dokumen-dokumen yang mirip
- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2...

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 20 /PBI/2010

GUBERNUR BANK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/27/PBI/2012 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BAGI BANK UMUM


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 28 /PBI/2009 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BAGI BANK UMUM

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQS)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Non Bank. Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQS)

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Huruf a Cukup jelas.

2011, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENALI PENGGUNA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum.

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PRINSIP MENGENAL NASABAH OLEH PIALANG BERJANGKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, T

MATRIKS PERUBAHAN PERATURAN V.D.10

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22/ POJK.04 / 2014 TENTANG PRINSIP MENGENAL NASABAH OLEH PENYEDIA JASA KEUANGAN DI SEKTOR PASAR MODAL

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Pedoman Standar Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN

Dalam penerapan program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan

LATAR BELAKANG PERUBAHAN

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Liabilitas dan Modal. Penerapan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 23 /PBI/2003 TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH (KNOW YOUR CUSTOMER PRINCIPLES)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

Direktorat Kredit, BPR dan UMKM (DKBU) Direktorat Perbankan Syariah (DPbS) Lampiran 1 Surat Edaran Bank Indonesia No.13/14 /DKBU Tanggal 12 Mei 2011

-2- c. Pengaturan Customer Due Dilligence (CDD) sederhana khusus untuk Nasabah yang tergolong berisiko rendah; dan

PT Bank OCBC NISP, Tbk Anti Money Laundering & Counter Financing Terrorism KUTIPAN KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME

PETUNJUK PENYUSUNAN PEDOMAN PELAKSANAAN PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

2017, No Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi tentang Pedoman Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan T

BAGI PIHAK PELAPOR DAN PIHAK LAINNYA. Bagian Ketiga, Identifikasi, Verifikasi Dan Pemantauan Transaksi Pengguna Jasa

2 tersebut perlu disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang serta Undang-Un

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

2017, No Tahun 2010 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5164); 3. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan

PEDOMAN STANDAR PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BAGI BANK UMUM

No. 13/ 14 /DKBU Jakarta, 12 Mei 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

Daftar Isi Pedoman Standar Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,

PERATURAN BANK INDONESIA. Nomor : 3/10/PBI/2001 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 143 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP MENGENAL NASABAH LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

- 2 - di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/

P e d o m a n. Prinsip Mengenal Nasabah (PMN)

No. 3/29/DPNP Jakarta, 13 Desember 2001 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 4 - dan sanksi lainnya atas pelanggaran Peraturan OJK ini selain kewajiban pelaporan.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pedoman Standar Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum BAB I PENDAHULUAN

BAGI PIHAK PELAPOR DAN PIHAK LAINNYA. Bagian Kedua, Pengenalan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa

S U R A T E D A R A N

Petunjuk Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

Kebijakan dan Pengelolaan Mitigasi Risiko Pada Sektor Perbankan terhadap Pengguna Jasa yang Diduga Terkait dengan Pendanaan Proliferasi Senjata

Petunjuk Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 30/PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH BAGI LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

Pedoman Standar Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah. Daftar Isi Pedoman Standar Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

No. 7/58/DPBPR Jakarta, 23 Desember 2005 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT DEPOSITO

Prosedur Prinsip Prinsip Mengenal Nasabah

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

PENERAPAN PROGRAM APU DAN PPT PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT. Kunjungi Website Kami:

IDENTIFIKASI TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN (TKM) DAN TRANSAKSI KEUANGAN TUNAI (TKT)

-2- kewenangan tersebut, Bank Indonesia menerbitkan Peraturan Bank Indonesia mengenai penerapan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/28/PBI/2006 TENTANG KEGIATAN USAHA PENGIRIMAN UANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 156/PMK.06/2017

KEPUTUSAN TENTANG PEDOMAN IDENTIFIKASI PRODUK, NASABAH, USAHA DAN NEGARA YANG BERISIKO TINGGI BAGI PENYEDIA JASA KEUANGAN

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 /KMK.06/2003 TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH BAGI LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA,

V PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.03/2017

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,

VI PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK)

GUBERNUR BANK INDONESIA,

Cara Pelaksanaan Kewenangan Pusat Pelaporan dan

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

1. Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek;

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/1/PBI/2004 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK!NQONES!A SALIN AN

Lampiran SE No.8/ 32 /DASP tanggal 20 Desember 2006 Lampiran 1 Contoh Tata Cara Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

2 d. bahwa melalui layanan keuangan tanpa kantor (branchless banking) tersedia produk-produk keuangan yang dapat dijangkau, sederhana, mudah dipahami,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaim

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Mengingat : 1. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan. Kewenangan Pusat Pelaporan dan Analisis. Pencucian Uang (Lembaran Negara Republik

No.11/ 9 /DPbS Jakarta, 7 April 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /POJK.03/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 20 /PBI/2010 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH UMUM Dengan semakin berkembangnya industri BPR dan BPRS terutama peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemberian pelayanan kepada para nasabahnya, baik yang dilakukan secara mandiri maupun bekerjasama dengan Bank atau lembaga lainnya semakin meningkatkan risiko bagi BPR dan BPRS. Di sisi lain dengan meningkatnya indikasi tindak pidana pencucian uang dan pendanaan teroris yang memanfaatkan lembaga keuangan termasuk BPR dan BPRS, memerlukan perhatian dan kerjasama berbagai pihak dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana dimaksud. Dalam hal ini diperlukan peranan dan kerjasama BPR dan BPRS untuk membantu penegakan hukum melalui penerapan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme. Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme yang merupakan salah satu bagian pengelolaan risiko BPR dan BPRS harus mengacu pula pada standar internasional sebagaimana rekomendasi Financial Action

- 2 - Action Task Force on Money Laundering (FATF), yang dikenal dengan Rekomendasi 40 + 9 FATF. Rekomendasi tersebut juga merupakan acuan yang digunakan oleh masyarakat internasional dalam melakukan penilaian terhadap kepatuhan suatu Negara terhadap pelaksanaan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme. Ketentuan Bank Indonesia tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principles) bagi Bank Perkreditan Rakyat yang selama ini diterapkan perlu disesuaikan dengan mengacu pada standar internasional dalam rangka mendukung upaya pencegahan tindak pidana Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme. Penyesuaian pengaturan tersebut antara lain meliputi: a. Penggunaan istilah Customer Due Dilligence dalam identifikasi, verifikasi dan pemantauan nasabah; b. Penggunaan istilah Enhanced Due Diligence dalam pelaksanaan CDD yang lebih mendalam dalam hal BPR dan BPRS berhubungan dengan nasabah yang berisiko tinggi termasuk Politically Exposed Person c. Pengaturan mengenai Pencegahan Pendanaan Terorisme; d. Pengaturan mengenai pemindahan dana Dengan penerapan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme yang dilakukan BPR dan BPRS secara efektif, diharapkan BPR dan BPRS dapat meningkatkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik untuk mendukung terciptanya industri BPR dan BPRS yang kuat dan sehat. PASAL

- 3 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Huruf c Huruf d Huruf e Unit kerja/pegawai yang mengawasi penerapan program APU dan PPT adalah unit kerja khusus/pegawai yang bertanggungjawab terhadap program APU dan PPT. Huruf f

- 4 - Huruf f Huruf g Huruf h Huruf i Yang dimaksud dengan pegawai terkait antara lain pegawai yang berhubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan Nasabah dan/atau WIC, seperti pegawai pelayanan nasabah (front liner), pegawai pemasaran, dan pegawai yang terkait pengelolaan dan pengembangan teknologi informasi, serta internal auditor. Pasal 5 Pasal 6 Pembentukan unit kerja khusus dan/atau penunjukan pegawai tanpa pembentukan unit kerja khusus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kompleksitas permasalahan BPR/BPRS.

- 5 - Kemampuan yang memadai antara lain mencakup pengalaman dan pengetahuan mengenai perkembangan rezim APU dan PPT. Ayat (4) Pasal 7 Huruf c Huruf d Untuk BPR/BPRS dengan kriteria tertentu, BPR/BPRS besar misalnya. Huruf e Huruf f Huruf g Angka 1) Angka 2) Angka 3)

- 6 - Angka 3) Penetapan penggolongan area yang berisiko tinggi dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan PPATK yang mengatur mengenai pedoman identifikasi produk, nasabah, usaha dan Negara berisiko tinggi bagi penyedia jasa keuangan dan pedoman mengenai identifikasi transaksi keuangan mencurigakan terkait Pendanaan Terorisme bagi penyedia jasa keuangan. Pasal 8 Pedoman Pelaksanaan Program APU dan PPT mengacu pada Pedoman Standar Penerapan Program APU dan PPT yang ditetapkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia. Penggunaan teknologi informasi yang berpotensi untuk disalahgunakan antara lain pembukaan rekening atau transaksi melalui pos, fax, telepon atau ATM. Pasal 9

