BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi berkembangan IPTEK yang semakin berkembang pesat, sangat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan sasaran utama, sedangkan peranan teori-teori

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yaitu tingkatan kelas rendah yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas III dan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. proses. Secara definisi, IPA sebagai produk adalah hasil temuan-temuan para

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan dasar

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari peristiwa

2.2 Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Media Diskusi. Aktivitas belajar menggunakan media gambar merupakan kegiatan, kesibukan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. SD merupakan titik berat dari pembangunan masa kini dan masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

BAB I PENDAHULUAN. jenjang SD sampai SMP. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Sofiatun,2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sains merupakan suatu proses yang didalamnya terkandung sikap ilmiah, hal

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. motivasi belajar. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan. bahwa :

A. Latar Belakang. Ratih Leni Herlina, 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan. Diperlukan penataan kembali sistem pendidikan secara menyeluruh

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memiliki cakupan materi yang sangat luas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

Rinendah Sihwinedar 16

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini karena mata pelajaran IPA khususnya, akan memiliki peranan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sains. Materi pelajaran Sains harus dikuasi dengan baik oleh siswa. Dasar Sains yang baik akan

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

2 Kemampuan belajar peserta didik dapat berkembang dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Mengembangkan kemampuan peserta didik dapat dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Agustina,2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, mungkin sejak lahir sampai akhir hayat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. dapat diamati oleh panca indera maupun yang tidak dapat diamati oleh panca indera. Karena IPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia itu sendiri (Dwi Siswoyo,dkk, 2007: 16). Oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI POKOK BAHASAN ENERGI DAN PERUBAHANNYA

BAB I PENDAHULUAN. mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang. SD Negeri 2 Tambakboyo mempunyai visi sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. merasakan kenyamanan dalam menerima pelajaran. Sebagaimana pengajaran. hanya bermakna apabila terjadi proses belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk. mengembangkan potensi diri dan sebagai katalisator bagi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 (Sudrajat, 2010),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kunci yang sangat diperlukan dalam meletakkan fondasi bagi

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Aqib, 2013:66). Menurut Sagala

BAB 1 PENDAHULUAN. bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagaimana dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. ini sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara.melalui pendidikanlah suatu negara dapat. menggunakan metode-metode yang monoton, tentu dirasakan kurang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deana Zefania, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar Negeri Petung Panceng Gresik sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dewasa ini sangat penting untuk dicari, karena pendidikan sangat menentukan kehidupan dimasa yang akan datang bagi setiap orang dan kemajuan negaranya. Sistem pendidikan yang maju akan membuat bangsa Indonesia keluar dari lemahnya sumber daya manusia dibidang pendidikan dan menjadi negara yang berkembang terutaman dibidang pendidikan tersebut. Menghadapi berkembangan IPTEK yang semakin berkembang pesat, sangat menuntut sumber daya manusia yang lebih handal dan mampu bersaing dilingkungan global yakni saat ini, sehingga diperlukan manusia yang trampil, berfikir kritis, kreatif, kemampuan kerjasaman yang efektif dimasyarakat khususnya dunia pendidikan. Sejalan dengan tujuan umum pendidikan IPA pada pendidikan dasar, yaitu beberapa tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar berdasarkan kurikulum KTSP (2006: 143-144) agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut : a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-nya, b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari, c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, e) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan 1

2 lingkungan alam, f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Dasar pemikiran tersebut tentunya harus diperhatikan oleh tenaga pendidikan khususnya bagi guru. Seorang guru SD harus mampu memberikan sebuah pembelajaran yang menarik dan inovatif agar kemampuan siswa dapat berkembang. Menurut Munadi (2008: 1) dalam melaksanakan kompetensi pedagogik, guru dituntut memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Termasuk di dalamnya penguasaan dalam penggunaan media pembelajaran. Berkaitan dengan pentingnya proses pembelajaran IPA di SD maka perlu adanya media yang bisa memberikan kemudahan bagi siswa dalam memaknai dan memahami materi yang diberikan guru dalam proses pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Arsyad (2011: 2-3) media merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Menurut Suparno (dalam Heruman, 2008: 5) menyatakan bahwa belajar bermakna terjadi apabila siswa mencoba menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka dalam setiap penyelesaian masalah. Pendidik tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik tetapi berperan sebagai fasilitator dan motivator dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Peserta didik yang akan berperan aktif dalam proses pembelajaran, tidak tergantung pada pendidik yang akan memberikan informasi tersebut.

