Perjanjian yang terjadi antara pedagang klitikan dengan Kantor. pemakaian los Pasar Klitikan Niten juga dipandang menarik untuk diteliti,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja

BAB I PENDAHULUAN. dan Toko Modern, memberikan pengertian Pasar Tradisional sebagai berikut:

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA. Dari ketentuan pasal di atas, pembentuk Undang-undang tidak menggunakan

BAB II PENGIKATAN JUAL BELI TANAH SECARA CICILAN DISEBUT JUGA SEBAGAI JUAL BELI YANG DISEBUT DALAM PASAL 1457 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya, mereka harus

PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat di. Indonesia. Kebutuhan masyarakat terhadap tanah dipengaruhi oleh jumlah

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oetarid Sadino, Pengatar Ilmu Hukum, PT Pradnya Paramita, Jakarta 2005, hlm. 52.

BAB I PENDAHULUAN. berupa membayarkan sejumlah harga tertentu. mencukupi biaya pendidikan dan lainnya.

URGENSI PERJANJIAN DALAM HUBUNGAN KEPERDATAAN. Rosdalina Bukido 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA. satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. 11

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bahaya yang dapat mengancam kepentingannya tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN SEWA MENYEWA. Pasal 1313 KUH Perdata bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk nongkrong-nongkrong di cafe. Gaya hidup nongkrong di. kita sadari merupakan pengaruh dari globalisasi.

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi terlihat dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB II PROSEDUR PERALIHAN HAK GUNA USAHA MELALUI PERIKATAN JUAL BELI SEKALIGUS ALIH FUNGSI PENGGUNAAN TANAH

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perjanjian dalam Pasal 1313

BAB I PENDAHULUAN. Hukum positif yang berlaku di Indonesia menyatakan adanya Asas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB II PERJANJIAN SEWA-MENYEWA DAN PENGATURAN HUKUM DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA. A. Pengertian Bentuk-bentuk dan Fungsi Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sosialisasi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. penyalur dana masyarakat yang bertujuan melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. handy talky. Tren alat komunikasi yang selalu mengalami pergeseran,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin untuk dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan bantuan dari manusia

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN. dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perikatan merupakan hubungan hukum yang tercipta karena adanya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. mengenai anak sah diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

BAB I PENDAHULUAN. dengan kuota jemaah haji dan umrah terbanyak yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan untuk peduli akan hukumnya sangat rendah. Dalam hal ini,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

HUKUM PERIKATAN ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

BAB I PENDAHULUAN. beragamnya jenis musik, terdapat salah satu jenis musik yang sedang

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan Overeenkomst dari bahasa belanda atau Agreement dari bahasa inggris.

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan manusia dalam rangka bertahan hidup. Pasal 28 C

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang. pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 1

I. PENDAHULUAN. rohani. Kebutuhan manusia tidak terbatas, faktor yang menyebabkan kebutuhan

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. harga tanah dan bangunan yang terus naik dari tahun ke tahun. Tanah dan

BAB I PENDAHULUAN. produknya baik barang atau jasa dapat melakukan dengan berbagai cara, yaitu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengirim. Dimana ekspeditur mengikatkan diri untuk mencarikan pengangkut

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN, JAMINAN DAN GADAI. politicon). Manusia dikatakan zoon politicon oleh Aristoteles, sebab

A. Pengertian Perjanjian. C. Unsur-unsur Perjanjian. B. Dasar Hukum Perjanjian 26/03/2017

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat dapat menghasilkan suatu peristiwa-peristiwa tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah

BAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-harinya tidak dapat terlepas dari interaksi atau hubungan

BAB I PENDAHULUAN. lain sehingga muncul hubungan utang piutang. Suatu utang piutang merupakan

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat bertahan hidup sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pembangunan aspek ekonomi tentunya tidak

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh partisipasi dan kerjasama

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting menjamin bahwa seluruh harapan yang dibentuk dari janji janji

KAJIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. BUSSAN AUTO FINANCE SURAKARTA. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan modal sebagai salah satu sarana dalam pengembangan unit usaha oleh para

KLASIFIKASI PERJANJIAN KELOMPOK I DWI AYU RACHMAWATI (01) ( )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perjanjian menurut Pasal 1313 KUHPerdata adalah :

