BAB I PENDHULUAN. ancaman dan resiko bahaya, yang dipicu sendiri oleh kelemahanya, kesalahankesalahanya,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ketidakmengertianya akan masalah metafisis. Manusia tidak dapat

PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH

BAB IV ANALISIS. A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi sangat besar baik itu

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga

BAB V PEMBAHASAN. A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus. masyarakat sebagai calon peserta asuransi.

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan Bermotor ialah kendaraan yang digerakkan oleh motor

1. PENDAHULUAN. diberikan kepada masyarakat dalam mengatasi risiko yang terjadi di masa yang

BAB I PENDAHULUAN. ialah meningkatnya kesadaran masyarakat tentang perencanaan dan kebutuhan

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan

BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR. A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah

BAB I PENDAHULUAN. tidak terduga akan terjadi, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian

Asuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat kehidupan manusia tidak dapat terlepaskan dari risiko. Risiko

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB III PELAKSANAAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian

AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB V PENUTUP. sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Bahwa Prinsip syariah yang di tuangkan dalam akad Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat ini umat Islam dihadapkan pada persoalan-persoalan

BAB III SISTEM PENGELOLAAN DANA INVESTASI ASURANSI SYARI AH DI PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SEMARANG

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH

Unsur Fatwa Ketentuan dalam fatwa Implementasi di AJB tijarah tabarru

BAB I PENDAHULUAN. bahaya.resiko yang mengancam manusia sangatlah beragam, mulai dari kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. otomatis terkait dengan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh manusia. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi perorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. tidak terduga dimasa depan, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti akan mengalami musibah, dan ia tidak memiliki

SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

BAB IV. Prudential Life Assurance Kantor Agency Cabang Kudus 1 yaitu PRUlink. Syariah Assurance Account (PAA Syariah) dan PRUlink syariah investor

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu. pembangunan, terbakarnya bangunan dan lain sebagainya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB VI PENUTUP. Dari uraian pembahasan diatas, maka peneliti menyimpulkan dari hasil

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1991 diawali dengan pelaksanaan perbankan syariah 1. kebidang kegiatan ekonomi lainnya, salah satunya yaitu asuransi syariah.

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, definisi asuransi adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat pesat dan kebutuhan. menjadi dua yaitu asuransi syariah dan asuransi konvensional.

BAB I PENDAHULUAN. Buku Pintar, 2012, h Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 60.

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG POLIS ASURANSI JIWA DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH PRODUK UNIT LINK SYARIAH

LAPORAN AKHIR Desentralisasi/ Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. bergaul dengan manusia lainnya. Manusia dimana-mana dan pada zaman

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Pengelolaan Dana Tabarru Pada Produk Unit Link

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini banyak sekali bermunculan produk asuransi berbasis

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014tentang Perasuransi memuat. Usaha perasuransian adalah segala usaha yang menyangkut jasa

perbankan di Indonesia menganut dual banking system yaitu perbankan konvensional dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pertanggungan merupakan sebuah institusi modern hasil temuan dari

PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DANA PESERTA PRODUK TAKAFUL PENDIDIKAN PADA PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA CABANG BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. pertama dengan jumlah pemeluk agama Islam sebesar 182,570,000 orang.

BAB I PENDAHULUAN. memberatkankalangan yang tidak mampu tetapi, juga memberatkan dari

BAB I PENDAHULUAN. AKAD TABARRU PADA ASURANSI SYARIAH (Studi Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga Bandar Lampung), untuk menghindari

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Akad/Kontrak Pada Asuaransi. Jiwa Bersama (AJB) Syariah Cabang Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perkembangan transportasi darat, laut, udara dan meningkatkan

ASURANSI SYARIAH A. Pengertian Asuransi

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi ancaman yang sama (Alfred Manes, 1930). sesungguhnya asuransi bertujuan memberikan perlindungan (proteksi) atas

BAB 1 PENDAHULUAN. terduga akan terjadi, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi

(ASURANSI SYARIAH) PADA PT. ASURANSI TAKAFUL DI KANTOR CABANG PERWAKILAN SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Perjalanan hidup manusia di dunia ini dikepung oleh masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penggunaan produk keuangan pada saat ini tidak mungkin dapat dihindari,

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat pemanfaatan lembaga keuangan baik bank maupun non bank sulit

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hidupnya, manusia akan selalu dihadapkan pada peristiwa yang tidak

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO.53/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD TABARRU

BAB I PENDAHULUAN. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu di masa datang hanya dapat direkayasa semata.

