BAB III GAMBARAN UMUM PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KOTA DEPOK

dokumen-dokumen yang mirip
MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pemerintah Kota Bandar Lampung

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU. Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekanbaru. Berdasarkan Surat Edaran

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG KANTOR KAS DAERAH KOTA MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 63 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDAPATAN KOTA TASIKMALAYA

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;

WALIKOTA BEKASI KEPUTUSAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN BUPATI TASIKMALAYA B U P A T I TASIKMALAY A

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU. A. Profil Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Deskripsi Umum Ruang Lingkup Penelitian

Memperhatikan : Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 44 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-N TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH WALIKOTA MADIUN,

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG

BAB III GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANDAK

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN KOTA BATU

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEDUDUKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN MATARAM

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI BANYUWANGI SALINAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESATUAN BANGSA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

IV. GAMBARAN UMOM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Dinas Tata Kota Kabupaten Lampung Utara

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 80 TAHUN 2016

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM Sekilas Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung. UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan antara pemerintah pusat dan

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN KANTOR DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET DAERAH KABUPATEN KARO

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN ANGGARAN 2007

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 84 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERIJINAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Dinas Pendapatan dan. Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 3 TAHUN 1999 SERI D.2

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Bpka-1. LKPJ Kepala Daerah Tahun Anggaran 2014

PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 56 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI. A. Sejarah Berdirinya Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah;

2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman; 3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU. 2.1 Sejarah singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 15 TAHUN 2000 TENTANG

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 1 TAHUN 2014

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

transparansi, partisipasi, penegakan hukum, dan akuntabilitas

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 2 GAMBARAN UMUM INSTANSI

Tugas Pokok dan Fungsi

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO. NOMOR : 30,z TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM DPPKA KOTA SURAKARTA. 1. Sejarah dan Perkembangan DPPKA Surakarta

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II TULANG BAWANG,

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 14 TAHUN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

Transkripsi:

BAB III GAMBARAN UMUM PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KOTA DEPOK Dalam hal implementasi pemungutan retribusi Izin Mendirikan Bangunan di kota Depok, terdapat dua instansi yang berwenang. Kedua instansi tersebut adalah Dinas Tata Kota dan Bangunan kota Depok dan Dinas Pendapatan Daerah. Keduanya memiliki fungsi yang berbeda terkait pemungutan retribusi Izin Mendirikan Bangunan di kota Depok. Dinas Tata Kota dan Bangunan bertugas pada saat melakukan penilaian/penetapan besarnya retribusi Izin Mendirikan Bangunan yang diajukan. Sedangkan Dinas Pendapatan Daerah memiliki tugas pada pada saat pemungutan retribusi Izin Mendirikan Bangunan. A. Dinas Tata Kota dan Bangunan Kota Depok Dinas Tata Kota dan Bangunan kota Depok adalah instansi yang berada di bawah pemerintahan kota Depok yang berlokasi di Jalan Margonda Raya Nomor 54 Depok, yang berupaya untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat kota Depok untuk berpartisipasi secara aktif dalam hal penyelenggaraan bangunan yang tertib. Hal ini sejalan dengan visi dari Dinas Tata Kota dan Bangunan kota Depok, yaitu Mewujudkan tata ruang dan bangunan kota yang tertib, manusiawi dan ramah lingkungan melalui pelayanan prima. Dalam mewujudkan visi tersebut, maka diperlukan suatu kebijakan operasional yang diimplementasikan secara bertahap. Makna dari tata ruang dan bangunan kota yang tertib adalah tertib pemanfaatan ruang dan bangunan, kualitas, tata letak, maupun perizinannya. Makna dari pelayanan prima adalah terpenuhinya keinginan pelanggan, karena

