KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

dokumen-dokumen yang mirip
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

FINAL KNKT

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOYOTA KIJANG NOMOR KENDARAAN T 1756 DC TERJUN KE SUNGAI LUBAI, JEMBATAN BERINGIN

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

FINAL MOBIL BUS L 300 NOMOR KENDARAAN BK-1045-GA JATUH KE JURANG

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

FINAL DI KM PASAR GUGUAK KAYU TANAM, KABUPATEN PADANG PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT SELASA, 1 JULI 2014 KNKT

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

LAPORAN HASIL INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN TABRAKAN ANTARA BUS DOA IBU DENGAN MOBIL ELF DI JALAN RAYA NAGREK KM 37

LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

FINAL DI TANJAKAN KRUMPUT KM. 20, DESA PAGERALANG, KECAMATAN KEMRANJEN, KABUPATEN BANYUMAS, JAWA TENGAH SABTU, 10 AGUSTUS 2013 KNKT

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

FINAL MOBIL BUS PO. GIRI INDAH B-7297-BI MENABRAK MOBIL BARANG BAK MUATAN TERBUKA F-8723-FK DAN KEMUDIAN MASUK JURANG

LAPORAN AWAL HASIL INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

DATA INVESTIGASI KECELAKAAN LLAJ TAHUN

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

FINAL KNKT Laporan Investigasi Kecelakaan Laut

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Komite Nasional Keselamatan Transportasi

FINAL KNKT KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI REPUBLIK INDONESIA. Laporan Investigasi Kecelakaan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Inspeksi Keselamatan Jalan

FINAL KECELAKAAN TUNGGAL MOBIL BARANG DUMP TRUK DS-9675-AB MASUK JURANG DI JL. ALTERNATIF PERUMNAS III WAENA ENTROP, JAYAPURA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REKOMENDASI SEGERA. Nomor : KNKT/ 001/7/XII/REK.KJ/13

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Kecelakaan. 1. Jumlah kecelakaan dan jumlah korban kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jalan sebagai prasarana

Laporan Investigasi dan Penelitian Kecelakaan Lalu Lintas Jalan

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN 1. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2002

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 65 TAHUN 1993 T E N T A N G FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

P U T U S A N. Nomor : 11/PID.Sus.A/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur/ Tanggal Lahir : 17 tahun / 8 Februari 1995.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PT Balai Pustaka Jakarta, Idem

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT,

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan

REKOMENDASI SEGERA Investigasi Kecelakaan Lalu Lintas Angkutan Jalan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.2435 / AJ.409 / DRJD / 2007 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan. lintas melalui rekayasa dan upaya lain adalah keselamatan berlalu lintas. Konsep

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 31 TAHUN 1995 TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

PEDOMAN. Perencanaan Median Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan. Pd. T B

LAPORAN PERISTIWA KECELAKAAN KERETA API

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS). Pasal 1

BAB IV : Dalam bab ini diuraikan tentang dasar pertanggungjawaban pidana pada kasus. kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kerugian materil.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V MEDIAN JALAN. 5.2 Fungsi median jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : HK.205/1/1/DRJD/2006 TENTANG

Oleh Candra Sumaryadi NIM Kelompok D. Untuk memenuhi syarat nilai dari mata kuliah Pancasila

PENDAHULUAN. Sebagai gambaran pada pada kondisi puncak, yaitu saat lebaran jumlah total pemudik pada tahun 2012 ini adalah sebanyak 14,41 juta

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 60 TAHUN 1993 T E N T A N G MARKA JALAN MENTERI PERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

BAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi,

Daftar Kecelakaan Pesawat di Indonesia

DAFTAR ISI. 1. Ruang Lingkup Acuan normatif Definisi dan istilah Kendaraan Bermotor Mobil Penumpang...

TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

Transkripsi:

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI FINAL KNKT-07-04-06-02 LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN KECELAKAAN TUNGGAL MOBIL BUS AKAP JATUH KE DALAM JURANG DAN MASUK SUNGAI MANNA DESA LUBUK DENDAM KEC. TANJUNG SAKTI KAB. LAHAT, SUMATERA SELATAN MINGGU, 10 JUNI 2007 KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA 2011

KESELAMATAN MERUPAKAN PERTIMBANGAN UTAMA KOMITE UNTUK MENGUSULKAN REKOMENDASI KESELAMATAN SEBAGAI HASIL SUATU INVESTIGASI DAN PENELITIAN. KOMITE MENYADARI BAHWA DALAM PENGIMPLEMENTASIAN SUATU REKOMENDASI KASUS YANG TERKAIT DAPAT MENAMBAH BIAYA OPERASIONAL DAN MANAJEMEN INSTANSI/PIHAK TERKAIT. PARA PEMBACA SANGAT DISARANKAN UNTUK MENGGUNAKAN INFORMASI LAPORAN KNKT INI HANYA UNTUK MENINGKATKAN DAN MENGEMBANGKAN KESELAMATAN TRANSPORTASI; LAPORAN KNKT TIDAK DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR UNTUK MENUNTUT DAN MENGGUGAT DIHADAPAN PERADILAN MANAPUN. Laporan ini diterbitkan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Gedung Kementerian Perhubungan Lantai 3, Jalan Medan Merdeka Timur No. 5, JKT 10110, Indonesia, pada tahun 2011.

DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal Daftar Isi...... ii Daftar Gambar... iii Sinopsis...... 1 I. Informasi Faktual... 2 I.1 Data Kendaraan... 2 I.2 Data Prasarana dan lingkungan... 3 I.3 Lokasi Kejadian... 3 I.4 Kronologis... 4 I.5 Korban... 5 I.6 Informasi Awak Bus dan Penumpang... 6 I.7 Informasi Cuaca... 6 II. Temuan... 7 II.1 Aspek Administrasi... 7 II.2 Aspek Sarana... 7 II.3 Aspek Prasarana... 7 III. Analisis... 8 III.1 Aspek Manusia... 8 III.2 Aspek Sarana... 8 III.3 Aspek Prasarana dan Lingkungan... 9 IV. Kesimpulan... 11 V. Rekomendasi... 12 ii

DAFTAR GAMBAR DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Peta lokasi kejadian Kronologis kejadian Kondisi prasarana di sekitar lokasi kejadian Lokasi tempat terperosok dan terseretnya kendaraan Mobil Bus Lubuk Tapi BD 3500 LB Kondisi prasarana dan lingkungan di sekitar lokasi kejadian iii