- 7 - Dalam hal rekening merupakan rekening bersama maka CDD dilakukan terhadap seluruh pemegang rekening bersama tersebut. Yang dimaksud dengan terdapat keraguan atas kebenaran informasi adalah terdapat keraguan atas data yang ada atau perubahan profil Nasabah yang bersifat signifikan. Yang dimaksud dengan transaksi keuangan yang tidak wajar antara lain terdapat jumlah nominal transaksi tertentu dan peningkatan nilai transaksi yang signifikan. Pasal 10 Pasal 11

- 8 - Dalam hal ini diperlukan informasi baik dari Nasabah itu sendiri maupun dari informasi lainnya yang tersedia di masyarakat. Huruf c Termasuk dalam pengertian hubungan usaha adalah penggunaan jasa perbankan melalui media elektronik. Dalam rangka meyakini kebenaran identitas calon nasabah, BPR dan BPRS dapat diwakili oleh pihak lain yang bertindak sebagai pihak yang mewakili BPR/BPRS yang mengetahui prinsip dasar dari APU dan PPT. Termasuk dalam pengertian rekening yang menggunakan nama fiktif adalah rekening Nasabah yang menggunakan nama tidak sesuai dengan yang tertera pada dokumen identitas Nasabah. Ayat (4) Pasal 12

- 9 - Pasal 12 Termasuk dalam kelompok perusahaan adalah perusahaan berupa Bank dan perusahaan selain Bank. Termasuk dalam kelompok lainnya adalah yayasan, perkumpulan dan Lembaga Negara. Pasal 13 Angka 1) Angka 2) Angka 3) Angka 4) Informasi ini hanya diperlukan bagi nasabah perseorangan yang memiliki alamat tempat tinggal yang berbeda dengan alamat yang tercatat pada kartu identitas. Angka 5) Angka 6) Angka 7)

- 10 - Angka 7) Informasi pekerjaan merupakan sumber penghasilan utama termasuk jenis usaha yang dikelola atau nama perusahaan/institusi, alamat perusahaan/institusi, dan jabatan apabila calon Nasabah merupakan karyawan perusahaan. Angka 8) Angka 9) Huruf c Huruf d Huruf e Dokumen pendukung bagi identitas Nasabah perseorangan yang berkewarganegaraan Indonesia adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Surat Izin Mengemudi (SIM) atau paspor yang masih berlaku. Pasal 14

- 11 - Termasuk izin usaha adalah izin lainnya yang dipersamakan dengan izin usaha yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang. Huruf c Huruf d Huruf e Huruf f Huruf g Huruf h Yang dimaksud dengan usaha mikro dan usaha kecil adalah usaha mikro dan usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam ketentuan perundang-

- 12 - perundang-undangan yang mengatur mengenai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Ayat (4) Pasal 15 Pasal 16 Yang dimaksud dengan perkumpulan antara lain Lembaga Swadaya Masyarakat, perkumpulan keagamaan, partai politik, dan organisasi non profit, yang berbadan hukum. Yang dimaksud dengan nama penyelenggara adalah namanama dari pengurus dan pengawas perkumpulan tersebut Huruf c Pasal 17

- 13 - Pasal 17 Pasal 18 Ketentuan dalam ayat ini juga berlaku bagi perantara atau pihak yang mendapatkan kuasa dari Nasabah untuk melakukan transaksi atas kepentingan Nasabah yang transaksinya tergolong tidak wajar atau mencurigakan. Termasuk dalam WIC perusahaan, adalah WIC yayasan/ perkumpulan atau WIC Lembaga Negara/Pemerintah. Angka 1) Termasuk izin usaha adalah izin usaha dari Bank Indonesia bagi Pedagang Valuta Asing dan Kegiatan Usaha Pengiriman Uang, serta izin usaha dari Departemen Kehutanan bagi kegiatan usaha di bidang perkayuan/kehutanan. Angka 2) Angka 3) Pasal 19

- 14 - Pasal 19 Untuk memastikan data dokumen pendukung adalah benar dan terkini misalnya untuk dokumen identitas perorangan dilakukan dengan cara membandingkan foto diri yang tercantum dalam dokumen yang diterbitkan oleh pihak yang berwenang dan masih berlaku. Yang dimaksud dengan dokumen identitas lainnya misalnya selain KTP yaitu SIM atau paspor. Sedangkan yang dimaksud dengan dokumen pendukung misalnya Kartu Keluarga atau NPWP. Ayat (4) Ayat (5) Yang dimaksud dengan kondisi tertentu antara lain: a. kelengkapan dokumen tidak dapat dipenuhi pada saat hubungan usaha akan dilakukan misalnya karena dokumen masih dalam proses pengurusan yang dibuktikan dengan dokumen pendukung; dan b. apabila tingkat risiko calon nasabah tergolong rendah. Ayat (6) Pasal 20

