Eksekusi Riil Dalam Perkara Perdata No. 20/ Pdt.G/ 2009/ PN. Prm di Pengadilan Negeri Kelas 1 B Pariaman. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
SEKITAR EKSEKUSI. (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

EKSEKUSI RIEL PUTUSAN HAKIM TERHADAP BENDA TIDAK BERGERAK

UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. putusan ini, hubungan antara kedua belah pihak yang berperkara ditetapkan untuk selamalamanya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Hukum merupakan kaidah atau norma yang hidup dalam masyarakat

BAB II SUMBER HUKUM EKSEKUSI. mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde) yang dijalankan

BAB I PENDAHULUAN. Didalam Hukum Acara Perdata terdapat dua perkara, yakni perkara

PEMBAYARAN BIAYA PERKARA PERDATA DALAM PRAKTIKNYA DI PENGADILAN NEGERI KLAS I.A PADANG. ABSTRACT

EKSEKUSI TANAH TERHADAP PUTUSAN SERTA MERTA Muhammad Ilyas,SH,MH Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar

Lex et Societatis, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017. EKSEKUSI YANG TIDAK DAPAT DIJALANKAN MENURUT HUKUM ACARA PERDATA 1 Oleh: Rahmawati Kasim 2

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kembali hak-haknya yang dilanggar ke Pengadilan Negeri

ELIZA FITRIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Liberty, 1981), hal ), hal. 185.

BAB I PENDAHULUAN. oleh pihak ketiga dalam suatu perkara perdata. Derden verzet merupakan

EKSEKUSI PUTUSAN PERKARA PERDATA

PELAKSANAAN LELANG EKSEKUSI TERHADAP TANAH BERIKUT BANGUNAN YANG DIJAMINKAN DI BANK DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

PUTUSAN YANG DAPAT DIJALANKAN TERLEBIH DAHULU ATAU PUTUSAN SERTA MERTA (UITVOERBAAR BIJ VOORRAAD) DALAM PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NKLAS I A PADANG

oleh: Dr.H.M. Arsyad Mawardi, S.H.,M.Hum (Hakim Tinggi PTA Makassar) {mosimage}a. PENDAHULUAN

Lex Administratum, Vol. III/No.3/Mei/2015

BAB II VERSTEK DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh:

PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA YANG DILAKUKAN DI PENGADILAN NEGERI KLAS I A BATAM ARTIKEL

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui kekuatan pembuktian alat bukti

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan. Kehakiman mengatur mengenai badan-badan peradilan penyelenggara

PENCABUTAN PERKARA DI PERADILAN AGAMA

TINJAUAN HUKUM TENTANG KENDALA-KENDALA EKSEKUSI YANG TELAH INKRACHT (Studi Pada Pengadilan Negeri Palu) TEGUH SURIYANTO / D

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN DAPAT DITERIMANYA CONSERVATOIR BESLAG SEBAGAI PELAKSANAAN EKSEKUSI RIIL ATAS SENGKETA TANAH

BAB III EKSEKUSI NAFKAH IDDAH DAN MUT AH. A. Prosedur dan Biaya Eksekusi di Pengadilan Agama Pekalongan

PENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan

2015, No tidaknya pembuktian sehingga untuk penyelesaian perkara sederhana memerlukan waktu yang lama; d. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Mene

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Eksekusi atau pelaksanaan putusan ialah tindakan yang dilaksanakan secara

SEKITAR PENCABUTAN GUGATAN Oleh : H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kalah dalam suatu perkara merupakan aturan dan tata cara. aturan perundang-undangan dalam HIR atau RBG.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Pogram Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum. Oleh : ANGGA PRADITYA C

ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

E K S E K U S I (P E R D A T A)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang

SEKITAR PEMERIKSAAN SETEMPAT DAN PERMASALAHANNYA ( Oleh : H. Sarwohadi, S.H.,M.H. Hakim Tinggi PTA Mataram )

EKSEKUSI PUTUSAN YANG BERKEKUATAN HUKUM TETAP

Oleh Helios Tri Buana

JAMINAN. Oleh : C

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERACARA DALAM PERKARA PERDATA Sapto Budoyo*

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Website :

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh: AFRIANTO

KEKUATAN PEMBUKTIAN ALAT BUKTI PENGAKUAN YANG DIBERIKAN DI LUAR PERSIDANGAN

KESIMPULAN. saja Kesimpulan dapat membantu hakim dalam menjatuhkan Putusan

Kecamatan yang bersangkutan.