SINOPSIS SINOPSIS Minggu, 10 Juni 2007 sekitar pukul 14.00 WIB, bus Lubuk Tapi Ekspress yang dioperasikan oleh PO. Lubuk Tapi memulai operasinya dengan trayek Palembang Manna. Bus Lubuk Tapi Ekspress membawa penumpang sebanyak 12 orang termasuk awak kendaraan. Dalam perjalanan, pengemudi menaikkan 3 orang penumpang. Pengemudi mengemudikan kendaraan dengan kecepatan rendah. Tiba di ruas jalan Tanjung Sakti Manna, kondisi cuaca hujan deras hingga mengakibatkan salah satu pohon tumbang dan menutupi sebagian badan jalan. Pengemudi membelokkan kemudi ke arah kiri dengan maksud untuk menghindari pohon yang tumbang. Namun tepi jalan sebelah kiri tidak mampu menahan beban bus tersebut. Akibatnya bus Lubuk Tapi Ekspress keluar dari bahu jalan dan terperosok ke dalam jurang dengan kedalaman kurang lebih 132 meter. Kemudian bus Lubuk Tapi Ekspress masuk ke dalam sungai dan terseret arus sungai yang deras sekitar 150 meter ke hilir sungai dari lokasi kejadian. Peristiwa kecelakaan tersebut baru diketahui warga sekitar pukul 08.00 WIB hari Senin tanggal 11 Juni 2007, kemungkinan kecelakaan terjadi pada malam atau dini hari. Dalam kecelakaan ini 7 (tujuh) orang meninggal dunia dan 1 (satu) orang selamat serta 7 (tujuh) orang belum ditemukan termasuk pengemudi yang hingga saat ini masih dalam proses pencarian SAR setempat. Seluruh korban dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Manna. KNKT mengetahui bahwa faktor-faktor kemungkinan penyebab kecelakaan tersebut adalah: (1) Rendahnya kualitas pembangunan prasarana jalan yang ada dengan tidak memperhatikan aspek keselamatan pengguna jalan; (2) Kondisi jalan yang lebarnya hanya 3 meter sedangkan lalu lintas jalan tersebut adalah 2 arah; (3) Tidak ada lampu penerangan jalan; (4) Tidak ada fasilitas perlengkapan jalan seperti rambu, marka dan pagar pengaman jalan; (5) Kondisi daerah disekitar jalan merupakan hutan sehingga menggangu jarak pandang pengemudi kendaraan. Sebagai hasil dari investigasi dan penelitian oleh KNKT, disampaikan beberapa rekomendasi kepada Dinas Propinsi Sumatera Selatan yang bertanggung jawab dalam bidang pembinaan jalan, Dinas Propinsi Sumatera Selatan yang bertanggung jawab di bidang Perhubungan, Dinas Propinsi Sumatera Selatan yang bertanggung jawab di bidang Penerangan Jalan. 1

INFORMASI FAKTUAL I. INFORMASI FAKTUAL I.1 DATA KENDARAAN I.1.1 Data Bus PO Lubuk Tapi Ekspress Jenis Kendaraan : Mobil Bus Merek / Tipe : Mitsubishi Colt Diesel FE 114 Jumlah Tempat Duduk : 26 (termasuk pengemudi) Karoseri : - No. Kendaraan : BD 3500 LB Tahun Pembuatan : 1995 No. Mesin : 4D310-508163 No. Rangka : FE114E-0B9285 Masa Berlaku STNK : 9 Januari 2009 Masa Berlaku Uji : 12 Agustus 2007 Data Operator Operator/ Pemilik : PO Lubuk Tapi Ekspress Alamat : - Data Awak Kendaraan Pengemudi Pembantu Pengemudi Umur : 26 tahun - Jenis Kelamin : Laki-laki - SIM : - - Pendidikan : - - Alamat terakhir : - - Pengalaman Kerja (mengemudi) : - - 2

INFORMASI FAKTUAL I.2 DATA PRASARANA DAN LINGKUNGAN Nama Jalan : Tanjung Sakti Manna Kelas Jalan : III Status Jalan : Propinsi Fungsi Jalan : Arteri Primer Lebar jalan : 3 meter Kemiringan jalan : Datar Pola Arus Lalu Lintas : 1 (satu) jalur 2 (dua) arah Tipe Perkerasan Bahu Jalan : - Konstruksi Perkerasan Jalan : Aspal Penetrasi Kualitas Permukaan Jalan : Rusak Keadaan Permukaan Jalan : Basah Rambu : tidak ada Marka jalan : tidak ada Perlengkapan jalan : tidak ada Penerangan Jalan Umum : tidak ada I. 3 LOKASI KEJADIAN Lokasi Kejadian Gambar 1. Peta lokasi kejadian 3

