ANALISIS EKSPOR CENGKEH DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN HARGA TERHADAP EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DI PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR PANILI (Vanilla planifolia Andrews) DI INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS

SOCIETA III - 2 : , Desember 2014 ISSN

IV METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI FURNITURE ROTAN KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR KAKAO SUMATERA BARAT KE MALAYSIA

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEH PTPN

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

DAMPAK IMPOR GULA TERHADAP HARGA GULA DOMESTIK SUMATERA UTARA

BAB IV HASIL PENELITIAN. (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan

PENGARUH PRODUKSI, HARGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP VOLUME EKSPOR (Studi pada Volume Ekspor Biji Kakao Indonesia Periode Januari 2010-Desember 2015)

PENGARUH IMPOR DAN NILAI TUKAR TERHADAP INVESTASI LANGSUNG ASING DI INDONESIA (Studi pada Bank Indonesia Periode Kuartal I 2006 Kuartal IV 2013)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN

IV METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

Gabriella Claudia Edy Yulianto M. Kholid Mawardi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

Kata Kunci: Nilai Ekspor, GDP Amerika Serikat, Kurs Nominal, Surpus Konsumen, Surplus Produsen

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR KOPI DARI INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT (Studi pada Volume Ekspor Kopi Periode Tahun )

ANALISIS PENGARUH LUAS KEBUN, PRODUKSI DAN HARGA EKSPOR CENGKEH TERHADAP VOLUME EKSPOR CENGKEH JAWA TENGAH

PERNYATAAN ORISINALITAS...

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 ANALISIS PENAWARAN CABAI BESAR DI KABUPATEN PURWOREJO

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang baik

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL

ABSTRAK. : Agresivitas Pajak, Likuiditas, Leverage, Manajemen Laba

ANALISIS PRODUKSI TEBU DAN GULA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

BAB IV METODE PENELITIAN. resmi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian yaitu

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA

Sella Widya Prafajarika Edy Yulianto Wilopo Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB III METODE PENELITIAN

: Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, Kurs Dollar Amerika Serikat dan Inflasi Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA. tingkat kebenaran hipotesis penelitian yang telah dirumuskan. Dalam analisis data

Embun Rahmawati. Universitas Bina Nusantara Palem Puri No 2 Rt 005/007, Pondok Aren Tangerang 15229, , 1 Murtedjo, Ak.

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTED LAG MODEL

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui situs

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB II. REGRESI LINIER BERGANDA DENGAN VARIABEL DUMMY

BAB I. REGRESI LINIER BERGANDA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Model Fungsi Respons Produksi Kopi Robusta. Pendugaan fungsi respons produksi dengan metode 2SLS diperoleh hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,

ANALISIS PENAWARAN KOPI ROBUSTA DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang tercermat dan akurat yang digunakan dengan menggunakan program SPSS versi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

STEVIA ISSN No Vol. III No. 01-Januari 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian

PENGARUH TINGKAT INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP PENERIMAAN PPN

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dianalisis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

PENGARUH PEMBERLAKUAN PAJAK EKSPOR TERHADAP HARGA DOMESTIK BIJI KERING KAKAO SUMATERA UTARA

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Kata kunci : Fluktuasi kurs, Ekspor, Impor, Peramalan. iii. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI

menggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BARANG DI SUMATERA UTARA OLEH KRISTINA PITURIA BUTAR-BUTAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Pengaruh Jumlah Produksi, Harga Ekspor, Dan Kurs Dollar Amerika Serikat Terhadap Volume Ekspor Batu Bara Indonesia Tahun

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua,

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. independen dari listrik adalah satuan kilowatt (kwh), untuk minyak adalah

III. METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

SKRIPSI ANALISIS PROSPEK EKSPOR KOPI INDONESIA KE EROPA OLEH. Indra Ismayudi Tanjung

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

PENGARUH EKSPOR, IMPOR, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING DAN INDEKS HARGA SAHAM LUAR NEGERI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di

