ANALISIS HAZARD DI LABORATORIUM BUSANA SMK NEGERI 3 MAGELANG

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERAWATAN LABORATORIUM BUSANA SMK NEGERI 3 MAGELANG

ANALISIS HAZARD DI LABORATORIUM BUSANA SMK NEGERI 3 MAGELANG

OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

Prosiding Teknik Industri ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat,

KESEHATAN KERJA. oleh; Syamsul Rizal Sinulingga, MPH

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat,

DASAR DASAR KESEHATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan sering mengabaikan Keselamatan dan Kesehatan. Kerja (K3) para pekerjanya. Dimana sebenarnya K3 merupakan poin

KUISIONER PENELITIAN

PENTINGNYA PENERAPAN PROGRAM K3 PERKANTORAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KINERJA SEKRETARIS

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh)

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH FAKTOR PERSONAL DAN MANAJEMEN K3 TERHADAP TINDAKAN TIDAK AMAN (UNSAFE ACTION) PADA PEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, pelayanan kesehatan yang berakhir dengan timbulnya kerugian (Puslitbag

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

KEADAAN DAN PENGELOLAAN PERALATAN PRAKTIK SISWA DI BENGKEL PENGELASAN SMK 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

Seminar Nasional IENACO ISSN: PENILAIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN METODE HIRARC DI PT. X PASURUAN JAWA TIMUR

PERILAKU PEDULI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN SANITASI HYGIENE SISWA DI LABORATORIUM TPHP SMK NEGERI 1 PANDAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN BUSANA INDUSTRI DI SMK NEGERI 3 MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ketenagakerjaan, antara lain masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Tenaga Kerja

IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

Menerapkan Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

PENERAPAN KESEHATAN KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP (K3LH) DALAM PRAKTEK MENJAHIT SISWA KELAS XII BUSANA BUTIK SMK NEGERI 1 PANDAK BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

KECELAKAAN TAMBANG. Oleh : Rochsyid Anggara

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat

PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI WORKSHOP TATA BUSANA SMK NEGERI 1 AMPEK ANGKEK AGAM RAY SOVIA

BAB I PENDAHULUAN. jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN ALAT PELINDUNG DIRI PADA AREA PART MANUFACTURING DI PT. FSCM MANUFACTURING INDONESIA

BAB 1 LATAR BELAKANG. signifikan bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2006, luas lahan areal kelapa

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

Alat Pelindung Diri Kuliah 8

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN KEJURUAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SMK N 1 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

IMPLEMENTASI HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND CONTROL PADA PROSES PRODUKSI BC. CASTING GEDUNG C PT. SHOWA INDONESIA MANUFACTURING CIKARANG

BAB I PENDAHULUAN I-1

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya

Tabel 5.1 Nilai pada Tiap-tiap sub Kategori pada Tiap Kategori 79 Tabel 5.2 Perbandingan Dampak Kecelakaan dari Kategori Ringan dan Kategori Berat 87

ANALISIS DAN USULAN PERANCANGAN SISTEM KERJA DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi Kasus di Konveksi Pakaian XYZ ) Winda Halim 1*, Budiman 2

Prosiding Teknik Industri ISSN:

RESUME PENGAWASAN K3 LINGKUNGAN KERJA MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan pasar bebas yang akan berlaku pada tahun 2020,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan

Memenuhi Salah Satu. Syarat. Disusun Oleh : J PROGRAM FAKULTAS

PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SISWA PADA MATA PELAJARAN BATIK DI WORKSHOP DESAIN PRODUKSI KRIYA TEKSTIL SMK NEGERI 8 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam kesehariannya disibukkan dengan berbagai macam

Program Konservasi Pendengaran (1) Hearing Conservation Program (1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment)

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN TINDAKAN PENGENDALIAN

BAB I PENDAHULUAN. kerja. 3 K3 di tempat kerja harus dikelola dengan aspek lainnya seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prosiding Teknik Industri ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah hotel. Dinas Pariwisata Bali mencatat jumlah hotel yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusianya, agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas

ANALISIS IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI AREA GUDANG BAHAN JADI DI PT