- 15 - Pasal 20 Pasal 21 Yang dimaksud dengan Daftar Teroris adalah daftar nama-nama teroris yang tercatat pada Resolusi Dewan Keamanan PBB 1267. BPR dan BPRS dapat secara aktif mengkinikan Daftar Teroris berdasarkan database Daftar Teroris yang dipublikasikan melalui media internet seperti website PBB http://www.un.org/sc/committees/1267/ consolist.shtml atau sumber lain yang lazim digunakan (termasuk website laporan bulanan BPR/BPRS jika tersedia). Huruf c Yang dimaksud dengan informasi lainnya antara lain tempat dan tanggal lahir, serta alamat Nasabah. Huruf d Termasuk sebagai nama Nasabah adalah nama alias dari Nasabah. Pasal 22

- 16 - Ketentuan anti tipping-off adalah ketentuan untuk merahasiakan Nasabah yang akan dilaporkan kepada PPATK. Pasal 23 Sistem pencatatan yang dimiliki harus dapat memungkinkan BPR dan BPRS untuk menelusuri setiap transaksi apabila diperlukan, baik untuk keperluan intern dan/atau Bank Indonesia, maupun dalam kaitannya dengan kasus peradilan. Pasal 24 Dokumen dapat ditatausahakan dalam bentuk asli, salinan, electronic form, microfilm, atau dokumen yang berdasarkan undang-undang yang berlaku dapat digunakan sebagai alat bukti. Dokumen informasi transaksi berupa jenis mata uang selain rupiah (valuta asing) berlaku bagi BPR dan BPRS yang telah memiliki izin melakukan kegiatan usaha jual beli valuta asing.

- 17 - Yang dimaksud dengan otoritas lain yang berwenang antara lain PPATK. Pasal 25 Kegiatan pemindahan dana BPR dan BPRS dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Unit Usaha Syariah adalah Unit Usaha Syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Yang dimaksud dengan BPR/BPRS Pengirim termasuk pula BPR/BPRS yang melakukan kegiatan usaha sebagai agen dari penyelenggara kegiatan pengiriman uang. Yang dimaksud dengan kegiatan dokumentasi adalah kegiatan dokumentasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 Peraturan Bank Indonesia ini. Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28

- 18 - Pasal 28 Kewajiban BPR dan BPRS untuk mendokumentasikan dan melaporkan data calon Nasabah dan WIC dilakukan apabila BPR dan BPRS menolak atau membatalkan transaksi, setelah BPR dan BPRS mendapatkan data nama, alamat, dan jumlah transaksi. Pasal 29 Yang dimaksud Beneficial Owner dalam ayat ini termasuk Beneficial Owner lainnya yang terkait dengan calon Nasabah atau WIC, apabila Beneficial Owner lebih dari satu. Dalam hal Beneficial Owner digolongkan sebagai PEP, maka prosedur yang diterapkan adalah prosedur EDD. Pasal 30

- 19 - Angka 1) Angka 2) Yang dimaksud dengan pemilik atau pengendali akhir perusahaan, yayasan, atau perkumpulan (ultimate owner/ultimate controller) adalah perorangan yang menurut penilaian Bank memiliki dan/atau yang melakukan pengendalian akhir untuk mengambil keputusan dalam pengelolaan perusahaan. Dokumen identitas pemilik atau pengendali akhir dapat berupa surat pernyataan atau dokumen lainnya yang memuat informasi mengenai identitas pemilik atau pengendali akhir. Angka 3) Pasal 31 Pasal 32

- 20 - Pasal 32 Penetapan penggolongan berisiko tinggi dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan PPATK yang mengatur mengenai pedoman identifikasi produk, nasabah, usaha, dan negara berisiko tinggi bagi penyedia jasa keuangan dan pedoman mengenai identifikasi transaksi keuangan mencurigakan terkait pendanaan terorisme bagi penyedia jasa keuangan. Pembuatan daftar tersendiri ditujukan untuk memudahkan identifikasi dan pemantauan. Ayat (4) Negara berisiko tinggi antara lain negara yang diidentifikasikan sebagai Tax Haven seperti British Virgin Island. Ayat (5) Yang dimaksud Pejabat Eksekutif adalah Pejabat Eksekutif sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test). Ayat (6)