3 Sebuah alternatif baru yang bisa dikatakan inovasi media pembelajaran, yang kita khususkan untuk anak sekolah dasar (SD) yaitu media pembelajaran yang berupa media Gambar Beridentitas. Penggunaan media tersebut dengan cara mencari pasangan dan role playing. Media tersebut terdiri dari beberapa gambar dan identitasnya yang masing-masing terbuat dari kertas stiker dan dilapisi papan kayu, setiap satu pasang terdapat sepasang gambar dan teks identitas dari gambar yang bertemakan aku. Media Gambar Beridentitas memiliki unsur role playing karena adanya tema aku pada teks identitas dari gambar hewan. Setelah siswa selesai mencari pasangan sesuai dengan jawaban dari gambar dan identitas gambar siswa mempresentasikan di depan kelas dengan role playing secara pergantian dari setiap pasangan. Menurut Yamin (2007: 166) Metode bermain peran adalah metode yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Berkaitan dengan media gambar, setiap guru merasa mudah memperoleh gambar, mereka kadang menganggapnya sebagai hal yang biasa bahkan terlalu biasa untuk dijadikan media pembelajaran sehingga lupa akan manfaat dari media gambar. Disaat siswa memperhatikan sebuah gambar mereka akan berteman dengan akrab, ide barupun akan muncul dan mendorong mereka untuk bicara banyak karena mereka memahami media gambar tersebut secara kongkrit. Melaluhi gambar bukan tidak mungkin seorang siswa SD akan berinteraksi dengan sesama untuk mengungkapkan sebuah gagasan yang mereka dapatkan dari isi gambar. Pembahasan ini sejalan dengan apa yang dikatakan Sadiman (2010: 31) bahwa media Gambar/Foto

4 dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman. Ilmu Pengetahuan Alam SD terdapat materi tentang penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya yang perlu diberikan kepada siswa untuk diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan sehari hari dalam mengenal lingkungan sekitar, terutama pengenalan terhadap aneka macam hewan yang ada. Kondisi yang kurang baik terjadi di SD Negeri 02 Siki Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek, pada pokok bahasan penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya, siswa kurang memahami materi tersebut karena banyak yang lupa dengan penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya setelah dijelaskan oleh guru. Selain itu siswa juga kurang kondusif ketika proses pembelajaran sedang terjadi, ada yang gaduh dan tidak konsentrasi. Masalah tersebut disebabkan oleh tidak adanya media yang menarik siswa serta metode atau model pembelajaran yang kurang sesuai dengan karakter siswa di sekolah tersebut yaitu dengan metode ceramah. Ilmu Pengetahuan Alam sangat perlu diberikan dijenjang pendidikan rendah atau Sekolah Dasar (SD) sebagai proses pemahaman terhadap lingkungan demi kelangsungan hidup masa depan, hal ini dijelaskan oleh Sutrisno (2008: 19) bahwa pembelajaran IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (correct) pada sasaran serta menggunakan prosedur yang benar (true) dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul (truth). Dapat disimpulkan pembelajaran IPA mengandung tiga hal : proses

5 (usaha manusia mamahami alam semesta), prosedur (pengamatan yang tepat dan prosedur benar) dan produk (kesimpulannya betul). Berkaitan dengan media Gambar Beridentitas pada pembelajaran IPA, ketika siswa melakukan interaksi dengan sebuah gambar, mereka akan berfikir makna apa yang terkandung dalam gambar tersebut melalui proses pengamatan, pemahaman, kemudian menarik kesimpulan, kesimpulan itulah yang bisa disebut sebagai identitas dari gambar. Setelah siswa menarik kesimpulan siswa akan menyelesaikan masalahnya dengan bermain mencari pasangan dan mempresntasikan hasilnya melalui bermain peran. Dasar-dasar di atas sangat mendukung adanya alternatif media pembelajaran dengan menggunakan media Gambar Beridentitas untuk IPA SD pokok bahasan penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya. Sehingga proses pembelajaran siswa tidak jenuh dan tidak terfokus pada sistem tradisioanal yang disebut dengan belajar menghafal. Permasalahan tersebut sangat ideal jika dijadikan sebuah alasan untuk dijadikan sebuah karya tulis skripsi dengan judul Pengembangan Media Gambar Beridentitas Melalui Role Playing Dalam Pembelajaran IPA SD Kelas IV di SDN 02 Siki Kabupaten Trenggalek. B. Tujuan Penelitian Mengacu pada latar belakang di atas, yang perlu diperhatikan adalah Bagaimana pengembangan media Gambar Beridentitas sebagai media pembelajaran yang menarik untuk siswa SD kelas IV pada pokok bahasan penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya.

6 Berkaitan dengan masalah di atas tersebut tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengembangan media Gambar Beridentitas melalui role playing sebagai media pembelajaran yang menarik untuk siswa SD kelas IV pada pokok bahasan penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya. C. Spesifikasi Produk Penelitian ini menghasilkan produk berupa media pembelajaran IPA, yaitu media Gambar Beridentitas. Media gambar beridentitas merupakan media pembelajaran yang membantu siswa untuk memahami sebuah materi dengan melakukan kegiatan permainan mencari pasangan dan role playing. Media tersebut terdiri dari beberapa gambar dan identitasnya yang masingmasing terbuat dari kertas stiker dan dilapisi papan kayu, setiap satu pasang terdapat sepasang gambar dan teks identitas dari gambar yang bertemakan aku. Media ini memiliki unsur permaianan yaitu permainanan make a match atau mencari pasangan serta role playing. Pengambilan tema pada media pembelajaran ini didasarkan pada subtansi mata pelajaran yang dijelaskan pada kurikulaum KTSP (2006: 11) yaitu subtansi pembelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan IPA terpadu dan IPS terpadu. Menurut Trianto (2010: 7) pembelajaran terpadu dapat dikemas dengan TEMA atau TOPIK tentang suatu wacana yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah dipahami dan dikenal peserta didik. Media gambar beridentitas mengutamakan pembelajaran yang berpusat pada siswa atau disebut dengan student center. Ketika bermain sambil berfikir