BAB II KONSEP UMUM TENTANG ASURANSI SYARIAH. Dalam bahasa Arab, asuransi dikenal dengan istilah at-ta min,

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya PT.Takaful Keluarga Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. berbuat baik sedangkan menurut istilah adalah suatu pekerjaan atau

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi syari ah di Indonesia boleh dikatakan mengalami

Perbedaan antara Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB II AKAD TABARRU, ASURANSI SYARI AH DAN ASURANSI JIWA

BAB I PENDAHULUAN. diiringi pembangunan disegala bidang yang meliputi aspek ekonomi, politik,

BAB III KLAIM ASURANSI PADA PT ASURANSI TAKAFUL UMUM SURABAYA

BAB V PENUTUP. syariah yaitu Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor

PROSENTASE INVESTASI DANA TABARRU YANG DAPAT DIINVESTASIKAN UNTUK MENCEGAH KEKURANGAN PEMBAYARAN KLAIM SAAT DEFISIT UNDERWRITING

ABSTRAK Juliatun, Rini Analisis Islam Terhadap Keagenan Pada Asuransi Jiwa Di Kantor Pemasaran Prudential Life Assurance Cabang Ponorogo.

BAB II Konsep Umum Tentang Asuransi Syari ah

BAB 4 PEMBAHASAN. kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil

BAB I PENDAHULUAN. moral dan menghargai bila ia meninggalkannya. Tindakan yang diambil olehnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia saat ini sudah sedemikian sarat dengan beragam ancaman dan resiko bahaya, yang dipicu sendiri oleh kelemahanya, kesalahankesalahanya, kealpaanya dan ketidakmengertianya akan masalah metafisis. Manusia tidak dapat mengetahui apa yang akan ia perbuat esok hari, dan manusia pun tidak mengetahui dibumi mana ia meninggal dunia. Manusia setiap waktu dihadapkan dengan sederet bahaya yang mengancam jiwa, harta, kehormatan, agama, dan tanah airnya. Manusia juga dihadapkan dengan beragam resiko kecelakaan, mulai dari kecelakaan transportasi udara, kapal hingga angkutan darat dengan beragam jenisnya, ditambah kecelakaan kerja, kebakaran, perampokan, pencurian, sakit hingga kematian. Belum lagi ditambah dengan ancaman mental, seperti kegelisahan mental, perilaku buruk orang-orang yang berinteraksi dengannya, ancaman globalisasi ekonomi, ancaman berbagai perubahan mendadak pada perundang-undangan, dan lain sebagainya. 1 Ancaman ancaman bahaya ini selalu datang silih berganti dan sulit di kalkulasi. Namun, hal itu adalah realitas yang melingkupi manusia. Sehingga 1 Husain Syabatah, Nuzhum At-Ta min Al-Mu ashirah n Mizan Asy-syari ah At- Islamiyyah, Asuransi Dalam Perspektif Syariah, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2006,h. 01

2 manusiapun terus memeras otak untuk menciptakan inovasi- inovasi untuk mendapatkan rasa aman, tentram dan menghindari marabahaya yang menyelimuti mereka. 2 Upaya untuk mengatasi sifat alamiah yang berwujud sebagai suatu keadaan yang tidak pasti tadi, antara lain dilakukan oleh manusia dengan cara menghindari, atau melimpahkannya kepada pihak-pihak lain di luar dirinya sendiri. Upaya atau usaha manusia untuk mengurangi, menghindarkan risikonya itu sudah lama dilakukan. Usaha itu dimulai sejak permulaan kegiatan ekonomi manusia, yaitu sejak manusia melakukan kegiatan perdagangan yang sederhana. Usaha-usaha manusia untuk mengatasi risiko dengan cara melimpahkannya kepada pihak lain beserta proses pertumbuhannya, dikenal oleh peradaban atau manusia, baik di dunia bagian Timur maupun Tengah pada abad-abad awal sebelum Masehi. 3 Usaha dan upaya manusia untuk menghindari dan melimpahkan risikonya kepada pihak lain beserta proses pelimpahan sebagai suatu kegiatan itulah yang merupakan embrio atau cikal bakal perasuransian yang dikelola sebagai suatu kegiatan ekonomi yang rumit sampai saat ini. 4 Maka pilihan yang paling tepat terdapat pada institusi yang bernama Asuransi. 5 h. 2 2 Sudarsono, Heri, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, 2003 h. 112 3 Sri Rejeki Hartono, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Jakarta: Sinar Grafika, 2008 4 Ibid 5 Husain Shabatah, Op.cit,h 07