pelayanan yang diberikan oleh aparatur kepada pelanggan sedikit lebih baik daripada yang diharapkan. Dengan demikian pelayanan prima adalah pelayanan yang sesuai dengan standar pelayanan dan memuaskan pelanggan. Untuk mewujudkan visi Dinas Tata Kota dan Bangunan, maka visi tersebut perlu dijabarkan lebih lanjut dalam misi yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh Dinas Tata Kota dan Bangunan kota Depok. Misi dari Dinas Tata Kota dan Bangunan kota Depok, adalah: a. Mewujudkan penataan dan pemanfaatan ruang dan bangunan sesuai dengan peruntukkan serta penataan dekorasi kota yang meliputi tata informasi dan taman kota; b. Meningkatkan pelayanan ketatakotaan yang meliputi pelayanan perizinan, pemanfaatan ruang dan konsultasi teknis bangunan; c. Meningkatkan jumlah sarana dan kualitas bangunan gedung pemerintah kota; d. Meningkatkan tertib pemanfaatan ruang dan bangunan melalui pengawasan dan pengendalian; e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendukung. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 15 Tahun 2003 tentang Kewenangan, Dinas Tata Kota dan Bangunan merupakan unsur pelaksana pemerintah kota yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Tugas dari dinas ini adalah untuk meyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang penataan ruang dan bidang pemukiman. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, maka Dinas Tata Kota dan Bangunan kota Depok mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang tata kota dan bangunan; b. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang tata kota dan bangunan; c. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas di bidang tata kota dan bangunan; d. Pengelolaan urusan Ketatausahaan. Jumlah pegawai yang bekerja berdasarkan bulan Desember 2007 berjumlah 161 orang, yang terdiri dari 85 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS), 24 orang tenaga kontrak pemerintah daerah, dan 52 orang sukarelawan taman dan reklame. Adapun tugas dan fungsi dari pegawai Dinas Tata Kota dan Bangunan kota Depok diatur berdasarkan Keputusan Walikota Depok Nomor 46 Tahun 2004 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Unsur Organisasi Dinas Tata Kota dan Bangunan, yang terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Bagian Tata Usaha yang membawahakan: 1. Sub Bagian Umum 2. Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan c. Bidang Tata Bangunan yang membawahkan: 1. Seksi Penataan Bangunan 2. Seksi Pelaksanaan dan Pemeliharaan d. Bidang Perizinan yang membawahkan: 1. Seksi Perizinan Bangunan 2. Seksi Perizinan dan Pemanfaatan Ruang e. Bidang Tata Kota yang membawahkan:

1. Seksi Penataan Ruang 2. Seksi Dekorasi Kota f. Bidang Pengawasan Pengendalian dan Penertiban yang membawahkan: 1. Seksi Pengawasan dan Pengendalian 2. Seksi Penertiban g. Cabang Dinas 1. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) 2. Kelompok Jabatan Fungsional Untuk sementara, Cabang Dinas, Unit Pelaksana Teknis Dinas, dan Kelompok Jabatan Fungsional belum dibentuk. Berikut ini disajikan gambar dari struktur organisasi Dinas Tata Kota dan Bangunan Kota Depok.

Gambar III. 1. Struktur Organisasi Dinas Tata Kota dan Bangunan Kota Depok Sumber: Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2003

B. Dinas Pendapatan Daerah Kota Depok Dalam mengelola penerimaan daerahnya, kota Depok memiliki perangkat organisasi yang mengelola secara khusus mengenai penerimaan daerah tersebut. Perangkat organisasi yang mengurus secara khusus mengenai penerimaan pajak di kota Depok adalah Dinas Pendapatan Daerah kota Depok. Kantor Dinas Pendapatan Daerah kota Depok ini berlokasi di Jalan Pemuda, Kecamatan Pancoran Mas, kota Depok. Jumlah pegawai yang bekerja berdasarkan bulan Desember 2007 berjumlah 95 orang, yang terdiri dari 59 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 37 orang tenaga kontrak pemerintah daerah. Adapun tugas dan fungsi dari pegawai Dinas Pendapatan Daerah kota Depok diatur berdasarkan Keputusan Walikota Depok Nomor 31 Tahun 2004 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Unsur Organisasi Dinas Pendapatan. Bagian pertama adalah Kepala Dinas dengan tugas pokoknya yaitu melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan serta penggunaan anggaran dinas. Bagian kedua adalah bagian Tata Usaha yang memiliki tugas pokok melaksanakan perencanaan, pengelolaan administrasi umum, perlengkapan kepegawaian dan administrasi keuangan. Bagian Tata Usaha ini memiliki dua sub bagian, yaitu Sub Bagian Umum yang memiliki tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan pengadaan, rumah tangga, administrasi perjalanan dinas, pengelolaan administrasi kepegawaian dan administrasi keuangan. Selain Sub Bagian Umum, terdapat pula Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan yang memiliki tugas pokok melaksanakan penyusunan rencana strategis.