BAB II FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TUNTUTAN PEMBATALAN AKTA PERJANJIAN BANGUN BAGI DI KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi menunjukkan capaian yang cukup menggembirakan akhirakhir. persen, sebagaimana tersaji dalam tebel berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. mengenal adanya perikatan yang ditimbulkan karena undang-undang dan perikatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA. 2.1 Pengertian Perjanjian Kerjasama dan Tempat Pengaturannya

BAB II TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KEAGENAN MINYAK TANAH YANG DIBUAT ANTARA PARA AGEN DENGAN PERTAMINA

BAB I PENDAHULUAN. selama orang tersebut memiliki kepentingan tanpa memandang status,

I. PENDAHULUAN. kebutuhannya begitu juga dengan perusahaan, untuk menjalankan suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Hukum adalah segala aturan yang menjadi pedoman perilaku setiap orang

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) HUKUM PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah

I. PENDAHULUAN. Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan berkaitan dengan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial manusia selalu melakukan hubungan. dengan manusia lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik

Transkripsi:

3 Perjanjian yang terjadi antara pedagang klitikan dengan Kantor Pengelolaan Pasar Kabupaten Bantul dipandang menarik untuk diteliti karena tidak ada keterangan apakah perjanjian tersebut dilaksanakan layaknya perjanjian sewa menyewa atau perjanjian pinjam pakai. Perjanjian sewa menyewa tentunya mempunyai akibat hukum yang berbeda dengan perjanjian pinjam pakai. Cara penyelesaian wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian pemakaian los Pasar Klitikan Niten juga dipandang menarik untuk diteliti, mengingat perjanjian yang dibuat secara lisan dianggap sah sepanjang memenuhi syarat sahnya perjanjian. Berdasarkan uraian tersebut, Penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Pelaksanaan Perjanjian Pemakaian Los Pasar Klitikan Niten Antara Pedagang Klitikan Dengan Kantor Pengelolaan Pasar Kabupaten Bantul. B. Rumusan Masalah 1. Perjanjian apa yang terjadi antara pedagang klitikan dengan Kantor Pengelolaan Pasar Kabupaten Bantul? 2. Bagaimana cara penyelesaian wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian pemakaian los Pasar Klitikan Niten? C. Tujuan Penelitian 1. Objektif

4 a. Untuk mengetahui dan menganalisis perjanjian yang terjadi antara pedagang klitikan dengan Kantor Pengelolaan Pasar Kabupaten Bantul; b. Untuk mengetahui dan menganalisis cara penyelesaian wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian pemakaian los Pasar Klitikan Niten. 2. Subjektif a. Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang Ilmu Hukum jurusan Keperdataan di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada; b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menerapkan teoriteori yang telah diperoleh Penulis selama berada di bangku kuliah maupun dari buku-buku ilmiah dengan keadaan senyatanya dalam praktik, sehingga Penulis memperoleh pengetahuan yang luas dengan harapan dapat bermanfaat di kemudian hari. D. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran kepustakaan di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, ditemukan penulisan hukum yang berjudul: 1. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Menyewa Stand Antara Event Organizer Sebagai Panitia Penyelenggara Dengan Peserta Pameran Pada Penyelenggaraan Pameran Buku Di Kabupaten Sleman, Eka Fitri Andhini (2008).

5 sedangkan dalam penulisan hukum sebelumnya adalah stand; dalam penulisan hukum sebelumnya adalah di Kabupaten Sleman. 2. Pelaksanaan Perjanjian Sewa-Menyewa Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Cokrodirjan Antara Penyewa Dengan Pengelola Rumah Susun Milik Pemerintah Kota Yogyakarta, Fiqi Adrianti (2008). sedangkan dalam penulisan hukum sebelumnya adalah rumah susun sederhana sewa (Rusunawa); dalam penulisan hukum sebelumnya adalah di Kota Yogyakarta. 3. Pelaksanaan Perjanjian Sewa-Menyewa Kios Penjualan Handphone Dan Barang-Barang Elektronik Di Jogjatronik Mal, Herman Sayogo (2009).