PUTUSAN YANG DAPAT DIJALANKAN LEBIH DAHULU DAN PELAKSANAANNYA DI PENGADILAN NEGERI KELAS 1A PADANG DALAM PERKARA NO. 74/PDT.G/2005.PN.

BAB IV. ANALISIS TERHADAP PUTUSAN NO. 0688/Pdt.G/2011/PA.Tbn TENTANG PENCABUTAN GUGATAN TANPA PERSETUJUAN TERGUGAT DALAM PERKARA CERAI GUGAT

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan diantara mereka. Gesekan-gesekan kepentingan tersebut biasanya menjadi sengketa hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pengadilan Agama sebagai salah satu badan peradilan di Indonesia

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

Oleh Ariwisdha Nita Sahara NIM : E BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE

SEKITAR PENYITAAN. Oleh A. Agus Bahauddin

ABSTRAK ABSTRACT. Key Word : , legal evidence, evidence

KAJIAN HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA SENGKETA TANAH AKIBAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan sebagai badan yang dibentuk untuk melakukan upaya

AKIBAT HUKUM PEMBATALAN TERHADAP AKTA PERDAMAIAN (ACTA VAN DADING) OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN

PANDANGAN HAKIM TENTANG PUTUSAN DAMAI ATAS UPAYA HUKUM VERZET

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website :

RUANG LINGKUP EKSEKUSI PERDATA TEORI DAN PRAKTEK DI PENGADILAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. mengadili, memutuskan dan menyelesaikan perkara untuk menegakkan hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena dalam Undang-Undang No. 3 tahun 2009 mengenai. Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No. 14 tahun 1985 tentang Mahkamah

TINJAUAN HUKUM TERHADAP TUNTUTAN GANTI KERUGIAN KARENA SALAH TANGKAP DAN MENAHAN ORANG MUHAMMAD CHAHYADI/D Pembimbing:

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN SITA JAMINAN ATAS BENDA BERGERAK PADA PENYELESAIAN PERKARA PERDATA (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

A. Pelaksaan Sita Jaminan Terhadap Benda Milik Debitur. yang berada ditangan tergugat meliputi :

P U T U S A N Nomor 11/Pdt.G/2010/PTA Btn

SEKITAR PENYITAAN. (Oleh : H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Christine Widyawati (Mahasiswa S2 Program MKN UNS) Pranoto, Hartiwiningsih (Dosen Fakultas Hukum UNS) Abstract

ABSTRAK Latar belakang

E K S E K U S I Bagian II Oleh : Drs. H. Taufiqurrohman, SH. Ketua Pengadilan Agama Praya

BAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan

DERDEN VERZET (Oleh : Drs. H. M. Yamin Awie, SH. MH. 1 )

PENYELESAIAN PERKARA GUGATAN PIHAK KETIGA /DERDEN VERZET

- 1 - P U T U S A N NOMOR : 176 / PDT / 2013 /PT - MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

hal 0 dari 11 halaman

BAB I PENDAHULUAN. yang menentukan tingkah laku. Situasi yang demikian membuat kelompok itu

ARTIKEL PENELITIAN PELAKSANAAN PENCABUTAN SITA JAMINAN (CONSERVATOIR BESLAG) DALAM PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI KLAS 1.A PADANG.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 77/PMK.01/2008 TENTANG BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

EKSEKUSI TERHADAP KEPUTUSAN HAKIM YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. lazim disebut norma. Norma adalah istilah yang sering digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kebenaran yang harus ditegakkan oleh setiap warga Negara.

