24/05/2013. Produksi Bersih (sebuah pengantar) PENDAHULUAN. Produksi Bersih (PB) PB Merupakan pendekatan yang cost-effective

dokumen-dokumen yang mirip
KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DIHALUSKAN (TEPUNG) DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

Pengertian, Konsep Dasar serta Perkembangan. Teknologi Bersih. (Clean Technology)

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro

PRAKTEK PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI DI KLASTER INDUSTRI TAPIOKA DESA SIDOMUKTI KABUPATEN PATI TUGAS AKHIR. Oleh: SAIFILLAILI NUR ROCHMAH L2D

KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

cair (Djarwati et al., 1993) dan 0,114 ton onggok (Chardialani, 2008). Ciptadi dan

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

PENGGUNAAN MEDIA FILTRAN DALAM UPAYA MENGURANGI BEBAN CEMARAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KECIL TAPIOKA. Oleh : Johannes Bangun Fernando Sihombing F

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PRODUKSI BERSIH. Definisi PB berdasarkan UNEP (1992)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka termasuk industri hilir, di mana industri ini melakukan proses pengolahan

ANALISIS PROSES PEMBUATAN PATI UBI KAYU (TAPIOKA) BERBASIS NERACA MASSA

PRODUKSI BERSIH (Cleaner Production) HA Latief Burhan Universitas Airlangga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Konsep Dasar Produksi Bersih

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

KELAYAKAN PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAHU PADA INDUSTRI KECIL DI DUSUN CURAH REJO DESA CANGKRING KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER

ISO untuk meminimalkan limbah, by Sentral Sistem Consulting

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini tentu saja membawa berbagai dampak terhadap kehidupan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ll. TINJAUAN PUSTAKA cepat. Hal ini dikarenakan tahu merupakan makanan tradisional yang dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. masih bertumpu pada beras. Meskipun di beberapa daerah sebagian kecil penduduk

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PARADIGMA PENGELOLAAN USAHA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai produsen penghasil mie terbesar. Dalam Standar Nasional Indonesia

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan sentra penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia

CLEANER PRODUCTION (PRODUKSI BERSIH)

KADAR BIOETANOL LIMBAH PADAT BASAH TAPIOKA (DIENDAPKAN 5 HARI) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat

PENDEKATAN ECO-EFFISIENSI DALAM PENGELOLAAN USAHA

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi tulang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industri yang mampu bersaing di dunia internasional. Industri batik juga

PENERAPAN PRODUKSI BERSIH INDUSTRI TAPIOKA UNTUK MENGURANGI PENCEMARAN LINGKUNGAN

I. PENDAHULUAN. kandungan nilai gizi yang cukup tinggi. Bahan baku pembuatan tahu adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Perkembangan pertanian di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Selain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Faqih

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA I IDENTIFIKASI AIR TERCEMAR

PELUANG BISNIS MELALUI NATA DE CASSAVA. Bab I Pendahuluan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, industri tepung aren menghasilkan limbah cair dan limbah padat.

HO-2 PROSES PEMBUATAN BATIK

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini

KUALITAS NATA DE CASSAVA LIMBAH CAIR TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. industri tapioka, yaitu : BOD : 150 mg/l; COD : 300 mg/l; TSS : 100 mg/l; CN - :

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organik sebagai salah satu teknologi alternatif untuk menanggulangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bahan Baku. Aktivitas Produksi. Limbah

Pengelolaan Lingkungan

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik

KUALITAS BIOETANOL LIMBAH PADAT BASAH TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB I PENDAHULUAN. buah berwarna menarik (biasanya merah), mempunyai aroma dan rasa yang. pengisi untuk meningkatkan kekentalan saus.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu cara untuk memantau kinerja produksinya. Pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

Zero Waste. [Prinsip Menciptakan Agro-Industri Ramah Lingkungan] Dede Sulaeman [1]

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa. Melalui produktivitas, perusahaan dapat pula mengetahui. melakukan peningkatan produktivitas.