SIKAP DAN TINDAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 MOYUDAN PADA PRAKTIK BOGA DASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada daya kerja. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut

Identifikasi Penilaian Aktivitas Pengelasan Pada Bengkel Umum Unit 1-4 Dengan Pendekatan Job Safety Analysis di PT.Indonesia Power UBP Suralaya

I. DATA UMUM Nama : Umur : Pendidikan Terakhir : Masa Kerja : DATA KHUSUS. A. Pengetahuan

Kompetensi Dasar 2 : Keadaan darurat. Presented by : Anita Iskhayati, S. Kom NIP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lebih besar dan beraneka ragam karena adanya alih teknologi dimana

Keywords: PPE; knowledge; attitude; comfort

APLIKASI ERGONOMI UNTUK PENGAMAN ALAT KERJA

KUISIONER PENELITIAN

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

KUISIONER PENELITIAN PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN PTPN II KWALA MADU DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM K3 DAN PENANGANAN HAZARD. Pengantar


Djamal Thaib, B.Sc, S.IP, M.Sc. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binawan 4/26/2012

Transkripsi:

Analisis Hazard di.(kartika Diah Pertiwi) 1 ANALISIS HAZARD DI LABORATORIUM BUSANA SMK NEGERI 3 MAGELANG Penulis 1 : Kartika Diah Pertiwi Penulis 2 : Enny Zuhni Khayati, M. Kes Universitas Negeri Yogyakarta E-mail : kartikadiahpertiwi@ymail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini dirancang untuk: (1) menganalisis potensi bahaya (hazard) yang terdapat di laboratorium busana SMK Negeri 3 Magelang; (2) menganalisis pengendalian potensi bahaya (hazard) yang dilakukan laboratorium busana SMK Negeri 3 Magelang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan survei. Subjek penelitian adalah guru produktif busana, dan satu kelas siswa kelas X jurusan Tata Busana yang berjumlah 35 orang, ditentukan secara purposif dan insidental. Objek penelitian adalah laboratorium busana SMK Negeri 3 Magelang. Data dikumpulkan menggunakan instrumen berupa checklist, catatan lapangan, wawancara, dan angket. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut: (1) reduksi data; (2) penyajian data dalam bentuk tabel; dan (3) penarikan kesimpulan. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan statistik deskriptif.hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat hazard di laboratorium busana SMK Negeri 3 Magelang dari jenis: (a) biologi, berupa kotoran binatang dan ancaman serangga; (2) kimia, berupa penyimpanan bahan kimia dan zat mudah terbakar; (c) fisik, berupa debu, sampah, kotoran, peralatan listrik tidak terlindung, penyimpanan barang yang tidak seharusnya, benda tajam, penerangan kurang, dan peralatan bergerak cepat; (d) ergonomi, berupa posisi kerja membungkuk dan gerakan berulang; (e) psikologi, berupa hubungan kerja buruk, beban kerja berlebihan, motivasi belajar rendah, bullying, kelelahan kerja, dan stres kerja; (2) pengendalian hazard di laboratorium busana SMK Negeri 3 Magelang dilakukan dengan sebagian atau seluruh cara berdasarkan hazard control hierarchy yang meliputi eliminasi, substitusi, isolasi, kontrol mesin, kontrol administratif, dan alat pelindung diri, tergantung pada jenis hazard. Kata kunci: Hazard, Laboratorium Busana, SMK Negeri 3 Magelang AN ANALYSIS OF HAZARDS IN THE FASHION LABORATORY AT SMK NEGERI 3 MAGELANG ABSTRACT This study aims to analyze: (1) danger potentials (hazards) in the fashion laboratory at SMK Negei 3 Magelang, and (2) controls over danger potentials (hazards) in the fashion laboratory at SMK Negei 3 Magelang. This was a descriptive study employing the survey approach. The research subjects were the productive teacher of Fashion Design and one class of Grade X students of Fashion Design Department with a total of 35 students who were purposively and incidentally selected. The research object was the fashion laboratory at SMK Negeri 3 Magelang. The data were collected through instruments in the form of a checklist, field notes, interviews, and a questionnaire. The data were analyzed by means of the qualitative and quantitative descriptive techniques. The qualitative descriptive analysis was done through the steps of: (1) data reduction, (2) data display using tables, and (3) conclusion drawing. The quantitative data analysis was done using descriptive statistics. The results of the study are as follows. (1) There are hazards in the fashion laboratory at SMK Negeri 3 Magelang, comprising: (a) the biological type in the form of animal feces and insect threats; (b) the chemical type in the form of chemical substance and flammable substance storage; (c) the physical type in the form of dust, rubbish, sewage, unprotected electric appliances, inappropriate storage of objects, sharp objects, lack of lighting, and fast moving equipment; (d) the ergonomic type in the form of bending working position and repeated movements; and (e) the psychological type in the form of poor work relationship, excessive workload, low learning motivation, bullying, work fatigue, and work stress. (2) The controls over the hazards in the fashion laboratory at SMK Negeri 3 Magelang are partly or totally made on the

