ANALISIS KEAUSAN PADA DINDING SILINDER MESIN DIESEL

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KEAUSAN PADA DINDING SILINDER

BAB 1 PENDAHULUAN. Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAB I PENDAHULUAN. saat langkah kompresi dan pembakaran akan dihasilkan tekanan dan temperatur

TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

PERENCANAAN BATANG TORAK MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 100 CC

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC. Widiajaya

PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL BAJA KONSTRUKSI DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

BAB I PENDAHULUAN. Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara, dengan kata lain

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CYLINDER BLOCK DAN CRANKCASE MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65CC

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut :

Oleh sebab itu pembuatan silinder diperlukan ketelitian yang tinggi.

ANALISA PENYEBAB TERJADINYA KEAUSAN PADA CRANK PIN BEARING MESIN DIESEL HANSHIN MODEL LH36L

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

Pengaruh Perlakuan Panas Dengan Air Dan Oli Terhadap Kekuatan Impact (Benturan) Bahan Piston Dan Cylinder Liner ABSTRAK

KAJIAN TEKNIS PENGARUH KERAK KARBON DI ATAS KEPALA TORAK TERHADAP UNJUK KERJA (PERFORMANCE) MESIN MOBIL MINIBUS GL TOYOTA KIJANG TIPE LGX-2L DIESEL

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENGARUH SOLUTION TREATMENT PADA MATERIAL ALUMUNIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL


Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

BAB I MOTOR PEMBAKARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

MODUL 6 PROSES PEMBENTUKAN LOGAM

Seta Samsiana & Muhammad Ilyas sikki

BAB VII PENDINGINAN MOTOR

CYBER-TECHN. VOL 11 NO 02 (2017) ISSN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB II DASAR TEORI. Motor adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak yang bila bekerja dapat

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

contoh makalah teknik mesin

ANALISA KECEPATAN PADA ALAT PERAGA MEKANISME ENGKOL PELUNCUR. Yeny Pusvyta 1* 1 Program Studi Teknik Mesin Universitas IBA

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

1. Baja dan Paduannya 1.1 Proses Pembuatan Baja

BAB II. LANDASAN TEORI

TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik

TEKNIK PENGECORAN LOGAM PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PULI UNTUK DIGUNAKAN PADA KOMPRESOR AC KENDARAAN PENUMPANG BERKAPASITAS 5 ORANG

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH DENGAN METODE FLAME HARDENING WAKTU TAHAN 30 MENIT 1 JAM DAN 1 ½ JAM

Pembahasan Materi #11

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

BAB III LANDASAN TEORI

Fungsi Utama Rem: Menghentikan putaran poros Mengatur Putaran Poros Mencegah Putaran yang tak dikehendaki. Fungsi rem selanjutnya?

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

METODOLOGI PERANCANGAN. Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA. 1. Daya maksimum (N) : 109 dk

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

Di unduh dari : Bukupaket.com

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. I. TUJUAN PEMBELAJARAN Mampu memahami konstruksi motor bakar Mampu menjelaskan prinsip kerja motor bakar

TRANSMISI RANTAI ROL

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keliatan dan kekuatan yang tinggi. Keliatan atau ductility adalah kemampuan. tarik sebelum terjadi kegagalan (Bowles,1985).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH MEDIA PENDINGINAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADA BESI COR

Pengaruh modifikasi diameter venturi dan pemasangan turbo cyclone terhadap daya mesin pada sepeda motor FIZR 2003

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

Transkripsi:

ANALISIS KEAUSAN PADA DINDING SILINDER MESIN DIESEL Tri Tjahjono Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A Yani Pabelan Tromol Pos Kartasura Surakarta 57102 Email : ttjahjono@yahoo.com ABSTRAKSI Silinder adalah bagian dari ruang bakar mesin Diesel yang penting karena silinder merupakan tempat terjadinya pembakaran bahan bakar dengan udara dan juga alur gerak bolak-balik piston. Akibat gerakan tersebut akan terjadi gesekan antara silinder dan cincin piston yang menyebabkan keausan pada dinding silinder. Keausan tersebut mengakibatkan ukuran silinder menjadi besar sehingga penyekatan ruang bakar menjadi kurang bahkan menjadi bocor. Hal ini akan menyebabkan mesin Diesel tidak bertenaga atau tidak jalan sama sekali. Kata-kata kunci: silinder, gesekan, bocor PENDAHULUAN Silinder adalah bagian dari ruang bakar yang digunakan untuk proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara. Pada saat kompresi dan pembakaran akan menghasilkan tekanan gas yang tinggi, maka diusahakan tidak terjadi kebocoran pada ruang bakar tersebut, sehingga dapat menghasilkan tenaga gerak mesin. Bila mesin digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama, dinding silinder sedikit demi sedikit akan mengalami keausan. Hal ini akan menimbulkan penambahan kelonggaran antara torak dan silinder, serta menyebabkan kebocoran gas, tekanan kompresi berkurang dan tenaga yang dihasilkan juga berkurang. Agar keausan silinder tidak terlalu banyak maka diupayakan bahan yang digunakan tahanan aus dan juga tahan terhadap panas. DASAR TEORI Proses pembakaran pada motor diesel terjadi akibat pemampatan udara di dalam silinder sehingga menaikkan suhu udaratekan dalam ruang bakar, kemudian disemprotkan bahan bakar solar ke dalam silinder yang telah berisi udara-panas. Setelah bahan bakar bersentuhan dengan udara-panas maka terjadilah proses pembakaran. Proses pembakaran bahan bakar ini menimbulkan temperatur dan tekanan di dalam silinder menjadi sangat tinggi dan gas pembakaran mampu mendorong piston dengan tenaga yang besar sehingga terjadi gesekan pada dinding silinder oleh cincin pada piston. Pemasangan cincin piston pada silinder harus selalu menekan dinding silinder dengan gaya pegasnya. Hal ini menambah besarnya gaya gesek cincin terhadap dinding silinder. Peningkatan temperatur yang terjadi pada ruang bakar meyebabkan terjadinya pemuaian material cincin-piston dan lebih lanjut mengadakan tekanan ke dinding silinder. Hal ini juga menyumbang besarnya gaya gesek terhadap dinding silinder. Kekasaran permukaan bidang kontak antara dinding piston dengan silinder dan dengan adanya gaya gesek yang besar, 78 Analisis Keausan Pada Dinding Silinder Mesin Diesel oleh Tri Tjahjono ~ hal 78-83