IV. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS EKSPOR CENGKEH DI INDONESIA Ratna Sartikasari Irawan, Darsono, Erlyna Wida Riptanti Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Jalan Ir Sutami No 36-A Kentingan, Jebres, Surakarta Telp./Fax. (0271) 637457 E-mail : ratnasartikasari@gmail.com. Telp. 085725000763 Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia, mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia, dan mengetahui proyeksi volume ekspor cengkeh Indonesia tahun 2013-2017. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis. Lokasi penelitian adalah Indonesia. Data yang dianalisis menggunakan regresi linear berganda berbentuk kepangkatan dengan penaksir parameter menggunakan OLS (Ordinary Least Square) dan pola trend. Data yang digunakan, yaitu data sekunder time series tahun 1988-2012. Hasil analisis menunjukkan model fungsi volume ekspor cengkeh di Indonesia adalah Y=16,89.10 7 X 2,294 1 X 0,230 2 X 0,172 3 X 0,27 4 X 1,752-3,457 0,294 0,474 5 X 6 Y t-1 D 1 D -1,155 2. Model ini mempunyai nilai R 2 sebesar 0,913 yang berarti 91,3% variasi variabel tak bebas dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas, sedangkan sisanya sebesar 8,7% dijelaskan variable-variabel lain di luar model. Hasil uji F menunjukkan semua variabel yang diteliti secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia. Hasil uji t menunjukkan variabel produksi cengkeh Indonesia, nilai tukar dollar Amerika Serikat terhadap rupiah, konsumsi cengkeh dalam negeri, volume ekspor cengkeh tahun sebelumnya, pola panen cengkeh, dan standar mutu cengkeh Indonesia secara individu berpengaruh nyata terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia. Faktor yang paling berpengaruh adalah nilai tukar dollar AS terhadap rupiah. Proyeksi volume ekspor cengkeh di Indonesia selama tahun 2013-2017 memiliki rata-rata penurunan sebesar 16,61% per tahun dengan model trend cubic Y t =3.100.973,992-1.328.984,714X+205.011,603X 2-6.082,248X 3. Kata Kunci: Ekspor, Cengkeh, Indonesia, OLS, Proyeksi Abstract : This study aims to determine factors that affect the volume of export clove in Indonesia, to determine factors that most affect the volume of export clove in Indonesia, and to determine projection the volume export of clove Indonesia in 2013-2017. The method used is descriptive analysis. Location of the research is Indonesia. Data were analyzed using multiple linear regression in the form of rank with the parameter estimator using OLS (Ordinary Least Square) and trend pattern. The data used, ie secondary data time series from 1988 to 2012. The analysis showed the model function of volume of export clove in Indonesia is Y=16,89.10 7 X 1 2,294 X 2 0,230 X 3 0,172 X 4 0,275 X 5 1,752 X 6-3,457 Y t-1 0,294 D 1 0,474 D 2-1,155. This model has a R 2 value of 0,913 which means that 91,3% of the variation of the dependent variable can be explained by the independent variables, while the remaining 8,7% explained by other variables outside the model. F test results showed all variables studied jointly significant effect on the volume of export clove in Indonesia. t test results showed variable the production of clove Indonesia, the exchange rate of the U.S. dollar against the rupiah, the domestic consumption of clove, the volume export of clove Indonesia the previous year, clove harvest pattern, and the standard quality of clove Indonesia individually significant effect on the volume of export clove in Indonesia. The most influential factor is the exchange rate of the U.S. dollar against the rupiah. Projection the volume of export clove in Indonesia during the period 2013-2017 had an average decrease of 16.61% per year. The estimates of the volume of export clove in Indonesia can be described with the model trend cubic Y t =3.100.973,992-1.328.984,714X+205.011,603X 2-6.082,248X 3. Keywords : Export, Clove, Indonesia, OLS, Estimates

PENDAHULUAN cengkeh Indonesia terbesar adalah Perdagangan internasional India dan Vietnam. merupakan kegiatan-kegiatan Produksi cengkeh nasional perniagaan dari suatu negara asal sebagian besar digunakan oleh yang melintasi perbatasan menuju industri rokok kretek. Hal ini suatu negara tujuan yang dilakukan disebabkan industri rokok kretek oleh perusahaan multinasional untuk merupakan konsumen utama cengkeh melakukan perpindahan barang dan yang menggunakan cengkeh sebagai jasa, modal, tenaga kerja, teknologi, bahan baku utama dalam dan merek dagang (Waluya, 1995). memproduksi rokok kretek. Selain Indonesia merupakan salah satu itu, cengkeh juga berperan dalam negara yang telah lama melakukan industri kosmetik, industri perdagangan internasional, yaitu dari penyulingan cengkeh, serta digunakan kegiatan ekspor. Melalui kegiatan pada industri makanan, dan kesehatan ekspor tersebut Indonesia mampu (Ahira, 2013). meningkatkan cadangan devisa serta Volume ekspor cengkeh di meningkatkan peranan ekspor dalam Indonesia berdasarkan Tabel 1. memacu pertumbuhan ekonomi. menunjukkan adanya fluktuasi serta Cengkeh merupakan salah volume ekspor cengkeh yang lebih satu komoditas yang saat ini masih kecil dari produksi cengkeh di diekspor oleh Indonesia. Cengkeh Indonesia sehingga diperlukan mampu memberikan tambahan analisis faktor-faktor yang penerimaan bagi Indonesia melalui mempengaruhi ekspor cengkeh di cukai rokok kretek dan kegiatan Indonesia. Ekspor cengkeh ini ekspornya walaupun pada saat-saat memiliki peran yang besar dan tertentu Indonesia juga melakukan penting dalam hal perolehan devisa impor. Pentingnya cengkeh bagi bagi negara dan kesempatan Indonesia adalah komoditas ini memperluas pasar pemasaran cengkeh memberikan keterkaitan industri hilir bagi Indonesia. Penelitian ini dan hulu yang dapat memberikan bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor yang berpengaruh terhadap pendapatan, nilai tambah serta berperan dalam penyerapan tenaga volume ekspor cengkeh di Indonesia, kerja. Meskipun saat ini cengkeh mengetahui faktor yang paling menjadi komoditas impor, hingga saat berpengaruh terhadap volume ekspor ini Indonesia masih tetap cengkeh di Indonesia, dan mengetahui menjalankan ekspor cengkeh. Negara proyeksi volume ekspor cengkeh utama yang dijadikan tujuan ekspor Indonesia tahun 2013-2017. Tabel 1. Perkembangan Produksi, Volume Ekspor, dan Nilai Ekspor Cengkeh di Indonesia Tahun 2008-2012 Tahun Produksi (Ton) Volume Ekspor (Ton) Nilai Ekspor (US$ 000) 2008 70.538 4.251 7.251 2009 82.032 4.994 5.498 2010 98.586 6.008 12.581 2011 72.246 5.397 16.304 2012 72.976 5.941 24.767 Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan dan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2012

METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Lokasi penelitian yang dipilih adalah Indonesia. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Direktorat Jenderal Perkebunan, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, serta literatur-literatur dan situ-situs resmi yang terkait dengan penelitian ini. Metode Analisis Data Analisis Faktor-faktor yang Diduga Mempengaruhi Ekspor Cengkeh di Indonesia Model Persamaan: Y = β 0. X β1 1. X β2 2. X β3 3. X β4 β5 4. X 5. X β6 6. Y β7 t-1. D β8 1. D β9 2. e... (1) Y adalah volume ekspor cengkeh di Indonesia ( kg), X 1 adalah produksi cengkeh di Indonesia (kg), X 2 adalah harga domestik cengkeh Indonesia (Rp/kg), X 3 adalah harga ekspor cengkeh Indonesia (FOB) (US$/ kg), X 4 adalah harga cengkeh internasional (US$/ kg), X 5 adalah nilai tukar dollar AS terhadap rupiah (Rp/US$), X 6 adalah konsumsi cengkeh dalam negeri ( kg), Y t-1 adalah volume ekspor cengkeh tahun sebelumnya ( kg), D 1 adalah Dummy Variable (Pola Panen), D 2 adalah Dummy Variable (Standar Mutu Cengkeh), β 0 adalah intercept, β 1 -β 9 adalah nilai koefisien regresi dari masing-masing variable, dan e adalah kesalahan pengganggu. Pengujian Model dan Pengujian Asumsi Klasik Pengujian model yang dilakukan dengan memperhatikan nilai R 2, Uji F, dan Uji t dari hasil output program SPSS. Pengujian asumsi klasik terdiri dari normalitas, multikolinearitas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. Analisis Variabel Yang Paling Berpengaruh Terhadap Ekspor Cengkeh di Indonesia Nilai koefisien regresi parsial yang terbesar merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap ekspor cengkeh di Indonesia (Arief, 1993). Analisis Proyeksi Volume Ekspor Cengkeh Indonesia Pada Tahun 2013-2017 Untuk mengetahui besarnya volume ekspor cengkeh Indonesia tahun 2013-2017 menggunakan pola trend, yaitu metode trend linear, metode trend quadratic (parabola), metode trend cubic, dan metode trend exponential. HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Cengkeh di Indonesia Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan program SPSS diperoleh persamaan regresi volume ekspor cengkeh di Indonesia sebagai berikut: Ln Y = 18,945 + 2,294 ln X 1-0,230 ln X 2 + 0,172 ln X 3 + 0,275 ln X 4 + 1,752 ln X 5-3,457 ln X6 + 0,294 ln Y t-1 + 0,474 D 1-1,155 D 2...(2) Bila dikembalikan ke dalam bentuk aslinya, persamaan diatas dapat ditulis kembali menjadi persamaan berbentuk kepangkatan sebagai berikut: Y = 16,89.10 7 X 1 2,294 X 2 0,230 X 3 0,172 X 4 0,275 X 5 1,752 X 6-3,457 Y t-1 0,294 D 1 0,474 D 2-1,155...(3) Hasil analisis dari persamaan regresi volume ekspor cengkeh di Indonesia, yaitu sebagai berikut:

Ketepatan Model Tabel 2. Model Summary Regresi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Cengkeh di Indonesia Model R R 2 Adjusted R 2 Std. Error Durbin-Watson 1 0,956 a 0,913 0,862 0,47961 2,265 Sumber: Hasil Analisis Data Sekunder, 2014 Berdasarkan Tabel 2. dapat diketahui bahwa nilai R 2 sebesar 0,913. Hal ini menunjukkan bahwa 91,3% dari variasi variabel tak bebas, yaitu volume ekspor cengkeh di Indonesia dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas antara lain adalah produksi cengkeh Indonesia (X 1 ), harga domestik cengkeh Indonesia (X 2 ), harga ekspor cengkeh Indonesia (X 3 ), harga cengkeh internasional (X 4 ), nilai tukar dollar AS terhadap rupiah (X 5 ), konsumsi cengkeh dalam negeri (X 6 ), volume ekspor cengkeh tahun sebelumnya (Y t-1 ), pola panen cengkeh (D 1 ), dan standar mutu cengkeh Indonesia (D 2 ), sedangkan sisanya sebesar 8,7% dijelaskan variabel-variabel lain di luar model yang digunakan dalam penelitian misalnya iklim, curah hujan, luas lahan, kebijakan pemerintah tentang ekspor cengkeh baik di dalam negeri maupun luar negeri, krisis ekonomi yang terjadi di negara pengimpor, dan jumlah negara pengimpor. Variabel-variabel di luar Tabel 3. model tersebut tidak dimasukkan di dalam model karena kesulitan untuk mengukur dan mengumpulkan data di lapang. Uji F Berdasarkan Tabel 3. dapat diketahui bahwa nilai probabilitas signifikansi 0,000 a. Nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari α = 10% (0,10). Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu produksi cengkeh Indonesia (X 1 ), harga domestik cengkeh Indonesia (X 2 ), harga ekspor cengkeh Indonesia (X 3 ), harga cengkeh internasional (X 4 ), nilai tukar dollar AS terhadap rupiah (X 5 ), konsumsi cengkeh dalam negeri (X 6 ), volume ekspor cengkeh tahun sebelumnya (Y t-1 ), pola panen cengkeh (D 1 ), dan standar mutu cengkeh Indonesia (D 2 ) secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya, yaitu volume ekspor cengkeh di Indonesia pada tingkat kepercayaan 90%. Analisis Varian Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Volume Ekspor Cengkeh di Indonesia Model Jumlah Kuadrat Derajat Ratarata α = 10% Sig. F Bebas Regresi 36,431 9 4,048 17,598 0,000 a Residu 3,450 15 0,230 Total 39,882 24 Sumber: Hasil Analisis Data Sekunder, 2014

Uji Asumsi Klasik Normalitas Uji normalitas dapat diketahui dengan menggunakan analisis grafik berupa histogram dan normal probability plot (Suliyanto, 2011). Berdasarkan grafik pada histogram menunjukkan bahwa kurva membentuk gambar seperti lonceng dan grafik pada normal probability plot terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal. Oleh karena itu berdasarkan uji normalitas, analisis regresi layak digunakan karena memenuhi asumsi normalitas. Multikolinearitas Pengujian dengan menggunakan nilai matrik Pearson Correlation (PC) memiliki kriteria apabila nilai PC < 0,8, maka antar variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas (Soekartawi, 2003). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa nilai PC tertinggi, yaitu 0,794 sehingga dapat disimpulkan model regresi tidak terjadi multikolinearitas. Menurut Suliyanto (2011), c ara lain untuk menguji multikolinearitas adalah dengan melihat nilai VIF yang Uji t Tabel 4. mempunyai kriteria apabila nilai VIF > 10, maka model regresi terjadi multikolinearitas. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS diketahui bahwa nilai VIF tertinggi, yaitu 9,697 sehingga dapat disimpulkan model regresi tidak terjadi multikolinearitas. Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas dapat diketahui dengan mengamati diagram scatterplot. Jika scatterplot membentuk pola tertentu maka model regresi tersebut terjadi heterokedastisitas begitu sebaliknya (Santoso, 2002). Berdasarkan diagram scatterplot dapat diketahui bahwa titik-titik yang menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu sehingga dapat disimpulkan model regresi tidak terjadi heterokedastisitas. Autokorelasi Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa nilai Durbin Watson, yaitu sebesar 2,265 sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model yang digunakan tidak terjadi autokorelasi karena nilai tersebut berada di antara 1,65 < DW < 2,35. Analisis Pengaruh Masing-masing Variabel Bebas Terhadap Volume Ekspor Cengkeh di Indonesia Variabel Koefisien Regresi Sig. Produksi cengkeh di Indonesia (X 1 ) 2,294 0,033 ** Harga domestik cengkeh Indonesia (X 2 ) - 0,230 0,226 ns Harga ekspor cengkeh Indonesia (X 3 ) 0,172 0,506 ns Harga cengkeh internasional (X 4 ) 0,275 0,145 ns Nilai tukar dollar AS terhadap rupiah (X 5 ) 1,752 0,001 ** Konsumsi cengkeh dalam negeri (X 6 ) - 3,457 0,001 ** Volume ekspor cengkeh tahun sebelumnya (Y t-1 ) 0,294 0,049 ** Pola panen cengkeh (D 1 ) 0,474 0,075 * Standar mutu cengkeh Indonesia (D 2 ) - 1,155 0,021 ** Sumber: Hasil Analisis Data Sekunder, 2014

