBAN LATERAL STATIK

PENGARUH PERBANDINGAN PANJANG BENTANG GESER DAN TINGGI EFEKTIF PADA BALOK BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL

BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI

PERILAKU LENTUR DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI DENGAN VARIASI RASIO TINGGI DAN LEBAR (Hw/Lw) TERHADAP BEBAN LATERAL STATIK

KAJIAN EKSPERIMENTAL POLA RETAK PADA PORTAL BETON BERTULANG AKIBAT BEBAN QUASI CYCLIC ABSTRAK

TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH DENGAN PENAMBAHAN POLYVINYL ACETAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bangunan tinggi tahan gempa umumnya gaya-gaya pada kolom cukup besar untuk

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

Ivan Julianto Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia,

STUDI EKSPERIMENTAL MOMEN BATAS PADA PELAT BERUSUK AKIBAT PEMBEBANAN MERATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBAIKAN KOLOM BETON BERTULANG MENGGUNAKAN GLASS FIBER JACKET DENGAN VARIASI TINGKAT PEMBEBANAN

BAB III METODOLOGI. 3.1 Dasar-dasar Perancangan

Daftar isi BACK. Daftar RSNI 2005

PERILAKU GESER DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI DENGAN VARIASI RASIO TINGGI DAN LEBAR (Hw/Lw) TERHADAP BEBAN LATERAL STATIK JURNAL

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perencanaan desain struktur konstruksi bangunan, ditemukan dua

Studi Eksperimental Kuat Geser Pelat Beton Bertulang Bambu Lapis Styrofoam

DAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI ps f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan f y

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG AKIBAT PEMBEBANAN SIKLIK

I. PENDAHULUAN. Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di zaman sekarang, perkembangan ilmu dan teknologi pada setiap bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengujian Tahan Gempa Sistem Struktur Beton Pracetak

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

penulisan tugas akhir. Jalannya penelitian dapat dilihat dari bagan alir pada

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KUAT GESER STRUKTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN LUBANG HOLLOW CORE PADA TENGAH PENAMPANG BALOK NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

Analisis Perilaku Lentur Balok Beton Bertulang Tampang T Menggunakan. Response-2000

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BAJA RINGAN PROFIL U

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

PENGARUH PENGGUNAAN WIRE ROPE SEBAGAI PERKUATAN LENTUR TERHADAP KEKUATAN DAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG TAMPANG T (040S)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

ANALISIS DAN EKSPERIMEN PELAT BETON BERTULANG BAMBU LAPIS STYROFOAM

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH KAWAT AYAM DALAM PENINGKATAN KEKUATAN PADA BALOK BETON. Abstrak

DINDING DINDING BATU BUATAN

PEMANFAATAN BETON SERAT ANYAMAN KAWAT SEBAGAI PERKUATAN METODE PREPACKED CONCRETE PADA BALOK BETON BERTULANG (161S)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR YANG SUDAH BERDIRI DENGAN UJI ANALISIS DAN UJI BEBAN (STUDI KASUS GEDUNG SETDA KABUPATEN BREBES)

PENGARUH BEBAN DINAMIK GEMPA VERTIKAL PADA KEKUATAN KUDA-KUDA BAJA RINGAN STARTRUSS BENTANG 6 METER TIPE-C INTISARI

ALTERNATIF PERKUATAN DINDING UNTUK MENCEGAH KEHANCURAN BRITTLE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENEMPATAN PENYAMBUNGAN PADA PERILAKU RANGKAIAN BALOK-KOLOM BETON PRACETAK BAGIAN SISI LUAR

PENGARUH CAMPURAN KADAR BOTTOM ASH DAN LAMA PERENDAMAN AIR LAUT TERHADAP LENDUTAN PADA BALOK

TINJAUAN KUAT GESER DAN KUAT LENTUR BALOK BETON ABU KETEL MUTU TINGGI DENGAN TAMBAHAN ACCELERATOR

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. belum tentu kuat untuk menahan beban yang ada. membutuhkan suatu perkuatan karena kolom menahan balok yang memikul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA AKIBAT BEBAN STATIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

BAB VI PENUTUP. beragregat kasar bata ringan sebesar 1635,017 kg/m 3 memenuhi syarat sebagai

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

KOLOM KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK (170S)

ABSTRAKSI. Basuki Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammdiyah Surakarta Jalan A.Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Surakarta 57102

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3.4.2 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus Error! Bookmark not defined Kadar Lumpur dalam Agregat... Error!