INFORMASI FAKTUAL I.4 KRONOLOGIS Pada hari Minggu tanggal 10 Juni 2007 sekitar pukul 14.00 WIB, mobil bus Lubuk Tapi Ekspress yang dioperasikan oleh PO. Lubuk Tapi memulai operasinya dengan trayek Palembang Manna. Bus Lubuk Tapi Ekspress membawa penumpang sebanyak 12 orang. Dalam perjalanan, pengemudi menaikkan 3 orang penumpang. Pengemudi mengemudikan kendaraan dengan kecepatan rendah. Tiba di ruas jalan Tanjung Sakti Manna, kondisi cuaca hujan deras hingga mengakibatkan salah satu pohon tumbang dan menutupi sebagian badan. Pengemudi membelokkan kemudi ke arah kiri dengan maksud untuk menghindari pohon yang tumbang. Namun tepi jalan sebelah kiri tidak mampu menahan beban bus tersebut. Akibatnya bus Lubuk Tapi Ekspress keluar dari bahu jalan dan terperosok ke dalam jurang dengan kedalaman kurang lebih 132 meter. Kemudian bus Lubuk Tapi Ekspress masuk ke dalam sungai dan terseret arus sungai yang deras sekitar 150 meter ke hilir sungai dari lokasi kejadian. Akibat dari kejadian tersebut 7 (tujuh) orang meninggal dunia dan 1 (satu) orang selamat serta 7 (tujuh) orang belum ditemukan termasuk pengemudi yang hingga saat ini masih dalam proses pencarian SAR setempat. 4

INFORMASI FAKTUAL Arah Manna B Sungai Bus masuk ke dalam sungai dengan posisi keempat roda diatas dan terseret aruis sejauh 150 meter Patahan dahan PO. Lubuk Tapi Jurang sedalam 75 s/d 100 m PO. Lubuk Tapi D Arah Palembang Gambar 2. Kronologis kejadian I.5 KORBAN Korban Awak Kendaraan Penumpang Bis Total Meninggal 1 6 7 Hilang 1 6 7 Luka ringan - 1 1 Total 2 13 15 Tabel 1. Data Jumlah dan Rincian Korban 5

INFORMASI FAKTUAL I.6 INFORMASI AWAK BUS DAN PENUMPANG a. Penumpang Mobil Bus Lubuk Tapi Ekspress BD 3500 LB Pengemudi mengemudikan kendaraan dengan kecepatan rendah. Pengemudi mencoba untuk menghindar dari dahan pepohonan di sisi kanan jalan yang patah akibat hujan deras yang menghalangi pandangan pengemudi, sehingga pengemudi tersebut membelokkan kendaraan ke arah kiri, namun tepi jalan sebelah kiri tidak mampu menahan beban kendaraan sehingga kendaraan tersebut terperosok ke dalam jurang sedalam kurang lebih 132 meter kemudian masuk ke dalam sungai dan terseret oleh derasnya arus sungai sejauh kurang lebih 150 meter ke hilir sungai dari lokasi kejadian kecelakaan. I.7 INFORMASI CUACA Peristiwa kecelakaan tersebut kemungkinan terjadi pada malam atau dini hari dan kondisi cuaca pada saat itu mendung dan hujan deras. 6

ANALISIS II. TEMUAN II.1 ASPEK ADMINISTRASI Dari hasil investigasi dan penelitian yang dilakukan bahwa secara administrasi Mobil Bus Lubuk Tapi BD 3500 LB dalam kondisi laik jalan. Masa berlaku uji berkala kendaraan sampai tanggal 12 Agustus 2007 namun Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) masa berlakunya sampai tanggal 9 Januari 2007 sedangkan peristiwa kecelakaan terjadi pada tanggal 10 Juni 2007. II.2 ASPEK SARANA Dari aspek kendaraan, tidak dapat dilakukan pemeriksaan/penelitian secara detail dikarenakan kendaraan tersebut jatuh ke dalam jurang yang cukup dalam dan terseret arus deras sehingga kondisinya rusak parah/hancur. II.3 ASPEK PRASARANA Kondisi prasarana di sekitar lokasi kejadian tidak memiliki guard rail yang memadai di sepanjang jalan Tanjung Sakti Manna, tidak adanya papan himbauan mengenai keselamatan dalam mengemudi pada tepi kiri dan kanan jalan agar pengemudi kendaraan mengemudikan kendaraannya dengan hati-hati pada ruas jalan tersebut, disamping tidak adanya lampu penerangan jalan sehingga pada malam hari gelap gulita. Gambar 3. Kondisi Prasarana di sekitar lokasi kejadian 7

