ANALISIS IRR DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI (Studi Kasus pada PD. BPR Juntinyuat)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi

STUDI KELAYAKAN PROYEK PENGEMBANGAN PERKEBUNAN PISANG ABACA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PERANGGARAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat.

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

MENILAI KELAYAKAN INVESTASI DAN HASIL INVESTASI

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang

Contoh Soal dan Pembahasan Internal Rate of Return (IRR)

Investasi dalam aktiva tetap

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

SIDANG TUGAS AKHIR ANALISIS ELAYAKAN USAHA MAKANAN TRADISIONAL PEPES

Bab 5 Penganggaran Modal

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

VII. RENCANA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan iklim persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat dewasa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu

STUDI KELAYAKAN BISNIS PEMBUKAAN CABANG BARU RUMAH MAKAN SOTO MIE ASLI BOGOR PAK KADIR SEFTIEAN AL RASYID EA02 MANAJEMEN (S1) EKONOMI

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

BAB VI ASPEK KEUANGAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL

ANALISIS CASH FLOW SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI KELAYAKAN USAHA PADA PETERNAKAN AYAM PETELUR SUMBER REJEKI MAKMUR PONGGOK BLITAR

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen

PENGARUH MODAL KERJA DALAM MENINGKATKAN RENTABILITAS EKONOMI PADA KOPERASI KARYAWAN RUWA JURAI PTP NUSANTARA VII UNIT USAHA SENABING

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha

BAB VI ASPEK KEUANGAN

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA

TIME VALUE OF MONEY. FVn =Po (1+r) n. FVn =Po (1+r/m) m.n 1. NILAI YANG AKAN DATANG (FUTURE VALUE)

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6.

BAB III METODOLOGI. Penelitiandilakukan di lingkungan PT.DBM, lokasiinidipilihkarenasecarametodologismaupunsecarateknismemenuhipersyarata

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan

ANALISIS INVESTASI USAHA PADA WARNET KHARISMA DOT NET. Nama : SUKMIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL

BAB III NILAI WAKTU UANG

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA TOKO BIN AGIL DI JALAN RAYA CONDET, JAKARTA TIMUR : MUAMMAL IRZAD NPM :

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP ( Studi Pada PT Pion Berkah Sejahtera )

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

BAB VI ASPEK KEUANGAN

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

V. ANALISA MANFAAT DAN BIAYA BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

BAB II LANDASAN TEORI

Rudy Haryanto, MM MANAJEMEN KEUANGAN. Pena Salsabila

BAB II KEPUTUSAN INVESTASI

PENYUSUNAN ANGGARAN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS (Studi kasus pada Koperasi Wanita Sekartaji Kab. Kediri )

ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP BERUPA KENDARAAN PADA PT.PUTRA GUNA JAYA MULIA SURABAYA

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik)

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING (Studi Kasus Pada Po. Pion Transport Malang)

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA KECIL WARNET WANGI JAYA

Kewirausahaan. Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP (Studi Pada CV. Alfa 99 Malang)

ANALISA STUDY KELAYAKAN KELANGSUNGAN USAHA JASA FOTO COPY CAHAYA GIRI

Handout Manajemen Keuangan

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

BAB 5 ANALISA KEUANGAN

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP

Transkripsi:

ANALISIS IRR DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI (Studi Kasus pada PD. BPR Juntinyuat) Oleh: Hardi Saparudin dan Dera Restriadevi FE Universitas Wiralodra Indramayu, Jawa Barat ABSTRAK Data yang diperoleh ialah Neraca dan Laporan Rugi Laba per-semester dari tahun 2005 sampai dengan 2010. Dari data tersebut maka dicari Net Present Value (NPV) dari investasi yang dilaksanakan. NPV yang diperoleh setiap periode bernilai postif, kecuali pada periode Juni 2006, Desember 2006, Desember 2007 dan Juni 2009 diperoleh nilai negatif. Sehingga IRR yang dihasilkan pun tidak rasional yaitu pada periode Juni 2006 IRR 1077,11 %, Desember 2006 IRR 456,38%, Desember 2007-190,55% dan Juni 2009 IRR 124,08%. IRR yang dihasilkan setiap periode dibandingkan dengan rate of return yang diharapkan. Karena PD. BPR Juntinyuat merupakan perusahaan perbankan, maka rate of return yang diharapkan beracuan pada BI Rate. Apabila IRR lebih besar sama dengan BI Rate maka keputusan investasi yang dilaksanakan tepat. Sebaliknya apabila IRR lebih kecil dari BI Rate berarti keputusan investasi tidak tepat. Dari hasil perhitungan IRR yang dihasilkan memiliki nilai lebih tinggi dari BI Rate. Sehingga keputusan investasi yang dilaksanakan PD. BPR Juntinyuat tepat karena layak dan mendatangkan laba. Terkecuali pada periode Periode Juni 2006, Desember 2006, Desember 2007 dan Juni 2009, keputusan investasi tidak layak. Karena pada saat periode ini PD. BPR Juntinyuat memiliki nilai NPV negatif sehingga tidak tepat untuk melakukan keputusan investasi. Kata Kunci: IRR (Internal Rate of Return), Keputusan investasi PENDAHULUAN Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan satu diantaranya ialah ditentukan oleh manajemennya. Menajemen mencakup proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai dengan pengawasan akan mempengaruhi hasil/output dari perusahaan. Manajemen dalam peusahaan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu bagian pemasaran, produksi, sumber daya manusia dan keuangan. Dana merupakan komponen yang penting dalam menjalankan usaha. Kegiatan yang dilakukan perusahaan sebagian besar melibatkan pendanaan, bagaimana proses memperoleh sampai mengalokasikan dana tersebut. Beberapa perusahaan telah sukses dalam memperoleh keuntungan tapi pada akhirnya perusahaan tersebut gagal mempertahankan keberhasilannya, dikarenakan pengalokasian dana yang tidak optimal. Oleh karena itu manajer keuangan dituntut untuk dapat mengelola dana yang berada dalam perusahaan. Pengelolaan dana tersebut dapat dengan cara mengalokasikan dana kedalam bentuk investasi. Investasi biasanya berasal dari pihak pemerintah maupun pihak swasta dimana masingmasing pihak mengharapkan keuntungan dari hasil investasinya atau mendatangkan laba. Dari pihak swasta, investasi yang dilakukan pada dasarnya adalah manfaat financial yang diharapkan berupa keuntungan untuk kelangsungan hidup usahanya. Sedangkan bagi pihak pemerintah, investasi yang dilakukan tidak lain adalah manfaat terhadap perkembangan perekonomian nasional. Terdapat beberapa teknik analisis investasi, satu diantaranya ialah dengan menggunakan analisis IRR (Internal Rate of Return). Pihak manajemen dapat menggunakan metode ini untuk menilai keputusan investasi. Dengan cara menganalisis laporan keuangan dan aliran kas untuk 3

mengetahui layak atau tidaknya suatu perusahaan mengambil keputusan investasi, sehingga mampu mempertahaankan kelangsungan hidup perusahaan dan meningkatkan laba. Keputusan investasi yang dilakukan PD.BPR haruslah tepat yaitu sesuai tujuan, mempertimbangan resiko dan keuntungan. Dengan menggunakan metode IRR diharapkan dapat membantu memberikan gambaran mengenai investasi yang dilaksanakan oleh PD. BPR Juntinyat. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui penelitian lapangan dimana penelitian tersebut dilaksanakan dengan cara melakukan observasi, dan wawancara, dengan pihak perusahaan atau pihak-pihak lain dalam perusahaan yang dapat membantu melengkapi data-data yang dibutuhkan. Variabel yang terdapat pada penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu: (1) Analisis Internal Rate of Return (IRR) Sebagai Variabel X; (2) Keputusan Investasi Sebagai Variabel Y. Dalam penelitian ini populasinya adalah data laporan keuangan pada PD. BPR Juntinyuat. Sampel yang diambil ialah daftar aktiva tetap dan inventaris, laporan rugi/laba dan neraca dari tahun 2005 sampai dengan 2010. Selanjutnya dilakukan estimasi. Teknik analisis data yang digunakan ialah menggunakan deskriptif analisis. Data yang diperoleh dianalisis dengan cara : (1) Melakukan perhitungan cash flow; (2) Melakukan perhitungan NPV; (3) Melakukan analisis IRR; (4) Melakukan analisis investasi; (5) Melakukan analisis IRR dalam pengambilan keputusan investasi; (6) Melakukan proyeksi cash flow; (7) Melakukan analisis IRR dalam pengambilan keputusan dari hasil proyeksi. HASIL PENELITIAN Perhitungan NPV Perhitungan NPV dimaksudkan untuk menentukan IRR. IRR merupakan metode penilaian investasi yang mencari tingkat bunga NPV sama dengan 0 (nol) atau mendekati nol. Untuk memperoleh nilai tersebut dilakukan dengan cara trial and error dari dua discount rate yang memiliki nilai NPV positif dan negatif. Pada NPV pertama discount factor yang digunakan beracuan pada BI Rate yang berlaku ketika periode tersebut. Berikut adalah NPV per semester pada tahun 2005 sampai dengan 2010. Periode Juni 2006, Desember 2006, Desember 2007 dan Juni 2009 NPV yang diperoleh ialah negatif. Hal ini dikarenakan cash flow yang diperoleh lebih kecil dari out flow. Sehingga pada periode tersebut keputusan investasi yang dilakukan tidak mendatangkan laba. Sedangkan pada periode lainnya yang menghasilkan NPV positif keputusan investasi yang dilaksanakan menghasilkan laba. Analisis IRR Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa IRR ialah tingkat bunga yang menyamakan NPV sama dengan nol. Maka dalam analisis IRR besarnya NPV sangat berpengaruh pada besar IRR. Setelah ditemukan NPV yang bernilai positif dah NPV yang bernilai negative dengan cara trial and error maka dapat ditentukan IRR dengan menggunakan rumus dan perhitungannya ialah sebagai berikut. - Periode Juni 2005 tingkat bunga 8.5% menghasilkan NPV sebesar Rp 11,833,325.34. Untuk memperoleh NPV negatif maka tingkat bunga dinaikan menjadi 15% dan perolehan NPV Rp -102,968.68 maka PD. BPR Juntinyuat memperoleh IRR sebesar 14.94%. - Periode Desember 2005 tingkat bunga 12.75% menghasilkan NPV sebesar Rp 88,366,757.44. Untuk memperoleh NPV negatif maka tingkat bunga dinaikan menjadi 4

