BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERUMUSAN ARAHAN PENGEMBANGAN

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

BAB VI STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN. 6.1 Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH NUSA TENGGARA

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lamandau bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Universitas Palangka Raya

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

PENGUKURAN KINERJA PRIORITAS KEEMPAT

10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POLA ALIRAN SUMBERDAYA UNGGULAN DALAM UPAYA PENGEMBANGAN WILAYAH HINTERLAND (Studi Kasus : Pulau Semau, Propinsi Nusa Tenggara Timur) TUGAS AKHIR

BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENCANA PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN INDUSTRI KOTA KENDARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

1. Berdasarkan analisis tipologi gabungan kinerja sistim agropolitan dan kinerja

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis

INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014

FUNGSI : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat b.

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KONSEP PEMERATAAN AKSES LAYANAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2012

Arahan Pengembangan Kawasan Prigi Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Melalui Konsep Minapolitan

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Kawasan Cepat Tumbuh

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN. Agribisnis kelapa sawit mempunyai peranan yang sangat besar dalam

3. Pola hubungan spasial intra-interregional di Kapet Bima dapat diamati dari pergerakan arus barang dan penduduk antar wilayah, yakni dengan

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

Pembangunan Bambu di Kabupaten Bangli

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

4.1. Permasalahan Pembangunan

BAB 5 ARAH KEBIJAKAN DAN AGENDA PEMBANGUNAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

5. Arah Kebijakan Tahun Kelima (2018) pembangunan di urusan lingkungan hidup, urusan pertanian,

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

I-227. Naskah Saran Kebijakan : Ringkasan

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 LATAR BELAKANG. Pendahuluan Masterplan Jambi Agro Industrial Park

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

3 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

dan antar pemangku kepentingan pembangunan. Keseimbangan diartikan sebagai keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial,

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Permasalahan Mendasar Daerah

PENJELASAN SUBTEMA IDF. Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

PRIORITAS 5 MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2011 WILAYAH MALUKU

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2013

KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

Strategi dan Arah Kebijakan

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terbawah kedua setelah Rukun Tetangga (RT), akan tetapi desa justru menjadi

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA KAWASAN INDUSTRI

MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL. OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr.

PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI

Transkripsi:

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan serangkaian tahapan penelitian ini dapat dirumuskan beberapa kesimpulan, antara lain : 1. Faktor - faktor penentu dalam pengembangan wilayah berbasis potensi daerah antara lain : adanya potensi ekonomi unggulan komoditas jagung, kualitas sumberdaya manusia dan karakteristik sosial ekonomi, kondisi lingkungan fisik, ketersediaan prasarana dan sarana pendukung, serta dukungan kelembagaan. 2. Konsep pengembangan wilayah berbasis potensi daerah di Kabupaten Kupang yang dihasilkan dari tahapan analisis dalam penelitian ini, antara lain : Konsep Pengembangan dari Faktor Ketersediaan Komoditas Unggulan Aspek ekonomi unggulan merupakan unsur utama penunjang pengembangan wilayah dan sangat berkaitan erat dengan aspek lainnya. Untuk itu konsep pengembangan wilayah Kabupaten Kupang harus mengacu pada komoditas unggulan yang dimiliki yaitu komoditas Jagung melalui upaya Peningkatan produktifitas dan produksi komoditas unggulan Jagung di tiap kecamatan melalui perluasan areal lahan, rehabilitasi tempat tumbuh komoditas, dan penggunaan benih unggul Pit Kuning untuk daerah yang tingkat produktifitasnya rendah (nilai LQ < 1) yaitu kecamatan Fatuleu, Amfoang Barat Laut dan Amfoang Barat Daya. Selain itu juga dilakukan Pengembangan kawasan sentra produksi jagung pada wilayah Kecamatan Kupang Timur, Kupang Tengah, Amfoang Timur dan Takari sebagai wilayah penghasil produksi tertinggi (LQ > 1) untuk menjamin kualitas dan kuantitas produksi yang didukung dengan penerapan teknologi pengolahan dalam rangka kegiatan ekspor dan agroindustri berbasis jagung. Dengan demikian 101

terjadi Peningkatan nilai tambah komoditas unggulan jagung dari bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang menunjang meningkatnya perekonomian daerah. Konsep Pengembangan dari Faktor Kesesuaian Lahan Kabupaten Kupang dengan kondisi geomorfologis yang sebagian besar didominasi lahan kering seyogyanya bukan sebagai hambatan pengembangan wilayah, untuk itu dengan melihat kondisi lahan tersebut maka pengembangan wilayah melalui pengembangan komoditas unggulan dapat dilakukan melalui penerapan teknologi pertanian yang tepat untuk lahan kering misalnya penggunaan teknologi tepat guna penyediaan air seperti pembuatan irigasi dengan fasilitas pembuatan embung-embung, sumur, kincir angin untuk pemompaan air dan bendungan. Adapun pengembangan harus difokuskan pada komoditas spesifik Jagung yang sesuai dengan kondisi iklim dan lahan di sebagian besar wilayah kecamatan serta melibatkan banyak masyarakat karena mempunyai kearifan lokal yang menonjol si sektor pertanian. Hal ini semakin efektif bila di terapkan pengembangan wilayah percontohan pengembangan pertanian di Kecamatan Kupang Timur sebagai Pilot Project pengembangan komoditas Jagung dan pengolahannya dalam rangka peningkatan produktifitas, pengolahan dan pemasaran mengingat kecamatan Kupang Timur adalah wilayah penghasil komoditas Jagung terbesar di Kabupaten Kupang. Konsep Pengembangan dari Faktor Tingkat Pendidikan dan Keterampilan Masyarakat 102