ANALISIS III. ANALISIS III.1 ASPEK MANUSIA Pengemudi Mobil Bus Lubuk Tapi Ekspress BD 3500 LB Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap korban yang selamat, pengemudi mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan rendah. Pengemudi mencoba untuk menghindar dari dahan pepohonan di sisi kanan jalan yang patah akibat hujan deras yang menghalangi pandangan pengemudi, sehingga pengemudi tersebut membelokkan kendaraan ke arah kiri, namun tepi jalan tidak mampu menahan beban kendaraan tersebut sehingga kendaraan terperosok ke dalam jurang sedalam kurang lebih 132 meter. Kemudian kendaraan masuk ke dalam sungai dan terseret oleh derasnya arus sungai sejauh kurang lebih 150 meter ke hilir sungai dari lokasi kejadian kecelakaan. III.2 ASPEK SARANA Mobil Bus Lubuk Tapi Ekspress BD 3500 LB Dari hasil investigasi dan penelitian yang dilakukan bahwa secara administrasi Mobil Bus Lubuk Tapi Ekspress BD 3500 LB dalam kondisi laik jalan. Masa berlaku uji berkala kendaraan sampai tanggal 12 Agustus 2007. Saat kejadian bus tersebut mengangkut penumpang sebanyak 15 orang termasuk awak kendaraan. Kecelakaan menyebabkan kondisi kendaraan hancur (body kendaraan, mesin kendaraan dan rangka kendaraan terpisah-pisah) akibat terperosok ke dalam jurang sedalam kurang lebih 132 meter dan terseret arus sungai ke arah hilir sejauh kurang lebih 150 meter. Gambar. 4 Lokasi tempat terperosok dan terseretnya kendaraan Mobil Bus Lubuk Tapi BD 3500 LB 8

ANALISIS III.3 ASPEK PRASARANA DAN LINGKUNGAN Kondisi jalan dan struktur permukaan jalan yang rusak dengan lebar jalan yang sempit yaitu berukuran 3 meter; Lokasi kejadian tersebut, sisi kanan jalan berupa tebing disertai dengan pepohonan dan di sisi kiri jalan berupa jurang kurang lebih sedalam 132 meter. Cuaca yang tidak mendukung dan terjadi hujan pada malam hari sehingga mempengaruhi gerak laju kendaraan; Alinyemen jalan yang kurang baik, dikarenakan kondisi geografis alam yang rata-rata berbukit-bukit dan jurang, sehingga sangat tidak mendukung prinsip keselamatan dalam berlalu lintas di jalan; Banyaknya pohon dan semak belukar yang tinggi di pinggir jalan dapat mempersempit ruas jalan, sehingga sangat mengganggu penglihatan dan jarak pandang pengemudi dalam berkendara. Kondisi lingkungan adalah daerah tidak terbangun (open space) berupa hutan dan jurang. Tidak ada deliniator sepanjang tepi kiri dan kanan jalan sebagai pemandu pengemudi dalam mengendarai kendaraannya terutama pada waktu malam hari. Tidak ada rambu peringatan, dan rambu peringatan hati hati pada ruas jalan di sekitar lokasi kejadian. Tidak ada lampu penerangan jalan (PJU) sehingga pada saat cuaca gelap atau malam hari keadaan jalan menjadi gelap gulita. Tidak terdapat marka jalan, baik marka tengah maupun marka tepi di sepanjang jalan di lokasi kejadian. Tidak memiliki guard rail yang memadai di sepanjang jalan di wilayah lokasi kejadian. 9

