Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
PEMELIHARAAN PENTANAHAN PADA PENTANAHAN ABSTRAK

PEMELIHARAAN RELE PENGAMAN PADA TRANSFORMATOR. Yudi Yantoro, Sabari

PEMELIHARAAN ALMARI KONTROL

PEMELIHARAAN MINYAK TRANSFORMATOR PADA MINYAK TRANSFORMATOR NOMOR 4 DI GARDU INDIK KEBASEN ABSTRAK

PEMELIHARAAN TRAFO 1 PHASA 50 KVA

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA PLTGU TAMBAK LOROK UNIT 2 PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG

BAB II LANDASAN TEORI

PEMELIHARAAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH. G. Suprijono. D3 Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No 71 Tegal Telp/Fax (0283)

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR 2012 APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI

PENGGUNAAN RECLOSER. Sutikno. D3 Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No 71 Tegal Telp/Fax (0283) ABSTRAK

Kerja Praktek PT.Petrokimia Gresik 1

PLTS SEBAGAI SALAH SATU ENERGI ALTERNATIF. Soehardi. D3 Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No 71 Tegal Telp/Fax (0283)

TRANSFORMATOR DAYA & PENGUJIANNYA

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG

BAB III. Tinjauan Pustaka

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

PEMILIHAN DAN PENINGKATAN PENGGUNAAN/PEMAKAIAN SERTA MANAJEMENT TRAFO DISTRIBUSI EDDY WARMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Jakarta, 1995,

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA

BAB III LANDASAN TEORI

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk

PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTU TAMBAK LOROK UNIT III

Abstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol.

BAB II LANDASAN TEORI

TRANSFORMATOR. 1. Pengertian Transformator

BAB IV OPTIMALISASI BEBAN PADA GARDU TRAFO DISTRIBUSI

LAPORAN KERJA PRAKTIK Pemeliharaan Trafo Distribusi PT. PLN APJ Bandung

BAB III LANDASAN TEORI

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PROTEKSI TRANSFORMATOR TENAGA PLTGU TAMBAK LOROK

Makalah Seminar Kerja Praktek OFFLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 3 DIELECTRIC BREAKDOWN MINYAK PADA TRANSFORMATOR PLN 2 PPSDM MIGAS. Oleh : Ahmad Nawawi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat terpenuhi secara terus menerus. mengakibatkan kegagalan operasi pada transformator.

ANALISIS KINERJA TRANSFORMATOR BANK PADA JARINGAN DISTRIBUSI GUNA MENGURANGI SUSUT TEKNIS ENERGI LISTRIK

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENYEBAB DAN UPAYA MINIMALISASI KERUSAKAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI WILAYAH KERJA PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN RAYON LABUHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB III PENGAMAN PRIMER TRAFO DISTRIBUSI PT. PLN (Persero) AJ GAMBIR

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD

ANALISIS PENGUKURAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: X Yogyakarta, 15 November 2014

BAB III. Transformator

MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh :

TRANSFORMATOR TEGANGAN DAN PEMELIHARAANYA PADA PT. PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN REGION JAWA TENGAH & DIY

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

Makalah Seminar Kerja Praktek ON LOAD TAP-CHANGING PADA FURNACE TRANSFORMATOR

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. jaringan listrik yang berada paling dekat dengan konsumen (mayarakat).

BAB I LATAR BELAKANG

BAB II TRANSFORMATOR TENAGA

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

Protection on Electrical Power System. Hasbullah Bandung, Juni 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSEDUR PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI TRAFO

SISTEM PROTEKSI RELAY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat

BAB III PENGAMBILAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMALISASI KUALITAS TEGANGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK PELANGGAN PLN BERDASAR PADA WINDING RATIO

BAB II LANDASAN TEORI

TRAFO DISTRIBUSI PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH

Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS UTAMA PADA GAS TURBIN GENERATOR PLTGU

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA

PEMELIHARAAN TRAFO TEGANGAN (PT) PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang

FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6

1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat

BAB 2 DASAR TEORI. lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

Transformator. Dasar Konversi Energi

TRANSFORMATOR. Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya, Tangerang 2014

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA

Transformator Daya dan Cara Pengujiannya

BAB III PENGOLAHAN DATA

STUDI SUSUT UMUR TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 kv AKIBAT PEMBEBANAN LEBIH DI PT.PLN (PERSERO) KOTA PONTIANAK

ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

TRANSFORMATOR ARUS DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS PADA PT. PLN (PERSERO) P3B REGION JAWA TENGAH & DIY UPT SEMARANG GIS 150kV SIMPANG LIMA

Transkripsi:

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI Agung Aprianto. 1, Ir. Agung Warsito, DHET. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang Abstrak Trafo Distribusi adalah merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Kerusakan pada Trafo Distribusi menyebabkan kontiniutas pelayanan terhadap konsumen akan terganggu (terjadi pemutusan aliran listrik atau pemadaman). Pemadaman merupakan suatu kerugian yang menyebabkan biaya-biaya pembangkitan akan meningkat tergantung harga KWH yang tidak terjual. Pemilihan rating Trafo Distribusi yang tidak sesuai dengan kebutuhan beban akan menyebabkan efisiensi menja di kecil, begitu juga penempatan lokasi Trafo Distribusi yang tidak cocok mempengaruhi drop tegangan ujung pada konsumen atau jatuhnya/turunnya tegangan ujung saluran/konsumen. Kata Kunci: Transformaor distribusi, efisiensi, drop tegangan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis PLN erat kaitannya dengan pelayanan terhadap masyarakat. Untuk mengukur dan memacu kinerja dari suatu unit dalam melayani dan menyediakan energi listrik tanpa terhenti maka perlu digunakan suatu perangkat parameter yang terukur. Tingkat pelayanan yang akan diberikan menentukan aspek teknis/ekonomis sistem yang diperlukan dan harga jual (tarif listrik). Untuk itu, salah satu cara digunakanlah parameter SAIDI SAIFI sebagai tolok ukur pelayanan energi listrik kepada konsumen. SAIDI adalah parameter kinerja unit untuk melihat berapa lama pelanggan mengalami pemadaman listrik. Sedangkan SAIFI adalah parameter kinerja unit untuk melihat berapa kali pelanggan mengalami pemadaman listrik. Trafo Distribusi dapat dipasang diluar ruangan (pemasangan diluar) dan dapat dipasang diruangan (pemasangan dalam) tergantung kepada keadaan lokasi beban. Pemeliharaan tidak saja merupakan pekerjaan pisik yang langsung terhadap peralatan yang bersangkutan, tetapi diperlukan suatu perencanaan yang baik dan pengawasan terhadap pelaksanaannya, sehingga dengan demikian pemeliharaan akan dapat dilakukan dengan teratur dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan, petunjuk-petunjuk yang berlaku terhadap peralatan yang bersangkutan. Distribusi yang tepat, rating sesuai dengan kebutuhan beban akan menjaga tegangan jatuh pada konsumen dan akan menaikkan efisiensi penggunaan Trafo Distribusi. Jadi Trafo Distribusi merupakan salah satu peralatan yang perlu dipelihara dan dipergunakan sebaik mungkin (seefisien mungkin), sehingga keandalan/kontinuitas pelayanan terhadap konsumen tetap terjamin. 1.2 Batasan Masalah Mengingat begitu luasnya ruang lingkup dari APJ PLN Semarang dan terbatasnya waktu yang diberikan untuk pelaksanaan praktek kerja lapangan ini, maka kami dalam penyusunan dan pembuatan laporan ini membatasi permasalahan pada sistem pemeliharaan trafo distribusi.

1.3 Tujuan 1. Menambah informasi dan pengetahuan mengenai prinsip yang dipelajari selama kuliah dengan aplikasinya di lapangan. 2. Untuk mengetahui sifat dan karakteristik dari trafo distribusi. 3. Untuk mengetahui sistem pemeliharaan trafo distribusi pada APJ PLN Semarang. II. LANDASAN TEORI 2.1. Teori Trafo Transformator merupakan suatu alat listrik yang termasuk ke dalam klasifikasi mesin listrik static yang berfungsi menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah dan sebaliknya. Atau dapat juga diartikan mengubah tegangan arus bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi-elektromagnet. Transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga listrik memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan, misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh. Dasar teori dari transformator adalah apabila ada arus listrik bolak-balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnet dan apabila magnet tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda tegangan mengelilingi magnet, sehingga akan timbul Gaya Gerak Listrik (GGL). 2.2. Jenis-jenis Trafo dan Penggunaannya Ada beberapa jenis trafo yang dikenal dan digunakan secara luas di masyarakat, diantaranya adalah : 1. Trafo Daya Adalah trafo yang biasa digunakan di GI baik itu GI baik itu GI Pembangkit dan GI Distribusi dimana trafo tersebut memiliki kapasitas daya yang besar. Di GI Pembangkit, trafo digunakan untuk menaikkan tegangan ke tegangan transmisi/tinggi (150/500kV). Sedangkan di GI Distribusi, trafo digunakan untuk menurunkan tegangan transmisi ke tegangan primer/menengah (11,6/20kV). 2. Trafo Distribusi Gambar 2.1 Trafo Daya Adalah trafo yang digunakan untuk menurunkan tegangan menengah (11,6/20kV) menjadi tegangan rendah (220/380V). Trafo ini tersebar luas di lingkungan masyarakat dan mudah mengenalinya karena biasa dicantol di tiang. Oleh karena itu, biasa juga disebut dengan gardu cantol. Dalam tulisan ini, penulis hanya membahas tentang trafo ini saja.