menyebabkan keauasan pada dinding silinder semakin mudah. Material silinder memiliki sifat getas, lunak dan tidak tahan panas akan mudah keausan dinding silinder. Pemilihan bahan silinder sangat diawasi karena silinder memegang peranan penting lancarnya gerakan piston. Analisis Gaya a) Gaya yang terjadi akibat adanya pembakaran dalam ruang bakar (F) Tekanan hasil pembakaran pada ruang bakar akan mendorong piston dengan gaya (F). Besar gaya tersebut adalah hasil kali tekanan (P z ) akibat pembakaran yang kemudian mendorong penampang piston (A). Gaya ini akan terurai menjadi gaya keliling (F t ) pada poros engkol dan gaya yang menekan diding (F sinγ) sebagaimana pada gambar 3. Gaya tekan dinding yang diuraikan tegak lurus sumbu silinder sebesar F.sin γ cos γ, gaya ini akan direaksi oleh diding silinder dengan besar yang sama dan arahnya berlawanan, kemudian disebut gaya normal. F N = F sin γ cos γ.[1] Gaya normal ini sebagai penentu besarnya gaya gesek pada dinding silinder. Gambar 1. Konstruksi mesin Gambar 2. Gaya yang bekerja MEDIA MESIN Volume 6 No.2 Juli 2005 ISSN 1411-4348 79

F sin γ F sin γ γ F cos γ F Gambar 3. polygon gaya pada piston b) Gaya Akibat Pemasangan Awal Pada pemasangan awal cincin-piston terjadi pengecilan diameter cincinpiston bebas (D b ), kemudian cincinpiston berusaha untuk kembali ke posisi cincin-piston bebas. Hal ini cincin-piston berusaha menekan dinding silinder sebagai perapat gas dalam ruang bakar. Besarnya perubahan pegas dari kondisi bebas ke kondisi terpasang (x) sebagai, ( D b Ds ) x =..[2] 2 dimana, D b merupakan diameter bebas cincin piston dan D s adalah diameter silinder. Gaya tekan (F s ) cincin-piston ke dinding silinder akibat pemasangan awal adalah F s = k p.x, dimana k p nilai konstanta pegas dari cincin-piston. c) Gaya akibat pengaruh panas Material cincin-piston yang terkena panas akan terjadi pemuaian yang dominan kearah memanjang (melingkar). Pertambahan panjang cincin-piston adalah l = l o λ t, dimana l o panjang awal cincin-piston, λ koefisien pertambahan panjang dan t perubahan temperatur. Gambar 4. cincin bebas dan terpasang 80 Analisis Keausan Pada Dinding Silinder Mesin Diesel oleh Tri Tjahjono ~ hal 78-83