3 Dalam kegiatan bisnis Asuransi segala sesuatu diarahkan untuk memproteksi keadaan di masa mendatang yang belum pasti terjadi atas sebuah resiko yang berkaitan dengan nilai aktivitas ekonomi seseorang. Menghadapi masa yang akan datang ( future time ) merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri oleh manusia, walaupun dalam wujudnya keadaan yang akan terjadi mendatang itu belum jelas realitanya. Ini dikarenakan kenyataan dalam hidup manusia berjalan secara linier yang terikat oleh masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Masa lalu adalah kegiatan yang dilakukan oleh manusia yang sudah dapat dipastikan. Sedang masa sekarang adalah sesuatu yang sedang dikerjakan dan belum dapat dipastikaan hasilnya. Apalagi masa yang akan datang adalah sebuah masa dengaan penuh dengan ketidakpastian. Dengan kejadian yang telah terjadi manusia dapat mengukur dan mengkaji bagaimana seharusnya dia melangkah ke depan dengan membawa pengharapan yang lebih baik. 6 Pada dasarnya Perusahaan Asuransi dalam kegiatannya, secara terbuka mengadakan penawaran atau menawarkan suatu perlindungan atau proteksi serta harapan pada masa yang akan datang kepada individu atau kelompokkelompok dalam masyarakat atau institusi-institusi lain, atas kemungkinan menderita kerugian lebih lanjut karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak tertentu atau belum pasti. Di samping itu perusahaan Asuransi dapat pula memberikan jaminan atas kelangsungan kehidupan perusahaan-perusahaan 6 AM.Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Kencana 2004, h. 92

4 dari kerugian ekonomi. Disamping itu perusahaan asuransi juga memberikan jaminan atas terpenuhinya pendapatan seseorang, karena tempat di mana yang bersangkutan bekerja tetap terjamin kelangsungan kehidupannya. Dengan demikian perusahaan Asuransi dapat pula memberikan rasa aman dan pasti atas suatu pendapatan yang pasti dan tetap bagi anggota masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakan kehadiran perusahaan asuransi dalam masyarakat itu jauh lebih bermanfaat bagi semua pihak dibandingkan dengan ketidakhadirannya. 7 Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 2 LN No 13 TLN. 34.67 pasal 1 ayat 1 Tahun 1992 dijelaskan bahwa asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian dua belah pihak, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi Asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggungyang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. 8 Pada tahun 2001 Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia ( DSN-MUI mengeluarkan fatwa No.21/DSN-MUI /X/2001 tentang Pedoman 7 Sri rejeki Hartono,Op.cit, h.7 8 UU No.2 LN No 13 Th. 1992 TLN. 3467 Pasal 1 Ayat 1

5 Umum Asuransi syariah. Dalam ketentuan umum disebutkan bahwa asuransi syariah ( ta min, takaful atau tadhamun ) adalah usaha saling tolong diantara ssesama orang/ pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad ( perikat ) yang sesuai dengan syariah. Disamping Fatwa DSN, ketentuan mengenai Asuransi Syariah secara teknis juga telah diatur dalam beberapa Keputusan menteri Keuangan, yaitu Keputusan Menteri Keuangan Indonesia NO.422/KMK.06/2003 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaaan Reasuransi, dan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.426/KMK.06/2003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Dalam kedua KMK tersebut, memberikan definisi mengenai prinsip Syariah dalam konteks Asuransi, yaitu prinsip perjanjian berdasarkan hukum Islam antara perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan pihak lain, dengan menerima amanah dengan mengelola dana peserta melalui kegiatan investasi atau kegiatan lain yang diselenggarakan sesuai syariah. 9 Sistem operasional Asuransi Syariah (Takaful) adalah bertanggung jawab, bantu-membantu, dan saling melindungi antara para pesertanya. 9 Anshori, Abdul Ghofur. Asuransi Syariah di Indonesia, yogyakarta: UII Press. 2007

6 Perusahaan asuransi syariah diberi kepercayaan atau amanah oleh para peserta untuk mengelola premi, mengembangkan dengan jalan yang halal, dan memberikan santunan kepada yang mengalami musibah sesuai dengan isi akta perjanjian. Akad yang melandasi dalam Asuransi Syariah biasanya adalah akad tijarah dan atau akad tabarru. Akad tijarah merupakan semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersil, misalnya mudharabah, wadiah dan wakalah, sedangkan akad tabarru merupakan semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebaikan dan tolong menolong, tidak ditujukan untuk komersil. 10 Tabarru berasal dari kata tabarra a-yatabarra u-tabarru an, artinya sumbangan, hibah, dan kebajikan, atau derma. Orang yang memberi sumbangan disebut mutabarri dermawan. Tabarru merupakan pemberian sukarela seseorang kepada orang lain, tanpa ganti rugi, yang mengakibatkan berpindahnya kepemilikan harta itu dari pemberi kepada orang yang diberi. Jumhur ulama mendefisinikan tabarru dengan akad yang mengakibatkan pemilikan harta, tanpa ganti rugi, yang dilakukan seseorang dalam keadaan hidup kepada orang lain secara sukarela. Dalam konteks akad dalam Asuransi Syariah, tabarru bermaksud memberikan dana kebajikan dengan niat ikhlas untuk saling membantu di antara sesama peserta takaful (asuransi syariah) apabila ada di antaranya yang 10 Ibid, h. 34

7 mendapat musibah. Dana klaim yang diberikan diambil dari rekening dana tabarru yang sudah diniatkan oleh semua peserta ketika akan menjadi peserta asuransi syariah, untuk kepentingan dana kebajikan atau dana tolongmenolong. Karena itu, dalam akad tabarru pihak yang memberi dengan ikhlas memberikan sesuatu tanpa ada keinginan untuk menerima apapun dari yang menerima, kecuali kebaikan dari Allah SWT. Dalam akad tabarru hibah, peserta memberikan dana suka rela (hibah) yang akan digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena musibah. Sedangkan, perusahaan hanya bertindak sebagai pengelola. 11 Implementasi akad takafuli dan tabarru dalan sistem asuransi syariah direalisasikan dalam bentuk pembagian setoran premi menjadi dua. Untuk tabungan yang mengandung unsur tabungan (saving), maka premi yang dibayarkan akan dibagi kedalam rekening dana peserta dan satunya lagi rekening tabarru. Sedangkan produk yang tidak mengandung unsur tabungan (non-saving), setiap premi yang dibayar akan dimasukkan kedalam rekening tabarru. 12 Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.53/DSN-MUI/III/X/2006 menjelaskan akad tabarru adalah akad yang h. 36 11 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah ( life and General), Jakarta: Gema Insani, 2004, 12 Kuat Ismanto, Asuransi Syariah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, h. 69

8 harus dilakukan dalam bentuk hibah dengan tujuan kebajikan dan tolong menolong antar peserta bukan untuk tujuan komersil. 13 Sedangkan dalam Asuransi konvensional adalah akad Mu awadhah, Mu awadhah ialah suatu perjanjian di mana pihak yang memberikan sesuatu kepada pihak lain, berhak menerima penggantian dari pihak yang diberinya. Berbeda dengan akad tabarru di mana pemberi dengan ikhlas memberi sesuatu tanpa ada keinginan untuk menerima apapun dari pihak yang menerima kecuali kebaikan dari Allah. 14 Akhir-akhir ini banyak sekali bermunculan produk asuransi berbasis syariah di Indonesia. Fenomena ini dimulai dengan munculnya PT Asuransi Takaful Indonesia, sebuah perusahaan asuransi yang berbasis syariah sebagai Holding Company berdiri pada tanggal 24 Februari 1994 yang dimotori oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia(ICMI). Selanjutnya, Asuransi Takaful Indonesia mendirikan dua anak perusahaan. Mereka adalah PT Asuransi Takaful Keluarga (ATK) pada 25 Agustus 1994 dan PT Asuransi Takaful Umum (ATU) pada 2 Juni 1995. 15 Setelah Asuransi Takaful dibuka, berbagai perusahaan asuransi menyadari cukup besarnya potensi bisnis asuransi syariah di Indonesia. Hal tersebut kemudian mendorong berbagai perusahaan ramai-ramai masuk bisnis 13 Anshori, H. Abdul Ghofur, Op.cit h. 183 14 Muhammad Syakir Sula, op.cit, h. 301 15 Wirdyaningsing dkk., Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2005., h. 269-270.

9 asuransi syariah, diantaranya dilakukan dengan langsung mendirikan perusahaan asuransi syariah penuh maupun membuka divisi atau cabang asuransi syariah. Seperti perusahaan Asuransi besar dunia yang turut tertarik masuk dalam bisnis asuransi syariah di Indonesia adalah PT. Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia). Asuransi Prudential merupakan salah satu perusahaan Asuransi ternama di dunia yang memiliki kantor perusahaan di beberapa belahan dunia termasuk di Indonesia. Perusahaan Asuransi Prudential Life Asurance memiliki produk asuransi konvensional maupun syariah. Fenomena ini mengundang sebuah pertanyaan. Bagamaina Analisis pengelolaan dana tabarru di Prudential Life Assurance Cabang Kudus 1? Pengelolaan dana PT. Prudential Life Assurance dikelola langsung oleh pusat, kantor-kantor cabang hanya berperan sebagai perantara bagi nasabah PT. Prudential Life Assurance Pusat. Dalam pengelolaan dana tabarru yang ada pada PT. Prudential Life Assurance dikelola sendiri oleh perusahaan yang nantinya berfungsi untuk membantu nasabah yang terkena musibah. Sehingga PT Prudential life Asurance dapat meningkatkan keuntungan bagi perusahan sendiri maupun nasabah (pemegang polis). Untuk itu penulis mengadakan penelitian dalam rangka penyusunan Skripsi sebagai persyaratan penyelesaian Studi Program S-1 Ekonomi Islam dengan judul :

10 ANALISIS MEKANISME PENGELOLAAN DANA TABARRU PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KANTOR AGENCY CABANG KUDUS 1 DALAM KAJIAN HUKUM ISLAM B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis merumuskan permasalahan untuk diteliti lebih rinci. Adapun permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimanakah pengelolaan dana tabarru pada PT. Prudential Life Assurance Kantor Agency Cabang Kudus 1? 2. Bagaimana penerapan akad Tabarru PT. Prudential Life Assurance Kantor Agency Cabang Kudus 1? 3. Analisis mekanisme penegelolaan dana Tabarru pada Prudential life Assurance kantor agency cabang kudus 1 menurut Syariah? C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui bagaiman sistem pengelolaan dana Tabarru secara lebih jelas dan terperinci apakah sudah sesuai prinsip Tabarru pada PT Prudential life Asurance cabang kudus 1. b. Untuk mengetahui bagaimana penerapan akad tabrru pada PT Prudential Life Asurance cabang kudus1 apakah sudah sesuai dengan Syariah atau belum.

11 c. Untuk mrngrtahui Analisi mekanisme pengeloalaan dana Tabarru pada PT Prudential Life Assurance Kantor Agency Cabang kudus 1 menurut Syariah? 2. Manfaat Hasil Penelitian Penulis berharap hasil penelitian ini bermanfaat baik bagi penulis sendiri maupun bagi orang lain. Adapun manfaat yang dapat di peroleh dari penelitian ini adalah : a. Dapat memberikan informasi dan menambah referensi dalam hal sistem asuransi yang ada di Indonesia, khususnya pada Asuransi Syariah. b. Dapat memberikan sumbangan pemikiran dan manfaat pada pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Ekonomi Islam. c. Melalui penelitian ini, diharapkan bisa menjadi bahan Evaluasi bagi perusahaan, untuk mengetahui sejauh mana sistem Asuransi Syariah yang telah diterapkan. D. Tinjauan Pustaka Dalam melakukan penelitian skripsi ini, penulis bukanlah yang pertama yang membahas tentang sistem asuransi syariah dan keunggulan dari sistem Asuransi Syariah. Adapun beberapa penelitian yang dapat penulis pakai sebagai rujukan untuk mendukung dalam penulisan skripsi yang penulis angkat yaitu Mekanisme Pengelolaan Dana Tabarru Pada PT Prudential Life Asurance Kantor Agency Cabang Kudus 1 (Studi Kasus PT. Prudential Life

12 Assurance Kantor Agency Cabang Kudus 1, yang berasal dari penelitian terdahulu yang membahas atau yang ada kaitannya dengan pokok permasalahan yang peneliti kemukakan, diantaranya: Taufiqurrahman 2013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Walisongo Semarang dalam skripsinya mekanisme Pengelolaan Dana Premi Dan Bentuk Pertanggungan Pada PT. Asuransi Astra Buana Motor Syariah Semarang, Menjelaskan bahwa PT. Asuransi Astra Buana Motor Syariah Semarang dalam pengelolaan dana kontribusi (premi) dibedakan menjadi dua, yaitu pengelolaan dana kontribusi (premi) dengan tabungan dan pengelolaan dana kontribusi (premi) tanpa unsur tabungan. Dalam mekanisme pengelolaan dana kontribusi (premi) dengan tabungan, dana kontribusi (premi) peserta dibagi menjadi dua, yaitu rekening tabungan (kumpulan dana yang merupakan milik peserta, dibayarkan bila perjanjian berakhir, peserta mengundurkan diri atau meninggal dunia), dan rekening khusus (kumpulan dana yang diniatkan oleh peserta sebagai derma untuk tujuan saling membantu dan dibayarkan bila peserta meninggal dunia atau perjanjian telah berahir, ijka ada surplus dana). Dalam pengelolaan dana kontribusi (premi) dengan tabungan adalah dimana seluruh dana yang terkumpul dari peserta asuransi diinvestasikan sesuai dengan prinsip syari ah. Hasil investasi dibagikan menurut sistem bagi hasil (mudharabah) yaitu enam puluh persen (80% bagi perusahaan dan dua puluh persen (20%) bagi perusahaan. Sesuai Kuasa atau wewenang yang diberikan, dengan imbalan berupa bagi hasil (nisbah) yang besarnya telah disepakati

13 sebelumnya. Operasionalisasi Asuransi Astra Buana Motor Syariah ini ialah pada prinsipnya peserta menabung (saving) untuk perlindungannya bila terjadi risiko pada kendaraan bermotor seperti kecelakaan, kehilangan dan kerusakan lain, Dalam mengikuti atau masuk sebagai nasabah (insurer). Maka dari itu Asuransi ini memakai sistem bagi hasil yaitu 80% untuk perusahaan dan 20% untuk peserta. Sesuai Kuasa atau wewenang yang diberikan, dengan imbalan berupa bagi hasil (nisbah) yang besarnya telah disepakati sebelumnya. Jadi penulis menyimpulkan bahwa Asuransi Astra Buana Motor Syariah ialah asuransi yang bertumpu pada konsep tolong menolong dalam kebaikan (atta awun), ketaqwaan serta perlindungan untuk menjadikan semua peserta sebagai keluarga besar yang saling menanggung satu sama lain. Rokhaningsih 2008 Jurusan Mu amalah IAIN Walisongo Semarang dalam skripsinya Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Akad Tabarru Di PT. Asuransi Takaful Keluarga Semarang, menjelaskan Pelaksanaan akad tabarru di PT. Asuransi Takaful Keluarga Semarang, bertujuan untuk kebaikan dan tolong menolong bukan semata-mata untuk tujuan komersial. Dana ini diberikan peserta dengan niat ikhlas untuk tujuan saling membantu di antara sesama peserta takaful yang mendapat musibah. Dana klaim diambil dari rekening dana tabarru yang dipotongkan dari rekening tabungan peserta sesuai kesepakatan. Dan Menurut hukum Islam, pelaksanaan akad tabarru di PT Asuransi Takaful Keluarga Semarang, tidak mengandung unsur gharar, maisir dan riba. Sebab pelaksanaan akad tabarru

14 di PT Asuransi Takaful Keluarga Semarang telah memenuhi persyaratan di antaranya jumlah premi, jangka waktu, akad, bagi hasil, sumber klaim jelas, serta atas kesepakatan kedua belah pihak (penanggung dan tertanggung). Di samping itu, pada zaman sekarang ini akad tabarru sangat dibutuhkan masyarakat untuk saling membantu sesame manusia khususnya umat muslim. Nur Saidah 2008 jurusan Muamalah IAIN Walisongo Semarang dalam skripsinya Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pengelolaan Dana Premi Asuransi dengan sistem Mudharabah Di Asuransi Takaful Keluarga Cabang Semarang, menjelaskan Pengelolaan dana premi asuransi di Asuransi Takaful Keluarga Cabang Semarang menggunakan dua sistem yaitu premi dengan unsur tabungan dan non tabungan. Premi dengan unsur tabungan dibagi dalam dua rekening yaitu rekening tabungan dan rekening tabarru', dimana dalam rekening tabungan merupakan milik peserta, perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk mengelola dana tersebut. Sedangkan non tabungan merupakan kumpulan dana kebajikan yang di dalam struktur produknya tidak terdapat tabungan, atau semuanya bersifat tabarru'. Dengan adanya pemisahan ini maka asuransi takaful keluarga dapat terhindar dari gharar, maisir dan riba, dan Sistem mudharabah yang dipakai oleh PT. Asuransi Takaful Keluarga Cabang Semarang tidak bertentangan dengan hukum Islam karena sesuai dengan syarat-syarat dan rukun-rukunnya dan dalam hal ini mudharabah yang dipakai oleh PT. Asuransi Takaful Keluarga Cabang Semarang termasuk dalam kategori mudharabah muthlaqah, dimana

15 bentuk kerjasama antara shohibul maal dengan mudharabah cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi. Hal ini berarti sistem mudharabah di Asuransi Takaful Keluarga Cabang Semarang yang bertindak sebagai pengelola berkuasa penuh dalam hal pengelolaan dana premi yang terkumpul dari peserta asuransi yang usaha penginvestasiannya diserahkan penuh kepada pihak perusahaan Asuransi takaful keluarga cabang Semarang yang tentu saja penginvestasiannya ke sektor-sektor yang sesuai dengan syariah. E. Metode Penelitian Dalam melaksanakan suatu penelitian tidak akan terlepas dari sebuah metode penelitian yang akan digunakan. Dengan metode yang tepatseorang peneliti akan mendapatkan hasil yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Dalam penelitian ini, memfokuskan pada PT. Prudential Life Assurance Kantor Agency Cabang Kudus 1 sebagai salah satu ikon PT Prudential yang telah banyak menjual produk asuransi syariah. Selanjutnya, penelitian ini adalah penelitian kualitatif, sehingga menggunakan skema metodologi kualitatif juga. Adapun yang di maksud dengan metodologi kualitatif mencakup beberapa hal, diantaranya: sumber data, lokasi penelitian,metode pengumpulan data, dan analisa data.

16 1. Sumber Data a. Data Primer Yang dimaksud dengan data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data di lapangan. 16 Sedangkan secara operasional yang dimaksud data primer dari penelitian ini adalah data yang diperoleh dari perusahaan PT. Prudential Life Assurance Kantor Cabang Kudus 1. b. Data Sekunder Yang dimaksud dengan data sekunder adalah data penelitian yang berasal dari sumber kedua yang dapat di peroleh melalui buku buku,brosur dan artikel yang di dapat dari website atau diperoleh daricatatan pihak lain yang berkaitan dengan penelitian ini. 17 Sedangkan yang dimaksud data sekunder dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari laporan historis PT. Prudential Life Assurance Kantor Cabang Kudus 1 yang telah tersusun dalam arsip dan data dokumenter tentang profil perusahaan PT Prudential yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. 2. Lokasi Penelitian 16 Jonathan Suwarno, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006., h. 209. 17 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Dan Kebijakan Publik Ilmu-ilmu Sosial Lainya, Jakarta: Kencana, 2005, h. 119

17 Penelitian ini dilaksanakan di PT. Prudential Life Assurance Kantor Agency Cabang Kudus 1, yang terletak di Jalan AKBP R. Agil Kusumadya No. 105. 3. Metode Pengumpulan data Salah satu tahap yang penting dalam proses penelitian ini adalah tahap pengumpulan data. Hal ini karena data merupakan faktor terpenting dalam suatu penelitian, tanpa adanya data yang terkumpul maka tidak mungkin suatu penelitian akan berhasil. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah dengan cara: a. Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahuluuntuk dijawab pada kesempatan lain. Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. 18 Metode ini peneliti gunakan dengan cara mengadakan wawancara dengan Nur Azizah selaku agency manager dan beberapa karyawan PT. Prudential Life Assurance Kantor Agency Cabang Kudus 1 yang peneliti anggap berkompeten menjawabnya dan bagian-bagian yang terkait. 18 Juliansyah Noor, Metodelogi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, Jakarta: Kencana 2011, h. 138.

18 b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah sejumlah fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besardata yang tersedia yaitu berbentuk surat, catatan harian, cendera mata,laporan, artefak, dan foto. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruangdan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahuihal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. 19 Dokumendokumen yangakan dijadikan sebagai referensi dalam penelitian ini yaitu data mengenai profil PT Prudential Life Assurance dan data tentang profil produk asuransi PRUsyariah PT Prudenntial Life Assurance. 4. Analisis Data Bertolak pada permasalahan yang dikemukakan diatas, jenis analisis yang akan penyusun gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. 20 Metode diskripsi kualitatif dalam penelitian ini yaitu dengan menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi dilapangan mengenani Mekanisme Pengelolaan Dana Tabarru PT. Prudential Life Assurance Kantor Agency Cabang Kudus 1 untuk kemudian dilakukan analisa. 19 Ibid. h. 141 20 Ibid. h. 34

19 Disini akan diketahui bagaiman Mekanisme Pengelolaan Dana Tabarru dari asuransi PRUsyariah PT. Prudential Life Assurance Kantor Agency Cabang Kudus 1, dan bagaiman implementasi akad Tabarru apakah sudah sesuai Syariah atau belum,sehingga akan diperoleh kesimpulan yang jelas. F. Sistematika Penulisan Pada bagian ini memuat garis besar yang terdiri dari lima bab, antara bab satu dengan bab lain saling berhubungan karena merupakan satu kesatuan yang utuh, kelima bab tersebut adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri atas: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II KONSEP ASURANSI SYARIAH Pertama, pandangan umum tentang asuransi syariah, Pengertian Asuransi Syariah, prinsip dasar Asuransi Syariah,landasan hukum asuransi syariah,dasar hukum asuransi syariah dan mekanisme pengelolaan dana Asuransi Syariah. Kedua, pandangan umum tentang tabarru. BAB III Mekanisme Pengelolaan Dana Tabarru

20 Berisi tentang gambaran umum objek penelitian yaitu profil perusahaan PT. Prudential Life Assurance Kantor Agency Cabang Kudus 1, produk-produk asuransi PRUsyariah PT. Prudential Life Assurance Kantor Agency Cabang Kudus 1, Investasi, Mekanisme Pengelolaan Dana Tabarru pada PT. Prudential Life Assurance Kantor Agency Cabang Kudus 1. BAB IV Analisis Dalam bab ini akan di bahas tentang hasil penelitian. Analisa kualitatif berperan menjelaskan bagaimana pelaksanaan sistem tabarru pada Asuransi Syariah dan serta bagaimanakah penerapanya dan analisis dalam hukum islam pada PT. Prudential Life Assurance Kantor agency cabang kudus 1. BAB V Penutup Sebagai penutup terdiri dari kesimpulan dan saran. Didalamnya disajikan ulang secara singkat beberapa jawaban atas permasalahan yang mendorong diadakannya penelitian ini.