PELUANG PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI INDUSTRI KECIL SLONDOK

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU

Transkripsi:

Produksi Bersih (sebuah pengantar) PENDAHULUAN Produksi Bersih (PB) United Nation Environmental Programme (UNEP) mendefinisikan produksi bersih sebagai penerapan yang kontinyu dari sebuah strategi pencegahan lingkungan yang terintegrasi terhadap proses, produk, dan pelayanan untuk menyempurnakan eco-efiseiensi, dan mengurangi resiko bagi manusia dan lingkungan. The National Productivity Council of India mendeskripsikan produksi bersih sebagai suatu cara berfikir yang baru dan kreativ tentang produk dan proses. Itu dicapai melalui penerapan yang kontinyu dari stategi untuk mengurangi pembetukan sampah dan emisi. PB Merupakan pendekatan yang cost-effective Investasi End-of-pipe Prod. Bersih Kinerja 1

Manajemen limbah. Manajemen limbah dari yang paling buruk menuju yang lebih baik adalah keluaran tidak terkontrol, pembuangan terkontrol, pengolahan limbah, daur ulang dan penggunaan ulang limbah secara eksternal, dan reduksi limbah/pencegahan polusi (termasuk daur ulang limbah secara internal). Reduksi limbah/ Pencegahan polusi Daur dan pengg. ulang limbah scr eksternal Pengolahan limbah Pembuangan terkontrol Keluaran tidak terkontrol HIRARKI PILIHAN PENGELOLAAN LIMBAH Pilihan dalam Pencegahan Limbah Pilihan Pencegahan. Aktivitas: mengurangi konsumsi material, menukar ke aktivitas yang rendah polusi. Produk: menukar komposisi, meningkatkan daya tahan, dll. Bahan: mengurangi input bahan, menukar dengan bahan yang lebih rendah kandungan racunnya. Proses: meningkatkan efisiensi, kontrol yang lebih baik, meningkatkan penanganan bahan PENDAHULUAN AKTIVITAS PRODUK BAHAN: PROSES HIRARKI PILIHAN PENCEGAHAN LIMBAH APLIKASI PB PADA PABRIK PULP DAN KERTAS Kerangka Pilihan PB TEKNIK PRODUKSI BERSIH DAUR ULANG REDUKSI SUMBER MODIFIKASI PRODUK Pemulihan dan penggunaan kembali Kreasi penggunaan melui produk Merubah proses Tata rumah tangga yang baik Merubah bahan input Kontrol proses yg bagus Modifikasi peralatan Merubah teknologi 2

Makna Keuntungan PB secara Terminologi Sedikit menggunakan bahan baku dan energi Dampak yang baik bagi keuangan Sangat sejalan dengan peraturan lingkungan. Kesan baik media dan masyarakat. Langkah demi Langkah Penilaian Produksi Bersih Arahkan penilaian PB untuk mengidentifikasi: DI MANA limbah dan emisi dihasilkan; KENAPA limbah dan emisi dihasilkan; BAGAIMANA limbah dan emisi dapat diminimalkan di dalam pabrik anda. Penilaian produksi bersih adalah sebuah pengulangan proses, menyelenggarakan enam langkah secara kontinyu berikut: 1)Lakukan permulaan 2)Menganalisis Langkah Proses 3)Merumuskan Peluang PB 4)Menseleksi Solusi PB 5)Mengimplementasikan PB 6)Memelihara PB 6) 5) 1) 4) 2) 3) Kunci bagi Sebuah Permulaan yang Baik Tiga kunci sukses: akses terhadap informasi, fakus pada satu bagian pabrik pada satu waktu, dan mulai dari pilihan yang paling mudah. Untuk mencapai ketiganya diperlukan: Komitmen top manajemen. Tingkatkan kesadaran pada keuntungan potensial produksi bersih. Setujui sebuah tim produksi bersih. Anggota tim sebaiknya memiliki kekuasaan, keterampilan, sumberdaya. Akses terhadap informasi. Bekerjasama dengan dan balajar dari pabrik atau industri lain yang memiliki program produksi bersih. Fokus pada satu bagian pabrik pada suatu waktu. Sekali penilaian produksi bersih pada area fokal sempurna, sebuah penilaian produksi bersih yang baru dengan fokus baru dapat dimulai. Mulai dengan pilihan mudah. 3