Tabel 1. Koefisien pertambahan panjang Logam Koefisien pertambahan panjang pada 20 O C (µm/m/ o C) Aluminium 23.0 Cast iron 9.0 Nikel 12.8 Steel C15 11.1 Tungsten 4.5 Besarnya gaya akibat temal dapat dicari dari rumus tengangan yaitu, σ = E.ε.[3] F t = E. ll..[4] A o l o.λ t Ft = E = E.λ. t [5] l o dimana, E modulus elastis bahan cincin-piston. d) Gaya gesek pada cincin dengan dinding silinder (F gesek ) Kekasaran permukaan antara bidang kontak dinding silinder dengan cincinpiston merupakan penghambat gerakan piston, gaya penghambat pada cincinpiston ini dinamakan gaya gesek (F gesek ). F gesek = µ N... [6] dimana, gaya tekan dinding merupakan penjumlahan akibat pembakaran bahan bakar, pemasangan awal dan perubahan temperatur cincin-piston (N = F N + F s +F t ). Besarnya gaya gesek juga ditentukan oleh tingkat kekasaran (keausan) permukaan, yang besarnya dapat ditunjukkan seperti pada tabel 2. 4. VOLUME KEAUSAN PADA PERMUKAAN SILINDER(V) Bila suatu gaya-geser diberikan pada dua permukaan material akan menyebabkan keausan permukaan sepanjang lintasan. Mekanisme keausan adesif dapat dilihat seperti pada gambar berikut, (a) kontak dua kekasaran, (b) adesi antara dua kekasaran dan (c) pembentukan partikel keausan. Volume material yang aus dari permukaan (V) adalah, L W V= k.. [7] 3 p dimana, k adalah koefisien keausan seperti pada table 2, L langkah piston (mm), W gaya normal (kgf), p tekanan pada dinding silinder (kg/mm 2 ). Tabel 2. Koefisien gesek Proses Koefisien Gesek (µ) Cold Hot Rolling 0.05 0.1 0.2 0.7 Forging 0.05 0.1 0.1 0.2 Drawing 0.03 0.1 - Sheet-metal forming 0.05 0.1 0.1 0.2 Machining 0.5 2 - MEDIA MESIN Volume 6 No.2 Juli 2005 ISSN 1411-4348 81

Gambar 5. Keausan Adesif Tabel 3. Nilai k Koefisien Keausan pada Permukaan Tanpa Pelumasan k Dengan Pelumasan k Mild steel on mild steel 10-2 10-3 52100 steel on 52100 steel 10-7 10-10 60-40 brass on hardened tool steel 10-3 Aluminium bronze on hardened 10-4 steel Hardened tool steel on hardened tool steel 10-4 Hardened steel on hardened steel 10-5 Polytetrafluoroethy (PTFE) on 10-5 tool steel Tungsten carbide on mild steel 10-4 5. POSISI KEAUSAN Keausan yang paling banyak pada dinding silinder oleh cincin torak terjadi di antaranya langkah torak atau ½ langkah torak. Karena besar sudut antara connecting rod dan sumbu silinder juga mempengaruhi. Apabila sudut yang dibentuk oleh connecting rod dengan sumbu silinder kecil maka keausan yang terjadi pada dinding silinder akan kecil, apabila sudut yang dibentuk besar maka keausan pada dinding silinder besar pula. F F Gambar 6. Gerakan Piston 82 Analisis Keausan Pada Dinding Silinder Mesin Diesel oleh Tri Tjahjono ~ hal 78-83

6. PEMILIHAN BAHAN SILINDER LINER Keausan silinder liner diperparah oleh pemakaian material bermutu rendah yaitu jumlah komposisi material tersebut yang memiliki ketahanan aus rendah sangat besar. Dalam penggunaan sebaiknya dipakai bahan besi cor kelabu dimana mengandung unsur besi (Fe = 92,95 %), silikon (Si = 2,339 %), karbon (C = 3,108 %) dan mangan (Mn = 0,938 %) yang merupakan unsur utama pada besi tuang kelabu. Penambahan silikon pada besi-cor akan memperoleh sifat encer (fluidity) dan sedikit getas. Mangan yang dipadukan akan menambahkan sifat kekuatan pada besi-cor. Besi-cor ini memiliki kelebihan agak getas, kekuatan-tarik rendah, kekuatantekan tinggi dan mempunyai mampu cor sangat baik serta murah dan paling banyak dipergunakan untuk benda-benda coran. Apabila bahan silinder terbuat dari bahan dibawah persyaratan yang ditentukan untuk pemakaian ruang bakar, maka kemungkinan cepat aus besar sekali. KESIMPULAN Dari uraian telah dijelaskan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Gaya F mengakibatkan gaya bidang luncur pada sisi silinder yang disebut sisi kerja bergesekan dengan cincin pada piston. Maka pada sisi kerja pada silinder tersebut terjadi kerusakan terbesar. 2. Besar sudut yang dibentuk connecting rod dengan sumbu dinding silinder akan mempengaruhi gaya normal pada dinding silinder apabila sudut yang dibentuk kecil gaya normal yang terjadi kecil, apabila sudut yang dibentuk besar maka gaya normalnya juga besar. 3. Besar koefisien keausan dan gaya normal juga mempengaruhi besarnya volume kerusakan pada permukaan dinding silinder. DAFTAR PUSTAKA Khovakh M., 1979, Motor Vehicle Engine, Moscow Khurmi, 1984, Machine Design, Eurasia Publishing House Ltd, New Delhi. Maleev V.L., 1985, Internal Combustion, Mc Graw Hill, California. Petrovsky N, 1978, Marine Internal Combustion Engines, Mir Publishers, Moscow MEDIA MESIN Volume 6 No.2 Juli 2005 ISSN 1411-4348 83