2 Jurnal Pendidikan Teknik Busana Tahun 2016 basis of the hazard control hierarchy including elimination, substitution, isolation, machine control, administrative control, and personal protective equipment, depending on the hazard types. Keywords: Hazards, Fashion Laboratory, SMK Negeri 3 Magelang PENDAHULUAN Hazard, merupakan keadaan yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian manusia karena mengandung bahaya yang dapat menimbulkan insiden seperti kecelakaan. Hazard dapat ditemukan dan berasal dari mana saja, terutama dari hal-hal yang berada di lingkungan sekitar kita. Pada industri di bidang busana, hazard terutama berada di area lingkungan kerja bagian unit produksi. Seluruh kegiatan mulai dari cutting hingga packing memiliki hazard masing-masing. Seringkali hazard kurang disadari keberadaannya dan dianggap sepele karena faktor ketidaktahuan, oleh karena itu, berbagai macam cara dilakukan untuk menekan angka kecelakaan kerja dengan mengimplementasikan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Implementasi K3 adalah salah satu hal paling mendasar yang harus dilakukan oleh semua pekerja yang melakukan pekerjaan, tidak hanya di bidang busana namun juga bidang-bidang lainnya, sebab seluruh kegiatan memiliki hazard masingmasing dalam kadar yang berbeda. Implementasi K3 yang paling mudah dilakukan adalah mengikuti seluruh aturan yang berlaku di tempat kerja dan menggunakan alat pelindung diri (APD) sebagai bentuk pertahanan diri dari kecelakaan maupun sakit akibat Kurangnya kesadaran mengenai pentingnya implementasi K3 dapat berdampak pada meningkatnya jumlah kecelakaan dan sakit akibat kerja, sehingga pekerja yang mengalami insiden kecelakaan/ sakit menjadi tidak produktif. Kesadaran akan adanya bahaya kecelakaan kerja perlu ditanamkan sejak dini pada jenjang sekolah, dalam hal ini khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berbasis di bidang busana. Pada SMK yang memiliki jurusan busana seperti SMK Negeri 3 Magelang, ruang kerja yang memiliki banyak potensi bahaya (hazard) terutama adalah ruang kerja siswa yang berupa laboratorium busana. Pengetahuan mengenai potensi bahaya (hazard) di laboratorium, sangat penting supaya kondisi lingkungan kerja siswa menjadi lebih aman dan lebih produktif untuk bekerja sehingga akan tercapai zero accident (bebas kecelakaan akibat kerja) dan zero sick (bebas sakit akibat kerja). Pengetahuan dan kepedulian pengguna akan potensi bahaya (hazard) di laboratorium sangat berpengaruh pada