- 21 - Dalam hal ini khususnya terhadap Nasabah yang statusnya mengalami perubahan dari Nasabah biasa menjadi PEP atau berisiko tinggi, termasuk Nasabah yang baru teridentifikasi sebagai PEP atau berisiko tinggi. Pasal 33 Angka 1) Angka 2) Yang dimaksud dengan pihak-pihak yang terkait antara lain: a. Perusahaan yang dimiliki atau dikelola oleh PEP; b. Keluarga PEP sampai dengan derajat kedua; dan/atau c. Pihak-pihak yang secara umum dan diketahui publik mempunyai hubungan dekat dengan PEP. Angka 3) Pasal 34 Calon Nasabah yang tingkat risiko terjadinya pencucian uang atau pendanaan terorisme tergolong rendah antara lain adalah pihak/orang yang tidak tergolong PEP. Pasal 35

- 22 - Pasal 35 Yang dimaksud dengan pihak ketiga adalah lembaga yang berada dalam pengawasan otoritas yang berwenang. Prosedur CDD antara lain mencakup identifikasi dan verifikasi calon Nasabah. Huruf c Huruf d Informasi yang dimaksud paling kurang berupa informasi mengenai nama lengkap sesuai dengan yang tercantum pada kartu identitas, alamat atau tempat dan tanggal lahir, nomor kartu identitas, dan kewarganegaraan dari calon Nasabah. Tanggung jawab akhir atas hasil identifikasi dan verifikasi calon Nasabah sepenuhnya menjadi tanggung jawab BPR dan BPRS. Ayat (4) Pasal 36

- 23 - Pasal 36 Dalam hal BPR dan BPRS tidak memiliki Satuan Kerja Audit Internal (SKAI), BPR dan BPRS menunjuk pejabat (pegawai, Direksi, Komisaris) yang melaksanakan fungsi pengendalian intern dalam rangka memastikan efektivitas penerapan program APU dan PPT. Dalam memastikan efektivitas penerapan program APU dan PPT oleh BPR dan BPRS, BPR dan BPRS mengoptimalkan satuan kerja Audit Intern yang telah ada antara lain untuk melakukan uji kepatuhan (termasuk penggunaan sample testing) terhadap kebijakan dan prosedur yang terkait dengan program APU dan PPT. Pasal 37 Pemanfaatan jasa perbankan sebagai media pencucian uang dan pendanaan terorisme dimungkinkan juga melibatkan pegawai BPR itu sendiri. Dengan demikian untuk mencegah ataupun mendeteksi terjadinya dugaan tindak pidana pencucian uang yang dilakukan melalui lembaga perbankan perlu diterapkan Know Your Employee (KYE) yang diantaranya adalah melalui prosedur screening. Pasal 38 Pelatihan

- 24 - Pelatihan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa seluruh pegawai, khususnya pegawai terkait dan pegawai baru, telah mendapatkan pengetahuan yang berkaitan dengan program APU dan PPT. Huruf c Tukar menukar informasi dapat dilakukan secara internal atau dengan BPR/BPRS/instansi lain. Huruf d Pasal 39 Pasal 40 Laporan disampaikan kepada PPATK Jl. Ir. H. Juanda No.35, Jakarta 10120.

- 25 - Yang dimaksud dengan BPR dan BPRS mengetahui adanya unsur Transaksi Keuangan Mencurigakan adalah sejak direktur yang berwenang menyetujui transaksi tersebut sebagai Transaksi Keuangan Mencurigakan. Ayat (4) Yang dimaksud dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh PPATK adalah Pedoman PPATK yang mengatur mengenai Pedoman Identifikasi dan Tata Cara Pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan bagi Penyedia Jasa Keuangan. Pasal 41 Pasal 42 Termasuk kerjasama dengan penegak hukum yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah menyampaikan dokumen atau informasi kepada penegak hukum terkait dengan identitas nasabah yang diduga melakukan tindak pidana yang merupakan tindak pidana asal (predicate crime) dari tindak pidana pencucian uang sesuai perundang-undangan yang berlaku. Pasal 43

- 26 - Selain terkena kewajiban membayar, BPR dan BPRS tetap wajib menyampaikan Pedoman Program APU dan PPT dan/atau perubahannya. Ayat (4) Selain terkena kewajiban membayar, BPR dan BPRS tetap wajib menyampaikan Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan. Ayat (5) Pasal 44 Pasal 45 Pasal 46 Pasal 47 Pasal 48

- 27 - Pasal 48