BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

dokumen-dokumen yang mirip
KEMAMPUAN MEMPARAFRASAKAN PUISI SURAT DARI IBU KE DALAM KARANGAN NARATIF. Oleh

KEMAMPUAN MEMPARAFRASAKAN PUISI KE DALAM BENTUK PROSA BEBAS. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh keterampilan menyimak, membaca dan berbicara. membuat parafrase lisan dalam kontek bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dery Saiful Hamzah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah karya yang bersifat imajinatif yang mengandung nilai

BAB I PENDAHULUAN. Sastra ialah seni pertunjukan dalam kata-kata dan memiliki kekuatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Keterampilan menulis puisi wajib dikuasai oleh siswa, hal ini bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia tidak terlepas dari karya sastra,

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi, dapat menunjang pola pikir manusia. Pola pikir

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan tidak pernah lepas dari kegiatan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan cerminan kehidupan dari masyarakat. Secara alami,

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nikke Permata Indah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kemampuan berbahasa pada siswa. Dari pengajaran sastra, siswa

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang

BAB I PENDAHULUAN. keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sugono, 2011: 159). Pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh keterampilan menyimak, membaca dan berbicara. membuat parafrasa lisan dalam kontek bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

Oleh Rudiansyah Siregar Dr. Wisman Hadi, M.Hum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal Himne. Balada. Epigram. Elegi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL INKUIRI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 27 PADANG ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat tepat bagi individu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan pada pembekalan

I. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang menjawab tantangan masa depan menurut Semi (2008:

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yanti Wulan Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, atau keinginannya. Keterampilan menulis yang baik sangatlah penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2013 PENGARUH METODE MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang digunakan dalam puisi cenderung dipadatkan, dipersingkat dan diberi irama dengan bunyi yang padu. Pemilihan kosakata yang berkonotasi seringkali membuat pembaca kesulitan untuk menafsirkan makna yang terkandung dalam puisi. Puisi menggunakan bahasa-bahasa yang ringkas namun maknanya yang sangat kaya. Selain kata-katanya yang singkat, padat dan padu puisi berisi potret kehidupan manusia dari perspektif seorang pengarang. Puisi dapat membahas tentang persoalan-persoalan kehidupan manusia dan hubungannya dengan alam dan sang pencipta. Puisi merupakan ekspresi dari pengalaman imajinasi manusia, maka yang pertama sekali yang kita peroleh bila kita membaca puisi adalah pengalaman. Semakin banyak seseorang membaca puisi serta menikmatinya maka semakin banyak pula pengalaman yang diperoleh, terlebih pula pengalaman imajinatif. Tetapi untuk menikmati sekaligus memahami makna dari puisi adalah hal yang tidak mudah bagi peserta didik, ini disebabkan perlu adanya penafsiran-penafsiran dalam mengartikannya. Untuk itulah peserta didik mengapresiasi puisi merupakan hal yang kurang menarik dan kurang dipahami, karena kata-kata dalam puisi bersifat imajinatif yang harus diamati terlebih dahulu setiap penggalan katakatanya. 1

2 Memaknai arti dari sebuah puisi tidak terbatas pada pemahaman mengenai unsur-unsur dalam puisi seperti, rima, irama, bait, dan baris, pengarang, dan lain sebagainya, tetapi juga memahami makna dari isi puisi tersebut sebagai bentuk apresiasi terhdap puisi. Kegiatan-kegiatan seperti membaca, mendengarkan, dan mementaskan juga termasuk beberapa apresiasi terhdap puisi. Salah satu bentuk apresiasi puisi adalah parafrasa, memparafrasakan puisi merupakan suatu kegiatan mengubah puisi menjadi bentuk lain dengan kata-kata sendiri, perlu diketahui bahwa parafrasa merupakan metode memahami puisi, bukan metode membuat karya sastra. Dengan demikian memparafrasakan puisi tetap dalam kerangka upaya memahami puisi. Kaitannya dengan parafrasa, di sekolah terdapat kurikulum yang menyediakan peserta didik untuk berparafrasa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK/MA Kelas X (2006) memuat standart kompetensi yang harus dikuasai peserta didik, yaitu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat semenjana. SK ini kemudian dijabarkan ke dalam KD 1.12, yaitu membuat parafrasa dari teks tertulis, dalam salah satu indikator pembelajarannya yaitu membuat parafrasa teks puisi. Parafrasa ialah menceritakan kembali sesuatu puisi atau prosa dengan kata-kata sendiri. Parafrasa itu selalu diikuti dengan penafsiran, sehingga kita bisa tepat mengatakan maksud sajak itu dengan bahasa kita sendiri dalam bentuk bahasa yang lebih sederhana, bebas, dan prosais. Memparafrasakan puisi merupakan suatu kegiatan mengubah puisi menjadi bentuk lain (prosa) dengan kata-kata sendiri. Tujuannya adalah agar peserta didik memahami makna yang terkandung dari sebuah puisi. Parafrasa bisa