Bagian ketiga adalah Bidang Pendataan dan Pengolahan Data. Bagian ini memiliki tugas pokok melaksanakan kegiatan pendataan Pajak Daerah dan memfasilitasi pelaksanaan pendataan Pajak Pusat dan Pajak Propinsi yang dibagi hasilkan. Bagian ini terdiri dari dua seksi, seksi yang pertama adalah Seksi Pendataan yang mempunyai tugas pokok pendataan Pajak Daerah dan memfasilitasi pelaksanaan pendataan Pajak Pusat dan Pajak Propinsi yang dibagi hasilkan. Seksi yang kedua adalah Seksi Pengolahan Data yang memiliki tugas pokok melaksanakan pengolahan data hasil pendataan, penyimpanan, dan pemeliharaan dokumen perpajakan. Bagian keempat adalah Bidang Penetapan dan Pembukuan. Secara umum tugas pokok bidang ini adalah melaksanakan penghitungan, penetapan dan penyampaian surat ketetapan dan angsuran, melaksanakan pembukuan dan pelaporan pendapatan daerah serta benda berharga. Bidang ini dalam melaksanakan tugas dan fungsinya terdiri dari dua seksi. Pertama, Seksi Penetapan yang memiliki tugas pokok melaksanakan penelitian, penghitungan, dan penetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Yang kedua adalah Seksi Pembukuan yang bertugas untuk melaksanakan pencatatan pembukuan dan pelaporan penerimaan pendapatan daerah serta benda berharga. Bagian kelima adalah Bidang Penagihan dan Penerimaan Lain-lain. Tugas pokok dari bidang ini adalah melaksanakan penagihan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan penerimaan lain-lain. Bidang ini pun terdiri dari dua seksi, yakni Seksi Penagihan dan Seksi Penerimaan Lain-lain. Seksi Penagihan mempunyai tugas pokok melaksanakan penagihan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, serta memfasilitasi pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Sedangkan Seksi Penerimaan Lain-lain bertugas untuk melaksanakan pengelolaan penerimaan lain-

lainnya di luar Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bagian keenam adalah Bagian Pengembangan dan Pengendalian Operasional. Bagian ini memiliki tugas pokok melaksanakan penyusunan rencana anggaran pendapatan daerah, pengembangan dan penggalian potensi pendapatan daerah, pengendalian dan pembinaan teknis pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Bagian ini terdiri dari dua bagian, yaitu Seksi Pengembangan dan Seksi Pengendalian Operasional. Seksi Pengembangan bertugas untuk melaksanakan penyusunan rencana penerimaan pendapatan daerah serta pengembangan dan penggalian potensi daerah. Sedangkan Seksi Pengendalian Operasional bertugas untuk melaksanakan pengendalian dan pembinaan teknis pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Bagian ketujuh adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). Bagian ini hadir sesuai dengan kebutuhan untuk menyelenggarakan sebagian tugas dinas pendapatan daerah. Dan bagian kedelapan yang merupakan bagian terakhir adalah Kelompok Jabatan Fungsional. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan dinas secara profesional sesuai dengan kebutuhan. Berikut ini disajikan gambar dari struktur organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Depok.

Gambar III. 2. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Depok Sumber: Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2003

C. Pengaturan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan di Kota Depok Izin Mendirikan Bangunan merupakan izin yang dikeluarkan oleh pemerintah kota Depok melalui Dinas Tata Kota dan Bangunan kepada perorangan atau badan yang akan melaksanakan pembangunan suatu bangunan. 49 Dalam hal perorangan atau badan akan melakukan kegiatan pengujian terhadap kelayakan tanah di lokasi rencana pembangunan bangunan, maka orang atau badan tersebut wajib memiliki izin pendahuluan yang ditetapkan oleh Walikota atau pejabat yang ditunjuk. Setelah izin pendahuluan dan Izin Mendirikan Bangunan diperoleh, maka barulah pembangunan dapat dilaksanakan. Pelaksanaan dari pembangunan juga harus sesuai dengan fungsi bangunan dan rencana teknis yang tercantum sebelumnya dalam Izin Mendirikan Bangunan. Pada dasarnya, Izin Mendirikan Bangunan diterbitkan berdasarkan rencana teknis yang direkomendasikan oleh dinas terkait. Apabila pemegang Izin Mendirikan Bangunan dalam tengang waktu 6 (enam) bulan sejak diterbitkannya Izin Mendirikan Bangunan tidak melaksanakan pembangunan, maka Izin Mendirikan Bangunan dinyatakan tidak berlaku, kecuali pemegang izin mengajukan perpanjangan izin sebelum tenggang waktu berakhir. Izin Mendirikan Bangunan berjangka dapat diberikan kepada pemohon yang: a. Rencana pendirian bangunannya termasuk dalam rencana perluasan atau pelebaran jalan yang telah direncanakan; b. Mendirikan bangunan yang bersifat sementara; c. Bangunannya berada pada lahan milik sendiri namun melanggar garis sempadan bangunan. 49 Distakotbang Kota Depok, Op. Cit., hal. 1.