7 siswa akan bekerjasama dengan teman sekelasnya hingga mendapat pasangan yang tepat atau jawaban yang tepat dari media Gambar Beridentitas. Selanjutnya siswa akan memprentasikan hasil pencariannya dengan role playing. Saat siswa bermain siswa akan mendapat informasi materi hingga permainan selesai. D. Pentingnya Pengembangan Penelitian pengembangan diharapkan adanya pokok yang penting bagi setiap kalangan pendidikan, yaitu : 1. Bagi Siswa, penelitian ini dapat membantu siswa belajar mandiri dan lebih mudah memahami materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya, serta dapat memotivasi siswa untuk belajar IPA. 2. Bagi guru, penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru SD/MI dalam menyusun suatu media pembelajaran dan memberikan alternatif bagi guru dalam menyelenggarakan pembelajaran yang lebih menarik dan bervariasi. 3. Bagi Sekolah, penelitian ini dapat memperbaiki kualitas pembelajaran dan dapat dijadikan bahan ajar bagi siswa khususnya pada mata pelajaran IPA. 4. Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberi pengalaman dan pengetahuan kepada peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran yang efektif sehingga dapat mendukung profesi peneliti sebagai guru nantinya. 5. Bagi Universitas, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian yang relevan selanjutnya. 6. Bagi Dinas Pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan menentukan kurikulum dalam upaya peningkatan mutu pendidikan terutama tentang pengadaan media pembelajaran IPA SD.

8 E. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan Berdasarkan latar belakang masalah di atas timbul beberapa masalah yang berkaitan dengan terbatasnya media pembelajaran dalam penyajian konsep materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya sehingga siswa sering lupa dengan materi yang diajarkan oleh guru. Selain itu siswa juga kurang kondusif ketika proses pembelajaran sedang terjadi, ada yang gaduh dan tidak konsentrasi. Selanjutnya peneliti bermaksud menyelesaikan permasalahan tersebut dengan pengembangan media Gambar Beridentitas pada pembelajaran IPA SD Kelas IV terpusat pada pokok bahasan penggolongan hewan berdasarkan jenis makananya di SDN 02 Siki Kecamatan Dongko Kabupaten trenggalek. Menurut Sadiman (2008: 89) Media gambar merupakan media visual yang penting dan mudah didapat. Dikatakan penting sebab ia dapat mengganti kata verbal, mengkonkritkan yang abstrak, dan mengatasi pengamatan manusia. Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang diungkapakan oleh kata-kata. Interaksinya siswa dengan sebuah gambar mereka akan berfikir makna apa yang terkandung dalam gambar tersebut melalui proses pengamatan, pemahaman, kemudian menarik kesimpulan, kesimpulan itulah yang bisa disebut sebagai identitas dari gambar. Penelitian ini berada dalam ruang lingkup pengembangan media Gambar Beridentitas pembelajaran IPA SD. Pengembangan media ini dibatasi dalam beberapa lingkup, antara lain: 1. Sasaran penelitian terbatas pada siswa kelas IV SD.

9 2. Pembelajaran IPA pada media ini mencakup Standar Kompetensi yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam silabus pembelajaran IPA SD kelas IV semester 1 : 3. Menggolongkan hewan, berdasarkan jenis makanannya Kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam produk media ini yaitu 3.2 Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya 3. Subjek dari penelitian pengembangan ini adalah guru kelas IV SD, satu dosen ahli bahan ajar, satu dosen ahli materi, dan siswa kelas IV SD. 4. Penelitian ini dilakukan sampai tahap uji coba produk kepada siswa dan perbaikan produk setelah diuji coba. F. Definisi Istilah 1. Pengembangan merupakan suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat dipertanggungjawabkan, (Sukmadinata, 2007: 164). 2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya terpaku pada penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. 3. Media Gambar Beridentitas merupakan media pembelajaran yang membantu siswa untuk memahami sebuah materi dengan melakukan kegiatan permainan mencari pasangan dan role playing. Media tersebut terdiri dari beberapa gambar dan identitasnya yang masing-masing terbuat

10 dari kertas stiker dan dilapisi papan kayu, setiap satu pasang terdapat sepasang gambar dan teks identitas dari gambar yang bertemakan aku. 4. Role playing menurut Yamin (2007: 166-167) Siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh yang ia lakoni, mereka berinteraksi melakukan peran terbuka. Metode ini dapat dipergunakan di dalam mempraktik isi pelajaran yang baru, mereka diberi kesempatan seluas-luasnya untuk memerankan sehingga menemukan kemungkinan masalah yang akan dihadapi dalam pelaksanaan sesungguhnya. Metode ini menuntut guru untuk mencermati kekurangan dari peran yang diperagakan siswa.