PENENTUAN KRITERIA ZONASI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PANTAI WATU ULO DI KECAMATAN AMBULU, KABUPATEN JEMBER

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Zona Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Watu Ulo Di Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print C-45

Oleh : ERINA WULANSARI [ ]

TAHAPAN PENELITIAN & ALUR PIKIR

Arahan Pengembangan Pariwisata di Kawasan Tanjung Lesung Berdasarkan Partisipasi Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

Kriteria Pengembangan Kawasan Wisata Alam Air Terjun Madakaripura, Kabupaten Probolinggo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya Dukung Lingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BUKIT BANAMA DI KECAMATAN BUKIT BATU KOTA PALANGKA RAYA. Dedy Norsandi

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

Kemiringan Lahan KOMPOSISI KELERENGAN KECAMATAN PACET. Sumber : RDTRK Kecamatan Pacet, % 40% keatas. Desa 0-2% 2 8% 8 15%

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

Arahan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Nepa Berdasarkan Preferensi Pengunjung Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

Daftar Isi... Halaman Judul... Lembar Pengesahan... Motto dan Persembahan... Abstrak... Kata Pengantar... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

FAKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI DI KABUPATEN JEMBER

KRITERIA PENGEMBANGAN DESA SLOPENG SEBAGAI DESA WISATA DI KABUPATEN SUMENEP MIRA HAWANIAR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kata Pengantar. Akhir kata kepada semua pihak yang telah turut membantu menyusun laporan interim ini disampaikan terima kasih.

PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA DI TAMAN NASIONAL KUTAI, KALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Akhir ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih. Medan, Desember 2012

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

Tabel 2.2 Sintesa Teori Faktor Bermukim Masyarakat

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

IDENTIFIKASI POTENSI DAN KENDALA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA ALAM DI KECAMATAN CIGUDEG, KABUPATEN BOGOR. Oleh ;

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN

BAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) KOTA TERNATE BAB PENDAHULUAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

KOORDINASI PERENCANAAN PENANGANAN PERUMAHAN PERKOTAAN KABUPATEN NGAWI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

KUISIONER PENELITIAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Konsep Pengembangan Kawasan Desa Wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB V ANALISIS DAN SINTESIS

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Konsep Pengembangan Kawasan Desa Wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah (pasal 6 huruf d).

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Rekomendasi Keterbatasan Studi DAFTAR PUSTAKA... xv

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

BAB V PRINSIP PENGEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PESISIR TALANG SIRING DI KABUPATEN PAMEKASAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang

ANALISIS KESESUAIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN KOTA MALANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA RELIGI KOMPLEKS MAKAM SYAIHONA MOH.KHOLIL BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

Transkripsi:

PENENTUAN KRITERIA ZONASI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PANTAI WATU ULO DI KECAMATAN AMBULU, KABUPATEN JEMBER Oleh : Angsar Nur Himawan 3610100020 Dosen Pembimbing : Dian Rahmawati, ST. MT Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaa Institut Teknologi Sepuluh Nopember

1 2 Kabupaten Jember Memiliki 2 sektor yang meningkatkan perekonomian yaitu sektor pertanian dan sektor pariwisata Memiliki potensi di Pantai Selatan Jember, tetapi masih kalah dengan wisata budaya 3 4 Merupakan objek wisata unggulan yang dikembangkan oleh Kabupaten Jember Tetapi jumlah wisatawan dan Kontribusi terhadap PAD Kabupaten Jember tiap tahunnya menurun 5 Belum adanya zonasi dalam pengembangan kawasan wisata PantaiWatu Ulo Latar Belakang

40% Kontribusi PAD Pantai Watu Ulo 35% 30% 25% 20% 15% Kontribusi PAD Pantai Watu Ulo 10% 5% 0% 2009 2010 2011 2012

Kabupaten Jember memiliki potensi wisata alam salah satunya Pantai Watu Ulo, tapi masih belum terkelola dengan baik. Aksesibilitas menuju Pantai Watu Ulo susah untuk dicapai Fasilitas yang tersedia di Pantai Watu Ulo masih kurang Faktor apa saja yang berpengaruh dalam perumusan kriteria zonasi pengembangan kawasan wisata Pantai Watu Ulo? Rumusan Masalah

