BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dan sasaran mutu ditetapkan untuk mengarahkan organisasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

LAMPIRAN LEMBAR OBSERVASI PADA PDAM TIRTANADI MEDAN : JALAN SISINGAMANGARAJA NO. 1 MEDAN. Kode Klausul Terlaksana Tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya persaingan di era globalisasi saat ini, maka

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi atau instansi dalam melaksanakan program selalu diarahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. yang telah mendunia. Dampak yang secara langsung dirasakan adalah adanya

BAB I PENDAHULUAN. semakin modern, jaringan fisik serta pelayanan sarana dan prasarana nasional

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Shandy Fauzan, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (PSDMP dan

B A B I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan. suatu organisasi. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, sudah banyak perusahaan atau lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Liqa Yasifa, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. dan harapan pelanggan yang semakin meningkat. Melihat kondisi ini, tidak ada pilihan lain lagi bagi instansi untuk bertahan dan

PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 4 6)

II.TINJAUAN PUSTAKA. dari kemampuan, motivasi dan kesempatan ( Robbins, 1996 ). Menurut Ramlan dan Ismulyana ( 2005 ), kinerja pelayanan dan

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP)

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa Indonesia adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan sumber daya manusia dalam melibatkan proses kegiatan untuk. organisasi sebagai salah satu fungsi dalam perusahaan.

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL

BAB IV.GAMBARAN UMUM PENELITIAN. pendidikan di kota Bandar Lampung sudah dapat terbilang cukup baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

BAB I PENDAHULUAN. karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. memikirkan bagaimana cara perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang

BAB 5 PENUTUP. Mutu ISO 9001:2008 pada PT Metabisulphite Nusantara. maka dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi ini, demikian pesat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya maka dihasilkan temuan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. UU RI Nomor 20 Tahun 2003; bahwa : Standar nasional pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. unggul dalam daya saing maupun unggul dalam kualitas.

BAB I PENDAHULUAN. human relation juga mengambil bagian pada kedaan ini yang berarti human relation

PENGELOLAAN SEKOLAH BERBASIS ISO 9001:2000. (Studi Situs SMK Migas Cepu) TESIS

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun external. Hal-hal di atas tidak mudah, karena barisan terdepan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irma Riswanti, 2013

BAB V MODEL STRATEGI PENINGKATAN MANAJEMEN MUTU DIKLAT. Sistem manajemen pada organisasi yang unggul harus mampu melakukan

B A B I PENDAHULUAN. komponen bangsa sepakat mencantumkan angka 20% sebagai angka keramat bagi

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Peranan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di kawasan Indonesia sendiri telah diberlakukan perdagangan bebas ASEAN-

BAB II LANDASAN TEORI. baik usaha yang dilakukan oleh pemerintahan untuk waktu yang cukup lama tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yakni memperoleh

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi telah mengakibatkan. kehidupan yang menuntut peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB 1 PENDAHULUAN. yang selaras dengan perubahan lingkungan bisnis. Manajemen. Sumber Daya Manusia merupakan bidang yang strategis dari organisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini tercermin dari penetapan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada Era Globalisasi seperti sekarang ini persaingan perusahaan atau

PEDOMAN MUTU TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. dan unggul dalam persaingan, atau minimal tetap dapat bertahan.

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Perlu dilakukan perubahan internal organisasi untuk mengimbangi

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. peranan sumber daya manusia yang menjadi aset terpenting perusahaan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting di dalam suatu organisasi.

BAB II KERANGKA TEORI Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: Pengertian Mutu

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DALAM INSTITUSI PENDIDIKAN DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak akan dapat bekerja tanpa adanya ide dan kreatifitas dari para

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur dalam. manusia (human development index) yang dikembangkan oleh United Nations

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan sangat pesat, khususnya pada masa perdagangan bebas seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan perusahaan untuk mampu bersaing dengan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

I. PENDAHULUAN. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan yang disingkat LPMP adalah organisasi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan bagian integral dari. pembangunan ekonomi, sebab pembangunan ekonomi nasional masih tetap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) masih merupakan dambaan bagi sebagian

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. globalisasi adalah kondisi sumber daya manusia ( SDM ) masih relatif rendah

N. AMBARDHI P

BAB I PENDAHULUAN. modal intelektual (Intellectual Capital) yang terdiri dari orang-orang yang ada