80% dan perolehan NPV Rp -102,968.68 maka PD. BPR Juntinyuat memperoleh IRR sebesar 78.32%. - Periode Juni 2006 PD. BPR Juntinyuat rugi sebesar Rp -135,185,404,45. Dengan cash flow Rp 15,460,311.55 dan Out flow Rp 166,644,802.00. Sehingga dalam perhitungan IRRnya pasti akan melampaui expectasi normal dan hasilnya akan menghasilkan NPV yang negatif pula yaitu sebesar Rp -152,916,045.34. Akan tetapi kondisi ini tidak serta merta tidak dapat dilakukan analisis. Tentu pula ada penjelasan lebih lanjut berkenaan dengan perhitungan IRR PD. BPR Juntinyuat. Untuk menentukan IRRnya digunakan metode Trial and error atau metode coba-soba yang menghasilkan NPV=0. Adapun hasil perhitungannya ialah sebagai berikut: Rp 15,460,311.55 x 1078% = Rp 166,662,158.51 Out flow = Rp 166,644,802.00 NPV 1 = Rp 17.356.81 Rp 15,460,311.55 x 1077% = Rp 166,507,555.39 Out flow = Rp 166,644,802.00 NPV 2 = Rp - 137.246.61 IRR = 1078%-1077%) = 1%) = 0.11 IRR = 1077,11% (IRR 1077,11% berarti bahwa expectasi dari IRR yang diharapkan agar PD. BPR Juntinyuat melampaui dari expectasi yang normal. Mengingat IRR yang harus dicapai melebihi dari 1000% atau sepuluh kali lipat lebih dari hasil yang harus dihasilkan pada saat kondisi normal. Dan ini terjadi pada investasi Bulan Juni 2006 merupakan investasi kelanjutan dari periode sebelumnya. Hasil investasi yang dilakukan pada periode ini tidak visible (layak) maupun profitable (menghasilkan keuntungan) bagi perkembangan PD. BPR Juntinyuat itu sendiri). - Periode Desember 2006 rugi sebesar Rp -134,471,613.37. Dengan cash flow Rp 33,370,311.63 dan Out flow Rp 152,376,593.00. Sehingga dalam perhitungan IRRnya pasti akan melampaui expectasi normal dan hasilnya akan menghasilkan NPV yang negatif pula yaitu sebesar Rp -121,976,239.11. Seperti pada peiode Juni 2006 pada periode ini akan ditentukan IRRnya sebagai berikut: Rp 33,370,311.63 x 457% = Rp 152,502,324.15 Out flow = Rp 152,376,593.00 NPV 1 = Rp 125,731.15 Rp 33,370,311.63 x 456% = Rp 152,168,621.03 Out flow = Rp 152,376,593.00 NPV 2 = Rp 207,971.97 IRR = = 0.38 IRR = 456.38% (IRR 456.38% berarti bahwa expectasi dari IRR yang diharapkan agar PD. BPR Juntinyuat melampaui dari expectasi yang normal. Mengingat IRR yang harus 5