Tujuan Membuatkriteriazonasi pengembangan kawasan wisatapantaiwatu Ulo di Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember Sasaran 1. Mengidentifikasi karakteristik kawasan wisata Pantai Watu Ulo 2. Menganalisa zonasi wisata pada kawasan wisata Pantai Watu Ulo. 3. Penentuan kriteria zonasi dalam pengembangan wisata Pantai Watu Ulo. Tujuan dan Sasaran

Pariwisata Dalam Konteks Tata Ruang Elemen dalam Sistem Pariwisata Pengembangan Kawasan Wisata Teori Teori yang Digunakan

Pariwisata Dalam Konteks Tata Ruang Elemen dalam Sistem Pariwisata Pengembangan Kawasan Wisata Sintesa Pustaka Pengertian Pariwisata Komponen Kegiatan Pariwisata Wisatawan Pengertian Wisata Alam

No Indikator Variabel 1 2 3 Aksesibilitas menuju kawasan wisata alam pantai Daya tarik wisata alam Kelengkapan utilitas pelayanan wisata alam Kondisi jalan menuju kawasan wisata Ketersedian moda transportasi Daya tarik wisata Keindahan alam Keahlian SDM masyarakat sekitar Jaringan listrik Jaringanair bersih Jaringan sampah Jaringan jalan Jaringan drainase Sintesa Pustaka

No Indikator Variabel 4 5 Kelengkapan fasilitas pariwisata pelayanan wisata alam Tersedianya Pertokoan Tersedianya Hotel Tersedianya Tempat Peribadatan Adanya penunjuk arah Adanya penjaga keamanan pantai Jenis penggunaan lahan Kualitas lingkungan wisata alam Ketinggian kawasan 6 Kelerengan kawasan Wisatawan yang datang ke kawasan wisata Karakeristik wisatawan 7 Dukungan kelembagaan Kebijakan pemerintah

Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah Rasionalistik Jenis Penelitian Dalam penelitian ini digunakan pendekatan deskriptif-kualitatif.

Populasi dan Sample Untuk Populasi yang digunakan adalah keseluruhan stakeholder. Metode yang digunakan untuk menentukan sample adalah purposive sampling. Tetapi dalam melakukan purposive sampling, juga mengggunakan analisa stakeholder

No Pihak Kepakaran 1. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Jember, bagian Fisik Bappeda sebagai pembuat kebijakan pembangunan wilayah. Bappeda mengkoordinasi semua kegiatan perencanaan pembangunan terkait bidang fisik dan bidang ekonomi. Bappeda mampu memberikan pertimbangan dalam penentuan faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan zonasi pengembangan wisata Pantai Watu Ulo di Kabupaten Jember. 2. Dinas Cipta Karya Kabupaten Jember 3. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jember Cipta karya berperan dalam penyusunan peraturan daerah terkait dengan strategi pembangunan kawasan serta berperan dalam penyelenggara fasilitas perkotaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mampu memberikan pertimbangan dalam menentukan faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap penentuan zonasi pengembangan wisata Pantai Watu Ulo di Kabupaten Jember 4. Akademisi atau pakar Pihak akademisi mempunyai andildalam memberikan pertimbangan dalam penentuan faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap penentuan zonasi pengembangan wisata Pantai Watu Ulo di Kabupaten Jember serta menjadi salah satu motor pertimbangan dalam pengambilan keputusan pengembangan kawasan wisata alam air terjun.

Identifikasi Karakteristik Kawasan Wisata Pantai Watu Ulo Analisa Zonasi wisata pada kawasan wisata Pantai Watu Ulo Analisa Penentuan Kriteria Zonasi Dalam Pengembangan Wisata Pantai Watu Ulo Deskriptive Kualitatif Analisis Delphi Deskriptive Kualitatif Tahapan Analisis

Kondisi Fisik Dasar Kependudukan Aksesibilitas Prasarana Wisata Komponen Wisata di Pantai Watu Ulo Gambaran Umum

Batas Wilayah Studi Utara Timur Selatan Barat : Kecamatan Jenggawah : Kecamatan Tempurejo : Samudra Indonesia : Kecamatan Wuluhan Topografi 1. Tingkat kemiringan sekitar 0-2% 2. Memiliki tanah jenis regosol Klimatologi 1. Memiliki curah hujan 1.500-1.750 mm/tahun dengan suhu 25 0 c-30 o c Kondisi Fisik Dasar

Hidrologi 1. Terdapat aliran sungai kecil yang nantinya juga berfungsi sebagai saluran air hujan bagi kawasan pengembangan. Penggunaan Lahan 1. Permukiman Penduduk Untuk penggunaan lahan permukiman umumnya berada di sepanjang jalur transportasi atau sepanjang jalan kawasan pesisir Watu Ulo

2. Fasilitas wisata Fasilitas wisata ini terletak di titik titik tertentu di sekitar Watu Ulo seperti toilet yang tersedia di permukiman sekitar wisata, taman bermain pasir, masjid, tempat seperti gazebo untuk menikmati pemandangan pantai Watu Ulo.

