1. Kecamatan dan desa rawan Jumlah penduduk di 3 (tiga) kecamatan rawan dan desa rawan adalah sebagai berikut :

dokumen-dokumen yang mirip
KEGAGALAN TEKNOLOGI BANJIR LAPINDO

Daerah bahaya Gunung Papandayan dibagi menjadi Daerah Bahaya I, Daerah Bahaya Lontaran dan Daerah Bahaya II.

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 783/MENKES/SK/X/2006. TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN MAGELANG

PENANGANAN DARURAT BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN LOMBOK UTARA. Oleh : Ir, Tri Budiarto, M.Si (Direktur Tanggap Darurat BNPB)

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN MAGELANG

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN MAGELANG

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP

Pendahuluan II. Kawasan rawan bencana III. Pokok permasalahan waspada

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

KONDISI UMUM. Aspek Biofisik

Pendahuluan II. Pokok permasalahan Siaga III. Permasalahan kesehatan

Hasil Diskusi KELOMPOK SIAGA

Development of Health Preparedness Indicator. Pusat Humaniora dan Manajemen Kesehatan Badan Litbangkes, Kemenkes RI

MODEL SPASIAL KERENTANAN SOSIAL EKONOMI DAN KELEMBAGAAN TERHADAP BENCANA GUNUNG MERAPI

Sistem Manajemen Bencana cluster kesehatan Kasus: Bencana Merapi yang berkepanjangan di Propinsi DIY dan Jawa Tengah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

LAPORAN SEMENTARA PENANGANAN MASALAH KESEHATAN AKIBAT BENCANA ALAM BANJIR DI KECAMATAN BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013

Review upaya PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA KEKERINGAN DIPROVINSI NTB 2014

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA MEI 2014

BAB II. Gambar 2.1 Peta Kabupaten Magelang

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR PERAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan bencana. maupun buatan manusia bahkan terorisme pernah dialami Indonesia.

PENGALAMAN MENGIKUTI ASSESSMENT OLEH PUSAT KRISIS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Latar Belakang

TINJAUAN MASALAH KESEHATAN AKIBAT BENCANA TAHUN 2008

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA BIDANG KESEHATAN

No.1119, 2014 KEMENHAN. Krisis Kesehatan. Penanganan. Penanggulangan Bencana. Pedoman.

Perda No. 28 / 2004 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tupoksi Dinas Kesehatan dan UPT Dinas Kesehatan

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga. harta benda, dan dampak psikologis (BNPB, 2007).

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Merapi. Ada 8 Desa yang termasuk ke dalam KRB III. Penelitian ini bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB II DESKRIPSI WILAYAH

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2080, 2014 BNPB. Logistik. Penanggulangan Bencana. Standarisasi.

METODE PENELITIAN. (2012) penelitian deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan interpretasi

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Erupsi Gunung Merapi merupakan fenomena alam yang terjadi secara

INOY TRISNAINI, SKM., M.KL FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA BENCANA PERAN KADER KESEHATAN MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

POSKO PB PMI PUSAT. Laporan Situasi 13 Gunung Merapi DIY dan Jawa Tengah Update: 07 November 2010 pukul WIB

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PENJABARAN APBD TAHUN ANGGARAN , ,00

BAB 1 : PENDAHULUAN. bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Masa golden period, potensi-potensi yang dimiliki seseorang akan

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN.. TENTANG RENCANA TATA RUANG KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI

Program : Pelayanan Administrasi Perkantoran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MANUAL RUJUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG RENCANA TATA RUANG KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI. BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu Peng

Wilayah rawan bencana Wilayah rawan bencana adalah Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Pasuruhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

Aspek Geografi dan Demografi

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN SDM KESEHATAN DALAM MENGHADAPI ERUPSI GUNUNG SINABUNG

KESIAPAN PELAYANAN KESEHATAN ARUS MUDIK IDUL FITRI 1436 H / 2015

Oleh: Laksono Trisnantoro Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK-UGM

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan hidup seseorang, baik sebagai individu maupun sebagai warga