Tata cara perencanaan dan pelaksanaan bangunan gedung menggunakan panel jaring kawat baja tiga dimensi (PJKB-3D) las pabrikan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB I PENDAHULUAN. vertikal maupun beban puntir yang bekerja padanya. Disain bangunan tinggi harus bersifat flexible untuk pengaturan tata letak,

METODE RETROFIT DENGAN WIRE MESH DAN SCC UNTUK PENINGKATAN KEKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 1

EKSPERIMEN DAN ANALISIS BEBAN LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU RAJUTAN

KAPASITAS LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG DENGAN TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

ANALISIS DAKTILITAS DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI DENGAN VARIASI RASIO TINGGI DAN LEBAR (HW/LW) TERHADAP BEBAN LATERAL STATIK

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PENGUJIAN KAPASITAS LENTUR DAN KAPASITAS TUMPU KONSTRUKSI DINDING ALTERNATIF BERBAHAN DASAR EPOXY POLYSTYRENE (EPS) Agus Setiawan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Bina Nusantara Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 agustinusset@yahoo.com ABSTRACT This research has an objective to investigate the capacity of alternative wall panel construction, with EPS (Epoxy Polystyrene) as a based material. EPS with 5 cm of thickness and 1 m of width used as specimens at this research. The specimens reinforced with wire mesh (φ4 150 mm) both sides, and finished by mortar cement with 1,5 and 3 cm of thickness. Each specimen was tested in the laboratory to obtain their flexural capacity and bearing capacity. Specimen with 8,5 cm of thickness has 150 kg/m 2 of flexural capacity, while specimen with 11 cm of thickness has 450 kg/m 2 of flexural capacity. Alternative wall panel with EPS, can be used as a bearing wall, with 2,9 tons/m of bearing capacity. Keywords: Epoxy Polystyrene, wire mesh, flexural capacity, bearing capacity ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kapasitas dari kontruksi panel dinding alternative, dengan menggunakan Epoxy Polystyrene (EPS) sebagai bahan dasar. Panel EPS yang digunakan dalam penelitian ini memiliki ketebalan 5 cm dengan lebar 1 m. Benda uji panel EPS diberi tulangan wire mesh (φ4 150 mm) di kedua sisinya, dan selanjutnya diberi lapis finishing dari mortar semen setebal 1,5 dan 3 cm. Tiap benda uji diuji di laboratorium untuk memperoleh kapasitas lentur dan kapasitas tumpu dari panel dinding alternative tersebut. Benda uji dengan ketebalan 8,5 cm memiliki kapasitas lentur sebesar 150 kg/cm 2, sedangkan benda uji dengan tebal 11 cm memiliki kapasitas lentur sebesar 450 kg/cm 2. Dari hasil pengujian kapasitas geser diperoleh hasil bahwa panel dinding alternatif ini dapat digunakan sebagai dinding penumpu dengan kapasitas tumpu sebesar 2,9 ton/m. Kata kunci: Epoxy Polystyrene, wire mesh, kapasitas lentur, kapasitas tumpu Pengujian Kapasitas Lentur... (Agus Setiawan) 1053