Analisis Hazard di.(kartika Diah Pertiwi) 3 terjadinya kecelakaan dan sakit akibat kerja. Jika warga sekolah kurang aware terhadap hazard, bisa dipastikan potensi kecelakaan kerja siswa akan meningkat. Ketidakpedulian pengguna laboratorium busana, dapat berbentuk tindakan tidak mematuhi peraturan dan kebijakan yang berlaku. Risiko yang tinggi dan jumlah hazard yang sangat banyak muncul dikarenakan laboratorium tidak memiliki keadaan yang ideal. Sebagai ruang kerja praktik maupun teori yang berisi berbagai peralatan menjahit, idealnya keadaan setiap komponen dalam suatu laboratorium selalu terawat, bersih, rapi, dan masing-masing orang mempunyai konsistensi dan disiplin diri, sehingga mampu mendukung terciptanya tingkat efisiensi dan produktivitas yang tinggi di lingkungan kerja. Kondisi tersebut dapat diwujudkan dengan implementasi K3 berupa konsep 5R (Ringkas, Resik, Rapi, Rawat, dan Rajin).. Apabila kondisi ideal laboratorium tidak terpenuhi, maka dapat dipastikan muncul berbagai macam bahaya (hazard) yang berpotensi menyebabkan kecelakaan di lingkungan kerja, oleh karena itu selain menerapkan konsep 5R siswa perlu mengetahui dan mempelajari tentang berbagai jenis bahaya yang dapat timbul di laboratorium serta bagaimana cara melakukan pengendaliannya. Identifikasi hazard hingga pengendalian hazard adalah langkah awal untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja demi tercapainya zero accident dan zero sick. Menurut data dari observasi awal, ditemukan beberapa masalah yang disebabkan maupun dapat menyebabkan hazard. Masalah tersebut antara lain: 1) siswa tidak mematuhi aturan dasar dalam laboratorium, yaitu membawa makanan dan minuman ke dalam ruang laboratorium; 2) ruangan laboratorium busana gelap tanpa bantuan pencahayaan yang berasal dari lampu; 3) banyak terdapat barang yang memadati sudut ruang laboratorium seperti dressfoam, hasil praktik, dan beberapa benda lain yang peletakkannya kurang ergonomis; 4) pernah terjadi korsleting atau hubungan pendek listrik yang menyebabkan salah satu ruang laboratorium busana dipenuhi asap sehingga siswa harus dievakuasi; 5) hampir setiap tahun terjadi insiden siswa tertusuk jarum mesin pada saat melakukan praktik maupun saat ujian; dan 6) keadaan ruangan mudah berdebu, sehingga dapat mengancam kesehatan maupun mengotori hasil praktik siswa. Adanya permasalahan dalam lingkungan kerja siswa sebagaimana telah diuraikan di atas memenuhi syarat untuk diadakannya sebuah penelitian dengan cara menganalisis guna mengungkap hazard di

4 Jurnal Pendidikan Teknik Busana Tahun 2016 laboratorium busana SMK Negeri 3 Magelang, sehingga kedepannya pencegahan kecelakaan dapat dilakukan semaksimal mungkin. Menurut OHSAS 18001 (1999:2) hazard disebut sebagai sumber atau situasi tertentu dengan suatu potensi bahaya berkenaan dengan gangguan kesehatan atau luka, kerusakan harta milik, kerusakan lingkungan tempat kerja, atau kombinasi hal tersebut. Hazard dapat dibedakan berdasarkan jenisnya, yaitu: 1) biological (biologi); 2) chemical (kimia); 3) physical (fisik); 4) ergonomic (ergonomi); dan 5) physiological (psikologi) (Wowo Sunaryo Kuswana, 2014:24). Hazard yang mungkin ada di laboratorium busana dilihat berdasarkan jenisnya adalah: a) biologi: jamur, kotoran binatang, dan ancaman serangga; 2) kimia: penyimpanan bahan kimia, zat mudah terbakar, zat korosif, dan limbah bahan kimia; 3) fisik: kebakaran, debu, sirkulasi udara buruk, temperatur tinggi, sampah, kotoran, peralatan listrik tidak terlindung, lantai licin, penyimpanan barang tidak pada tempatnya, benda tajam, peralatan bergerak cepat, penerangan kurang, dan suara bising; 4) ergonomi: tempat dan alat kurang ergonomis, posisi kerja membungkuk, jangkauan berlebihan, dan gerakan berulang; 5) psikologi: hubungan kerja buruk, beban kerja berlebihan, motivasi belajar rendah, bullying, kelelahan kerja, dan stres kerja. Hazard dapat dikategorikan berdasarkan tingkat keparahan apabila terjadi insiden. Kategori hazard tersebut antara lain: 1) sangat rendah, (tingkat keparahan sangat ringan); 2) rendah, (tingkat keparahan ringan); 3) sedang, (tingkat keparahan sedang); 4) tinggi, (tingkat keparahan berat); dan 5) sangat tinggi, (tingkat keparahan fatal) (OHSAS 18001:2007). Pengendalian hazard dapat dilakukan dengan menerapkan hazard control hierarchy (R. Craig Schroll, 2002:69-71) yang meliputi: 1) eliminasi, yaitu menghilangkan hazard sepenuhnya; 2) substitusi, mengganti proses yang berbahaya dengan proses yang memiliki hazard lebih sedikit; 3) isolasi, mengisolasi atau menjauhkan hazard; 4) kontrol mesin, menggunakan mesin untuk bekerja agar terhindar dari hazard; 5) kontrol administratif, meliputi kebijakan, prosedur, peraturan, dan pelatihan; dan 6) alat pelindung diri, sebagai pertahanan diri terhadap hazard. Tujuan diadakannnya penelitian ini adalah untuk: 1) melakukan analisis potensi bahaya (hazard) di laboratorium busana SMK Negeri 3 Magelang; dan 2) melakukan analisis pengendalian potensi bahaya (hazard) yang dilakukan