dicapai melebihi dari 400% atau empat kali lipat lebih dari hasil yang harus dihasilkan pada saat kondisi normal. Dan ini terjadi pada investasi Bulan Desember 2006 merupakan investasi kelanjutan dari periode sebelumnya. Hasil investasi yang dilakukan pada periode ini tidak visible (layak) maupun profitable (menghasilkan keuntungan) bagi perkembangan PD. BPR Juntinyuat itu sendiri). - Periode Juni 2007 tingkat bunga 8.5% menghasilkan NPV sebesar Rp 37,515,664.60. Untuk memperoleh NPV negatif maka tingkat bunga dinaikan menjadi 35% dan perolehan NPV Rp -2,046,515.84 maka PD. BPR Juntinyuat memperoleh IRR sebesar 33.64% - Periode Desember 2007 rugi sebesar Rp -299,794,714.51. Dengan cash flow Rp - 97,832,289.51 dan Out flow Rp 187,386,593.00. Sehingga dalam perhitungan IRRnya pasti akan kurang dari expectasi normal dan hasilnya akan menghasilkan NPV yang negatif pula yaitu sebesar Rp -277,979,293.09. Seperti pada peiode sebelumnya yang memiliki NPV negative, pada periode ini akan ditentukan IRRnya sebagai berikut: Rp -97,832,289.51 x (-192%) = Rp 187,837,995.86 Out flow = Rp 187,386,593.00 NPV 1 = Rp 451,402.86 Rp -97,832,289.51 x (-191%) = Rp 186,859,672.96 Out flow = Rp 187,386,593.00 NPV 1 = Rp -529,920.04 IRR = = 0.346 IRR = -190.55% (IRR 456.38% berarti bahwa expectasi dari IRR yang diharapkan agar PD. BPR Juntinyuat kurang dari expectasi yang normal. Mengingat IRR yang harus dicapai hampir kurang dari 200% atau dua kali lipat lebih rendah dari hasil yang harus dihasilkan pada saat kondisi normal. Dan ini terjadi pada investasi Bulan Desember 2007 merupakan investasi kelanjutan dari periode sebelumnya. Hasil investasi yang dilakukan pada periode ini tidak visible (layak) maupun profitable (menghasilkan keuntungan) bagi perkembangan PD. BPR Juntinyuat itu sendiri). - Periode Juni 2008 tingkat bunga 8.5% menghasilkan NPV sebesar Rp 49,880,882.80. Untuk memperoleh NPV negatif maka tingkat bunga dinaikan menjadi 20% dan perolehan NPV Rp -3,502,948.80. maka PD. BPR Juntinyuat memperoleh IRR sebesar 15.53%. - Periode Desember 2008 tingkat bunga 7% menghasilkan NPV sebesar Rp 120,755,644.61. Untuk memperoleh NPV negatif maka tingkat bunga dinaikan menjadi 75% dan perolehan NPV Rp -5,717,632.65 maka PD. BPR Juntinyuat memperoleh IRR sebesar 71.93%. - Periode Juni 2009 PD. BPR Juntinyuat memiliki cash flow Rp 386,426,957.98 dan Out flow Rp 482,707,870.00. karena cash flow lebih rendah dari out flow, sehingga akan menghasilkan NPV negatif yaitu sebesar Rp -121,398,664.29. Seperti pada peiode sebelumnya yang memiliki NPV negative, pada periode ini akan ditentukan IRRnya sebagai berikut: Rp 386,426,957.98 x 125% = Rp 483,033,697.48 Out flow = Rp 482,707,870.00 NPV 1 = Rp 325,827.48 Rp 386,426,957.98 x 124% = Rp 479,169,427.90 Out flow = Rp 482,707,870.00 6