3. Fasilitas perekonomian Berupa toko atau warung makan yang mendukung kegiatan wisata dan tersebar mengikuti fasilitas wisata yang terpencar.

4. Fasilitas perkebunan dan pertanian Terdapat lahan perkebunan dan pertanian di sekitar kawasan wisata Pantai Watu Ulo tepatnya terletak di sebelah Barat dan Utara kawasan Watu Ulo.

Tabel 4.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk No Desa Luas (Km 2 ) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km 2 ) 1 Sumberejo 18,71 13.598 726,78 2 Andongsari 12,82 13.294 1.036,97 3 Sabrang 44,36 10.562 238,10 4 Ambulu 5,02 22.805 4.542,83 5 Pontang 9,99 14.809 1.482,38 6 Karanganyar 9,27 14.749 1.591,05 7 Tegalsari 4,22 9.940 2.355,45 Kependudukan

No Desa Pertanian PNS TNI/ POLRI BUMN Wisrawasta 1 Sumberejo 5.159 55 28 10 123 2 Andongsari 3.440 114 22-3211 3 Sabrang 2.765 79 3-3103 4 Ambulu 1.522 1197 73 31 3899 5 Pontang 2.811 51 21 6 2146 6 Karanganyar 2.788 108 18 36 1086 7 Tegalsari 1.637 101 151 28 1655 No Desa Tukang Buruh Tani Pensiunan Jasa 1 Sumberejo - 2.372 48 40 2 Andongsari - 896 22 20 3 Sabrang - 1.704 25 16 4 Ambulu - 506 130 54 5 Pontang - 978 5 15 6 Karanganyar - 1.733 24 124 7 Tegalsari Tukang Buruh Tani Pensiunan Jasa

Trayek Angkutan Umum Kawasan Wisata Pantai Watu Ulo tidak terjangkau oleh layanan angkutan umum Jalur Sirkulasi Wisata Pantai Watu Ulo ini memiliki 2 akses. Akses yang pertama yaitu melalui gerbang utama Wisata Pantai Watu Ulo yang ditempuh dengan jarak 10km, akses yang kedua yaitu melalui jalan yang melalui akses menuju Pantai Papuma dan ditempuh sejauh 12km Aksesibilitas

Jaringan air bersih Mayoritas menggunakan sumur bor. Ada beberapa yang mengggunakan PDAM Jaringan listrik Kawasan Wisata Pantai Watu Ulo sudah terlayani listrik dengan baik. Prasarana Wisata

Jaringan jalan Jalannya sudah tergolong baik dan sudah memiliki PJU Hanya terdapat lubang di beberapa titik saja Jaringan sampah Tidak ada bak sampah, membuangnya dengan cara di bakar.

Objek Daya Tarik Wisata Terdapat bentang pantai dan batu berbentuk badan ular Adanya tempat makan bagi wisatawan Tempat cinderamata Komponen Wisata Pantai Wisata Pantai Watu Ulo

Analisa Karakteristik Kawasan Wisata Pantai Watu Ulo di Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember Analisa Zonasi wisata pada kawasan wisata pada kawasan wisata pantaiwatu Ulo Analisa Penentuan KriteriaZonasi dalam Pengembangan Kawasan wisata Pantai Watu Ulo Analisa dan Pembahasan

Dalam mengidentifikasi karakterisitik wisata, bersifat Deskriptive Kualitatif Data yang diperoleh baik secara sekunder maupun primer dikategorikan berdasarkan indikator dan variabel yang didapatkan dalam kajian pustaka. Data di setiap variabel dikomparasikan dengan teori, kebijakan/peraturan dan kondisi eksisting. Analisa Karakteristik Kawasan Wisata Pantai Watu Ulo di Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember

Menurut Inskeep (1991:38) menjelaskan atraksi merupakan sebuah komponen dalam wisata, dan pengertian atraksi sendiri adalah kegiatan kegiatan wisata yang berhubungan dengan lingkungan alami, kebudayaan, keunikan suatu daerah dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan wisata yang menarik wisatawan untuk mengunjungi sebuah obyek wisata. Kriteria teknis pada Permen PU No. 41 Tahun 2007 menyebutkan jenis daya tarik wisata yang berupa daya tarik pesona alam seperti air terjun, sungai, air panas, dan keaneka ragaman flora dan fauna merupakan syarat fisik yang dimiliki untuk kawasan wisata alam. Di Pantai Watu Ulo memiliki daya tarik berupa bentang pantai, batu berbentuk ular, pasir berwarna putih ke coklat-coklatan dan daya tarik pendukung yaitu panorama sawah dan hutan jati selama perjalanan. Daya Tarik Wisata Pantai Watu Ulo

Menurut Kepres No. 32 Tahun 1990 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21 Tahun 2008 bahwa kawasan jika memiliki kemiringan lebih dari atau diatas 40 % dan memiliki ketinggian ± 500 meter merupakan kawasan rawan bencana karena kawasan tersebut sangat peka erosi. Kawasan wisata Pantai Watu Ulo memiliki kontur topografi dengan ketinggian rata rata 0 40 meter dan kelerengan rata rata 0 6 %. Melihat topografi kawasan wisata Pantai Watu Ulo, termasuk kawasan yang bukan rawan bencana. Topografi Kawasan Wisata

Kegiatan wisata alam identik dengan alam terbuka, baik berupa persawasan pegunungan, dataran tinggi, danau, hutan, dan beberapa kegitan yang dapatdilakukanpadaarea terbuka. Jenis penggunaan lahan di kawasan wisata Pantai Watu Ulo mayoritas berupa persawahan yang memiliki luas 39 Km 2 dan hutan yang memiliki luas 30,2 Km 2 Penggunaan lahan pada kawasan merupakan kawasan tidak terbangun Jenis Penggunaan Lahan

Menurut Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional tahun 2010-2025 fasilitas pariwisata adalah semua jenis sarana yang scara khusus ditujukan untuk mendukung penciptaan kemudahan, kenyamanan, keselamatan wisatawan dalam melakukan kunjungan ke Destinasi Pariwisata Pada kawasan wisata Pantai Watu Ulo ini memiliki beberapa fasilitas pariwisata yang tersedia seperti adanya tempat peribadatan, adannya tempat makan, adanya WC umum yang tersedia menyebar di permukiman warga sekitar kawasan wisata, adanya loket tiket masuk. Jika merujuk pada Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional dikatakan bahwa fasilitas pariwisata terdiri dari penunjuk arah/rambu lalu lintas wisata, tempat penginapan dan satuan keamanan kawasan wisata. Fasilitas Pariwisata

Menurut Inskeep (1991:38) menjelaskan kalau infrastruktur termasuk dalam komponen wisata yang terdiri dari penyediaan air bersih, listrik, drainase, saluran air kotor, telekomunikasi, (seperti telepon, telegram, telex, faksimili, dan radio) Intosh (1980) bahwa infrastruktur yang termasuk dalam komponen wisata yaitu seperti sistem penyediaan air bersih, sistem pengolahan limbah, sistem drainase, jalan, pusat perbelanjaan/pertokoan. Pada wilayah penelitian, infrastruktur yang tersedia yaitu jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan jalan dan jaringan persampahan Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional menjelaskan bahwa Prasarana Umum Pariwisata terdiri dari jaringan listrik dan lampu penerangan, jaringan air bersih, jaringan telekomunikasi, dan sistem pengelolaan limbah. Utilitas Pariwisata

Menurut Musenaf (1996). Suatu pengembangan kawasan wisata sangat penting dalam memperhatikan suatu aksesibilitas sebagai salah satu komponen dalam pariwisata dan aksesibilitas adalah mudah atau tidaknya daerah wisata tersebut dicapai oleh wisatawan Pada wilayah penelitian bahwa aksesibilitas ini terdiri dari trayek angkutan umum dan jalur sirkulasi. Sedangkan Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional aksesibilitas pariwisata adalah semua jenis sarana dan prasarana transportasi yang mendukung pergerakan wisatawan dari wilayah asal wisatawan ke Destinasi Pariwisata maupun pergerakan di dalam wilayah Destinasi Pariwisata dalam kaitan dengan motivasi kunjungan wisata Aksesibilitas pada wisata Pantai Watu Ulo terdiri dari kondisi jalan menuju kawasan wisata dan moda transportasi Aksesibelitas