3 dilakukan dengan cara menambahkan kata-kata kiasan atau dengan cara menuliskannya kembali dengan cara kita sendiri. Parafrasa puisi penting dipelajari oleh peserta didik. Mereka dapat memperkaya daya imajinasi dan melatih daya kreativitasnya. Pembelajaran parafrasa puisi pun dapat melatih peserta didik mengembangkan suatu teks tanpa menghilangkan unsur aslinya dan bukan tidak mungkin dengan pembelajaran ini akan lahir karya-karya baru yang kreatif. Namun kenyataan yang didasarkan dari hasil mewawancarai seorang guru bahasa Indonesia. Narasumber yang dimaksud adalah Dewit Handayani, guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMK Negeri 1 Tanjung Pura. Dewit Handayani mengatakan sepanjang pengalamannya mengajar, jika peserta didik diberikan tugas menulis karangan termasuk menulis parafrasa puisi ataupun prosa, mereka sering mengeluh dan tidak mau ditugaskan untuk menulis satu halaman pun. Bagi mereka menungkan ide ke dalam sebuah tulisan merupakan hal yang sulit meskipun satu halaman. Jika dalam pembelajaran parafrasa puisi, mereka kesulitan untuk menafsirkan makna yang terkandung di dalam puisi Pernyataan ini didukung oleh nilai yang diperoleh peserta didik, 70% peserta didik memperoleh nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 65. Nilai tersebut belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Mininal) yang telah ditetapkan sekolah yaitu sebesar 75. Kurangnya imajinasi dan kemampuan peserta didik dalam mengembangkan ide sebuah tulisan merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam menulis sebuah karangan. Penumbuhan imajinasi peserta didik adalah salah satu hal yang mendukung dalam pembelajaran menulis parafrasa puisi.

4 Tetapi jika pada kenyataannya awal, menulis merupakan hal yang membosankan dan sulit bagi peserta didik, pembelajaran menulis parafrasa pun tidak akan berjalan sesuai harapan. Apalagi proses memparfrasa puisi bukanlah hal yang mudah, terlebih dahulu peserta didik harus memahami maksud dari isi teks puisi. Seperti yang kita ketahui puisi seringkali menggunakan bahasa yang berbeda dengan prosa. Oleh sebab itu peserta didik sulit untuk menafsirkan makna yang terkandung dalam puisi. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis pada 21 Januari 2016, dengan melihat hasil dari parafrasa puisi siswa kelas X SMK Negeri 1 Tanjung Pura yang di tugaskan oleh guru bahasa Indonesia, parafrasa yang siswa tulis seringkali sama dengan puisi yang mereka parafrasakan, mereka hanya menulis ulang puisi tersebut tanpa ada penjelasan mengenai apa yang diceritakan dalam puisi yang mereka baca. Pemahaman mereka dalam memparafrasa puisi masih rendah. Dengan melihat kondisi tersebut, penulis hendak melakukan penelitian yang berkenaan dengan menulis parafrasa puisi dan implikasinya terhadap bahan ajar, sebagai upaya peserta didik dalam memahami karya sastra. Penelitian yang berkaitan pembahasannya dengan masalah angkat yaitu penelitian yang dilakukan oleh Indah Mayasari, dkk dengan judul Kemampuan Memparafrasakan Puisi ke Dalam Bentuk Prosa Bebas Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Ambarawa Tahun Pelajaran 2012/2013. Dalam penelitiannya Indah Mayasari dkk menjelaskan bahwa kemampuan peserta didik dalam memparafrasakan puisi dari segi keterpaduan kalimat masih tergolong rendah, sekitar 70% peserta didik yang memperoleh nilai dibawah dari KKM yang telah