Untuk pengembangan wilayah berbasis potensi daerah di Kabupaten Kupang dibutuhkan pengembangan SDM masyarakat petani antara lain melakukan kegiatan penyuluhan dan pelatihan serta peningkatan kewiraswastaan pemberdayaan petani, pemberian keterampilan (life skill), terutama untuk kegiatan-kegiatan produktif yang berbasis komoditas unggulan dengan menggunakan tenaga pendampingan yaitu tenaga pendamping yang membantu dan memonitor kemajuan perkembangan SDM termasuk kemampuan dan keterampilan masyarakat dalam kegiatan pertanian melalui pendidikan formal maupun informal. Untuk pendidikan formal dapat melakukan pengembangan sekolah unggulan untuk peningkatan standar pendidikan misalnya melalui pengembangan sekolah kejuruan (SMK) pertanian, penyesuaian kurikulum kejuruan dengan pendidikan formal dan menambah kurikulum berbasis keterampilan yang berkaitan dengan dunia kerja, serta pengadaan program beasiswa bagi masyarakat yang kurang mampu untuk memenuhi pendidikan tinggi dengan ikatan keja Konsep pengembangan dari Faktor Ketersediaan Jaringan Jalan, Air dan Listrik Untuk pengembangan wilayah berbasis potensi daerah di Kabupaten Kupang dibutuhkan Infrastruktur penunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat terutama secara khusus mendukung kegiatan produksi pertanian melalui pengembangan infrastruktur jalan, air dan jaringan listrik, dengan melakukan upaya-upaya antara lain Peningkatan akses transportasi pada kawasan jalan di daerah potensi dan daerah hasil terlebih pada jalan-jalan usaha tani, Perlunya perbaikan dan penambahan jarinagn jalan terutama di kecamatan yang memiliki aksesibilitas rendah seperti kecamatan di wilayah Amfoang dan daratan pulau semau, Peningkatan dan pemerataan distribusi air bersih dengan 103

pembuatan sumur-sumur dan embung-embung untuk mendukung aktifitas usaha pertanian masyarakat di semua kecamatan, Pengadaan sumber energi listrik baru seperti PLTA dengan pembuatan bendungan.sehingga mampu menambah suplai energy listrik terutama pada daerah potensial pengembangan pertanian komoditas unggulan dan Pengadaan jaringan air pada daerah yang belum terlayani serta pemeliharaan jaringan air bersih di seluruh wilayah kecamatan terutama daearah-daerah pusat pengembangan pertanian Konsep Pengembangan dari Faktor Aksesibilitas Untuk pengembangan wilayah berbasis potensi daerah di Kabupaten Kupang aspek pengembangan aksesibilitas sangat dibutuhkan perbaikan dan penambahan jaringan jalan terutama di kecamatan yang memiliki aksesibilitas rendah dan belum tersentuh kebijakan pengembangan jalan poros antara lain kecamatan Amfoang Timur, Amfoang Barat Daya, Amfoang Tengah dan kecamatan di wilayah daratan Pulau Semau serta Peningkatan pelayanan angkutan umum perlu pemberdayaan kerja sama pemerintah dengan swasta untuk pengadaan armada. Konsep Pengembangan dari Faktor Kelembagaan Untuk mengembangkan wilayah Kabupaten Kupang diperlukan sinergisitas antar sektor pemerintah dengan cara integrasi tugas pokok tiap sektor dan pengadaan program pertemuan secara berkala untuk evaluasi, Optimalisasi lembaga di kecamatan dengan keterbukaan program dan menggunakan manajemen insentif dan disinsentif, Upaya koordinasi antar lembaga 104

pemerintah di perlu dilakukan dengan sinergisitas atau keterpaduan program dan berkala, meningkatkan koordinasi lembaga pemerintah di tingkat kecamatan melalui pertemuan berkala dan monitoring evaluasi, perlu keterbukaan program dan monitoring antar lembaga. Secara khusus kelembagaan petani juga sangat perlu dalam hal menunjang pengembangan potensi daerah dan kelancaran pemenuhan kebutuhan pasar, pengelolaan produk dan penyelenggaran kegiatan pemasaran atau penjualan produk 5.2. Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian, perlu adanya beberapa saran baik yang bersifat praktis maupun ilmiah dimana saran atau rekomendasi yang disampaikan dalam merupakan saran yang bersifat penyempurnaan bagi penelitian selanjutnya dan saran kepada pemerintah setempat. 1. Diperlukan peningkatan kualitas sumberdaya manusia terutama di wilayah kecamatan yang berpotensi pengembangan komoditas unggulan. 2. Diperlukan koordinasi yang baik antar tiap stakeholder dalam menjalankan perannya sehingga pengembangan wilayah dengan pemanfaatan komoditas unggulan sebagai produk lokal dapat optimal. 3. Pemerintah harus benar-benar memanfaatkan peluang kerjasama perdagangan dengan Negara tetangga Timor Leste dan Australia dalam peningkatan pemasaran komoditas unggulan. 4. Dalam upaya pengembangan wilayah berbasis potensi daerah harus dilakukan kajian lebih lanjut mengenai aspek-aspek yang terkait dengan potensi unggulan sehingga program dan kegiatan maupun agenda pembangunan pemerintah benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kearifal local yang ada di masyarakat. 105

5. Pengembangan potensi daerah yang perlu untuk diprioritaskan dalam pembangunan daerah dan ekonomi masyarakat Kabupaten Kupang adalah potensi yang mengarah pada bidang agrobisnis harus didukung oleh perencanaan kawasan yang tepat. 6. Pemerintah Daerah kabupaten Kupang lebih berperan aktif memainkan peranannya dalam pengembangan wilayah melalui kerjasama dengan berbagai pihak terutama pihak investor. Halaman ini sengaja dikosongkan 106