Menurut WTO dalam Pengetahuan Kepariwisataan (2002:36) wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal di suatu negara tanpa memandang kewarganegaraannya, berkunjung ke suatu tempat pada negara yang sama untuk jangka waktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanannya untuk memanfaatkan waktu luang untuk berekreasi, liburan, kesehatan, pendidikan, keagamaan, olahraga dan melakukan bisnis Selain itu menurut Soekadidjo (2003) memberikan batasan wisatawan ialah orang yang mengadakan perjalanan dari tempat kediamannya tanpa menetap di tempat yang didatanginya atau hanya untuk sementara waktu tinggal di tempat yang didatanginya. Pada kawasan wisata Pantai Watu Ulo memiliki tiga jenis wisatawan Wisatawan

Menurut Inskeep (1991:38) komponen dalam kawasan wisata dan merupakan komponen dasar dari wisata salah satunya yaitu adanya elemen kelembagaan. Pada kawasan wisata Pantai Watu Ulo masih belum mempunyai penetapan yang telah dibuat oleh pemerintah sekitar. Seperti yang dikatakan oleh salah satu staff Bappekab Jember yaitu pada kawasan wisata di pantai selatan belum memiliki payung hukum berupa Perda RTRW Dukungan Kelembagaan

Karakteristik kawasan wisata Pantai Watu Ulo Daya tariknya berupa bentang pantai, batu berbentuk ular, pasir yang berwarna putih kecoklat coklatan. dan SDM masyarakat sekitar untuk membuat buah tangan berupa gantungan kunci dan menyewakan perahu. Memiliki daya tarik tambahan yaitu keindahan panorama sawah dan hutan jati selama perjalanan menuju kawasan wisata. Bukan daerah rawan bencana dilihat dari kelerengan kawasan yang sebesar 0-6%. Jenis wisatawannya ada 3 yaitu berkelompok, wisatawan yang datang hanya dengan satu keluarga saja, dan yang terakhir yaitu pasangan muda mudi yang melepas lelah berdua. Memiliki aksesibilitas susah dilihat dari tidak adanya angkutan umum. Utilitas pelayanannya masih kurang karena tidak tersedia jaringan persampahan. Fasilitas pelayanan pariwisatanya masih kurang lengkap dilihat dari tidak adanya hotel, penunjuk arah wisata dan penjaga pantai. Belum mempunyai ketetapan pemerintah dalam merencanakan kawasan wisata Penggunaan lahannya sebagaian besar merupakan kawasan bukan terbangun. Karakteristik Wisata Pantai Watu Ulo

Untuk menganalisis zonasi wisata pada kawasan wisata Pantai Watu Ulo didapatkan dengan menggunakan Analisis Delphi. Responden dalam analisis delphi ini didapatkan dari analisis stakeholder Input yang digunakan yaitu karakteristik wisata Pantai Watu Ulo dan teori Smith (1980) tentang pembagian zonasi. Pembagian zonasi ini yaitu zona inti, zona pendukung langsung dan zona pendukung tidak langsung. Analisa Zonasi Wisata Pada Wisata Pantai Watu Ulo

Hasil Eksplorasi Analisis Delphi Tahap 1

Terdapat 2 zonasi yang tidak mencapai konsensus pada tahap eksplorasi yaitu zona pendukung langsung dan zona pendukung tidak langsung, serta adanya zona baru pebdapat dari salah satu responden.

Hasil Iterasi Analisis Delphi Tahap 1

Terdapat 3 zonasi yang tidak mencapai konsensus pada tahap eksplorasi yaitu zona pendukung langsung dan zona pendukung tidak langsung dan zona pendukung.

Hasil Iterasi Analisis Delphi Tahap II

Hasil Analisis Delphi Zonasi Zona Inti Zona Pendukung

Untuk menganalisis zonasi wisata pada kawasan wisata Pantai Watu Ulo didapatkan dengan metode deskriptif kualitatif. Input yang digunakan yaitu hasil dari sasaran satu dan dua yang berupa karakteristik wisata dan analisa zonasi. Pembagian zonasi ini yaitu zona inti dan zona pendukung Setiap zona akan dikomparasikan dengan karakteristik wisata, sehingga akan muncul karakteristik zona, dimana ini akan mempermudah dalam penentuan kriteria zona. Analisa Penentuan Kriteria Zonasi Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Watu Ulo