PENDAHULUAN Perkembangan jenis dan bahan baku material bangunan mengalami perkembangan yang cukup pesat. EPS yang dikenal masyarakat luas sebagai styrofoam, semula hanya dimanfaatkan di bidang seni namun kini mulai memegang peran di bidang material bangunan. EPS sebagai bahan bangunan alternatif sudah mulai digunakan dalam berbagai bidang konstruksi, mulai dari konstruksi jalan raya, bendungan, hingga sebagai dinding bangunan. Selain ringan, mudah dan cepat dalam pelaksanaan konstruksinya, bahan EPS juga mudah dibentuk sesuai keinginan pengguna. Tuntutan yang tinggi terhadap penyediaan fasilitas perumahan sederhana di Indonesia, membuat pihak pengembang perumahan mencari alternatif bahan bangunan yang mudah dikonstruksikan dan murah, namun aspek kekuatan/kualitas bahan tentunya tidak dapat diabaikan begitu saja. Pelaku konstruksi di Indonesia juga mulai mengembangkan penggunaan EPS sebagai bahan alternatif dalam pembuatan konstruksi dinding. Waktu pengerjaan yang cepat, dan berat yang relatif ringan menjadi salah satu keandalan konstruksi dinding EPS ini. Namun konstruksi dinding ini belumlah terstandarkan secara resmi, sehingga harus dilakukan serangkaian percobaan untuk menguji kekuatan material. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan intensitas beban lentur dan intensitas beban tumpu maksimum yang dapat dipikul oleh suatu panel dinding EPS. METODE Panel dinding alternatif secara umum tersusun dari panel epoxy polystyrene (EPS) yang dirangkai dengan jaring kawat baja (wire mesh) di kedua sisinya dan kemudian diberi lapis finishing berupa plesteran yang terdiri dari campuran antara pasir dan semen dalam suatu perbandingan tertentu. Dalam uraian berikut dijelaskan tentang bahan atau benda uji yang akan digunakan dalam penelitian ini serta langkah atau metode pengujian yang dilakukan, meliputi pengujian kapasitas lentur dan pengujian kapasitas tumpu dari panel dinding alternatif berbahan dasar epoxy polystyrene. Gambar 1 menunjukan panel tipikal dengan tebal insulasi 40 mm s.d 150 mm, tebal satu lapis plesteran antara 40 mm s.d 50 mm sehingga ketebalan panel dinding keseluruhan adalah 120 mm s.d 250 mm. Tebal insulasi dan plesteran bertulang tergantung pada insulasi panas dan kapasitas struktur yang diperlukan. Kekuatan dan kekakuan panel tiga dimensi ini dicapai melalui kawat baja silang yang dilas ke kedua sisi jaring kawat baja las pabrikan. Susunan jaring kawat baja tiga dimensi tersebut akan berperilaku komposit penuh dalam hal kekakuan dan menyalurkan gaya geser. Benda Uji Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa panel dinding, yang dibuat dari bahan EPS setebal 5 cm. Kedua sisi dinding diberi lapisan tulangan besi berdiameter 4 mm yang dipasang pada keseluruhan permukaan dinding dengan jarak antar tulangan sebesar 150 mm. Kedua lapis tulangan pada kedua sisi dinding dihubungkan dengan sejumlah stek tulangan yang berdiameter 4 mm dan diikatkan dengan kawat bendrat. Setelah lapis tulangan terpasang secara sempurna pada kedua sisi panel EPS, maka selanjutnya dilakukan proses finishing pada kedua sisi panel tersebut dengan pemberian plesteran dan acian setebal 2 3 cm yang merupakan campuran antara semen Portland (PC) dengan pasir dalam perbandingan 1 : 4. 1054 ComTech Vol.1 No.2 Desember 2010: 1053-1061

Pengujian Kapasitas Lentur Gambar 1 Penampang Panel Dinding Alternatif Berbahan Dasar EPS Benda uji panel dinding EPS diletakkan pada dua tumpuan secara horizontal, seperti pada gambar 2. Beban ditambahkan secara bertahap di atas benda uji, dengan menggunakan kubus kubus beton dan air. Penambahan beban dilakukan bertahap setiap interval 100 kg/m 2, setiap penambahan beban, besar lendutan di tengah bentang dicatat setiap interval waktu 15 menit selama 1 jam. Pada beban puncak, beban ditahan selama 24 jam, dan lendutan maksimum dibaca keesokan harinya. Pelepasan beban juga dilakukan secara bertahap, dan lendutan yang terjadi selama pelepasan beban tetap dicatat. Pengujian Kapasitas Tumpu Gambar 2 Posisi Pengujian Kapasitas Lentur Dinding EPS Benda uji panel dinding EPS diletakkan pada loading frame dalam arah vertikal. Selanjutnya di sisi atas benda uji diberi tumpukan kayu yang berfungsi untuk meratakan beban dari hydraulic jack. Hydraulic jack dipasang pada sisi atas benda uji tepat di tengah bentang. Selanjutnya beban mulai Pengujian Kapasitas Lentur... (Agus Setiawan) 1055