Drs. Munawir, SH., M.Hum

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Dalam menjalani kehidupan, manusia

BAB III PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA OLEH PEJABAT TATA USAHA NEGARA

KEKUATAN HUKUM DARI HASIL MEDIASI DI PENGADILAN

P U T U S A N NOMOR: 58/PDT/ 2012/PTR.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KUMULASI GUGATAN. Secara istilah, kumulasi adalah penyatuan; timbunan; dan akumulasi

BAB III. HASIL PENELITIAN dan ANALISIS

Transkripsi:

Eksekusi Riil Dalam Perkara Perdata No. 20/ Pdt.G/ 2009/ PN. Prm di Pengadilan Negeri Kelas 1 B Pariaman Rozi Septia 1, As Suhaiti Arief 1,Adri 1 1 1Department of Legal Studies, Faculty of Law, University of Bung Hatta Email: roziseptia@gmail.com Abstract In carrying out the real execution, the execution of the Respondent frequent resistance - resistance of both physical and non-physical. Based on the description above that become problems are 1 ) What is the real execution in case No. 20/Pdt.G / 2009 / PN.Prm?, 2 ) What are the forms of resistance undertaken by Respondent execution?, 3 ) what efforts are made Executor in the face of such resistance?. The method used is the juridical empirical method. The study is based on qualitative data analysis, using primary data source and secondary data, interviews and data collection techniques and study documents. Based on this research can be concluded 1 ) in a civil case No. 20/Pdt.G/2009 / PN.Prm been delayed because the Applicant has not menstor Execution execution costs. 2 ) forms of resistance undertaken by Respondent Execution is doing a demo and still objects mastered perkara.3 ) Executor efforts in the face of such resistance is the executor to negotiate and mediate with the Respondent Execution. Keywords : real execution, Civil Case No. 20 / Pdt.G / 2009 / PN. Prm Pendahuluan Manusia merupakan makhluk sosial (zoon politicon) yang saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari Untuk dapat menyelesaikan suatu perkara atau sengketa setepat-tepatnya hakim harus terlebih dahulu mengetahui secara objektif tentang duduk perkara sebenarnya hubungan antara satu manusia dengan sebagai dasar putusan. Dimana peristiwa manusia lain sering timbul suatu perselisihan dan pertentangan, dimana pihak yang satu tidak memenuhi kewajibannya sehingga pihak yang lainnya merasa dirugikan. yang sebenarnya akan diketahui Hakim dari pembuktian. Dalam menjalankan eksekusi, maka putusan Hakim itu harus berisikan putusan

Hakim yang bersifat condemnatoir (menghukum para pihak yang kalah), putusan itu harus telah mempunyai kekuatan eksekutorial (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap (inkracht van gewijsde)) dan harus dilaksanakan peringatan (aanmaning) terlebih dahulu kepada pihak yang kalah, supaya pihak yang kalah bersedia untuk menjalankan isi putusan itu secara sukarela dalam tempo 8 hari Pasal 196 H.I.R atau Pasal 207 RBg. Eksekusi riil tidak diatur dalam HIR akan tetapi eksekusi riil diatur dalam Pasal 1033 Rv. Dalam melaksanakan eksekusi riil, sangat dibutuhkan sekali peranan dari pejabat pengadilan yakni Jurusita dan Panitera serta Kepolisian sebagai alat bantu negara. Pada saat ini, masyarakat Indonesia masih banyak mendirikan bangunan di tanah tanah meminta tanahnya dengan cara baikbaik, sering terjadi pertikaian. Oleh karena itu, tidak salah kalau si pemilik tanah menyelesaikan permasalahan ini di pengadilan dan meminta permohonan pembongkaran bangunan (eksekusi riil) dilakukan. Dalam eksekusi riil para pihak yang kalah sering melakukan segala upaya agar bangunan mereka tidak dihancurkan. Upaya ini bisa berupa perlawanan fisik dan/atau mengancam pihak eksekutor yang mengeksekusi bangunannya. Di wilayah hukum Pengadilan Negeri Pariaman masih ada masyarakat yang mendirikan bangunan di tanah milik orang lain. Hal ini terbukti dengan adanya pembongkaran bangunan yang dilakukan oleh Eksekutor Pengadilan Negeri Kelas 1 B Pariaman, dari informasi yang penulis peroleh setidaknya ada dua kasus eksekusi milik orang lain tanpa meminta izin kepada riil yang telah terlaksana di Pengadilan pemiliknya, lama-kelamaan menganggap bahwa tanah dan bangunan tersebut telah menjadi hak miliknya. Ketika yang punya Negeri Kelas 1 B Pariaman dalam dua tahun terakhir namun penulis lebih memfokuskan pada perkara perdata No.20/Pdt.G/2009/PN.Prm. Adapun yang 2

menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah: 1. Bagaimanakah pelaksanaan eksekusi riil dalam perkara perdata No. 20/Pdt.G/2009/ PN. Prm di Pengadilan Negeri Kelas 1 B Pariaman? 2. Bentuk perlawanan apa sajakah yang dilakukan oleh Termohon Eksekusi? 3. Upaya-upaya apakah yang dilakukan eksekutor untuk mengatasi perlawanan dari Termohon Eksekusi riil tersebut? Tujuan dari penelitian dalam skripsi ini adalah: 1. Untuk mengetahui eksekusi riil dalam perkara perdata No. 20/Pdt.G/2009/PN.Prm di Pengadilan Negeri Kelas 1 B Pariaman. 2. Untuk mengetahui bentuk perlawanan yang dilakukan oleh Termohon Eksekusi. 3. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan eksekutor untuk mengatasi perlawanan dari para Termohon Eksekusi riil. Metodologi Adapun penelitian ini dilakukan dengan metode sebagai berikut: 1. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian hukum sosiologis atau yuridis empiris. 2. Bahan / Materi Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Data Primer adalah data yang secara langsung diperoleh melalui wawancara dengan Responden maupun Informan. Responden tersebut terdiri dari Jurusita, Panitera, Kepolisian yang menangani eksekusi riil sedangkan informannya terdiri dari Hakim di Pengadilan Negeri Kelas 1B Pariaman. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan kepustakaan yang terdiri: a. Bahan hukum primer berupa peraturan perundang-undangan diantaranya: 3

1) HIR (Herziene Inlands 3. Teknik Pengumpulan Data Reglement)/RBg (Rechtsreglement Dalam melakukan penelitian ini voor de Buiten gewesten). 2) Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Pengadilan Umum. 3) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia. 4) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman. b. Bahan hukum sekunder Yang termasuk dalam bahan hukum sekunder adalah bahan literatur atau bersumberkan dari internet dan penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1) Wawancara, teknik pengumpulan data yang dipergunakan untuk mendapat keterangan lisan, penulis melakukan wawancara dengan cara tanya jawab dengan responden dan informan.dalam wawancara ini penulis menggunakan pedoman wawancara dalam bentuk wawancara terbuka sebagai alat pengumpul data. 2) Studi Dokumen, mengumpulkan data yang didapat melalui studi kepustakaan dan mempelajari data-data di Pengadilan Negeri Kelas 1B dokumen-dokumen yang Pariaman yang berkaitan dengan penelitian ini. c. Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberi petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus hukum. berhubungan dengan masalah yang diteliti. 4. Analisis Data Setelah semua data terkumpul, baik data primer, maupun sekunder, maka data yang melalui proses penelitian tersebut diadakan analisa 4

terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah menggunakan analisis secara kualitatif yaitu data yang diperoleh dikelompokkan menurut aspek yang diteliti, kemudian diambil kesimpulan sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan. Hasil dan pembahasan A. Pelaksanaan Eksekusi Terhadap Perkara Perdata Nomor 20/Pdt.G/ 2009/PN. Prm Pada perkara perdata No. 20/Pdt.G/2009/PN. Prm para pihak yang bersengketa yaitu: Syafri (Mamak Kepala Waris dalam kaumnya) dan Thamrin (anggota kaum Syafri), sebagai Pemohon Eksekusi / semula sebagai Penggugat / Terbanding / Termohon Kasasi melawan Ali Amran (Mamak Kepala Waris dalam Kaumnya), Sukri (anggota kaum Ali Amran) dan Syafri Djamal (anggota kaum Ali Amran) sebagai Termohon Eksekusi / semula sebagai para terggugat / Pembanding ( untuk atas nama Ali Amran dan Syafril Djamal) / Pemohon Kasasi dan Turut Terbanding/ Turut Termohon Kasasi (untuk atas nama Sukri). Duduk perkara yang dipersengketakan oleh Pemohon dan Termohon Eksekusi adalah bahwa Penggugat secara berkaum ada memiliki harta pusaka tinggi kaum, berupa tanah peparakan / tanah perumahan yang penggugat warisi secara turun temurun dari mamak Penggugat terdahulu bernama Nuri (alm), tanah mana terletak di Tangkalak, Korong Kampung Aur, Kecamatan Nan Sabaris, Kabupaten Padang Pariaman, dengan luas 1500 M2 yang menjadi objek perkara adalah sebahagian besar dari tanah ini, dengan luas 1000 M2. Bahwa objek perkara dahulunya pernah digadaikan oleh mamak Penggugat bernama Nuri (alm) pada tahun 1924 kepada mamak Tergugat yang bernama Thaib selama 30 tahun. Setelah tahun 1955, Bustami (mamak Penggugat) telah mendatangi Thaib (mamak Tergugat) namun Thaib masih enggan untuk mengembalikan objek perkara tersebut. Setelah 5

meninggalnya Thaib, objek perkara seterusnya dikuasai oleh Tergugat secara berkaum tanpa menghiraukan secara hukum, bahwa objek perkara tersebut milik kaum Penggugat yang seharusnya wajib diserahkan dan dikembalikan kepada kaum Penggugat. Namun kenyataanya objek perkara tetap dikuasai Tergugat dan mengklaim objek perkara tersebut telah dibelinya secara hukum kepada mamak penggugat (Nuri alm). Bahwa perkara ini pernah diajukan Pengugat kepada Kerapatan Adat Nagari Sunur tanggal 16 Juni 2005, hasil putusan dari Kerapatan Adat Nagari Sunur tanggal 26 April 2009 yaitu tanah sengketa tetap berada dalam penguasaanya sdr. Ali Amran / Syafri Djamal (Tergugat) sebab Tergugat memiliki bukti walaupun surat itu kabur yang tidak dapat dibaca secara utuh, tanah sengketa adalah pusaka tinggi Sdr. Syafri (Penggugat) suku penyalai, sdr. Syafri belum berhak menguasai tanah tersebut, kecuali keputusan Pengadilan Negeri Pariaman. Berkenan dengan itu, untuk mendapatkan kepastian hukum, maka terpaksa Penggugat menempuh jalur hukum dengan mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Pariaman. Berdasarkan amar putusan Pengadilan Negeri Pariaman pihak Tergugat dinyatakan kalah, di Pengadilan Tinggi pihak tergugat juga dinyatakan kalah bahkan dalam amar putusan Mahkamah Agung RI, pihak Ali Amran dan Syafri Djamal juga dinyatakan kalah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa putusan tersebut telah berkekuatan hukum tetap dan telah bersifat condemnator sehingga eksekusi dapat dilaksanakan. Setelah adanya putusan yang berkekuatan hukum tetap tersebut, Penggugat mengajukan permohonan eksekusi pada tanggal 11 Januari 2012, Pada tanggal 24 Februari 2012 diadakan aanmaning/ teguran kepada pihak Termohon Eksekusi (Ali Amran dan Syafri Djamal). Walaupun telah ditegur (aanmaning) pihak Termohon Eksekusi tidak melaksanakan pengosongan secara sukarela. Pada tanggal 06 juni 2012 atas perintah dari ketua Pengadilan Negeri 6