Permohonan Izin Mendirikan Bangunan Sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor 7 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Izin Mendirikan Bangunan dan Sertifikat Laik Huni disebutkan bahwa sebelum permohonan Izin Mendirikan Bangunan diajukan, maka Pemohon harus membuat permohonan Izin Pemanfaatan Ruang. Izin Pemanfaatan Ruang adalah izin yang wajib dimiliki oleh perorangan atau badan yang akan melaksanakan pembangunan bangunan dalam rangka memberi kepastian hukum mengenai lokasi yang akan dilakukan pembangunan sebelum mengajukan Izin Mendirikan Bangunan, hal ini sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2003 tentang Pemanfaatan Ruang. Izin Pemanfaatan Ruang ini akan diterbitkan apabila antara lokasi yang dimohon ada kesesuaian dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pemerintah kota Depok. Izin Pemanfaatan Ruang ini berlaku selama lokasi tersebut dipakai sesuai dengan pemanfaatannya dan tidak bertentangan dengan kepentingan umum. Dan setiap terdapat perubahan pemanfaatan ruang, baik yang meliputi alih fungsi maupun perubahan luas, maka wajib memiliki izin secara tertulis dari walikota atau pejabat lain yang ditunjuk. Pemohon Izin Pemanfaatan Ruang dan atau Izin Mendirikan Bangunan mengajukan permohonan secara tertulis kepada Walikota melalui kepala Dinas Tata Kota dan Bangunan dengan melampirkan persyaratan yang ditentukan. Khusus untuk permohonan Izin Pemanfaatan Ruang dengan luas kurang dari 200 m 2 dan pemutihan Izin Mendirikan Bangunan dengan fungsi hunian rumah tinggal tunggal, maka permohonan tertulis diajukan kepada Walikota melalui Camat. Lamanya proses permohonan Izin Pemanfaatan Ruang dan Izin Mendirikan Bangunan adalah masing-masing 14 (empat belas) hari kerja setelah berkas

permohonan dinyatakan lengkap. Khusus untuk bangunan berbentuk komplek (terdiri lebih dari 3 (tiga) bangunan), maka baik perseorangan atau badan yang bersangkutan wajib untuk membuat rencana tapak (site plan) yang disahkan oleh Walikota atau pejabat lain yang ditunjuk sebelum mengajukan permohonan Izin Mendirikan Bangunan. Setelah dilakukan verifikasi lapangan antara surat permohonan dengan bangunannya, atas permohonan Izin Mendirikan Bangunan yang telah disetujui, Dinas Tata Kota dan Bangunan akan mengeluarkan nota perhitungan retribusi dan surat perintah setor yang berisi berapa jumlah yang harus dibayar oleh Pemohon. Pembayaran dapat dilakukan langsung di loket bendahara penerima yang ada di Dinas Pendapatan Daerah kota Depok, atau dengan cara setor langsung rekening bank bendahara penerima. Setelah proses pembayaran telah dilewati pemohon, maka pemohon akan menerima bukti pembayaran retribusi Izin Mendirikan Bangunan. Untuk pembayaran yang dilakukan dengan cara transfer melalui bank, bukti transfer harus diserahkan ke bendahara penerima yang ada di Dinas Pendapatan Daerah kota Depok untuk ditukar dengan bukti pembayaran retribusi Izin Mendirikan Bangunan. Bukti pembayaran retribusi Izin Mendirikan Bangunan inilah yang akan diserahkan oleh pemohon di Dinas Tata Kota dan Bangunan untuk mendapatkan Izin Mendirikan Bangunan. Berikut adalah gambar dari mekanisme permohonan Izin Mendirikan Bangunan di kota Depok.