Analisis Hazard di.(kartika Diah Pertiwi) 5 laboratorium busana SMK Negeri 3 Magelang. Kegunaan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi yang sangat penting dan mendalam mengenai jenisjenis, risiko, dan pengendalian potensi bahaya (hazard) di laboratorium busana SMK Negeri 3 Magelang, sehingga menjadi bahan pertimbangan dan acuan dalam menjaga, merawat, dan memelihara tempat kerja, khususnya laboratorium busana agar tercapai zero accident dan zero sick, sehingga warga sekolah dapat belajar dalam suasana nyaman, aman, dan kondusif. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif pendekatan survei. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang berdasarkan fakta dengan menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi. Survei bertujuan untuk memperoleh informasi yang sama atau sejenisnya dari berbagai kelompok atau orang dengan observasi, angket dan wawancara secara pribadi. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 3 Magelang, jl. Kapten Pierre Tendean No.1 RT.01/ RW.03 kota Magelang. Waktu dilaksanakannya penelitian pada bulan November 2015, sebelum siswa melaksanakan ujian akhir semester. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah guru, dan siswa Tata Busana SMK Negeri 3 Magelang. Guru dan siswa dipilih secara purposif. Guru yang dipilih adalah 2 orang guru produktif Tata Busana sebagai subjek. Sedangkan siswa yang dipilih sebagai subjek adalah salah satu kelas dari siswa kelas X Tata Busana. Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian ini berjumlah 35 orang. Objek pada penelitian ini adalah laboratorium busana di SMK Negeri 3 Magelang. Laboratorium tersebut memiliki luas 10x5 meter persegi. Laboratorium busana berfungsi sebagi ruang praktik busana seperti pembuatan pola dan menjahit. Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Data pada penelitian ini adalah data mengenai identifikasi hazard dan pengendalian hazard di laboratorium busana. Data yang didapatkan berbentuk data kualitatif dan kuantitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

6 Jurnal Pendidikan Teknik Busana Tahun 2016 adalah checklist, catatan lapangan, wawancara dan angket. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi ruangan laboratorium, wawancara kepada guru produktif busana, dan angket untuk siswa kimia, dan zat mudah terbakar; 3) fisik: debu, sampah, kotoran, peralatan listrik tidak terlindung, penyimpanan barang tidak pada tempatnya, benda tajam, peralatan listrik bergerak cepat, dan penerangan kurang; 4) ergonomi: posisi kerja membungkuk, dan gerakan berulang; 5) Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis hazard biologi, kimia, fisik, dan ergonomi. Langkah-langkah analisis deskriptif kualitatif adalah sebagai berikut: 1) reduksi data; 2) penyajian data; dan 3) penarikan kesimpulan. psikologi: hubungan kerja buruk, beban kerja berlebihan, motivasi belajar rendah, bullying, kelelahan kerja, dan stres kerja. SS= (X > 10) S= (8 < X < 10) TS= (6 < X < 8) STS= (X < 6) 20% 48% 3% 29% Gambar 1. Grafik Hazard Biologi berdasarkan Angket SS= (X > 6,5) S= (5 < X < 6,5) TS= (3,5 < X < 5) STS= (X < 3,5) Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis hazard psikologi (siswa). Analisis deskriptif kuantittatif yang digunakan adalah statistik 37% 0% 0% 63% deskriptif untuk menguatkan data kualitatif. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Hazard di Laboratorium Busana SMK Negeri 3 Magelang Berdasarkan hasil observasi, ditemukan hazard di laboratorium busana SMK Negeri 3 Magelang dari jenis: 1) biologi: kotoran binatang, dan ancaman Gambar 2. Grafik Hazard Kimia berdasarkan Angket SS= (X > 55,25) S= (42,5 < X < 55,25) TS= (29,75 < X < 42,5) STS= (X < 29,75) 0% 6% 26% 68% Gambar 3. Grafik Hazard Fisik berdasarkan Angket serangga; 2) kimia: penyimpanan bahan