diberikan pada benda uji melalui penekanan oleh hydraulic jack, besar beban dapat dibaca pada manometer yang ada. Besar deformasi dalam arah lateral terbaca melalui dial gauge yang dipasang. Pembebanan dihentikan ketika benda uji mulai mengalami keruntuhan/retak. Gambar 3 Posisi Pengujian Kapasitas Tumpu Dinding EPS HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kapasitas Lentur Dinding EPS Hasil pengujian kapasitas lentur panel dinding EPS disajikan dalam tabel 1 dan 2, masing masing untuk ketebalan dinding 8,5 cm dan 11 cm. Selanjutnya Gambar 3 dan 4 menunjukkan korelasi antara beban uji dengan lendutan yang terjadi pada panel dinding EPS, untuk tebal dinding 8,5 cm dan 11 cm. Kedua kurva uji pembebanan pada gambar 3 dan 4 menunjukkan bahwa lendutan pelat tidak kembali pada posisi semula (nol) setelah dilakukan pelepasan beban (rebound), hal ini mengindikasikan bahwa pelat telah dibebani hingga batas plastisnya. Acuan lendutan ijin yang diperbolehkan untuk memenuhi syarat serviceability suatu konstruksi pelat diambil dari SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung Ps. 11.5(2(6)), yang menyatakan bahwa lendutan seketika akibat beban hidup (L) tidak boleh melampaui λ/360, dengan λ adalah bentang pelat bersangkutan. Dengan mengingat bahwa bentang pelat uji adalah 1,00 m ( = 1000 mm), maka lendutan ijin maksimum adalah sebesar 1000/360 2,75 mm. Selanjutnya dari gambar 4 dan 5 terlihat hasil pada lendutan 2,75 mm, beban maksimum yang dapat dipikul oleh kedua pelat adalah 350 kg/m 2 untuk pelat dengan tebal 8,5 cm dan 850 kg/m 2 untuk pelat dengan tebal 11 cm. Dengan mengasumsikan beban mati tambahan yang bekerja adalah sebesar 100 kg/m 2, serta mengingat faktor beban yang disyaratkan dalam SNI untuk beban mati sebesar 1,2 dan beban hidup sebesar 1,6, maka dapat direkomendasikan hal hal berikut, untuk pelat 8,5 cm 1056 ComTech Vol.1 No.2 Desember 2010: 1053-1061

hanya dapat memikul beban hidup sebesar 150 kg/m 2, sedangkan untuk pelat dengan ketebalan 11 cm dapat memikul beban hidup sebesar 450 kg/m 2. Gambar 4 Kurva Beban vs Lendutan (t = 8,5 cm) Gambar 5 Kurva Beban vs Lendutan (t = 11 cm) Tabel 1 Hasil Loading Test Pelat EPS Tebal 8,5 cm No Beban Uji Durasi Beban Bacaan Dial ( x 0.01 mm) Jam Ke (kg/m 2 ) (menit) 1/4 bentang 1/2 bentang 1 0 0 0 0 0 15' 0,25 202 248 2 300 30' 0,5 203 249 45' 0,75 205 251 60' 1 205 252 15' 1,25 230 286 3 400 30' 1,5 233 290 45' 1,75 234 291 60' 2 245 292 15' 2,25 257 324 4 500 30' 2,5 261 329 45' 2,75 263 331 60' 3 265 333 15' 3,25 294 371 5 600 30' 3,5 299 375 45' 3,75 300 377 60' 4 301 378 6 700 15' 4,25 338 416 30' 4,5 343 420 Pengujian Kapasitas Lentur... (Agus Setiawan) 1057