NPV 2 = Rp -3,538,442.10 IRR = = 0.082 IRR = 124.082% (IRR 124.082% berarti bahwa expectasi dari IRR yang diharapkan agar PD. BPR Juntinyuat melampaui dari expectasi yang normal. Mengingat IRR yang harus dicapai melebihi dari 100%. Hasil investasi yang dilakukan pada periode ini tidak visible (layak) maupun profitable (menghasilkan keuntungan) bagi perkembangan PD. BPR Juntinyuat itu sendiri). - Periode Desember 2009 tingkat bunga 6.5% menghasilkan NPV sebesar Rp 174,936,040.90. Untuk memperoleh NPV negatif maka tingkat bunga dinaikan menjadi 50% dan perolehan NPV Rp -11,966,414.29 maka PD. BPR Juntinyuat memperoleh IRR sebesar 47.21%. - Periode Juni 2010 tingkat bunga 6.5% menghasilkan NPV sebesar Rp 29,603,583.82. Untuk memperoleh NPV negatif maka tingkat bunga dinaikan menjadi 0.8% dan perolehan NPV Rp -5,231,775.97 maka PD. BPR Juntinyuat memperoleh IRR sebesar 18.72%. - Periode Desember 2010 tingkat bunga 6.5% menghasilkan NPV sebesar Rp 378,542,011.05. Untuk memperoleh NPV negatif maka tingkat bunga dinaikan menjadi 100% dan perolehan NPV Rp -4,049,933.65 maka PD. BPR Juntinyuat memperoleh IRR sebesar 0.5%. Analisis Investasi Investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat pada aktiva tetap dan inventaris bertujuan untuk mempermudah kegiatan operasionalnya. Investasi aktiva tetap berupa tanah dan gedung. Berikut adalah jumlah Aktiva tetap dan inventaris per semester dari tahun 2005 sampai dengan 2010 pada PD. BPR Juntinyuat. - Periode Juni 2005 PD. BPR Juntinyuat memiliki investasi pada aktiva tetap berupa tanah dan gedung yang bernilai Rp 104,176,918.00 dengan depresiasi 7,362,000.00. Dan memiliki investaris bernilai Rp 174383600.00 dengan depresiasi Rp 105527600. Dari data tersebut didapat cash flow seniali Rp 192,520,871.30. Dengan cash flow yang positif berarti investasi yang dilakukan dapat menghasilkan laba. - Periode Desember 2005 PD. BPR Juntinyuat memiliki investasi pada aktiva tetap berupa tanah dan gedung, serta inventaris. Jumlah tersebut tidak berubah dari tahun sebelumnya. Tetapi depresiasi meningkat, untuk tanah dan gedung Rp 9,732,000.00 untuk inventaris Rp 124,420,706.00. Dengan perolehan cash flow Rp 273,793,201.17. Peningkatan cash flow disebabkan nilai depresiasi yang betambah. Nilai cash flow yang positif berarti investasi yang dilakukan dapat menghasilkan laba. - Periode Juni 2006 PD. BPR Juntinyuat memiliki investasi pada aktiva tetap berupa tanah dan gedung yang nilainya tidak berubah dari tahun sebelumnya. Tetapi depresiasi meningkat menjadi Rp 11,982,000.00. Investaris meningkat menjadi Rp 213,086,600.00 dengan depresiasi Rp 124,420,706.00. Dari data tersebut didapat cash flow senialai Rp 15,460,311.55. Cash flow menurun dari tahun sebelumnya diakibatkan laba yang diperoleh pada periode ini mengalami penurunan. tetapi cash flow yang terjadi tetap positif berarti investasi yang dilakukan dapat menghasilkan laba. - Periode Desember 2006 PD. BPR Juntinyuat memiliki investasi pada aktiva tetap berupa tanah dan gedung yang nilainya tidak berubah dari tahun sebelumnya. Tetapi depresiasi meningkat menjadi Rp 4,232,000.00. Investaris meningkat menjadi Rp 216,041,600.00 dengan depresiasi Rp 153,609,925.00. Dari data tersebut didapat cash flow senilai Rp 33,370,311.63. Cash flow meningkat dari periode sebelumnya diakibatkan laba dan 7

depresiasi yang diperoleh pada periode ini mengalami peningkatan pula. Dan cash flow yang dihasilkan positif berarti investasi yang dilakukan dapat menghasilkan laba. - Periode Juni 2007 PD. BPR Juntinyuat memiliki investasi pada aktiva tetap berupa tanah dan gedung yang nilainya tidak berubah dari tahun sebelumnya. Tetapi depresiasi meningkat menjadi Rp 16,374,000.00. Investaris meningkat menjadi Rp 244,028,600.00 dengan depresiasi Rp 168,927,785.00. Dari data tersebut didapat cash flow senilai Rp 217,374,617.79. Cash flow meningkat dari periode sebelumnya diakibatkan laba dan depresiasi yang diperoleh pada periode ini mengalami peningkatan pula. Dan cash flow yang dihasilkan positif berarti investasi yang dilakukan dapat menghasilkan laba. - Periode Desember 2007 PD. BPR Juntinyuat memiliki investasi pada aktiva tetap berupa tanah dan gedung yang nilainya tidak berubah dari tahun sebelumnya. Tetapi depresiasi meningkat menjadi Rp 17,802,000.00. Investaris meningkat menjadi Rp 285,172,100.00 dengan depresiasi Rp 184,160,425.00. Dari data tersebut didapat cash flow senilai Rp - 97,832,289.51. Cash flow yang menurun diakibatkan laba tahun berjalan mengalami kerugian. Walaupun depresiasi meningkat tetapi jumlah depresiasi tidak dapat menutupi kerugian yang terjadi. Dan cash flow yang dihasilkan negatif berarti investasi yang dilakukan tidak menghasilkan laba. - Periode Juni 2008 PD. BPR Juntinyuat memiliki investasi pada aktiva tetap berupa tanah dan gedung yang nilainya tidak berubah dari tahun sebelumnya. Tetapi depresiasi meningkat menjadi Rp 19,944,000.00. Investaris meningkat menjadi Rp 309,201,600.00 dengan depresiasi Rp 204,526,865.00. Dari data tersebut didapat cash flow senilai Rp 249,249,656.05. Cash flow yang meningkat tinggi dari periode sebelumnya diakibatkan laba dan depresiasi yang diperoleh pada periode ini mengalami peningkatan yang besar pulan. Dan cash flow yang dihasilkan positif berarti investasi yang dilakukan dapat menghasilkan laba. - Periode Desember 2008 PD. BPR Juntinyuat memiliki investasi pada aktiva tetap berupa tanah dan gedung yang nilainya tidak berubah dari tahun sebelumnya. Tetapi depresiasi meningkat menjadi Rp 21,729,000.00. Investaris meningkat menjadi Rp 322,248,600.00 dengan depresiasi Rp 200,582,618.00. Dari data tersebut didapat cash flow senilai Rp 347,454,058.41. Cash flow yang meningkat tinggi dari periode sebelumnya diakibatkan laba yang diperoleh pada periode ini mengalami peningkatan pula. Dan cash flow yang dihasilkan positif berarti investasi yang dilakukan dapat menghasilkan laba. - Periode Juni 2009 PD. BPR Juntinyuat memiliki investasi pada aktiva tetap berupa tanah dan gedung yang nilainya tidak berubah dari tahun sebelumnya. Tetapi depresiasi meningkat menjadi Rp 23,871,000.00. Investaris meningkat menjadi Rp 633,698,160.00 dengan depresiasi Rp 231,296,208.00. Dari data tersebut didapat cash flow senilai Rp 386,426,957.98. Cash flow yang meningkat tinggi dari periode sebelumnya diakibatkan laba yang diperoleh pada periode ini mengalami peningkatan pulan. Dan cash flow yang dihasilkan positif berarti investasi yang dilakukan dapat menghasilkan laba. - Periode Desember 2009 PD. BPR Juntinyuat memiliki investasi pada aktiva tetap berupa tanah dan gedung yang nilainya tidak berubah dari tahun sebelumnya. Tetapi depresiasi menurun menjadi 26,013,000. Investaris meningkat menjadi Rp 643,284,160.00 dengan depresiasi Rp 253,485,828. Dari data tersebut didapat cash flow senilai Rp 684,624,377.95. Walaupun depresiasi menurun sangat rendah tetapi cash flow yang dihasilkan meningkat tinggi dari periode sebelumnya diakibatkan laba yang diperoleh pada periode ini mengalami peningkatan yang sangat tinggi pulan. Dan cash flow yang dihasilkan positif berarti investasi yang dilakukan dapat menghasilkan laba. - Periode Juni 2010 PD. BPR Juntinyuat memiliki investasi pada aktiva tetap berupa tanah dan gedung yang bertambah dari periode sebelumnya menjadi Rp 117,617,978.00 dengan depresiasi 28,728,705.00. Dan memiliki investaris yang meningkat pula dengan nilai Rp 8