Analisis Hazard di.(kartika Diah Pertiwi) 7 SS= (X > 16,25) S= (12,5 < X < 16,25) TS= (8, 75 < X < 12,5) STS= (X < 8, 75) Gambar 4. Grafik Hazard Ergonomi berdasarkan Angket Gambar 5. Grafik Hazard Psikologi berdasarkan Angket Analisis Pengendalian Hazard di Laboratorium Busana SMK Negeri 3 Magelang 11% 66% Pengendalian hazard yang sudah dilaksanakan di SMK Negeri 3 Magelang berdasarkan hirarki pengendalian bahaya dari jenis biologi: 1) kotoran binatang, adalah eliminasi dan kontrol mesin; dan 2) ancaman serangga, adalah eliminasi dan kontrol administratif. 3% 20% SS= (X > 42,25) S= (32,5 < X < 42,25) TS= (22,75 < X < 32,5) STS= (X < 22,75) 43% 0% 0% Pengendalian hazard dari jenis kimia: 1) penyimpanan bahan kimia, adalah isolasi dan kontrol administratif; dan 2) zat mudah terbakar, adalah isolasi dan kontrol administratif. 57% Pengendalian hazard dari jenis fisik: 1) debu, adalah eliminasi, isolasi, kontrol mesin, dan kontrol administratif; 2) sampah, adalah eliminasi, isolasi, kontrol mesin, dan kontrol administratif; 3) kotoran, adalah eliminasi, kontol mesin, dan kontrol administratif; 4) peralatan listrik tidak terlindung, adalah kontrol administratif; 5) penyimpanan yang tidak seharusnya, adalah kontrol administratif; 6) peralatan bergerak cepat, adalah kontrol administratif; 7) benda tajam, adalah isolasi, kontrol administratif; dan 8) penerangan kurang, adalah kontrol mesin dan kontrol administratif. Pengendalian hazard dari jenis ergonomi 1) posisi kerja membungkuk, dan 2) gerakan berulang, tidak dilakukan. Pengendalian hazard dari jenis psikologi: 1) hubungan kerja buruk, adalah eliminasi; 2) beban kerja berlebihan, adalah kontrol mesin; 3) motivasi belajar rendah, adalah kontrol administratif; 4) bullying, adalah eliminasi; 5) kelelahan kerja, adalah kontrol administratif; dan 6) stres kerja, tidak ada (tidak dilakukan). Pembahasan Analisis Hazard di Laboratorium Busana SMK Negeri 3 Magelang Hazard biologi: 1) kotoran binatang, disebabkan oleh cicak, berisiko menjadi media penularan penyakit, kategori hazard sangat rendah; 2) ancaman serangga, disebabkan oleh nyamuk, berisiko menjadi media penularan