6 sedangkan dalam penulisan hukum sebelumnya adalah kios penjualan handphone dan barang-barang elektonik; pada penulisan hukum sebelumnya lokasi adalah di Jogjatronik Mal. 4. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Menyewa Ruko Di Pasar Manggung Desa Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman, Rohmad Imam Masyuri (2010). sedangkan dalam penulisan hukum sebelumnya adalah ruko; dalam penulisan hukum sebelumnya adalah di Pasar Manggung, Desa Caturtunggal, Kabupaten Sleman.

7 5. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Menyewa Stadion Maguwoharjo Sleman Antara Dinas Pengelola Keuangan Dan Kekayaan Daerah (DPKKD) Sleman Dengan Perserikatan Sepak Bola Sleman, L. Suryantya Manohara (2010). sedangkan dalam penulisan hukum sebelumnya adalah stadion; dalam penulisan hukum sebelumnya adalah di Kabupaten Sleman. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dapat dianggap asli dan layak untuk dilakukan. Namun, jika masih terdapat penelitian serupa di luar sepengetahuan Penulis, diharapkan penelitian ini dapat saling melengkapi. E. Kegunaan Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan ( Kegunaan Akademis) Untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan hukum perdata pada khususnya. 2. Bagi Pembangunan (Kegunaan Praktis)

8 a. Untuk memberikan wawasan, informasi dan pengetahuan secara langsung ataupun tidak langsung mengenai perjanjian yang terjadi antara pedagang klitikan dengan Kantor Pengelolaan Pasar Kabupaten Bantul; b. Untuk memberikan wawasan, informasi dan pengetahuan secara langsung ataupun tidak langsung mengenai cara penyelesaian wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian pemakaian los Pasar Klitikan Niten; c. Dapat digunakan sebagai pedoman bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian Pasal 1313 KUHPerdata mendefinisikan perjanjian adalah: suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Perjanjian menurut Subekti adalah peristiwa dimana seorang berjanji kepada orang lain atau dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. 3 Perjanjian tersebut menerbitkan suatu perikatan antara 2 (dua) orang yang membuatnya. 4 Perjanjian menurut Sudikno Mertokusumo yaitu hubungan hukum antara dua orang yang bersepakat untuk menimbulkan akibat hukum. 5 Abdulkadir Muhammad berpendapat definisi perjanjian menurut KUHPerdata mengandung kelemahan, yaitu: a. Hanya menyangkut sepihak saja Rumusan kata kerja mengikatkan diri sifatnya hanya datang dari satu pihak saja, tidak dari kedua belah pihak. Seharusnya rumusan itu ialah 3 Subekti, 1990, Hukum Perjanjian, Cetakan Keduabelas, PT. Intermasa, Jakarta, hlm. 1. 4 Ibid. 5 Sudikno Mertokusumo, 2003, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Edisi Kelima, Cetakan Kedua, Liberty, Yogyakarta, hlm. 118. 9

10 saling mengikatkan diri, jadi ada konsensus antara kedua belah pihak. 6 b. Kata perbuatan mencakup juga tanpa konsensus Pengertian perbuatan, termasuk juga tindakan penyelenggaraan kepentingan (zaakwarneming), perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad) yang tidak mengandung suatu konsensus. Seharusnya dipakai istilah persetujuan. c. Pengertian perjanjian terlalu luas Pengertian perjanjian mencakup juga perjanjian kawin yang diatur dalam bidang hukum keluarga. Padahal yang dimaksud adalah hubungan antara debitur dan kreditur mengenai harta kekayaan. Perjanjian dalam Buku III KUHPerdata sebenarnya hanya meliputi perjanjian yang bersifat kebendaan, bukan bersifat kepribadian (personal). d. Pengertian tersebut tanpa menyebutkan tujuan Rumusan pasal tersebut tidak menyebutkan tujuan mengadakan perjanjian, sehingga pihak-pihak mengikatkan diri itu tidak jelas untuk apa. 7 Abdulkadir Muhammad memberikan pengertian bahwa perjanjian adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih saling 6 Konsensus menurut Subekti adalah persamaan (kesatuan) pendapat, sepakat yang menjadi titik lahirnya perjanjian atau persetujuan. 7 Abdulkadir Muhammad, 1992, Hukum Perikatan, Cetakan Ketiga, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 78.