Keterangan : ** : Berpengaruh sampai pada tingkat kepercayaan 95% * : Berpengaruh sampai pada tingkat kepercayaan 90 % ns : Tidak berpengaruh atau tidak signifikan Hasil analisis dari Tabel 4. dapat diketahui bahwa variabel produksi cengkeh Indonesia (X 1 ), nilai tukar dollar AS terhadap rupiah (X 5 ), konsumsi cengkeh dalam negeri (X 6 ), volume ekspor cengkeh tahun sebelumnya (Y t-1 ), pola panen cengkeh (D 1 ) dan standar mutu cengkeh Indonesia (D 2 ) secara individu berpengaruh nyata terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia dengan tingkat kepercayaan 90% Variabel bebas lain, yaitu harga domestik cengkeh Indonesia (X 2 ), harga ekspor cengkeh Indonesia (X 3 ), dan harga cengkeh internasional (X 4 ) secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia karena masingmasing variabel tersebut memiliki signifikansi yang lebih besar dari nilai α = 0,10. Faktor-faktor yang diteliti tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Produksi Cengkeh di Indonesia Produksi cengkeh di Indonesia secara individu berpengaruh nyata terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia. Nilai koefisien regresi sebesar 2,294 dan bersifat positif Artinya, apabila jumlah produksi meningkat sebesar 1% maka akan meningkatkan volume ekspor cengkeh sebesar 2,294%, begitu juga sebaliknya. Berdasarkan hal tersebut maka dapat diketahui bahwa volume ekspor cengkeh di Indonesia sangat bergantung pada produksi cengkeh di Indonesia sebab Indonesia merupakan produsen cengkeh terbesar di dunia. Hal ini dikarenakan penawaran komoditas ekspor suatu negara berasal dari produksi yang mampu dihasilkan. Apabila produksi cengkeh Indonesia meningkat, maka penawaran cengkeh juga akan meningkat. Penawaran yang meningkat akan berpengaruh pada bertambahnya volume cengkeh yang diekspor. Indonesia mengekspor cengkeh dari kelebihan produksi cengkeh dalam negeri dan adanya permintaan dari luar negeri, jika kebutuhan dalam negeri sudah terpenuhi maka kelebihan produksi cengkeh akan diekspor. Sehingga jika produksi cengkeh nasional meningkat dan kebutuhan dalam negeri relatif tetap maka sisa produksi cengkeh akan bertambah dengan demikian dapat meningkatkan volume ekspor cengkeh Indonesia. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soekartawi (2003) dalam teori kurva perdagangan internasional yang menyatakan apabila suatu negara memiliki produksi yang berlimpah maka negara tersebut akan menjual kelebihan produksinya ke negara lain. Harga Domestik Cengkeh di Indonesia Variabel harga domestik cengkeh di Indonesia secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa ketika harga domestik naik ataupun turun tidak akan mempengaruhi besarnya volume cengkeh yang diekspor. Adanya prioritas untuk memenuhi kebutuhan cengkeh dalam negeri terlebih dahulu menjadikan hambatan dalam kegiatan ekspor cengkeh sebab

sebagian besar produksi cengkeh di Indonesia ditujukan untuk konsumsi dalam negeri sebagai bahan baku utama rokok kretek serta digunakan dalam industri kosmetik, kesehatan, makanan dan minuman (Situmeang, 2008). Apabila kebutuhan di dalam negeri sudah terpenuhi maka para eksportir akan mengekspor cengkeh keluar negeri sehingga menyebabkan harga domestik cengkeh tidak berpengaruh nyata terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia. Harga Ekspor Cengkeh di Indonesia Variabel harga ekspor cengkeh di Indonesia secara individu tidak berpegaruh nyata terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia. Tidak berpengaruhnya harga ekspor cengkeh di Indonesia karena Indonesia sebagai negara berkembang tidak memiliki kekuatan untuk dapat mempengaruhi harga cengkeh dunia melalui harga ekspor cengkeh Indonesia sehingga dalam perdagangan cengkeh di pasar internasional, Indonesia hanya sebagai penerima harga. Selain itu, tingginya konsumsi cengkeh di dalam negeri menyebabkan pasar cengkeh dalam negeri lebih mengutamakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang semakin tinggi sehingga membuat harga dalam negeri tidak kalah tinggi dengan harga cengkeh yang dieskpor. Ekspor cengkeh terus dilakukan meskipun harga ekspor cengkeh lebih rendah dari harga domestik cengkeh dikarenakan adanya keinginan dari luar negeri untuk mengimpor cengkeh dari Indonesia yang merupakan salah satu cengkeh berkualitas baik di dunia dan untuk mengantisipasi apabila cengkeh tidak laku di dalam negeri dan harga jualnya jatuh. Dengan adanya kegiatan ekspor cengkeh yang terus dilakukan oleh Indonesia maka kekhawatiran tersebut dapat diatasi dengan menjual cengkeh ke negara yang sudah menjadi tujuan ekspor cengkeh. Harga Cengkeh Internasional Variabel harga cengkeh internasional secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia. Harga internasional merupakan harga yang berlaku di pasar dunia. Harga internasional menjadi acuan harga cengkeh yang akan diekspor ke luar negeri. Akan tetapi harga cengkeh internasional tidak berpengaruh terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia dikarenakan meskipun harga cengkeh internasional naik ataupun turun para eksportir akan tetap mengekspor cengkeh ke luar negeri karena adanya kebutuhan dari luar negeri yang harus dipenuhi melalui perjanjian yang telah disepakati sebelumnya dan untuk memperluas pasar pemasaran cengkeh dari Indonesia. Nilai Kurs Dollar AS Terhadap Rupiah Variabel nilai kurs dollar AS terhadap rupiah secara individu berpengaruh nyata terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia. Nilai koefisien regresi sebesar 1,752 dan bersifat positif. Artinya, apabila nilai kurs dollar AS terhadap rupiah meningkat sebesar 1% maka akan meningkatkan volume ekspor cengkeh sebesar 1,752% sebagai respon permintaan pasar internsaional atas konsumsi cengkeh dunia, dan sebaliknya.