UPAYA PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA ERUPSI GUNUNG ROKATENDA. Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka

menyatakan bahwa Kabupaten Klaten memiliki karakter wilayah yang rentan terhadap bencana, dan salah satu bencana yang terjadi adalah gempa bumi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut indeks rawan bencana Indonesia (BNPB, 2011), Kabupaten

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

CAPAIAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA Tahun

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah (bpbd) Tahun 2017 Kabupaten Sidoarjo

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. jaringannya (DinKes Jawa Timur, 2013). Instalasi Gawat Darurat sebagai gerbang

Juknis Operasional SPM

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA OKTOBER 2014

DAFTAR USULAN KEGIATAN PEMBANGUNAN MUSRENBANG KABUPATEN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN ANGGARAN 2014

REVIEW UPAYA PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA ERUPSI GUNUNG KELUD. DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI Dr.

Laporan Situasi. Gambaran Situasi. Tanah Longsor. Banjarnegara-Jawa Tengah. Informasi Kunci. Situation Report Desember 2014


Oleh Iis Prasetyo, S.Pd

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) secara keseluruhan berada

C. PERANCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

PERKIRAAN BIAYA (RP,-) SUMBER DANA (APBN/ APBD/ PHLN) PENUNJUKAN LANGSUNG/ PENGADAAN LANGSUNG LELANG / SELEKSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

KELEMBAGAAN DINAS KESEHATAN PROVINSI - KABUPATEN/KOTA (MENDASARKAN UU 23 TAHUN 2014) DISAMPAIKAN OLEH : KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH

Transkripsi:

KESIAPSIAGAAN DEPARTEMEN KESEHATAN RI AKIBAT SIAGA I GUNUNG MERAPI DI KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 19 APRIL 2006

I. Pokok Permasalahan Telah terjadi peningkatan aktifitas Gunung Merapi di Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah pada : 1. Pada tanggal 16 April 2006, terjadinya gempa berulang kali yang menyebabkan pembengkakan kubah bawah mencapai 3 meter. 2. Pada tanggal 17 April 2006, gempa VTB 2 kali, MP 14 kali dan guguran 4 kali. Secara kuantitatif kegempaan masih menunjukkan jumlah yang tinggi. 3. Pada tanggal 18 April 2006, gempa VTB 3 kali, MP 21 kali dan guguran 2 kali. Secara kuantitatif kegempaan masih menunjukkan jumlah yang tinggi. II. Data/informasi 1. Kecamatan dan desa rawan Jumlah penduduk di 3 (tiga) kecamatan rawan dan desa rawan adalah sebagai berikut : No. Kecamatan Desa Paling Rawan Dusun Paling Rawan Jumlah Jiwa 1. Sawangan 6 12 4.323 2. Srumbung 8 31 dari 141 10.910 3. Dukun 7 45 14.180

2. Kelompok rentan Berdasarkan hasil pengumpulan data, data evakuasi/pengungsian berdasarkan kelompok rentan adalah sebagai berikut : Kelompok No. Kecamatan Desa Disability/ Total Bumil Bayi Balita Rawan Ketep 14 35 118 255 422 Kapuhan 20 62 171 316 569 1 Sawangan Krogowanan 20 49 227 241 537 Wonolelo 39 496 1.191 1.726 Sawangan 75 77 303 10 465 Gondowangi 65 65 334 10 474 Sengi 23 62 278 42 405 Paten 14 44 167 38 263 Krinjing 11 33 125 24 193 2 Dukun Mangunsoko 7 24 75 19 125 Keningar 13 5 30 14 62 Ngargomulyo 20 35 148 39 242 Kalibening 13 35 163 37 248 Kaliurang 14 53 157 11 235 Nglumut 7 17 43 5 72 Kemiren 5 17 80 10 112 3 Srumbung Ngablak 16 43 131 6 196 Mranggen 28 78 137 3 246 Ngargosoko 14 45 109 6 174 Pandanretno 4 11 66 35 116 Tegalrandu 20 24 127 3 174 Jumlah 442 814 3.485 2.315 7.056 III. Upaya yang dilakukan Jajaran kesehatan dalam rangka kesiapsiagaan akibat Siaga I Gunung Merapi di Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah telah melakukan upaya sebagai berikut : 1. Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Sejak tanggal 17 April 2006, kantor buka 24 jam Membentuk Tim Kesehatan di 29 unit Puskesmas dengan tenaga kesehatan dan didukung oleh Puskesling Menyiagakan Puskesmas 24 jam di wilayah yang dekat dengan daerah bencana, yaitu Puskesmas Kec. Salam, Kec. Srumbung dan Kec. Dukun

Untuk evakuasi penduduk : - Kondisi dibagi menjadi 4 yaitu wilayah paling rawan (tempat kumpul), wilayah rawan (TPS I), wilayah agak rawan (TPS II) dan wilayah lebih aman (TPA) - Disiagakan tenaga kesehatan yang ditempatkan pada Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang ada di masing-masing desa rawan bencana di 3 kecamatan - Ditempatkan 1 unit Puskesling dengan 3 orang tenaga kesehatan ditambah 1 orang Satuan Siaga Bencana Khusus (Satganasus) dari PMI. Jumlah Satganasus yang disiagakan berjumlah 30 orang (1 pleton) yang merupakan tenaga kesehatan dari Puskesmas, Rumah Sakit Umum dan PMI yang dilatih khusus penanggulangan bencana - Telah disiagakan 83 unit truk yang dibagi di 3 kecamatan Melakukan Gladi Lapangan Evakuasi Korban pada tanggal 17 April 2006 pukul 10.00 WIB yang dipimpin langsung oleh Bupati Magelang dengan melibatkan Bakorwil Kedu, Danrem Kedu, Kapolwil Kedu, aparat Pemda setempat, Dandim Magelang, Kapolres Magelang dan Dinkes Kab. Magelang Rumah Sakit yang disiagakan untuk rujukan adalah RSUD Muntilan, RSU Tidar Magelang, RS Tentara Magelang dan RSU Sleman 2. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Memberikan bantuan obat sebanyak 5 paket

3. Departemen Kesehatan Melakukan pertemuan dengan Kepala Dinkes Kab. Magelang, Kepala Puskesmas Kec. Dukun dan Kec. Srumbung Memberikan bantuan berupa : - 1 unit tenda posko lapangan : untuk Puskesmas Kec. Dukun - 1 unit genset portable : untuk Puskesmas Kec. Dukun - 30 buah velbed lipat : 20 buah untuk Puskesmas Kec. Dukun dan 10 buah untuk Puskesmas Kec. Srumbung - 1 set minor surgery : untuk Puskesmas Kec. Dukun - 9 buah spanduk Pos Kesehatan : 1 buah untuk Dinkes Kab. Magelang, 4 buah untuk Puskesmas Kec. Dukun dan 4 buah untuk Puskesmas Kec. Srumbung - 2 unit HT UHF/UHV : 1 unit untuk Dinkes Kab. Magelang dan 1 unit untuk Puskesmas Kec. Dukun - 10.320 buah masker : 160 buah untuk Puskesmas Kec. Dukun dan 160 buah untuk Puskesmas Kec. Srumbung - 100 buah kantong mayat - 20 buah rompi Depkes - 20 buah topi Depkes Melakukan rapat koordinasi dengan lintas program pada tanggal 17 Apri 2006, dengan hasil sebagai berikut : - Mengirimkan Tim dari lintas program untuk melakukan Rapid Health Assessment pada tanggal 18 April 2006 - Mempersiapkan Rumah Sakit penunjang rujukan, yaitu RS Dr. Sardjito Yogyakarta, RS Karyadi Semarang dan RS Dr. Soetomo Surabaya - Penempatan tenaga kesehatan yang disesuaikan dengan kebutuhan

- Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat agar menyiapkan fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan melakukan pemantauan gizi - Direktorat Penyehatan Lingkungan Ditjen PPPL agar melibatkan BBTKL Yogyakarta untuk melakukan penilaian kualitas udara - Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan agar menyiapkan obat untuk dukungan, khususnya untuk Dinkes Kab. Magelang dan Dinkes Kab. Sleman - WHO akan membantu untuk health emergency kit dan surgical kit. IV. Tindak lanjut Dinkes Kab. Magelang, Dinkes Prov. Jawa Tengah dan Pusat Penanggulangan Krisis Depkes tetap melakukan pemantauan.