7 800 8 900 9 800 10 700 11 600 12 500 13 400 14 300 15 0 45' 4,75 345 422 60' 5 347 427 15' 5,25 376 464 30' 5,5 381 469 45' 5,75 382 470 60' 6 384 472 15' 6,25 431 526 30' 6,5 434 531 45' 6,75 437 536 60' 7 440 538 1440' 31 468 570 15' 31,25 457 557 30' 31,5 457 557 15' 31,75 442 539 30' 32 442 538 15' 32,25 426 518 30' 32,5 425 518 15' 32,75 408 495 30' 33 407 495 15' 33,25 391 473 30' 33,5 390 472 15' 33,75 366 442 30' 34 365 441 15' 34,25 157 203 30' 34,5 157 202 Tabel 2 Hasil Loading Test Pelat EPS Tebal 11 cm No Beban Uji Durasi Beban Bacaan Dial ( x 0.01 mm) Jam Ke (kg/m 2 ) (menit) 1/4 bentang 1/2 bentang 1 0 0 0 0 0 15' 0,25 104 152 2 300 30' 0,5 106 156 45' 0,75 106 156 60' 1 106 157 15' 1,25 117 172 3 400 30' 1,5 118 175 45' 1,75 119 176 60' 2 119 177 15' 2,25 127 190 4 500 30' 2,5 129 191 45' 2,75 129 192 60' 3 130 194 15' 3,25 165 219 5 600 30' 3,5 167 221 45' 3,75 168 222 60' 4 169 223 15' 4,25 184 241 6 700 30' 4,5 186 243 45' 4,75 186 244 60' 5 187 244 15' 5,25 199 258 7 800 30' 5,5 200 260 45' 5,75 201 261 1058 ComTech Vol.1 No.2 Desember 2010: 1053-1061

8 900 9 1000 10 1100 9 1000 10 900 11 800 12 700 13 600 14 500 15 400 16 300 17 0 60' 6 201 262 15' 6,25 225 284 30' 6,5 227 286 45' 6,75 228 288 60' 7 228 289 15' 7,25 261 323 30' 7,5 261 324 45' 7,75 262 324 60' 8 262 324 15' 8,25 273 336 30' 8,5 273 337 45' 8,75 274 338 60' 9 274 338 1440' 33 278 356 15' 33,25 270 349 30' 33,5 270 348 15' 33,75 264 342 30' 34 263 341 15' 34,25 256 334 30' 34,5 255 334 15' 34,75 248 326 30' 35 248 325 15' 35,25 240 317 30' 35,5 239 316 15' 35,75 229 306 30' 36 228 305 15' 36,25 219 297 30' 36,5 219 296 15' 36,75 206 282 30' 37 206 282 15' 37,25 114 171 30' 37,5 114 171 Pengujian Kapasitas Tumpu Dinding EPS Hasil pengujian kapasitas tumpu panel dinding EPS disajikan dalam tabel 3. Selanjutnya Gambar 6 menunjukkan korelasi antara beban uji dengan lendutan yang terjadi pada panel dinding EPS, untuk tebal dinding 8,5 cm dan 11 cm. Tabel 3 Hasil Uji Kapasitas Tumpu Konstruksi Dinding EPS No Beban Bacaan Dial (x0.01 mm) (kg/cm 2 ) t = 8,5 cm t = 11 cm 1 0 0 0 2 50 0,3 3,8 3 75 0,65 4,15 4 100 0,97 4,5 5 125 1,32 5,05 6 150 1,8 5,6 7 175 2,31 5,925 8 200 2,85 6,25 9 225 3,21 6,575 Pengujian Kapasitas Lentur... (Agus Setiawan) 1059