8 Jurnal Pendidikan Teknik Busana Tahun 2016 penyakit, kategori hazard sangat rendah sampai sangat tinggi. Hazard kimia: 1) penyimpanan bahan kimia, dan 2) zat mudah terbakar, disebabkan oleh penyimpanan pelumas (minyak) mesin, berisiko mengotori dan menyebabkan kebakaran, kategori hazard sangat rendah (tidak ada cidera). Hazard fisik: 1) debu, disebabkan oleh lingkungan mudah berdebu, berisiko menyebabkan sakit pernapasan dan mengotori, kategori hazard sangat rendah sampai sedang; 2) sampah, disebabkan oleh sisa praktik dan makanan, berisiko mengotori ruangan dan menimbulkan penyakit, kategori hazard sangat rendah; 3) kotoran, disebabkan oleh coretan siswa, berisiko mengotori ruangan, kategori hazard sangat rendah; 4) peralatan listrik tidak terlindung, disebabkan oleh instalasi listrik yang tidak terlindungi, berisiko tersengat listrik dan korsleting, kategori hazard sangat rendah sampai sangat tinggi; 5) penyimpanan barang yang tidak seharusnya, disebabkan ketersediaan tempat penyimpanan terbatas, berisiko menimbulkan kecelakaan tersandung dan terjatuh, kategori hazard sangat rendah sampai rendah; 6) benda tajam, disebabkan oleh peralatan menjahit (gunting dan jarum), berisiko menusuk dan menggores, kategori hazard sangat rendah sampai sedang; 7) peralatan bergerak cepat, disebabkan oleh mesin jahit dan mesin obras, berisiko menjepit dan menusuk, kategori hazard rendah sampai sedang; 8) penerangan kurang, disebabkan oleh terhalangnya jendela laboratorium (sehingga cahaya tidak dapat masuk), berisiko menimbulkan kelelahan mata, kategori hazard sangat rendah sampai rendah. Hazard ergonomi: 1) posisi kerja membungkuk, disebabkan kebiasaan siswa, berisiko menimbulkan sakit punggung, kategori hazard rendah; dan 2) gerakan berulang, disebabkab oleh tuntutan bidang kerja, berisiko menimbulkan kelelahan, kategori hazard rendah. Hazard psikologi: 1) hubungan kerja buruk, disebabkan masalah pribadi/ kelompok, berisiko membuat kualitas kerja tim rendah, kategori hazard sangat rendah; 2) beban kerja berlebihan, disebabkan oleh banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan dalam satu waktu, berisiko menimbulkan kelelahan dan stres kerja, kategori hazard sangat rendah; 3) motivasi belajar rendah, disebabkan oleh faktor internal dan eksternal, berisiko menghambat produktivitas kerja, kategori hazard sangat rendah; 4) bullying, disebabkan oleh perasaan ingin mengintimidasi orang lain, berisiko menimbulkan ketegangan sosial, kategori hazard sangat rendah sampai rendah; 5) kelelahan kerja, disebabkan oleh beban kerja berlebihan, berisiko menghambat

Analisis Hazard di.(kartika Diah Pertiwi) 9 produktivitas, kategori hazard sangat rendah sampai rendah; dan 6) stres kerja, disebabkan oleh salah satu atau kombinasi dari hubungan kerja buruk, beban kerja berlebihan, motivasi rendah, bullying, dan kelelahan kerja, berisiko menimbulkan gangguan keseimbangan fisik dan psikis, kategori hazard sangat rendah sampai sedang. Analisis Pengendalian Hazard di Laboratorium Busana SMK Negeri 3 Magelang Pengendalian hazard yang belum dilakukan oleh SMK Negeri 3 Magelang berdasarkan hirarki pengendalian bahaya dari jenis biologi: 1) kotoran binatang, adalah kontrol administratif dan APD; dan 2) ancaman serangga, adalah kontrol mesin dan APD. Pengendalian hazard yang belum dilakukan dari jenis kimia: 1) penyimpanan bahan kimia; dan 2) zat mudah terbakar, adalah APD. Pengendalian hazard yang belum dilakukan dari jenis fisik: 1) debu, adalah APD; 2) sampah, adalah APD; 3) kotoran, adalah APD; 4) peralatan listrik tidak terlindung, adalah isolasi dan APD; 5) penyimpanan barang tidak seharusnya, adalah isolasi; 6) benda tajam, adalah APD; 7) peralatan bergerak cepat, adalah APD; dan 8) penerangan kurang, tidak ada. Pengendalian hazard yang belum dilakukan dari jenis ergonomi: 1) posisi kerja membungkuk, adalah substitusi dan kontrol administratif; dan 2) gerakan berulang, adalah substitusi dan kontrol administratif. Pengendalian hazard yang belum dilakukan dari jenis psikologi: 1) hubungan kerja buruk, adalah kontrol administratif; 2) beban kerja berlebihan, adalah kontrol administratif; 3) motivasi berlebihan, adalah substitusi; 4) bullying, adalah kontrol administratif; 5) kelelahan kerja, adalah kontrol mesin dan kontrol administratif; 6) stres kerja, adalah eliminasi dan kontrol administratif. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hazard yang ditemukan di laboratorium busana dari jenis: hazard biologi, berupa kotoran binatang cicak dan ancaman serangga nyamuk; hazard kimia, berupa penyimpanan bahan kimia dan zat mudah terbakar; hazard fisik, berupa, debu, sampah, kotoran, peralatan listrik tidak terlindung, penyimpanan benda tidak pada tempatnya, benda tajam, penerangan kurang baik dan mesin bergerak cepat; hazard ergonomi, berupa posisi kerja