Pariaman Jurusita dan Panitera melakukan pra eksekusi untuk mengetahui apa saja alatalat yang diperlukan dan mengetahui batasbatas objek yang akan dieksekusi serta menggambar / membuat denah objek perkara. Di atas objek perkara tersebut terdapat tanaman-tanaman yang akan ditebang atau dikosongkan oleh Pengadilan Negeri Pariaman. Pada tanggal 15 Oktober 2012 permohonan tindak lanjut eksekusi diajukan oleh kuasa hukum Pemohon Eksekusi Alwis Ilyas, SH. Setelah permohonan tersebut didaftarkan, pihak Pemohon Eksekusi dan/ kuasanya diminta untuk ke kepolisian. Berdasarkan wawancara penulis dengan Bapak AKP Musriyal S.Sos,MM selaku Kasatreskrim di Kepolisian Pariaman pada hari Selasa, 3 Januari 2014 pukul 09:00. Di Kepolisian pihak Pemohon Eksekusi diminta untuk membayar biaya untuk dilaksanakannya pra eksekusi yang bertujuan untuk mengetahui berapa jauh objek perkara dan dapat memperkirakan berapa banyak personil yang diturunkan sekaligus melakukan mediasi agar tidak terjadi kericuhan pada saat eksekusi berlangsung. Setelah melakukan pra eksekusi, Pemohon Eksekusi membayar biaya eksekusi yang telah diperkirakan Polisi. Semakin banyak jumlah polisi yang diturunkan maka semakin banyak biaya yang dikeluarkan oleh Pemohon Eksekusi. Setelah biaya tersebut dilunasi maka Kepala Kepolisian menugaskan anggotanya untuk melaksanakan eksekusi pada hari yang telah ditentukan. Pada tanggal 18 Maret 2013 Ketua Pengadilan Negeri mengeluarkan penetapan eksekusi yang mengabulkan permohonan eksekusi dari Pemohon Eksekusi, memerintahkan Jurusita Pengadilan Negeri Pariaman, dengan dibantu 2 orang saksi. Kemudian Jurusita atas Perintah Ketua Pengadilan Negeri memberitahukan kepada Pemohon Eksekusi/ Kuasanya, Termohon Eksekusi, Wali Korong Aur, Wali Nagari Sunur agar dapat hadir dalam pelaksanaan eksekusi yang akan dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2013. 7

Menurut wawancara penulis dengan Bapak Ery Sofyan, selaku Panitera Pengadilan Negeri Kelas 1 B Pariaman pada hari Jum at, 07 Maret 2014 pukul 10:00, dalam perkara perdata No. 20/ Pdt.G/2009/ PN. Prm sering tertunda dikarenakan pihak Pemohon Eksekusi belum membayar biaya panjar eksekusi yang telah diperkirakan oleh Pengadilan Negeri Pariaman. B. Bentuk Perlawanan Yang Dilakukan Oleh Termohon Eksekusi Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Bapak Syahril, selaku Jurusita Pengadilan Negeri Kelas 1 B Pariaman pada hari Senin, 13 Januari 2013 pukul 10:00 bahwa bentuk perlawanan yang dilakukan oleh pihak Termohon Eksekusi yakni 1. Melakukan demo Dengan cara melemparkan batu ke mobil Polisi bahkan ke Pihak Eksekutor. 2. Perlawanan dari Termohon eksekusi lainnya ialah Pihak Tereksekusi masih tetap menguasai objek eksekusi. C. Upaya Yang Dilakukan Oleh Eksekutor Dalam Menghadapi Para Termohon Eksekusi Upaya yang dilakukan oleh Eksekutor jika Termohon Eksekusi melakukan demo adalah menanganinya dengan melakukan berbagai tindakan seperti melakukan negosiasi dengan pendemo. Eksekutor menyatakan kepada Termohon Eksekusi, apabila eksekusi riil telah dijalankan namun ternyata Tereksekusi masih menguasai objek eksekusi maka penyelesaian terhadap masalah ini adalah mengajukan tuntutan pidana dengan dasar: a. Tidak mau melaksanakan putusan hakim. b. Menguasai hak milik orang lain secara tidak sah (melakukan perampasan). Kesimpulan A. Simpulan 1. Eksekusi perkara perdata No. 20/ Pdt.G/ 2009/ PN.Prm dilaksanakan 8