review PB merupakan strategi yang pro-aktif yang secara kontinyu melakukan perbaikan operasi pabrik. Alasan mengapa pabrik mengadopsi PB adalah kesuksesannya Alasan utama penghentian program PB: Kendala dukungan manajemen; Pelatihan atau akses terhadap informasi buruk; Integrasi program produksi bersih yang tidak memadai; Salah paham pada konsep PB. Terhadap permasalahan ini dapat dilakukan: Memelihara perjalanan yang baik dari aktivitas PB dan pelaporan hasil; Memberikan pelatihan dan informasi; Integrasi program PB; Insentif dan pengorbanan. Prober Dalam Industri Tapioka INDUSTRI HASIL PERTANIAN TAPIOKA BERNILAI EKONOMIS LIMBAH PENCEMARAN DEVISA MENINGKAT MINIMISASI LIMBAH RECYCLE REUSE RECLAMATION REDUSE CLEANER PRODUKSI + PRODUCTION PENCEMARAN - INDUSTRI BERWAWASAN LINGKUNGAN KARAKTERISTIK LIMBAH INDUSTRITAPIOKA Limbah Padat Limbah Cair 4

Limbah Padat Pada produksi 300 ton ubi kayu basah per hari, umumnya dihasilkan tepung tapioka sekitar 20 % dan sisanya sebesar 80 % berupa ampas (limbah padat) atau sebesar 240 ton limbah padat per hari (Koesoebiono, 1984). Limbah padat yang dihasilkan dari proses produksi tepung tapioka di PT. Saritanam Pratama berupa tanah, kulit singkong, dan onggok/ampas. Banyaknya onggok yang dihasilkan dipengaruhi oleh varietas singkong, umur singkong, dan kasar halusnya parutan yang digunakan. Karakteristik komponen limbah padat industri tapioka (ampas tapioka) : KOMPONEN PENYUSUN PRESENTASE (%) Karbohidrat 63.30-67.93 Protein 1.70-1.95 Lemak 0.22-0.30 Serat kasar 9.42-10.54 Air 19.70-20.30 Limbah Cair Limbah cair industri tapioka berasal dari proses pencucian bahan baku, penyaringan bubur singkong (ekstraksi), dan pengendapan pati Limbah cair tapioka yang baru keluar dari pipa proses produksi berwarna putih kekuning-kuningan, dan bila sudah basi atau busuk berwarna abu-abu gelap Kekeruhan pada limbah ini disebabkan adanya zat organik, seperti pati yang terlarut, mikrobia, dan zat koloid lain yang tidak dapat mengendap dengan cepat 5

Limbah Cair Air bekas pencucian umbi mengandung kotoran berupa tanah, serpihan kulit, sianida, dan mungkin pati terlarut. Komponen air bekas penyaringan bubur singkong diperkirakan terdiri dari tanah, protein, serat, gula, sianida, dan pati terlarut Komponen air bekas pengendapan pati diperkirakan sebagian besar mengandung pati terlarut (Tciptadi dan Nasution, 1980). Limbah Cair Kualitas limbah cair industri tapioka dapat ditentukan dengan melihat beberapa parameter, yaitu : nilai BOD, COD, padatan terlarut, padatan tersuspensi, sianida, ph dan warna Secara umum dampak yang ditimbulkan oleh limbah cair industri tapioka adalah tercemarnya badan air penerima yang umumnya sungai karena hampir setiap industri tapioka berlokasi dekat sungai Back Karakteristik Limbah Cair Industri Tapioka Karakteristik Satuan Skala Kecil Skala Menengah Skala Besar Bahan baku Ton/hari 5 20 200-600 Debit m 3 /hari 22 80 1200 BOD ppm 5055.82 5439.45 3075.84 COD ppm 16202.37 52123.33 5158.78 TSS ppm 3415.45 3442.00 1342.00 ph - 5.5 4.5 5.00 Sianida ppm 0.1265 0.117 0.200 6