Gambar III. 3. Mekanisme Proses Permohonan Izin Mendirikan Bangunan Sumber: Peraturan Walikota Depok Nomor 7 Tahun 2007 Perhitungan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Untuk menghitung besarnya jumlah retribusi Izin Mendirikan Bangunan yang harus dibayar oleh pemohon, rumusnya adalah: Retribusi IMB = Tarif Bangunan (TB) + Tarif Administrasi (TA) Keterangan:

Tarif Bangunan = Luas Bangunan x Standar Harga Dasar Bangunan per M 2 x Koefisien Lantai Bangunan x Persentase Fungsi Bangunan Maksimal 4% Tarif Administrasi = Biaya Pendaftaran (1% x TB) + Biaya Pemeriksaan Gambar/Koreksi Gambar (6% x TB dan ditambah 10% untuk bangunan mall, apartemen, dan sejenisnya) + Biaya Pengawasan (10% x TB) + Biaya Sempadan (1% x TB) Nilai Standar Harga Dasar Bangunan yang dipakai untuk menghitung besarnya retribusi Izin Mendirikan Bangunan ditetapkan berdasarkan Keputusan Walikota Depok Nomor 39 Tahun 2001 tentang Standar Harga Dasar Bangunan. Nilai ini ditetapkan pemerintah kota Depok demi menciptakan keseragaman dasar penilaian untuk penghitungan retribusi Izin Mendirikan Bangunan. Berikut adalah nilai Standar Harga Dasar Bangunannya: Tabel III. 3. Standar Harga Dasar Bangunan (dalam rupiah) No. Bangunan Kelas/Tarif 1 Kelas/Tarif 2 Kelas/Tarif 3 1 Permanen 790.000,00 679.000,00 632.000,00 2 Semi Permanen 453.600,00 431.200,00 408.000,00 Sumber: Keputusan Walikota Depok Nomor 39 Tahun 2001 Selain standar Harga Dasar Bangunan, untuk menghitung besarnya retribusi Izin Mendirikan Bangunan yang harus dibayar, juga terdapat koefisien lantai bangunan yang harus diperhitungkan. Koefisien lantai bangunan ini dihitung berdasarkan jumlah lantai yang terdapat dalam sebuah bangunan. Berikut adalah koefisien lantai bangunan: Tabel III. 4. Koefisien Lantai Bangunan

No. Tingkat Bangunan Koefisien 1 Lantai Basement 1,200 2 Lantai Dasar 1,000 3 Lantai I 1,090 4 Lantai II 1,120 5 Lantai III 1,135 6 Lantai IV 1,162 7 Lantai V 1,197 8 Lantai VI 1,236 9 Lantai VII 1,265 Sumber: Keputusan Walikota Depok Nomor 39 Tahun 2001 Dan seterusnya, setiap kenaikkan 1 (satu) lantai maka nilai koefisien ditambah sebesar 0,030. Penetapan Target Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Seperti telah disebutkan pada Bab I, penerimaan yang berasal dari retribusi Izin Mendirikan Bangunan merupakan penerimaan tertinggi di antara jenis retribusi lainnya yang ada di kota Depok. Setiap tahunnya, pemerintah kota selalu menetapkan target penerimaan yang berasal dari berbagai sumber termasuk retribusi Izin Mendirikan Bangunan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pemerintah kota Depok menargetkan penerimaan yang berasal dari Penerimaan Asli Daerah sebesar 5% lebih tinggi dari penerimaan yang diperoleh pada tahun sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dalam indikator makro kota Depok yang tertuang dalam

Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Depok Tahun 2006-2011. 50 Dalam hal penetapan target retribusi Izin Mendirikan Bangunan Di kota Depok, penetapan target dihitung dari realisasi penerimaan tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan karena potensi yang ada sulit dihitung dikarenakan perkembangan kota Depok yang signifikan. Selain itu yang jadi pertimbangan lain untuk menetapkan target adalah angka 5% lebih tinggi dari target tahun sebelumnya. Angka ini diajukan oleh Dinas Tata Kota dan Bangunan kota Depok yang mewakili pihak eksekutif dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD), yang kemudian bersama-sama dengan lembaga legislatif akan disahkan menjadi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Kemudian Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang terdiri dari Badan Perencanaan Daerah (Bapeda), Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda) dan Sekretariat Daerah (Setda) akan meramu kembali angka tersebut untuk kemudian diajukan ke Dewan Pimpinan Daerah hingga akhirnya akan disepakati bersama berapa angka yang dijadikan target penerimaan pada tahun berikutnya. 50 Pemerintah Kota Depok, Ringkasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Depok Tahun 2006-2011, Depok, Pemerintah Kota Depok, 2007, hal. 17.