10 Jurnal Pendidikan Teknik Busana Tahun 2016 membungkuk dan gerakan berulang; hazard psikologi, berupa hubungan kerja buruk, beban kerja berlebihan, motivasi belajar rendah, bullying, kelelahan kerja, dan stres kerja. 2. Pengendalian hazard dapat menggunakan hirarki pengendalian bahaya yang terdiri dari: eliminasi, yaitu menghilangkan hazard sepenuhnya; substiusi, yaitu mengganti proses yang berbahaya dengan proses yang lebih sedikit bahayanya; isolasi, yaitu menempatkan atau menghisolasi hazard agar tidak membahayakan; kontrol mesin, yaitu menggunakan mesin untuk melakukan pekerjaan yang berbahaya; kontrol administratif, yaitu kebijakan, prosedur, peraturan, dan pelatihan untuk menghindari hazard; dan alat pelindung diri, yaitu penggunaan alat pelindung yang sesuai untuk menghindari hazard. Pengendalian menggunakan hirarki tersebut tergantung pada jenis hazard, karena tidak semua elemen dapat diterapkan sekaligus. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka berikut disampaikan beberapa saran: 1. Pengetahuan mengenai hazard perlu lebih disosialisasikan ke pengguna laboratorium agar kesadaran akan adanya bahaya semakin tinggi sehingga kewaspadaan ikut meningkat. Selain itu sebagai upaya tambahan ada baiknya pengguna laboratorium selalu menerapkan konsep 5R dalam K3, yaitu resik, rapi, rawat, rajin, dan ringkas, sehingga tidak muncul bahaya yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja. 2. Pengendalian hazard sebaiknya dilakukan oleh semua pihak yang berkaitan dengan laboratorium busana, tidak hanya dari pengelola namun juga pengguna. Hirarki pengendalian bahaya dapat diterapkan untuk melakukan pengendalian tersebut. Pengguna laboratorium hendaknya memahami apa yang harus mereka lakukan manakala muncul hazard, peran guru di sini sangat penting untuk memberikan arahan bagaimana mengendalikan hazard, tidak hanya saat materi K3 yang disisipkan pada pelajaran DTM saja namun setiap kali akan mengggunakan laboratorium busana. Selain pengetahuan mengenai hazard, penting dilakukan evaluasi secara berkala mengenai hazard apa yang sudah dikendalikan dengan baik dan hazard apa yang masih kurang pengendaliannya, sehingga hazard tidak hanya ditangani secara insidental saat sudah terjadi kecelakaan/ sakit.

Analisis Hazard di.(kartika Diah Pertiwi) 11 DAFTAR PUSTAKA OHSAS 18001:2007. (2007). Occupational Health and Safety Management Systems Requirements. Diunduh dari http://www.ohsas-18001-occupationalhealth-and-safety.com. Pada tanggal 18 Januari 2016 pukul 09.26 WIB. R. Craig Schroll. (2002). Industrial Fire Protection Handbook (Second Edition). London: CRC Press Wowo Sunaryo Kuswana. (2014). Ergonomi dan K3. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya