USAHA TANI PARIA MENUNJANG KEGIATAN VISITOR PLOT DI KEBUN PERCOBAAN MAUMERE. I. Gunarto, B. de Rosari dan Masniah BPTP NTT

dokumen-dokumen yang mirip
UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

Gambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau

V. KACANG HIJAU. 36 Laporan Tahun 2015 Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Analisis Ekonomi Cara Tanam Cangkul dan Tugal pada Usahatani Jagung Hibrida di Desa Alebo, Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan

Formulir PuPS versi 1.1

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

PENGEMBANGAN TANAMAN KACANG HIJAU SEGERA SETELAH PANEN PADA SAWAH DI KOLISIA DAN NANGARASONG KABUPATEN SIKKA NTT

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

VI. UBIKAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 23

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

POTENSI HASIL BEBERAPA JAGUNG LOKAL KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

VI. UBI KAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 41

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

BAB III METODE PENELITIAN

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

Kentang (Solanum tuberosum) merupakan sumber kalori

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

KEBIJAKAN HARGA INPUT-OUTPUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KENAIKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI

Sumber : Nurman S.P. (

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

Kata kunci : Rhizobium, Uji VUB kedelai, lahan kering

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

PENGARUH HUMIC ACID TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PUPUK NPK SUPER PADA TANAMAN JAGUNG. Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Pengembangan Jagung Varietas Lokal Sumenep

UBI JALAR. Seleksi Gulud Tunggal Klon-klon Ubi jalar. Berkadar Betakarotin Tinggi

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

KACANG TANAH DILAHAN LEBAK KALIMANTAN SELATAN UNTUK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DI PEDESAAN ABSTRAK

METODE PELAKSANAAN. Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

Teknik Budidaya Tanaman Durian

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

PERAN SERTA TERNAK SEBAGAI KOMPONEN USAHATANI PADI UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

UJI GALUR/VARIETAS JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

Apa yang dimaksud dengan PHSL?

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KAJIAN PAKET TEKNOLOGI BUDI DAYA JAGUNG PADA LAHAN KERING DI PROVINSI JAMBI. Syafri Edi dan Eva Salvia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin ( Brassica rapa cv. caisin)

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

PENAMPILAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI RAWA PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MERAUKE PAPUA

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

Varietas Unggul Mendukung Usahatani Padi di Lahan Lebak. Morphological Characterization and Content of Sugar Some Sweet Potato Germplasm Local Lampung

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK

KERAGAAN AGRONOMI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LOKASI SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN TAKALAR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

I. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang

Transkripsi:

USAHA TANI PARIA MENUNJANG KEGIATAN VISITOR PLOT DI KEBUN PERCOBAAN MAUMERE I. Gunarto, B. de Rosari dan Masniah BPTP NTT ABSTRAK Kebutuhan sayuran di Kabupaten Sikka khususnya untuk masyarakat Kota Maumere biasanya didatangkan dari Waigete, Magepanda dan sebagian dari daerah Kabupaten Ende. Daerah Ende topografinya berbukti dan banyak tebing, sedangkan Sikka meskipun juga berbukit tetapi memiliki lahan datar lebih luas dari pada daerah Ende. Kedua daerah tersebut memiliki lahan potensial untuk usaha sayuran. Pada umumnya dibudidayakan oleh masyarakat Sikka dan Ende pada musim hujan dan belum ada daerah sentra Paria untuk Sikka dan Ende. Berdasarkan hasil survei pertanian menunjukkan, bahwa budidaya Paria telah berkembang meluas di 26 provinsi di seluruh Indonesia. Pada tahun 2002 luas panen Paria di Indonesia mencapai 5.792 ha dengan produksi 8.201 t. Pada tahun 2002 dan 2003 muncul informasi, bahwa rata-rata semua wilayah di Sikka dijumpai adanya hasil Paria dengan produksi keseluruhan pada tahun 2002 dan 2003 masing-masing mencapai 7,32 t dan 6,1 t. Penduduk Sikka pada tahun 2002 adalah 255.879 jiwa, sehingga rata-rata per kapita mengkonsumsi Paria sebanyak 0,65 kg/th. Memperhatikan tingkat konsumsi Paria yang masih rendah tersebut, masih ada peluang untuk melakukan usahatani Paria pada musim kemarau sehingga ketersediaannya tidak hanya pada musim hujan saja. Salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil Paria adalah dengan perbaikan penggunaan verietas unggul. Keragaan beberapa genotipe Paria yang telah dilakukan di kebun Percobaan Maumere pada bulan Juli hingga Nopember 2006, menggunakan Rancangan Petak Terbagi. Terdapat 2 genotipe yang diuji sebagai Petak Utama Yaitu Purnama dan Giok-9. Adapun Anak Petaknya adalah Pemupukan yaitu (1) Pupuk Kandang Ayam, (2) Pupuk Kandang Kambing, (3) NPK Plus, (4) Urea + TSP + KCl, (5) Tanpa Pupuk. Masing-masing genotipe ditanam 2 baris sepanjang 10 m dengan jarak tanam 75 x 40 cm dan 3 ulangan. Jarak antar plot 50 cm, sedangkan antar ulangan 100 cm. Parameter yang diamati yaitu : Umur panen pertama, Umur panen terakhir, panjang buah, Lingkar buah dan Berat buah/ha. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa Paria yang ditanam di Kebun Percobaan Maumere dapat dipanen pertama pada umum 59 hari dan panen terakhir pada umur 64 hari, adapun umur panen ketujuh. Panen Paria antar ulangan relatif seragam yaitu 59 dan 60 hari, adapun umur panen pertama dipengaruhi oleh faktor genetik. Hasil Paria pada penelitian ini kebanyak tergolong kualitas A, karena panjangnya rata-rata sekitar 20 cm. Di antara dua genotipe Paria yang diteliti, ternyata genotipe Purnama memberikan hasil Paria yang lebih tinggi dibandingkan dengan genotipe Giok-9. Paria Purnama memberikan harapan untuk dikembangkan karena selain hasilnya tinggi, umurnya juga genjah. Kata Kunci : Daya Hasil, Paria, Adaptasi dan Maumere. PENDAHULUAN Kebutuhan sayuran di Kabupaten Sikka khususnya untuk masyarakat Kota Maumere biasanya didatangkan dari Waigete, Magepanda dan sebagian dari daerah Kabupaten Ende. Daerah Ende topografinya berbukit dan banyak tebing, sedangkan Sikka meskipun berbukit tetapi memiliki lahan datar lebih luas dibandingkan daerah Ende. Kedua daerah tersebut memiliki lahan potensial untuk usaha sayuran. Paria umumnya dibudidayakan oleh masyarakat Sikka dan Ende pada musim hujan dan belum ada daerah sentra Paria untuk Sikka dan Ende. Berdasarkan hasil survei pertanian menunjukkan, bahwa budidaya Paria telah berkembang meluas di 26 provinsi di seluruh Indonesia. Pada tahun 2002 luas panen Paria di Indonesia mencapai 5.792 ha dengan produksi 68.201 t. Pada tahun 2002 dan 2003 muncul informasi, bahwa rata-rata semua wilayah di Sikka dijumpai adanya hasil Paria dengan produksi keseluruhan pada tahun 1998 dan 1999 masing-masing mencapai 7,32 t dan 91 t. Penduduk Sikka pada tahun 2002 adalah 255.879 jiwa, sehingga rata-rata perkapita mengkonsumsi mentimun sebanyak 0,65 kg/ha. Memperhatikan tingkat konsumsi Paria yang masih rendah tersebut, masih ada peluang untuk

melakukan usahatani Paria pada musim kemarau sehingga ketersediaannya tidak hanya pada musim hujan saja. Salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil Paria adalah dengan perbaikan penggunaan varietas unggul. Penggunaan varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi yang mudah dilihat dalam perbaikan suatu teknologi usahatani. Pergeseran positif atas penggunaan varietas unggul mencirikan adanya transfer teknologi. Varietas unggul juga merupakan komponen teknologi yang ramah lingkungan, terutama varietas unggul yang memiliki karakteristik tahan ataupun toleran terhadap hama dan penyakit tanaman. Minat petani untuk mendapakan varietas unggul baru yang memiliki potensi lebih unggul dari pada varietas unggul yang telah ada selalu tumbuh berkembang. Karena itu usaha untuk mendapatkan varietas baru tidak akan ada henti-hentinya, agar keinginan pengguna dapat terpenuhi (Pochlman dan Quick, 1983). Paria termasuk sayuran yang memiliki keunggulan banyak mengandung vitamin, sehingga hal ini sangat membantu bagi masyarakat ekonomi lemah untuk mengkonsumsi vitamin yang relatif harga Paria lebih rendah dibandingkan dengan buah sumber vitamin yang lain. Pengkajian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan teknologi spesifik lokasi mengenai kesesuaian veriatas dan jenis serta takaran pupuk yang optimal. BAHAN DAN METODE Pengkajian produktivitas dua genotipe Paria telah dilakukan pada lahan Kebun Percobaan Maumere Kabupaten Sikka pada bulan Juli hingga Oktober 2006 merupakan salah satu Pengkajian yang didanai dari Visitor, Plot BPTP NTT menggunakan rancangan Petak Terbagi. Terdapat dua genotipe yang diuji yaitu Genotipe Purnama dan Giok-9 dan sebagai Petak Utama sedangkan anak petaknya adalah Pemupukan terdiri : (1) Pupuk kandang ayam, (2) Pupuk kandang kambing, (3) NPK Plus, (4) Urea 100 kg + SP36 100 kg + KCl 50 kg/ha, (5) Kohtrol. Masing-masing genotipe ditanam dua baris sepanjang 10 m dengan jarak tanam 75 x 40 cm dan tiga ulangan. Jarak antar plot 5 cm dan antar ulangan 100 cm. Parameter yang diamati yaitu : umur mulai berbunga, umur panen pertama, umur panen terakhir, panjang buah, lingkar buah, berat buah per buah dan per ha. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan uji beda nyata terkecil untuk mengetahui genotipe yang memiliki hasil tinggi dengan berbagai karakternya. DESKRIPSI LOKASI Keragaan beberapa genotipe Paria yang telah dilakukan pada lahan Kebun Percobaan pada bulan Juli hingga Nopember 2006, berada pada ketinggian 10 m di atas permukaan laut. Tanah Andosol, tergolong netral dengan ph berkisar antara 5 hingga 6 dan relatif subur. Lahan berada pada wilayah yang tersedia air dari mata air sumur, meskipun debiya kecil namun lahan merupakan kekayaan alam yang dapat digunakan untuk melakukan usahatani pada Musim Kemarau. Kesempatan untuk melakukan kegiatan usahatani pada Musim Kemarau tidak dimiliki pada semua tempat di daerah Kabupaten Sikka. Pengamatan untuk mengukur curah hujan yang terjadi dan sebagian informasi dapat dipakai data hujan yang terjadi di Maumere yaitu yang terekam pada stasiun klimatologi Kebun Percobaan Maumere. Dalam satu tahun terdapat bulan basah 4 hingga 5 bulan dan selama berlangsungnya pengkajian terjadi hujan berkisar 1,6 mm sampai dengan 97,2 mm/bulan. Curah hujan dari bulan Juni hingga Desember 2006 mencapai 445,4 mm dengan jumlah hari hujan 46 hari dalam tujuh bulan (Tabel 3). Keadaan demikian menggambarkan tingkat kekeringan cukup tinggi, sehingga sayur buah segar yang mengandung air tinggi cukup diminati konsumen. Tabel 2. Curah hujan dan hari hujan di Maumere. Stasiun Klimatologi Kebun Percobaan Maumere TH. 2006. BULAN Curah Hujan (mm) Hari Hujan Januari Pebruari sda

Maret sda April sda Mei sda Juni 1,6 2 Juli 0 0 Agustus 1,6 1 September 14,8 4 Oktober 89,2 7 Nopember 97,2 15 Desember 241 17 Jumlah (Juni s/d Desember) 445,4 17 Sumber : Kebun Percobaan Maumere 2006 Keterangan : Stasiun klimatologi belum terpasang

HASIL DAN PEMBAHASAN Dua genotipe Paria yang telah ada di pasaran digunakan sebagai materi pengkajian, ternyata menunjukkan keragaan tanaman tumbuh dengan daya tumbuh > 90 % Paria yang ditanam pada lahan Kebun Percobaan tersebut termasuk jenis tanaman yang baru pertama ditanam. Umur panen kedua genotipe Paria yang dikaji yaitu Purnama Giok-9 antar ulangan relatif seragam yaitu 59 dan 60 hari. Usahatani Paria relatif cepat memberikan hasil dan apabila air tersedia cukup maka Paria dapat dipanen beberapa kali. Petani di luar Kebun Percobaan pernah tanam Paria mengatakan bahwa Paia yang pernah ditanam hanya dapat panen sebanyak tiga kali, namun pada pengkajian ini Paria dapat dipanen hingga tujuh kali (Tabel 3). Hal ini karena genotipe yang diusahakan berbeda dengan teknologinya juga berbeda, antara lain mereka tidak menggunakan pemupukan. Tabel 3. Panjang buah Paria mulai panen pertama hingga ke tujuh. Pengkajian dua genotipe paria pada berbagai pemupukan di Sikka MK 2006. Pelakuan Panjang paria (cm) Panenke 1 2 3 4 5 6 7 Ulangan I Ulangan II Ulangan III 19,60 20,48 20,05 18,97 20,02 19,78 19,79 19,35 20,35 18,91 18,76 19,16 18,04 19,06 19,04 18,39 18,22 19,96 19,02 18,10 17,21 Giok-9 Purnama Pupuk Kandang kambing Kontrol NPK Plus Pupuk Kandang Ayam Urea + SP36 + KCl 18,32 21,77 21,83 19,61 18,50 19,74 20,53 18,09 21,09 20,70 19,60 18,17 19,23 20,23 18,53 21,12 18,61 20,27 19,99 18,01 22,27 17,92 19,97 20,93 18,95 16,73 18,28 19,83 17,47 19,96 20,06 19,11 17,48 18,12 19,83 16,99 20,73 18,89 19,11 15,73 19,90 20,66 17,13 17,10 18,87 17,84 17,21 17,04 19,01 KK (%) 9,15 9,43 14,60 14,22 10,51 15,78 9,81 Keterangan : = tidak nyata = berbeda nyata pada taraf 5 % BNT. Panjang buah Paria antar ulangan tiap kali panen nampak relatif seragam, tidak mencolok makin kecil yaitu masing-masing berkisar antara 20,48 17,21 cm. Hasil Paria pada penelitian ini kebanyakan tergolong Kualitas (A) dan (B), karena panjangnya rata-rata sekitar 20 cm (Tabel 3). Panjang buah Paria berbeda nyata antar genotipe yaitu Paria Giok-9 leih pendek dibandingkan dengan Paria Purnama mulai panen pertama hingga panen ke tujuh (Tabel 3). Buah paling panjang Paria Giok-9 adalah 18,53 cm sedangkan Purnama paling panjang 21,77 cm. Paria Giok-9 paling pendek adalah 16,99 cm dan Purnama paling pendek 19,10 cm. Ukuran panjang Paria belum dapat digunakan sebagai indikator tingginya hasil, karena jumlah Paria tiap tanaman juga merupakan parameter yang menentukan. Perlakuan pemupukan menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda terrhadap panjang Paria pada tahap panen pertama, keenam dan panen ketujuh. Panen pertama nampak pemberian Pupuk Kandang memberikan buah Pendek namun daya tahan Pupuk Kandang tidak baik dibandingkan dengan pemupukan Urea + SP36 KCl. Hal ini nampak pemberian Urea + SP36 + KCl mampu mempertahankan panjang buah Paria hingga panen ke enam dan ke tujuh, lebih unggul dibandingkan dengan pemberian pupuk kandang maupun pemberian pupuk NPK Plus. Tabel 4. Lingkar buah Paria mulai panen pertama hingga ke tujuh. Pengkajian dua genotipe paria pada berbagai pemupukan di Sikka MK 2006. Pelakuan Panjang paria (cm) Panenke 1 2 3 4 5 6 7 Ulangan I Ulangan II Ulangan III 19,01 19,62 20,28 18,21 18,85 18,86 18,18 17,92 17,35 17,44 17,72 17,25 17,56 17,43 17,12 16,56 17,43 16,92 17,30 18,51 16,68

Giok-9 Purnama Pupuk Kandang kambing Kontrol NPK Plus Pupuk Kandang Ayam Urea + SP36 + KCl 20,51 18,77 20,18 19,11 20,01 18,23 20,66 19,63 17,63 18,95 18,64 17,81 18,53 19,29 18,54 16,49 16,48 18,30 17,60 17,58 18,96 18,14 16,49 18,89 16,94 16,64 17,43 17,69 17,05 16,89 17,50 17,68 16,85 17,05 17,77 17,05 16,89 17,35 16,99 16,21 16,72 17,58 18,15 16,85 17,33 17,40 16,99 16,75 19,00 KK (%) 9,81 6,92 6,94 11,52 7,71 6,27 8,45 Keterangan : = tidak nyata = berbeda nyata pada taraf 5 % BNT. Tabel 5. Beras Paria /buah mulai panen pertama hingga ke tujuh. Pengkajian dua genotipe pada berbagai pemupukan di Sikka MK 2006. Pelakuan Berat Paria /buah (g) Panenke 1 2 3 4 5 6 7 Ulangan I 96,50 72,08 94,48 45,51 11,31 23,90 52,32 Ulangan II 32,56 9,63 58,58 34,03 34,03 19,15 65,69 Ulangan III 17,61 19,30 54,91 41,45 41,45 26,62 97,23 Giok-9 Purnama Pupuk Kandang kambing Kontrol NPK Plus Pupuk Kandang Ayam Urea + SP36 + KCl 4,92 26,19 4,32 5,04 2,01 55,49 40,91 6,80 93,87 40,84 98,08 49,17 71,69 41,90 70,47 68,85 67,39 03,42 17,63 33,86 26,00 26,35 20,26 67,56 11,73 74,61 06,29 56,35 36,59 21,27 33,59 68,39 91,97 97,96 52,74 20,24 26,21 20,09 30,80 45,94 32,11 87,18 42,65 34,17 48,39 41,83 95,84 85,42 20,59 KK (%) 21,06 18,84 16,52 24,04 24,33 27,96 22,23 Keterangan : = tidak nyata = berbeda nyata pada taraf 5 % BNT. paria Lingkar buah mulai Ulangan I hingga Ulangan III menunjukkan perbedaan yang tidak nyata, hal ini mengisyaratkan bahwa pertumbuhan tanaman antar Ulangan adalah berada pada media tumbuh yang tidak terlalu heterogen. Lingkar buah Paria setiap Ulangan mulai panen pertama hingga ketujuh nampak ada kecenderungan makin kecil (Tabel 4). Tergantung selera konsumen untuk besar kecilnya Paria dapat diperhatikan, bahwa Paria Purnama relatif lebih besar dibandingkan dengan Paria Giok-9 dan sesuai hasil analisis menunjukkan perbedaan yang nyata. Lingkar buah Paria Purnama maksimal 20,51 cm sedangkan Paria Giok-9 besarnya buah adalah 18,77 cm. Sifat genetic lebih menentukan terhadap besarnya Paria dibandngkan dengan pengaruh pemupukan. Lima perlakuan pupuk menunjukkan adanya perbedaan yang tidak nyata terhadap lingkar buah Paria (Tabel 4). Oleh karena itu dalam melakukan usahatani PARIA sebaiknya menggunakan pupuk biaya rendah di antara lima perlakuan tersebut. Aplikasi yang paling mudah dan praktis adalah pupuk kandang. Pada pengkajian ini rata-rata panjang buah, lingkar buah, berat masing-masing buah dan hasil Paria setiap ha antar Ulangan berbeda tidak nyata (Tabel 6). Lain halnya dengan antar genotipe, Paria Purnama lebih panjang dibandigkan dengan Paria Giok-9 hasil total tiap ha tertinggi dicapai oleh Paria. Hal ini menunjukkan bahwa panjangnya buah tidak selalu menjadi indikator adanya hasil yang tinggi. Parameter lingkar buah dan jumlah buah tiap tanaman yang dipanen nampaknya juga menentukan tinggi rendahnya hasil Paria memberikan hasil lebih tinggi dibandingkan dengan Paria yaitu masing-masing 4,44 t dan 7,66 t/ha(tabel 6). Tabel 6. Rata-rata panjang buah, lingkar buah, berat/buah dan hasil Paria /ha. Pengkajian dua genotipe Paria pada berbagai pemupukan di Sikka MK 2006. Perlakuan Rata-rata Rata-rata Rata-rata Hasil buah total

Panjang buah panen 1-7 (cm) Lingkar buah panen 1-7 (cm) Berat tiap buah panen 1-7 (cm) panen 1-7 (t/ha) Ulangan I Ulangan II Ulangan III 19,00 19,07 19,35 17,87 18,19 17,73 57,07 61,68 52,71 9,66 2,04 1,46 Giok-9 Purnama 17,74 20,54 18,75 17,11 57,81 56,69 4,44 7,66 Pupuk Kandang 19,98 18,03 78,88 2,76 kambing Kontrol NPK Plus 19,23 17,58 18,62 17,94 17,36 17,57 67,27 11,02 26,12 1,90 6,63 6,35 Pupuk Kandang Ayam Urea + SP36 + KCl 20,29 18,74 02,47 7,62 KK (%) 8,23 4,05 15,51 8,32 Keterangan : = tidak nyata = berbeda nyata pada taraf 5 % BNT.

Tabel 7. Analisis Sederhana Usaha Tani Paria di Kebun Percobaan Maumere MK. 2006. Harga Nilai Natura Nlai Total No. Uraian Satuan (Tiap Ha) (Rp.) (Rp.) A. BIAYA VARIABEL 1. Benih Paria 2. Pupuk Kandnag Kambing 3. Kontrol 4. NPK Plus 5. Pupuk Kandang Ayam 6. Pupuk kimia : Urea SP36 KCl Tenaga Kerja 7. Pengolahan tanah, Meratakan s/d siap tanam 8. Tanah dan membuat para-para 9. Menyiang dan memupuk 10. Pane 5 kali B. Hasil Paria (A2) (A3) (A4) (A5) (A6) C. KEUNTUNGAN (B-A) 1 Kg 2000 Kg 300 Kg 400 Kg 100 Kg 100 Kg 50 Kg 500.000 500 2.300 500 16.000 2.200 2.300 500.000 1.000.000 690.000 2.000.000 495.000 40 Orang 38 Orang 35 Orang 10.000 10.000 10.000 1.000.000 400.000 380.000 350.000 Jumlah Tenaga Kerja 2.130.000 2.760 1.900 6.630 6.350 7.620 2.760.000 1.400.000 6.630.000 6.350.000 7.620.000 A2 = ( 2.760.000 ( 500.000 + 1.000.000 + 2.130.000 ) = 870.000 A3 = ( 1.900.000 ( 500.000 + 2.130.000 ) = 730.000 A4 = ( 6.630.000 ( 500.000 + 690.000 + 30.000 ) = 3.300.000 A5 = ( 6.350.000 ( 500.000 + 2.000.000 + 2.130.000 ) = 3.720.000 A6 = ( 7.620.000 ( 500.000 + 495.000 + 2.130.000 ) = 4.495.000 B/C RATIO A2 = ( 2.760.000 / 500.000 + 1.000.000 + 2.130.000 ) = 0,003 B/C RATIO A3 = ( 1.900.000 / 500.000 + 2.130.000 ) = 0,38 B/C RATIO A4 = ( 6.630.000 / 500.000 + 2.000.000 + 2.130.000 ) = 2,0 B/C RATIO A5 = ( 6.630.000 / 500.000 + 690.000 + 2.130.000 ) = 1,7 B/C RATIO A6 = ( 7.620.000 / 500.000 + 495.000 + 2.130.000 ) = 2,6 Paria yang dipupuk dengan Urea 100 kg + SP36 100 kg + KCl 50 kg/ha memberikan hasil tertinggi dibandingkan dengan pemberian pupuk yang lain, bahkan untuk empat parameter yang diamati pemberian pupuk tersebut memberikan pengaruh paling baik. Hal ini ditandai dengan panjang buah, lingkar buah, berat tiap buah dan hasil/ha masing-masing 20,20 cm; 18,74 cm, 2,47 g dan 7,66 t/ha (Tabel 6). Dalam analisis sederhana nampak bahwa usahatani Paria merupakan sumber uang bagi petani perlakuan yang paling menguntungkan adalah pemupuklan dengan Urea 100 kg + SP 36 100 kg + KCl 50 kg/ha menunjukkan B/C ratio 2,6.

KESIMPULAN Telaah hasil pengkajian dua genotipe Paria dalam beberapa pemupukan pada lahan di Kebun Percobaan MK. 2006 dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Di antara dua genotipe Paria yang dikaji, ternyata Paria Purnama memberikan hasil lebih tinggi dibandingkan dengan Paria Giok-9 yaitu 7,66 t dan 4,44 t/ha. Oleh karena itu petani di Kabupaten Sikka yang memiliki lahan seperti Kebun Percobaan apabila akan melakukan usahatani Paria sebaiknya menggunakan benih Paria Purnama. 2. Penerapan teknologi pemupukan untuk tanaman mentimun sangat tergantung dari pribadi petani, tentunya yang tidak merugikan masyarakat konsumen. Sesuai dengan hasi pengkajian di Kebun Percobaan Maumere Kabupaten Sikka ternyata pemupukan Paria dengan Urea 100 kg + SP36 100 kg + KCl 50 kg/ha memberikan hasil tertinggi dibandingkan dengan pemberian pupuk kandang dan NPK Plus. DAFTAR PUSTAKA Biro Pusat Statistik. 2002. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia. BPS. Jakarta Indonesia. Poehlman, J.M. and J.S. Quick. 1983. Crop Breeding in Hungry World, pp. 1 19 in Wood. D.R Crop Breeding. Crop Sei. Soc. Of Amer, Wisconsin. Sikka Dalam Angka. 2005. Produktivitas Sayuran di Kabupaten Sikka Tahun 2004.