650,407,100.00 dengan depresiasi Rp 300,962,288.00. Dari data tersebut didapat cash flow senilai Rp 519,930,743.13. Cash flow yang meningkat dari periode sebelumnya diakibatkan laba dan depresiasi yang diperoleh pada periode ini mengalami peningkatan pulan. Dengan cash flow yang positif berarti investasi yang dilakukan dapat menghasilkan laba - Periode Desember 2010 PD. BPR Juntinyuat memiliki investasi pada aktiva tetap berupa tanah dan gedung yang nilainya tidak berubah dari tahun sebelumnya. Tetapi depresiasi meningkat menjadi Rp 31,559,151.00. Investaris meningkat menjadi Rp 702,752,100.00 dengan depresiasi Rp 249,007,070.00. Dari data tersebut didapat cash flow senilai Rp 871,507,846.70. Cash flow meningkat dari periode sebelumnya diakibatkan laba dan depresiasi yang diperoleh pada periode ini mengalami peningkatan pulan. Dan cash flow yang dihasilkan positif berarti investasi yang dilakukan dapat menghasilkan laba. Analisis Internal Rate of Return (IRR) Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Pengambilan keputusan invesatasi diterima apabila IRR lebih besar atau sama dengan besarnya bunga yang diharapkan. Bunga yang diharapkan pada PD. BPR Juntinyuat ialah sebesar nilai BI Rate yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Oleh karena itu analisis IRR pada tiap tahun akan dibandingkan dengan BI Rate yang telah ditetapkan. Berikut adalah besarnya IRR dan BI Rate per semester Pada PD. BPR Juntinyuat dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. - Periode Juni 2005 IRR yang diperoleh PD. BPR Juntinyuat sebesar 14.94% dan BI Rate sebesar 8,50%. IRR lebih tinggi dari BI Rate berarti keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat tepat karena visible (tepat) maupun profitable (menghasilkan keuntungan). Hal ini terbukti dengan perolehan cash flow dan NPV yang positif. - Periode Desember 2005 IRR yang diperoleh PD. BPR Juntinyuat sebesar 78.32% dan BI Rate sebesar 12,75%. IRR lebih tinggi dari BI Rate berarti keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat tepat karena visible maupun profitable. Hal ini terbukti dengan perolehan cash flow dan NPV yang positif. - Periode Juni 2006 IRR yang diperoleh PD. BPR Juntinyuat sebesar 1077.11% hal ini tidak rasional. Karena pada periode Juni 2006 PD. BPR Juntinyuat memiliki NPV negatif. Jadi seharusnya PD. BPR Juntinyuat tidak melakukan keputusan investasi. Sehingga keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat periode ini tidak tepat karena tidak visible maupun profitable. - Periode Desember 2006 IRR yang diperoleh PD. BPR Juntinyuat sebesar 456.49% dan BI Rate sebesar 9,75%. IRR lebih tinggi dari BI Rate berarti keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat tepat karena visible maupun profitable. Hal ini terbukti dengan perolehan cash flow dan NPV yang positif. - Periode Juni 2007 IRR yang diperoleh PD. BPR Juntinyuat sebesar 33.68% dan BI Rate sebesar 8,50%. IRR lebih tinggi dari BI Rate berarti keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat tepat karena visible maupun profitable. Hal ini terbukti dengan perolehan cash flow dan NPV yang positif. - Periode Desember 2007 IRR yang diperoleh pada PD. BPR Juntinyuat sebesar -190.55%. hal ini tidak rasional. Karena pada periode Desember 2007 PD. BPR Juntinyuat memiliki cash flow dan NPV negatif. Jadi seharusnya PD. BPR Juntinyuat tidak melakukan keputusan investasi. Sehingga keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat periode ini tidak tepat karena tidak visible maupun profitable.. - Periode Juni 2008 IRR yang diperoleh PD. BPR Juntinyuat sebesar dan BI Rate sebesar 13.53% dan BI Rate sebesar 8,50%. IRR lebih tinggi dari BI Rate berarti keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat tepat karena visible maupun profitable. Hal ini terbukti dengan perolehan cash flow dan NPV yang positif. - Periode Desember 2008 IRR yang diperoleh PD. BPR Juntinyuat sebesar 71.93% dan BI Rate sebesar 7,00%. IRR lebih tinggi dari BI Rate berarti keputusan investasi yang 9