ANALISIS Tidak adanya papan himbauan mengenai keselamatan dalam mengemudi pada tepi kiri dan kanan jalan agar pengemudi kendaraan mengemudikan kendaraannya dengan hati-hati pada ruas jalan tersebut. Gambar 5. Kondisi prasarana dan lingkungan di sekitar lokasi kejadian 10

KESIMPULAN IV. KESIMPULAN Hasil investigasi dan penelitian tim di lokasi kejadian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kemampuan ataupun keterampilan pengemudi terhadap pemahaman dan respon pengemudi terhadap kondisi lingkungan sekitar masih kurang. Pengemudi tidak dapat mengantisipasi situasi yang kritis (pengemudi tidak mampu untuk menghindari pohon yang tumbang) 2. Banyaknya pohon dan semak belukar yang berada di pinggir jalan dapat mempersempit ruas jalan sehingga berpengaruh besar dalam penglihatan dan jarak pandang pengemudi dalam berkendara. 3. Kurang tersedianya fasilitas, perlengkapan jalan yang memadai segi kualitas maupun kuantitas (rambu-rambu, marka, delineator, guardrail) sebagai penunjang keselamatan dalam berlalu lintas. 4. Aspek operasional angkutan tidak berpengaruh dan tidak menjadi permasalahan dalam peristiwa kecelakaan ini karena kendaraan angkutan penumpang PO. Lubuk Tappi Ekspress dioperasikan sesuai dengan trayek yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat yaitu melayani lintas Antar Kota Antar Propinsi Palembang Bengkulu, izin trayek kendaraan juga masih berlaku serta jalan di tempat terjadinya kecelakaan merupakan jalan nasional yang dapat dilalui oleh kendaraan bus dimaksud. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemungkinan penyebab utama (Probability Cause) terjadinya peristiwa kecelakaan ini, bersumber dari ketidak cakapan pengemudi dalam menghadapi situasi kritis yang datang secara tiba-tiba disamping kondisi jalan yang sempit dan rusak serta lingkungan yang merupakan tebing, pepohonan, semak belukar dan jurang menjadi faktor pendukung terjadinya kecelakaan. 11

REKOMENDASI V. REKOMENDASI Berdasarkan kesimpulan di atas dan agar tidak terjadi kecelakaan dengan penyebab yang sama di masa yang akan datang, maka direkomendasikan hal-hal sebagai berikut: V.1. Kepada Dinas Propinsi Sumatera Selatan yang bertanggungan jawab dalam bidang pembinaan jalan - Agar memperbaiki jalan dengan melebarkan dan memasang kelengkapannya (sesuai standar lalu lintas) dengan cara pengikisan tebing pada sisi jalan sehingga jalan tersebut jauh dari jurang; - Memperbaiki jalan Tanjung Sakti Manna dari penetrasi menjadi hotmix. V.2. Kepada Dinas Propinsi Sumatera Selatan yang bertanggung jawab di bidang Perhubungan - Melaksanakan pemasangan rambu-rambu yang sesuai di jalan Tanjung Sakti - Manna; - Membuat marka tengah dan marka tepi pada ruas jalan Tanjung Sakti Manna; - Pemasangan Pagar Pengaman Jalan (Guardrail) dan delineator pada sisi ruas jalan Tanjung Sakti Manna, terutama pada ruas jalan yang tepinya jurang. V.3. Kepada Dinas Propinsi Sumatera Selatan yang bertanggung jawab di bidang Penerangan Jalan Memasang lampu penerangan jalan di sepanjang ruas jalan pada lokasi terjadinya peristiwa kecelakaan; Demikian agar dapat diperhatikan sebagai masukan untuk keputusan kebijakan tindak lanjut dalam rangka memperbaiki tingkat keselamatan transportasi lalu lintas jalan di masa akan datang. 12