Variabel nilai tukar sesuai dengan teori dimana ketika nilai tukar dollar Amerika Serikat terhadap rupiah mengalami peningkatan maka barang luar negeri akan menjadi lebih mahal dan harga domestik menjadi lebih murah (Mankiw, 2006). Kondisi meningkatnya nilai kurs dollar AS terhadap rupiah justru sangat menguntungkan bagi eksportir cengkeh. Hal ini disebabkan para eksportir akan menjual cengkeh ke luar negeri dengan harga yang tinggi dari meningkatnya nilai kurs dollar AS terhadap rupiah. Dengan harga jual yang tinggi akibat meningkatnya nilai kurs dollar AS terhadap rupiah maka para eksportir akan menambah volume ekspor cengkeh. Sehingga naik turunnya nilai kurs dollar AS terhadap rupiah berpengaruh pada volume ekspor cengkeh di Indonesia. Konsumsi Cengkeh Dalam Negeri Variabel konsumsi cengkeh dalam negeri secara individu berpengaruh nyata terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia. Nilai koefisien regresi sebesar -3,457 dan bersifat negatif. Artinya, apabila konsumsi cengkeh dalam negeri meningkat sebesar 1% maka akan menurunkan volume ekspor cengkeh sebesar 3,457% dan sebaliknya. Kondisi ini menujukkan persentase perubahan jumlah peningkatan volume ekspor yang ditawarkan memiliki proporsi yang lebih kecil dibandingkan permintaan cengkeh dalam negeri. Besarnya cengkeh yang dikonsumsi dalam negeri dan volume yang diekspor berasal dari produksi total cengkeh. Apabila produksi total dianggap konstan tiap tahunnya, maka setiap terjadinya penurunan konsumsi dalam negeri akan menyebabkan peningkatan volume ekspor. Sebaliknya disaat konsumsi dalam negeri naik, akan menyebabkan menurunnya jumlah cengkeh yang diekspor. Menurunya volume ekspor cengkeh yang diakibatkan tingginya konsumsi dalam negeri karena semakin meningkatnya kebutuhan cengkeh yang digunakan dalam berbagai industri terutama untuk bahan baku produksi industri rokok kretek. Menurut Wahyudi (2012), produksi rokok kretek nasional setiap tahun meningkat dengan laju rata-rata 4,2%. Peningkatan produksi ini disebabkan oleh adanya pertambahan jumlah perokok. Diperkirakan jumlah perokok di Indonesia sekitar 22-28% dari penduduk Indonesia. Volume Ekspor Cengkeh Tahun Sebelumnya Variabel volume ekspor cengkeh tahun sebelumnya secara individu berpengaruh nyata terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia. Nilai koefisien regresi sebesar 0,294 dan bersifat positif. Ini berarti bahwa setiap kenaikkan volume ekspor cengkeh tahun sebelumnya sebesar 1% maka akan meningkatkan volume ekspor cengkeh sebesar 0,294% dan sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan ekspor cengkeh pada tahun ini dapat ditentukan oleh keberhasilan ekspor cengkeh pada tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan para eksportir cengkeh akan menjadikan volume ekspor cengkeh pada tahun sebelumnya sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan volume ekspor pada tahun berikutnya. Apabila volume ekspor cengkeh tahun sebelumnya mengalami peningkatan maka akan memacu para eksportir untuk