dilakukan PD. BPR Juntinyuat tepat karena visible maupun profitable. Hal ini terbukti dengan perolehan cash flow dan NPV yang positif. - Periode Juni 2009 IRR yang diperoleh PD. BPR Juntinyuat sebesar 124.08% dan BI Rate sebesar 7,00%. IRR lebih tinggi dari BI Rate berarti keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat tepat karena visible maupun profitable. Hal ini terbukti dengan perolehan cash flow dan NPV yang positif. - Periode Desember 2009 IRR yang diperoleh PD. BPR Juntinyuat sebesar 47.21% dan BI Rate sebesar 6.50%. Karena IRR lebih tinggi dari BI Rate berarti keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat tepat karena visible maupun profitable. Rate sebesar 7,00%. IRR lebih tinggi dari BI Rate berarti keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat tepat karena visible maupun profitable. Hal ini terbukti dengan perolehan cash flow dan NPV yang positif. - Periode Juni 2010 IRR yang diperoleh PD. BPR Juntinyuat sebesar 18.75% dan BI Rate sebesar 6,50%. Karena IRR lebih tinggi dari BI Rate berarti keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat tepat karena visible maupun profitable. Rate sebesar 7,00%. IRR lebih tinggi dari BI Rate berarti keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat tepat karena visible maupun profitable. Hal ini terbukti dengan perolehan cash flow dan NPV yang positif. - Periode Desember 2010 IRR yang diperoleh PD. BPR Juntinyuat sebesar 99.01% dan BI Rate sebesar 6,50%. Karena IRR lebih jauh tinggi dari BI Rate berarti keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat sangat tepat karena visible maupun profitable. Proyeksi Cash Flow Hasil analisis keputusan investasi dari tahun 2005 sampai dengan 2010 belumlah tuntas. Karena setiap tahun PD. BPR Juntinyuat melakukan invesatasi sehingga pada tahun-tahun seterusnya investasi yang dilaksanakan akan terus memberikan dampak atau kontribusi pada kondisi keuangan PD. BPR Jutninyuat. Peneliti akan menganalisis IRR dalam pengambilan keputusan investasi pada tiga tahun kedepan (tahun 2011 sampai dengan tahun 2013). Untuk memperoleh IRR maka diperlukan cash flow. Cash flow akan diproyeksikan berdasarkan estimasi neraca dan rugi laba (lampiran 3). Neraca dan laporan rugi laba dinaikan setiap tahunnya sebesar 6,96% sesuai invlasi yang terjadi pada periode 3 Desember 2010. Diasumsikan invlasi tidak mengalami perubahan. Berikut adalah proyeksi cash flow dari 2011 sampai dengan 2013. - Pada tahun 2011 diperoleh laba bersih sebesar Rp 525,111,162.85 dengan depresiasi sebesar Rp 407,053,629.98. Maka diperoleh cash flow Rp 932,164,792.83 - Pada tahun 2012 diperoleh laba bersih sebesar Rp 561,658,899.78 dengan depresiasi sebesar Rp 435,384,562.63. Maka diperoleh cash flow Rp 997,043,462.41 - Pada tahun 2012 diperoleh laba bersih sebesar Rp 600,750,359.21 dengan depresiasi sebesar Rp 465,687,328.19. Maka diperoleh cash flow Rp 1,066,437,687.40 Analisis IRR Dalam Pengambilan Keputusan Inventasi dari hasil Proyeksi Seperti perhitungan sebelumnya untuk memperoleh nilai IRR perlu diketahui NPV yang bernilai positif dan NPV yang bernilai negatif. Perhitungan NPV (lampiran 4) didapat dari proyeksi cash flow. Berikut adalah IRR dari hasil proyeksi - Periode tahun 2011 NPV diperoleh sebesar Rp 404, 820,699.81 dengan tingkat bunga 6.5.%. Dan NPV Rp -4,331,809.03 dengan tingkat bunga 100%. Dari hasil tersebut diperoleh IRR sebesar 99.01% - Pada 2012 NPV diperoleh sebesar Rp 434,065,820.52 dengan tingkat bunga 6.5%. Dan NPV Rp -4,633,302.94 dengan tingkat bunga 99%. Dari hasil tersebut diperoleh IRR sebesar 98.02% 10