DIAGRAM ALIR PROSES NERACA MASSA TABEL NERACA MASSA NO PROSES INPUT OUTPUT 1 Peller Ubi kayu = 641 ton Air bersih = 360 m 3 2 Washer Air bersih = 360 m 3 Air dari Peller = 360 m 3 Ubi kayu terkupas = 636 ton Air sirkulasi dari Separator = 724 m 3 3 Rasper Air bersih = 360 m 3 Air dari Washer = 654 m 3 Ubi kayu = 616 ton 4 Exstraktor Air bersih = 360 m 3 Air dari Rasper = 1014 m 3 Milk = 616 ton Kulit = 5 ton Ubi kayu terkupas = 636 ton Air ke Washer = 360 m 3 Kulit, tanah= 20 ton Limbah Cair sisa pencucian = 790 m 3 Air ke Rasper = 654 m 3 Ubi kayu = 616 ton Air ke Exstaktor = 1014 m 3 Ubi kayu = 616 ton Onggok = 421 ton Air sisa Press = 250 m 3 Air ke Screening = 1124 m 3 Milk = 195 ton 7

ANALISIS KERUGIAN 1. Limbah Cair Limbah cair yang dihasilkan dalam seluruh proses produksi tepung tapioka setelah dikurangi 774 m3 (air yang masuk lagi kedalam proses) dan 96 m3 (air belerang) di PT. Saritanam Pratama adalah sebanyak 2012 m3/hari. Jika air limbah tersebut diasumsikan sebagai air baku dan harga air baku untuk industri saat ini adalah Rp. 2000/m3, maka kerugian perusahaan dengan adanya limbah cair ini adalah sebesar Rp. 4.024.000/hari, berarti kerugian perusahaan dalam sebulan bisa mencapai Rp. 120.720.000 dan dalam setahun mencapai Rp. 1.448.640.000. ANALISIS KERUGIAN 2. Limbah Padat Sedangkan limbah padatan yang dihasilkan dalam seluruh rangkaian proses produksi tepung tapioca ini berupa onggok, kulit singkong dan tanah sebanyak 446 ton padatan. Jika limbah ini dijadikan kompos dengan penyusutan sebesar 50%, maka kompos yang akan dihasilkan sebanyak 223 ton. Jika diasumsikan harga kompos per kilogramnya sama dengan pupuk kandang, dimana harga pupuk kandang dipasaran sebesar Rp. 90/kg (Priyono, 2002), maka limbah padatan ini dapat berharga sebesar 223.000 kg x Rp. 90 = Rp. 20.070.000/hari. Berarti kerugian perusahaan dalam sebulan bisa mencapai Rp. 602.100.000 dan dalam setahun mencapai Rp. 7.225.200.000 APLIKASI PRODUKSI BERSIH Proses Pemilihan Bahan Baku Kualitas rendemen dalam proses produksi tepung tapioka sangat ditentukan oleh kualitas bahan baku yang meliputi : jenis varietas, waktu pemanenan dan lain-lain. Jika dengan pemilihan bahan baku yang baik dan berkualitas perusahaan dapat menghasilkan rendemen zat pati sebanyak 35 % dari bahan baku (Sebelumnya hanya 20%), maka perusahaan akan untung karena dapat memproduksi tepung tapioka sebanyak 224 ton/hari. Pemilihan bahan baku ini juga akan berdampak kepada penurunan onggok yang dihasilkan. 8

APLIKASI PRODUKSI BERSIH Proses Produksi Bersih pada Limbah Cair Dalam proses pembuatan tepung tapioka ini total limbah cair yang dihasilkan sebesar 2012 m3/hari Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan teknik Bioflokulasi dengan menggunakan bakteri-bakteri penghasil flok dari lumpur aktif Jika diasumsikan setelah melakukan teknik tersebut diperoleh air baku sebanyak 95 % dan 5 % nya menjadi limbah, maka perusahaan dapat menghemat air sebanyak 1911 m3/hari. APLIKASI PRODUKSI BERSIH Proses Produksi Bersih pada Limbah Padat Limbah padat yang dihasilkan dalam proses produksi tepung tapioka ini berupa onggok sebanyak 421 ton/hari, kulit+tanah sebanyak 25 ton/hari ditambah lagi dengan lumpur yang dihasilkan dari proses Bioflokulasi limbah cair, jika diasumsikan 5 % berarti sebanyak 100 m3/hari. Teknik produksi bersih pada limbah padat ini dapat dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya adalah sebagai bahan baku untuk memproduksi biogas. 9