KriteriaZona Inti DalamPengembangan KawasanWisata PantaiWatu Ulo Harus ada daya tarik wisata yang meliputi 3 aktivitas. Yang pertama daya tarik yang dapat dilihat (something to see) seperti bentang pantai, batu berbentuk badan ular, pasir yang berwarna putih kecoklat coklatan. Yang kedua yaitu daya tarik berupa aktivitas apa saja yang dapat dilakukan (something to do) seperti kegiatan menaiki perahu yang disewakan warga sekitar. Dan yang ketiga yaitu apa saja yang dapat dibeli (something to buy) seperti hasil kerajinan tangan masyarakat sekitar. Harus ada daya tarik wisata yang me berupa keahlian SDM sekitar untuk membuat kerajinan tangan Penggunaan lahannya bukan merupakan kawasan yang terbangun Harus kawasan yang bebas dari rawan bencana. Harus memiliki sistem pengamananwisata Harus ada tempat peribadatan untuk wisatawan melakukan kegiatan ibadah Harus ada jaringan persampahan

Kriteria Zona Pendukung Dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Watu Ulo Harus memiliki daya tarik pendukung seperti panorama sawah dan hutan jati selama perjalanan menuju kawasan wsiata PantaiWatu Ulo. Harus ada jaringan jalan yang menghubungkan menuju zona inti Harus ada jaringan air bersih yang melayani kegiatan pada zona inti Harus ada jaringan listrik yang yang mendukung kegiatan dalamzona inti Harus ada saluran drainase yang membuat kawasan bebas dari genangan air dan banjir Harus ada angkutan umum yang melayani wisatawan hingga ke zona inti kawasan wisata Pantai Watu Ulo Harus ada fasilitaspenginapan untuk menginapnya wisatawan. Harus ada penunjuk arah menuju kawasan wisata PantaiWatu Ulo Harus ada pertokoan yang menjual buah tangan untuk wisatawan.

Zona Inti Zona Pendukung Kesimpulan

Kriteria Zona Inti Harus ada daya tarik wisata yang meliputi 3 aktivitas. Yang pertama daya tarik yang dapat dilihat (something to see) seperti bentang pantai, batu berbentuk badan ular, pasir yang berwarna putih kecoklat coklatan. Yang kedua yaitu daya tarik berupa aktivitas apa saja yang dapat dilakukan (something to do) seperti kegiatan menaiki perahu yang disewakan warga sekitar. Dan yang ketiga yaitu apa saja yang dapat dibeli (something to buy) seperti hasil kerajinan tangan masyarakat sekitar. Harus ada daya tarik wisata yang me berupa keahlian SDM sekitar untuk membuat kerajinan tangan Penggunaan lahannya bukan merupakan kawasan yang terbangun Harus kawasan yang bebas dari rawan bencana. Harus memiliki sistem pengamananwisata Harus ada tempat peribadatan untuk wisatawan melakukan kegiatan ibadah Harus ada jaringan persampahan

Kriteria Zona Pendukung Harus memiliki daya tarik pendukung seperti panorama sawah dan hutan jati selama perjalanan menuju kawasan wsiata PantaiWatu Ulo. Harus ada jaringan jalan yang menghubungkan menuju zona inti Harus ada jaringan air bersih yang melayani kegiatan pada zona inti Harus ada jaringan listrik yang yang mendukung kegiatan dalamzona inti Harus ada saluran drainase yang membuat kawasan bebas dari genangan air dan banjir Harus ada angkutan umum yang melayani wisatawan hingga ke zona inti kawasan wisata Pantai Watu Ulo Harus ada fasilitaspenginapan untuk menginapnya wisatawan. Harus ada penunjuk arah menuju kawasan wisata PantaiWatu Ulo Harus ada pertokoan yang menjual buah tangan untuk wisatawan.

Perlu secepatnya dibuat payung hukum dalam pengembangan kawasan wisata di Kabupaten Jember karena tidak ada payung hukum yang membawahi pengembangan wisata di Kabupaten Jember Dibentuknya zonasi dalam pengembangan kawasan wisata Pantai Watu Ulo sehingga dapat memperhatikan tata letak peruntukan dalam rangka menghindari benturan antara kepentingan pariwisata dengan kepentingan pencagaran karena pengembangan pariwisata merupakan kegiatan yang kompleks, menyangkut wisatawan, kegiatan, sarana parasarana, objek dan daya tarik, fasilitas penunjang, sarana lingkungan, dan sebagainya Rekomendasi

Sekian Dan Terima Kasih