membatasinya. Selain itu bisa juga besaran arusnya diambil sebagai input data masukan peralatan pengaman jaringan. Gambar 2.2 Trafo Distribusi 3 fasa 3. Trafo Tegangan (Potensial Trafo) Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data masukan berupa besaran tegangan dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau sekunder. Trafo ini biasa digunakan untuk pengukuran tak langsung beban yang mengalir ke pelanggan kemudian membatasinya. Selain itu bisa juga besaran tegangannya diambil sebagai input data masukan peralatan pengaman jaringan. 2.3 Trafo Distribusi Gambar 2.4 Trafo arus Sesuai dengan penjelasan diatas, maka sebuah transformator distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan transmisi menengah 20kV ke tegangan distribusi 220/380V sehingga dengan demikian, peralatan utamanya adalah unit trafo itu sendiri, antara lain: 1. Inti Besi/Kernel Inti besi berfungsi untuk membangkitkan dan mempermudah jalan fluks yang timbul akibat adanya arus listrik dalam belitan atau kumparan trafo. Bahan inti tersebut terbuat dari lempengan-lempengan baja tipis mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang diakibatkan oleh arus eddy (eddy current). Gambar 2.3 Trafo Tegangan 4. Trafo Arus (Current Trafo) Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data masukan berupa besaran arus dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau sekunder. Trafo ini biasa digunakan untuk pengukuran tak langsung beban arus yang mengalir ke pelanggan kemudian 2. Kumparan Trafo Kumparan TrafoKumparan trafo terdiri dari beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk kumparan, dan kumparan tersebut diisolasi, baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan menggunakan isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain. Terdapat dua kumparan pada inti tersebut yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Jika kumparan

primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut timbul fluks yang menimbulkan induksi tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban) maka mengalir arus pada kumparan tersebut. Sehingga pada kumparan ini berfungsi sebagai alat transformasi tegangan dan arus. 3. Media pendingin Khusus jenis trafo tenaga tipe basah, kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam minyak-trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas dan bersifat pula sebagai isolasi ( tegangan tembus tinggi ) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Untuk itu minyak trafo harus memenuhi persyaratan sbb: a. ketahanan isolasi harus tinggi ( >10kV/mm ) b. Berat jenis harus kecil, sehingga partikelpartikel di dalam minyak dapat mengendap dengan cepat. c. Penyalur panas yang baik. d. Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yg dapat membahayakan. e. Sifat kimia yang stabil. 4. Bushing Merupakan penghubung antara kumparan trafo ke jaringan luar. Bushing adalah sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo. 5. Tangki dan konservator (khusus pada trafo tipe basah) Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo yang ditempatkan di dalam tangki baja. Tangki trafo-trafo distribusi umumnya dilengkapi dengan siripsirip pendingin ( cooling fin ) yang berfungsi memperluas permukaan dinding tangki, sehingga penyaluran panas minyak pada saat konveksi menjadi semakin baik dan efektif untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator. 2.4 Tegangan Trafo Distribusi Tegangan pada trafo distribusi selalu dinaikkan sampai dengan 5%. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengantisipasi terjadinya drop tegangan pada saluran dengan rincian sbb: a. Maksimum 3% hilang pada saluran antara pembangkit (dalam hal ini trafo distribusi) sampai dengan sambungan rumah. b. Maksimum 1% hilang pada saluran antara sambungan rumah sampai dengan KWh meter. c. Maksimum 1% hilang pada saluran KWh meter - panel pembagi - alat listrik terjauh. Semakin besar rugi daya dalam persen, berarti semaki besar kerugian energi yang terjadi. 2.5 Penyebab Gangguan Trafo 1. Tegangan Lebih Akibat Petir Gangguan ini terjadi akibat sambaran petir yang mengenai kawat phasa, sehingga menimbulkan gelombang berjalan yang merambat melalui kawat phasa tersebut dan menimbulkan gangguan pada trafo. Hal ini dapat terjadi karena arrester yang terpasang tidak berfungsi dengan baik, akibat kerusakan peralatan/pentanahan yang tidak ada. Pada kondisi normal, arrester akan mengalirkan arus bertegangan lebih yang muncul akibat sambaran petir ke tanah. Tetapi apabila terjadi kerusakan pada arrester, arus petir tersebut tidak akan dialirkan ke tanah oleh arrester sehingga mengalir ke trafo. Jika tegangan lebih tersebut lebih besar dari kemampuan isolasi trafo, maka tegangan lebih tersebut akan merusak lilitan