10 250 3,71 6,9 11 275 7,25 Gambar 6 Hasil Uji Kapasitas Tumpu Dari hasil pengujian diperoleh data bahwa untuk dinding EPS tebal 8,5 cm, telah terjadi retakan pada benda uji saat beban menunjukkan angka 250 kg/cm 2. Sedangkan pada benda uji dinding EPS tebal 11 cm diperoleh deformasi yang hampir 10 kali lipat lebih besar dari dinding tebal 8,5 cm (pada beban 50 kg/cm2), sehingga dalam analisa selanjutnya akan didasarkan pada benda uji pertama saja dengan ketebalan 8,5 cm. Beban maksimum yang dapat dipikul dinding EPS adalah 250 kg/cm 2, dengan memperhitungkan luas penampang dongkrak hidrolik sebesar 22,9 cm 2, maka diperoleh beban uji sebesar 5725 kg. Beban tambahan lain berupa perata beban dari kayu sebesar 100 kg. Sehingga total beban tumpu yang dipikul oleh dinding EPS adalah sebesar 5825 kg, atau setara dengan beban merata 2900 kg/m. Dengan mengasumsikan bahwa suatu konstruksi rumah sederhana bertingkat dua dengan menggunakan pelat lantai EPS pula, maka dapat dihitung bahwa total beban ultimit yang harus dipikul oleh suatu dinding EPS adalah sebesar 900 kg/m (untuk modul pelat ukuran 2 2 m 2 ). Perhitungannya adalah sebagai berikut: Beban layan yang harus dipikul : Berat sendiri pelat EPS (tebal 11 cm) = 130 kg/m 2 Beban mati tambahan (plafond, keramik dll) = 100 kg/m 2 Beban hidup rumah tinggal = 250 kg/m 2 q u = 1,2(130+100) + 1,6(250) = 676 kg/m 2 Beban maksimum yang harus dipikul oleh konstruksi dinding EPS (interior panel) = 2 676 2/3 900 kg/m 1060 ComTech Vol.1 No.2 Desember 2010: 1053-1061

PENUTUP Beberapa simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian yang telah dilakukan, adalah (1) pelat EPS dengan tebal 8,5 cm (lebar 1 m) mampu memikul beban layan sebesar 150 kg/m 2 ; (2) pelat EPS dengan tebal 11 cm (lebar 1m) mampu memikul beban layan sebesar 450 kg/m 2 ; (3) konstruksi dinding EPS ternyata dapat digunakan sebagai dinding struktural (sebagai bearing wall) dengan kemampuan memikul beban tumpu ultimit sebesar 2900 kg/m. Saran yang dapat diberikan dalam masalah pemakaian konstruksi pelat atau dinding EPS, antara lain (1) pelat EPS dengan ketebalan 11 cm mampu digunakan sebagai konstruksi pelat lantai pada bangunan rumah tinggal dua lantai sederhana, namun untuk bentang besar masih perlu dilakukan pengujian beban (loading test) dalam skala penuh di lapangan; (2) dinding EPS dengan tebal 8,5 cm layak diperhitungkan sebagai dinding struktural, yang mampu berkontribusi membantu kolom struktur dalam distribusi beban layan yang bekerja. Namun dinding dengan ketebalan 11 cm perlu dipertimbangkan untuk mengingat aspek durabilitas material; (3) masih perlu diuji kapasitas geser dinding EPS dalam kapasitasnya untuk memikul beban gempa, sehingga diharapkan dapat menjadi konstruki dinding alternatif yang tahan gempa. DAFTAR PUSTAKA Badan Standarisasi Nasional. (2008). Tata Cara Perencanaan dan Pelaksanaan Bangunan Gedung Menggunakan Panel Jaring Kawat Baja Tiga Dimensi (PJKB-3D) Las Pabrikan, SNI 7392.2008, Bandung: Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. Badan Standarisasi Nasional. (2002). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton, SNI 03-28467-2002, Bandung: Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. Cormack, J. C. (2004). Desain Beton Bertulang. Jakarta: Erlangga. Hasooun, M. N., & Manaseer, A. A. (2005). Structure Concrete Theory and Design, Canada: John Wiley & Sons Inc. Nawy, E. G. (2005). Reinforced Concrete a Fundamental Approach. New Jersey: Pearson Education Inc. Nilson, A. H., Darwin, D., & Dolan, C. W. (2003). Design of Concrete Structures, New York: Mc Graw Hill. Pengujian Kapasitas Lentur... (Agus Setiawan) 1061