meningkatkan volume ekspor tahun selanjutnya. Selain, itu Indonesia sudah mempunyai tujuan negara importir yang menjadi pelanggan dalam membeli cengkeh yang berasal dari Indonesia. Negara-negara importir tersebut tetap mengimpor cengkeh dari Indonesia walupun volume ekspor cengkeh di Indonesia tahuntahun sebelumnya mengalami fluktuasi. Menurut BPS (2011), negara-negara utama yang dijadikan tujuan ekspor cengkeh Indonesia terbesar adalah India dan Vietnam. Pola Panen Cengkeh Hasil analisis menjelaskan bahwa terdapat perbedaan antara pola panen besar dan kecil terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia. Pola panen cengkeh berupa panen besar dan kecil memperlihatkan perubahan volume ekspor cengkeh karena jika terjadi pola panen besar maka jumlah produksi cengkeh akan mengalami peningkatan dan akan berdampak pada peningkatan volume ekspor cengkeh di Indonesia, begitu sebaliknya. Pola panen ini terjadi 3-4 tahun sekali. Produksi dikatakan panen besar (panen raya) jika pada tahun yang bersangkutan merupakan panen terbanyak diantara tahun yang lainnya dalam suatu periode. Standar Mutu Cengkeh Indonesia Hasil uji t menunjukkan terdapat perbedaan antara sebelum SNI 1994 dan sesudah SNI 1994. Nilai koefisien regresi sebesar 1,155 dan bersifat negatif yang menunjukkan hubungan yang tak searah antara standar mutu cengkeh Indonesia dan volume ekspor cengkeh. Ini berarti bahwa setelah ditetapkannya standar mutu cengkeh Indonesia, yaitu SNI 1994 mengakibatkan terjadinya penurunan volume ekspor cengkeh. Penurunan volume ekspor cengkeh ini dikarenakan cengkeh yang memenuhi SNI 1994 dikuasai lebih dahulu oleh pabrik-pabrik rokok kretek besar sebagai bahan baku utama dalam memproduksi rokok kretek. Standar mutu cengkeh sebelumnya belum pernah diatur hingga kemudian dibuat oleh Dewan Standardisasi Nasional (DSN) dengan ditetapkannya SNI No. 01-3392-1994 dari Standar Perdagangan SP-48-1976. Standar mutu cengkeh Indonesia, yaitu SNI No. 01-3392- 1994 sudah mengatur syarat mutu cengkeh yang berkualitas baik dengan membagi cengkeh menjadi 3 mutu, yaitu Mutu I, II, dan III. Syarat mutu tersebut mengatur tentang ukuran, warna, bahan asing, gagang cengkeh, cengkeh inferior, cengkeh rusak, kadar air, dan kadar minyak atsiri. Standar kualitas cengkeh Indonesia ditetapkan bertujuan untuk menjaga mutu kualitas cengkeh agar tetap sesuai dengan kebutuhan industri dalam negeri dan pasar internasional. Variabel Yang Paling Berpengaruh Terhadap Ekspor Cengkeh di Indonesia Tabel 5. menunjukkan bahwa variabel nilai tukar dollar AS terhadap rupiah memberikan pengaruh yang terbesar dibandingkan variabel lain yang digunakan dalam model karena memiliki nilai standar koefisien regresi terbesar dan bernilai positif. Hubungan positif menjelaskan bahwa apabila nilai tukar dollar AS terhadap rupiah meningkat sebesar 1 rupiah, maka akan meningkatkan volume ekspor cengkeh Indonesia sebanyak 0,998 kg, begitu juga sebaliknya.

Tabel 5. Nilai Standar Koefisien Regresi Variabel Bebas yang Mempengaruhi Volume Ekspor Cengkeh di Indonesia Variabel Standar Koefisien Regresi Beta Peringkat Produksi cengkeh di Indonesia (X 1 ) 0,266 3 Nilai tukar dollar AS terhadap rupiah (X 5 ) 0,998 1 Konsumsi cengkeh dalam negeri (X 6 ) - 0,451 5 Volume ekspor cengkeh tahun sebelumnya (Y t-1 ) 0,293 2 Standar mutu cengkeh Indonesia (D 2 ) - 0,390 4 Sumber: Hasil Analisis Data Sekunder, 2014 Proyeksi Volume Ekspor Cengkeh di Indonesia Pada Tahun 2013-2017 Tabel 6. Uji Model Trend Proyeksi Volume Ekspor Cengkeh Indonesia Tahun 2013-2017 Model Fungsi R 2 F Sig. Trend Linear 890.280 + 349.535,385X 0,231 0,015 Trend Quadratic 2.876.659,13 + 1.186.632,969X 32.196,061X 2 0,313 0,016 Trend Cubic 3.100.973,992 1.328.984,714X + 205.011,603X 2 6.082,248X 3 0,427 0,007 Trend Exponential 667.747,523. X 0,113 0,419 0,000 Sumber: Hasil Analisis Data Sekunder, 2014 Tabel 7. Proyeksi Volume Ekspor Cengkeh Indonesia Tahun 2013-2017 Tahun Volume Ekspor (Kg) Laju Pertumbuhan (%) 2013 1.970.918,63-2014 1.214.392,99-38,38 2015 794.903,58-34,54 2016 675.956,91-14,96 2017 821.059,50 21,47 Total 5.477.231,62-66,42 Rata-rata 1.369.307,90-16,61 Sumber: Hasil Analisis Data Sekunder, 2014 Berdasarkan Tabel 6. hasil model tersebut dapat menggambarkan pemilihan metode time-series yang data sebenarnya sehingga model trend terbaik adalah didapatkan hasil cubic menjadi dasar dalam melakukan estimasi model persamaan dengan menggunakan model trend non linier, yaitu trend cubic karena memiliki peramalan volume ekspor cengkeh pada tahun 2013 sampai dengan 2017, dengan persamaan sebagai berikut: kecocokan model R 2 terbesar, yaitu Y t = 3.100.973,992 1.328.984,714X sebesar 0,427 artinya bahwa 42,7% + 205.011,603X 2 6.082,248X 3...(4)