trafo dan mengakibatkan hubungan singkat antar lilitan. 2. Overload dan Beban Tidak Seimbang Overload terjadi karena beban yang terpasang pada trafo melebihi kapasitas maksimum yang dapat dipikul trafo dimana arus beban melebihi arus beban penuh (full load) dari trafo. Overload akan menyebabkan trafo menjadi panas dan kawat tidak sanggup lagi menahan beban, sehingga timbul panas yang menyebabkan naiknya suhu lilitan tersebut. Kenaikan ini menyebabkan rusaknya isolasi lilitan pada kumparan trafo. 3. Loss Contact Pada Terminal Bushing Gangguan ini terjadi pada bushing trafo yang disebabkan terdapat kelonggaran pada hubungan kawat phasa (kabel schoen) dengan terminal bushing. Hal ini mengakibatkan tidak stabilnya aliran listrik yang diterima oleh trafo distribusi dan dapat juga menimbulkan panas yang dapat menyebabkan kerusakan belitan trafo. 4. Isolator Bocor/Bushing Pecah Gangguan akibat isolator bocor/bushing pecah dapat disebabkan oleh : a) Flash Over Flash Over dapat terjadi apabila muncul tegangan lebih pada jaringan distribusi seperti pada saat terjadi sambaran petir/surja hubung. Bila besar surja tegangan yang timbul menyamai atau melebihi ketahanan impuls isolator, maka kemungkinan akan terjadi flash over pada bushing. Pada system 20 KV, ketahanan impuls isolator adalah 160 kv. Flash over menyebabkan loncatan busur api antara konduktor dengan bodi trafo sehingga mengakibatkan hubungan singkat phasa ke tanah. b) Bushing Kotor Kotoran pada permukaan bushing dapat menyebabkan terbentuknya lapisan penghantar di permukaan bushing. Kotoran ini dapat mengakibatkan jalannya arus melalui permukaan bushing sehingga mencapai body trafo. Umumnya kotoran ini tidak menjadi penghantar sampai endapan kotoran tersebut basah karena hujan/embun. 5. Kegagalan Isolasi Minyak Trafo/Packing Bocor Kegagalan isolasi minyak trafo dapat terjadi akibat penurunan kualitas minyak trafo sehingga kekuatan dielektrisnya menurun. Hal ini disebabkan oleh : 1. Packing bocor, sehingga air masuk dan volume minyak trafo berkurang. 2. Karena umur minyak trafo sudah tua. III. PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI 1. Pemeriksaan Nameplate Trafo Sebelum pekerjaan pemeliharaan trafo dilaksanakan, prosedur pelaksanaan pekerjaan yang pertama dilakukan adalah mendata spesifikasi teknis dari trafo tersebut dengan mengamati (nameplate). 2. Pemeriksaan Secara Visual Pemeriksaan fisik trafo secara visual meliputi pemeriksaan sebagai berikut :