5 ditetapkan yaitu 70. Faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya KKM dalam hasil belajar, di antaranya minat peserta didik dalam pembelajaran menulis karangan masih rendah, tingkat pemahaman peserta didik dalam memparafrasakan puisi masih rendah dikarenakan peserta didik sulit menemukan ide, tema dan menggunakan diksi dalam menulis parafrasa puisi. Tidak adanya tingkatan kemampuan yang jelas mengenai kemampuan siswa dalam memparafrasakan puisi juga berpengaruh dalam menulis parafrasa. Padahal, mengetahui cara peserta didik bejuang menjadikan tulisannya baik adalah hal yang penting, baik itu dari segi aspek gramatikal atau kesesuaian isi cerita dengan teks puisi yang diparafrasakan. Penelitian lain yang relevan dengan masalah yang penulis teliti pernah dilakukan oleh Rusna Hikay (2006). Rusna dalam penelitiannya yang berjudul Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Peserta Didik Memparafrasa Puisi Pada Siswa Kelas 2 SMP Negeri 3 Suwawa Kabupaten Bone Bolango, menyatakan bahwa kemampuan siswa dalam memparafrasakan puisi termasuk kategori kurang mampu, dengan jumlah peserta didik 20 orang. Adapun hal yang mempengaruhi hasil tersebut menurut Rusna ialah minat peserta didik, metode guru, dan fasilitas belajar. Berdasarkan beberapa masalah di atas, penulis tertarik untuk mendeskripsikan kemampuan siswa kelas X SMK Negeri 1 Tanjung Pura Tahun Pembelajaran 2015/2016 dalam menulis parafrasa puisi dan implikasinya terhadap bahan ajar.

6 Tingkat kemampuan yang penulis teliti yaitu berdasarkan kriteria penilaian yang mesti dicapai dalam pembelajaran menulis parafrasa puisi yang meliputi kemampuan pemahaman, kesesuaian makna, kreativitas, pilihan kata-kalimat, dan gaya penuturan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi indentifikasi masalah dalam hal ini terdapat lima hal. 1. Minat siswa dalam pembelajaran menulis karangan masih rendah. 2. Tingkat kemampuan siswa dalam menulis karangan masih rendah. 3. Menulis dianggap membosankan oleh peserta didik. 4. Kemampuan siswa dalam membuat parafrasa puisi masih rendah. 5. Kurangnya pengembangan ide dalam menulis parafrasa puisi. 6. Tidak adanya tingkatan kemampuan yang jelas mengenai kemampuan siswa dalam memparafrasakan puisi. 7. Metode yang digunakan guru tidak sesuai. 8. Fasilitas belajar yang kurang mendukung. C. Pembatasan Masalah Melihat luasnya cakupan masalah yang diidentifikasi, maka peneliti membatasi masalah yang diteliti agar penelitian ini mencapai sasaran dengan hasil maksimal. Oleh karena itu, batas masalah yang menjadi acuan bagi rencana penelitian ini adalah terbatas untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik dalam menulis parafrasa puisi dan implikasinya terhadap bahan ajar selanjutnya atau yang lain.

7 D. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini terdapat dua hal. 1. Bagaimana kemampuan peserta didik dalam menulis parafrasa puisi siswa kelas X SMK Negeri 1 Tanjung Pura Tahun Pembelajaran 2015/2016? 2. Apakah kemampuan menulis parafrasa puisi berimplikasi terhadap bahan ajar siswa kelas X SMK Negeri 1 Tanjung Pura Tahun Pembelajaran 2015/2016? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan dasar untuk mencapai sasaran penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. untuk memperoleh gambaran hasil menulis parafrasa puisi pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Tanjung Pura Tahun Pembelajaran 2015/2016, 2. untuk memperoleh tingkat kemampuan yang jelas dalam menulis parfarasa puisi pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Tanjung Pura Tahun Pembelajaran 2015/2016? F. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua manfaat meliputi manfaat teoritis dan manfaat praktif. Kedua hal tersebut diuraikan satu persatu. 1. Manfaat teoritis a. Sebagai bahan referensi dalam pembelajaran menulis parafrasa puisi. b. Sebagai motivasi belajar siswa dalam menulis parafrasa puisi. c. Memperkaya kajian bahasa Indonesia khususnya mengenai parafrasa puisi.

8 d. Sebagai referensi relavan bagi peneliti berikutnya yang mengkaji permasalahan yang terkait. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan informasi bagi guru bahasa Indonesia di SMK Negeri 1 Tanjung Pura mengenai tingkat kemampuan siswanya dalam memparafrasa puisi. b. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi peneliti lain yang meneliti tentang kemampuan menulis parfrasa puisi.

9