tanggal 26 Maret 2013 tertunda dikarenakan pihak Pemohon Eksekusi belum menstor biaya pelaksanaan eksekusi. 2. Perlawanan yang dilakukan oleh Termohon Eksekusi yaitu: a. Melakukan demo b. Pihak Termohon Eksekusi masih tetap menguasai objek perkara. 3. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi perlawanan dari Termohon Eksekusi, Eksekutor melakukan negosiasi dengan pendemo. B. Saran 1. Pemohon Eksekusi sebaiknya sebelum mengajukan permohonan eksekusi mempersiapkan biaya eksekusi terlebih dahulu agar pelaksanaan eksekusi tidak tertunda. 2. Seharusnya, Pemohon Eksekusi melaksanakan putusan Hakim secara sukarela. 3. Eksekutor agar lebih sabar lagi dalam menghadapi perlawanan dari Termohon Eksekusi. Ucapan Terima Kasih 1. Ibu Dwi Astuti Palupi, S.H., M.H selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Padang. 2. Ibu Nurbeti, S.H.,M.H selaku Wakil Dekan Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Padang. 3. Bapak Adri, S.H., M.H selaku Ketua Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Padang. 4. Ibu As Suhaiti Arief, S.H.,MH selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan masukan-masukan yang sangat berharga sekali dalam penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Adri, S.H., M.H selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan 9

memberikan masukan-masukan yang sangat berharga sekali dalam penyusunan skripsi ini. 6. Bapak Syafril, S.H, M.H., Bapak Suamperi, S.H, M.H. dan Ibu Yofiza Media, S.H., M.H., selaku tim penguji yang telah memberikan banyak masukan serta arahan untuk dapat terselesaikannya skripsi ini dengan baik. 7. Seluruh karyawan tata usaha pada Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta. 8. Ibu Yusrita, SH selaku Ketua Bidang Keperdataan pada Panitera Pengadilan Negeri Kelas 1B Pariaman atas segala bantuannya. 9. Bapak Eri Sofyan, SH selaku Wakil Panitera Pengadilan Negeri Kelas 1 B Pariaman atas segala petunjuk, bimbingan dan bantuannya. 10. Bapak AKP Musriyal S.Sos, MM selaku Kasatresrim di Kepolisian Resor Pariaman atas segala petunjuk, bimbingan dan bantuannya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari sempurna maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sangat membantu demi perbaikan dan kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya bidang hukum. Daftar Pustaka A. Buku-buku As Suhaiti Arief. 2008. Hukum Acara Perdata. Bung Hatta University Press. Padang Bambang Sunggono. 2001. Metode Penelitian Hukum. PT Grafindo Persada. Jakarta J.C.T Simorangkir dkk. 2000. Kamus Hukum.Sinar Grafika. Jakarta M. Nur Rasaid. 1995. Hukum Acara Perdata. Sinar Grafika. Jakarta M. Yahya Harahap. 2005. Ruang Lingkup Eksekusi Bidang Perdata Edisi Kedua. Sinar Grafika. Jakarta Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oeripkarta Winata. 2005. Hukum Acara Perdata Dalam Teori dan Praktek. CV Mondar Maju. Bandung R. Soepomo. 2005. Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri. PT Pradnya Paramita. Jakarta R. Soeroso. 2010. Hukum Acara Perdata Lengkap dan Praktis. Sinar Grafika. Jakarta 10

Soejono Soekanto.1995. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat. PT Grafindo Persada. Jakarta B. Peraturan-peraturan HIR (Herziene Inland Reglement) dan RBg (Rechtsreglement voor de Buiten gewesten) KUH Perdata (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Pengadilan Umum Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman C. Sumber lain Pandji Susilo, 2012, Tugas dan Wewenang Polri, http://pospolisi.wordpress.com/2 012/11/03/tugas-dan-wewenangpolri, diakses tanggal 3 November 2013, pukul 13.00 WIB Jawwad assyghaf, 2011, Jurusita Beserta Tugas dan Tangggung Jawabnya, http://foursixkanatha.blogspot.com/2011/11/ju ru-sita-beserta-tugas-dantanggung.html, diakses tanggal 27 Februari 2014, pukul 6.59 WIB 11

12