1. Pemeriksaan kondisi tangki dari kebocoran atau akibat dari benturan. 2. Pemeriksaan kondisi baut-baut pengikat di bushing. 3. Pemeriksaan kondisi bushing primer atau sekunder. 4. Pemeriksaan valve tekanan udara. 5. Pemeriksaan thermometer. 6. Pemeriksaan kondisi tap charger/sadapan. 3. Pengukuran Nilai Tahanan Isolasi Setelah pemeriksaan secara visual dilakukan, maka selanjutnya dilakukan pemeriksaan/pengukuran nilai tahanan isolasi trafo dengan menggunakan megger (primer-body, sekunder-body dan primersekunder), sehingga dapat dipastikan jenis kerusakan dan bagian mana dari trafo yang mengalami kerusakan. Contoh pengukuran tahanan isolasi ini dilakukan dengan menggunakan megger 5000V. Kumparan primer-body Tabel 4.1 Hasil Megger Kumparan Primer-Body Pengukuran Hasil Keterangan R - body 0 MΩ Kontak body S - body 0 MΩ Kontak body T - body 50 MΩ Sangat rendah Kumparan Sekunder-body Tabel 4.2 Hasil Megger Kumparan Sekunder- Body Pengukuran Hasil Keterangan r - body 1200 MΩ Baik s - body 1200 MΩ Baik t - body 1200 MΩ Baik Kumparan Primer-sekunder Tabel 4.3 Hasil Megger Kumparan Primer- Sekunder Pengukuran Hasil Keterangan R - r 1200 MΩ Baik S - s 200 MΩ Baik T - t 1200 MΩ Baik N - n 1200 MΩ Baik Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kerusakan yang terjadi adalah pada kumparan primer-body yang menunjukkan rendahnya tahanan isolasi. 4. Pembongkaran Trafo Pekerjaan selanjutnya adalah pembongkaran kumparan trafo dari tangki/casing trafo. Namun, sebelum lilitan yang rusak dibongkar perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Arah lilitan kumparan 2. Ukuran diameter penampang 3. Hitung jumlah lilitan 5. Pengujian Ohm Meter Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada sambungan/rangkaian belitan yang putus pada kumparan primer/sekunder. Pengujian ini bisa menggunakan multimeter yang difungsikan sebagai ohm meter. Jika saat pengujian menunjukkan angka nol, berarti ada kawat dalam kumparan tersebut yang putus. 6. Pengukuran Tegangan Tembus Minyak Trafo Mengukur tegangan tembus minyak trafo sangat penting sebagai ukuran kemampuan menahan tegangan listrik tanpa mengalami

kerusakan. Apabila tegangan tembus hasil pengujian rendah, dapat disimpulkan bahwa adanya benda-benda seperti air, kotoran dan partikel sebagai penghantar dalam minyak. Tegangan tembus yang diijinkan adalah 120 kv/cm. IV PENUTUP KESIMPULAN Trafo Distribusi merupakan salah satu jenis dari trafo yang digunakan sebagai trafo penurun tegangan (step down) dari tegangan menengah (11,6/20kV) menjadi tegangan rendah (220/380V). Trafo Distribusi merupakan komponen yang sangat penting dalam mendistribusikan tenaga listrik ke konsumen. Pemeliharaan yang teratur, pengunaan /pemakaian serta management yang baik dari Trafo Distribusi akan meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik sehingga kontinuitas pelayanan listrik ke konsumen terjamin. Semakin banyak jumlah gangguan trafo maka SAIDI SAIFI semakin besar, begitu juga sebaliknya bila gangguan pada trafo kecil, SAIDI SAIFI akan menurun. SARAN Perlunya dilakukan pemeliharaan preventif berkala terhadap trafo distribusi sehingga kerusakan dapat sedini mungkin teratasi. Pada pengerjaan pemeliharaan trafo distribusi sebaiknya pekerja yang melaksanakan perbaikan memperhatikan keselamatan kerja dengan menggunakan peralalan yang berisolasi. DAFTAR PUSTAKA [1.] PT. PLN (PERSERO) APJ SEMARANG, Perencanaan jaringan distribusi. Data- data/informasi informasi /brosur/brosur PT. PLN (PERSERO) APJ SEMARANG. [2.] Bonggas L. Tobing.2003.Peralatan Tegangan Tinggi.Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama [3.] Abdul Kadir, "Transformator", P.T Pradnya Paramita, Jakarta 1979 [4.] http://bops.pln-jawa-bali.co.id/artikel/ pemeliharaantrafo [5.] http://id.wikipedia.org/wiki/transformator BIOGRAFI Agung Aprianto (L2F607003) Dilahirkan di Bengkulu 21 April 1990, menempuh seluruh pendidikan dari SD hingga SMA di Bengkulu. dan saat ini sedang melanjutkan studi S1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang dengan Konsentrasi Ketenagaan. Semarang, Agustus 2010 Mengetahui dan Mengesahkan, Dosen Pembimbing Ir. Agung Warsito, DHET NIP. 195806171987031002