- Pada 2013 NPV diperoleh sebesar Rp 464,276,801.64 dengan tingkat bunga 6.5%. Dan NPV Rp -4,955,780.82 dengan tingkat bunga 100%. Dari hasil tersebut diperoleh IRR sebesar 99.01% Setelah IRR dari hasil proyeksi didapat, maka dibandingkan dengan BI rate. BI Rate yang menjadi acuan adalah per 3 Desember 2010 sebesar 6.5%. Diasumsikan BI Rate yang berlaku tidak berubah setiap tahun. Berikut adalah perbandingan IRR hasil proyeksi dengan BI Rate. Dari tahun 2011 sampai dengan 2013 IRR yang dihasilkan sangat tinggi.apabila IRR hasil proyeksi dibandingkan dengan BI Rate. Berarti keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat visible (layak) dan profitable (menghasilkan laba) bagi pertumbuhan PD. BPR Juntinyuat. Kesimpulan Dalam perhitungan IRR pada PD. BPR Juntinyuat dari tahun 2005 sampai dengan 2013 Besar maupun kecilnya IRR ditentukan oleh Besarnya cash flow yang dihasilkan, yang berasal dari selisih antara in flow dengan out flow yang terjadi.keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat hampir disetiap periode memiliki arus kas positif, dengan rata-rata sebesar Rp 743,280,734.09 hal ini menunjukan bahwa keputusan investasi mendatangkan laba. Berdasarkan analisis IRR yang dilakukan keputusan invesatasi yang dilakuakan PD. BPR Juntinyuat rata-rata setiap periodenya tepat. Hal ini dinilai dari membandingkan IRR dengan Bi Rate sebagai rate of return. IRR hasil proyeksi yang dihasilkan pada tahun 2011 sampai dengan 2013 memiliki nilai yang ditinggi. Disebabkan pada proyeksi semua item-item yang mempengaruhi perhitungan IRR dinaikan. Hal tersebut akan menaikan nilai IRR pula. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dari IRR dalam pengambilan keputusan invesatasi pada PD. BPR Juntinyuat maka penulis mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Keputusan invesatasi aktiva tetap yang dilaksanakan haruslah yang sesuai kebutuhan karena karena pelaksanaan investasi aktiva tetap bertujuan mempermudah kegiatan operasional. 2. Investasi yang dilakukan pasti didasari oleh pengharapan memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Sehingga keputusan investasi harus profitable yang mendatangkan laba dengan menilai kondisi keuangan PD. BPR Juntiyuat terlebih dahulu. Apakah memungkinkan untuk melakukan investasi atau tidak. 3. Lebih meningkatkan arus kas dengan cara meningkatkan laba bersih dan pendapatan dari depresiasi. DAFTAR PUSTAKA Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi edisi 4. Jogyakarta: BPFE Arthur J.keown. 2004. Manajemen Keuangan, Prinsip-Prinsip Dan Aplikasi. Jakarta. PT Indeks Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Jogyakarta : BPFE Jogyakarta. Basri dan Indriyo gitosudarmo. 2008. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta Dergibson Siagian dan Sugiarto. 2006. Metode Statistika. Jakarta: Gramedia 11

Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : UPP STIM YKPN. Henry faizal noor. 2009. Investasi. Jakarta: Indeks. Jae K.Shim dan Joel G. Siegel.2000. Budgeting. Bandung : Erlangga. Lukman Syamsuddin. 2009.Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT. Rajagarindo Persada. Mamduh M. Hanafi. 2010.Manajemen Keuangan. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta Martono dan Agus Harjitno. 2007.Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Ekosita Siswanto. 2007. Pengantar Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara Sugoyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 12