Pada Tabel 7. dapat diketahui terlihat pola trend bergerak mengalami penurunan yang terus terjadi dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2016. Trend menurun ini diduga karena tingginya kebutuhan dalam negeri yang harus dipenuhi terus meningkat sedangkan produksi cengkeh yang dihasilkan tidak mengalami peningkatan yang siginifikan sebagai akibat luas areal cengkeh yang menghasilkan mengalami penurunan sebesar 1,4% per tahun (Ditjenbun, 2012). Tahun 2017 proyeksi volume ekspor cengkeh di Indonesia mengalami kenaikan menjadi 821.059,50 kg. Kenaikan volume ekspor ini diduga karena pada tahun 2017 terjadi panen besar dan kebutuhan dalam negeri sudah terpenuhi yang menyisakan produksi cengkeh di dalam negeri dalam jumlah besar sehingga sisa produksi cengkeh tersebut diekspor. Selain itu, kenaikan ini diduga sebagai dampak diberlakukannya AFTA yang akan direncanakan dimulai ditahun 2015. ASEAN Free Trade Area (AFTA) adalah kawasan perdagangan bebas ASEAN dimana tidak ada hambatan tarif (bea masuk 0-5%) maupun hambatan non tarif bagi negara-negara anggota ASEAN, melalui skema CEPT-AFTA. Hal ini akan mendorong eksportir untuk meningkatkan volume ekspornya. SIMPULAN Faktor yang mempengaruhi volume ekspor cengkeh di Indonesia, yaitu produksi cengkeh Indonesia (X 1 ), nilai tukar dollar AS terhadap rupiah (X 5 ), konsumsi cengkeh dalam negeri (X 6 ), volume ekspor cengkeh tahun sebelumnya (Y t-1 ), dan standar mutu cengkeh Indonesia (D 2 ). Faktor yang paling berpengaruh terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia, yaitu nilai tukar dollar AS terhadap rupiah (X 5 ) dengan nilai standar koefisien regresi sebesar 0,998. Proyeksi volume ekspor cengkeh di Indonesia selama kurun waktu 2013-2017 mengalami penurunan dengan rata-rata penurunan sebesar 16,61% per tahun. Adapun perkiraan volume ekspor cengkeh di Indonesia dapat digambarkan dengan trend cubic Y t = 3.100.973,992 1.328.984,714X + 205.011,603X 2 6.082,248X 3, dimana Y t adalah nilai proyeksi volume ekspor cengkeh Indonesia tahun t dan X adalah waktu (tahun). Nilai tukar dollar AS terhadap rupiah dalam penelitian ini merupakan faktor yang berpengaruh terhadap ekspor cengkeh di Indonesia. Faktor tersebut menjadi paling berpengaruh karena apabila nilai tukar dollar AS meningkat dan cengkeh mengalami panen besar maka eksportir akan diuntungkan dengan menjual cengkeh lebih banyak dan dengan harga yang tinggi. Sedangkan, petani tidak dapat merasakan keuntungan yang besar tersebut karena harga cengkeh yang jatuh akibat panen besar. Pemerintah diharapkan mampu membentuk badan penyangga percengkehan yang mampu mengkontrol dan menetapakan harga cengkeh yang tidak dimonopoli oleh pihak tertentu dan tidak merugikan bagi para petani dan tetap menguntungkan pihak eksportir. Mengingat pada tahun 1990-1998 pemerintah pernah membentuk BPPC akan tetapi BPPC dimonopoli oleh beberapa pihak yang merugikan para petani karena BPPC membeli cengkeh dari petani dengan harga yang rendah. Dengan adanya

badan penyangga percengkehan yang mampu mengkontrol harga domestik menjadi tidak terlampau tinggi diharapkan mampu mendorong eksportir untuk meningkatkan volume ekspornya. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan proyeksi volume ekspor cengkeh pada tahun 2013-2017 yang semakin menurun. Sebaiknya pemerintah melakukan upaya peningkatan produksi cengkeh nasional dengan melakukan rehabilitasi lahan cengkeh dan ekstensifikasi karena telah terjadi penurunan luas areal cengkeh yang menghasilkan rata-rata sebesar 1,4% per tahun (Ditjenbun, 2012). Dengan demikian diharapkan volume ekspor cengkeh Indonesia meningkat dan dapat menambah cadangan devisa negara. DAFTAR PUSTAKA Ahira A 2013. Budidaya Tanaman Cengkeh. http://www.anneahira.com/. Diakses 21 Januari 2014. Arief S 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta: UI Press. BPS 2011. Statistik Indonesia 2011. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Direktorat Jenderal Perkebunan 2012. Buku Statistik Perkebunan Tahun 2008-2012. Jakarta: Direktorat Jenderal Perkebunan. Mankiw G 2006. Principles of Economics Pengantar Ekonomi Mikro Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2013. Statistik Makro Sektor Pertanian 2013. Jakarta: Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Santoso S 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Situmeang TH 2008. Analisis Produksi, Konsumsi, dan Harga Cengkeh Indonesia. Skripsi. Bogor. Soekartawi 2003. Agribisnis dan Teori Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers. Suliyanto 2011. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi. Wahyudi A 2012. Produksi Cengkeh Nasional. Infotek Perkebunan 4(12): 47. Waluya H 1995. Ekonomi Internasional. Jakarta: Rineka Cipta.