INTEGRASI ISO 9001:2015 DAN STANDAR AKREDITASI BAN-PT UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ,

BAB I PENDAHULUAN. di pengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. organisasi baik organisasi yang berorientasi laba maupun organisasi nirlaba, baik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan merupakan komitmen pemerintah yang diimplementasikan melalui berbagai kebijakan. Terlaksananya sistem pendidikan nasional khususnya penjaminan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha dengan semboyan mutu adalah tanggung jawab bersama. Tahapan penjaminan mutu pendidikan dimulai dari pengumpulan data, analisis, pelaporan dan rekomendasi serta peningkatan mutu pendidikan yang mengacu kepada acuan mutu pendidikan. Kebijakan dan sasaran mutu ditetapkan untuk mengarahkan organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Keduanya menentukan hasil yang diinginkan dan membantu organisasi dalam penggunaan sumber dayanya untuk mencapai hasil. Kebijakan mutu memberi kerangka kerja bagi pimpinan untuk menetapkan dan meninjau sasaran mutu yang telah ditetapkan. Sasaran mutu perlu konsisten dengan visi, misi, kebijakan mutu dan pernyataan peningkatan perbaikan berkelanjutan, sehingga hasil capaiannya dapat diukur. Pencapaian sasaran mutu dapat berdampak positif pada mutu layanan, dengan demikian pengelolaan organisasi akan menjadi efisien dan efektif serta 16

hasil yang optimal sesui persyaratan yang ditentukan oleh pengguna dan pihakpihak yang berkepentingan. Organisasi adalah jaringan tata kerja sama dari 17

sekelompok orang secara teratur dan kontinu, untuk mencapai tujuan bersama, antara atasan dan bawahan. Kinerja organisasi yang baik hanya akan dapat dicapai apabila kinerja pegawai juga baik, dengan hubungan yang erat antara kinerja perseorangan dengan kinerja perusahaan dapat menunjukkan bahwa apabila kinerja pegawai baik, maka kinerja organisasi juga akan menjadi baik. Menurut Parwanto, (2010) Seseorang akan berkinerja baik atau tidak berpengaruh oleh beberapa faktor, diantaranya adalah : 1. Faktor psikologis, yaitu faktor berhubungan dengan kejiwaan pegawai yang meliputi minat, ketentraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat dan ketrampilan; 2. Faktor sosial, yaitu faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik sesama karyawan, dengan atasannya, maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaanya; 3. Faktor fisik, yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik pegawai meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan istirahat, perlengkapan kerja (sarana), suhu, pertukaran udara dan penerangan (lingkungan), dan kondisi kesehatan karyawan; 4. Faktor finansial, adalah faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial dan macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan lain sebagainya. 11

Kompetensi adalah karakteristik mendasar dari individu yang berhubungan dengan ukuran atau referensi efektif atau tidaknya kinerja dalam suatu pekerjaan atau situasi tertentu. Kompetensi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja, yaitu siapa yang berkinerja baik atau kurang baik tergantung pada kompetensi yang dimilikinya, diukur dari kriteria atau standar yang digunakan. Tingkat kompetensi individu pegawai juga berpengaruh terhadap kinerja pegawai yang bersangkutan. Kemampuan identik dengan kompetensi yang mengacu kepada dimensi perilaku dari sebuah peran perilaku yang diperlukan seseorang untuk dapat melakukan pekerjaannya secara memuaskan. Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Manusia dengan dikaruniai akal budi merupakan makhluk hidup yang sadar dengan dirinya dalam pelaksanaan tanggung jawabnya. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia yaitu kesadaran dalam diri, akan diri sesama, masa silam, dan kemungkinan masa depannya. Pelatihan adalah usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan tugas dalam pekerjaannya. Pelatihan didefinisikan sebagai berbagai usaha pengenalan untuk mengembangkan kinerja tenaga kerja pada pekerjaan yang dipikulnya atau juga sesuatu berkaitan dengan pekerjaannya, hal ini berarti melakukan perubahan perilaku, sikap, keahlian, dan pengetahuan yang khusus atau spesifik. Pelatihan harus menjadi kegiatan keorganisasian yang direncanakan dan dirancang didalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan yang teridentifikasi. 12

Ketersediaan sarana (infrastruktur) sangat dibutuhkan agar pegawai dapat melakukan kinerjanya dengan baik. Infrastruktur yaitu fasilitas yang mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk/jasa meliputi bangunan, ruang kerja, dan fasilitas yang sesuai, peralatan proses (perangkat lunak dan perangkat keras), pelayanan pendukung (seperti transportasi dan komunikasi). Infrastruktur juga sistem dari fasilitas, peralatan dan jasa yang dibutuhkan untuk operasi organisasi. Selain persyaratan di atas agar berkinerja dengan baik juga dibutuhkan lingkungan kerja yang kondusif. Lingkungan kerja yaitu kondisi lingkungan tempat melaksanakan pekerjaan dengan suasana yang kondusif sehingga dapat memberikan motivasi dan kenyamanan dalam melaksanakan pekerjaan dalam mencapai kesesuaian produk/jasa. Lingkungan kerja mencakup kondisi tempat melaksanakan kerja meliputi faktor fisik, sosial, psikologis dan lingkungan (temperatur, kelembaban dan komposisi udara). Kinerja merupakan suatu fungsi dari budaya kerja dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu, kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Menurut laporan tim produktifitas International Labour Office (ILO) hal pertama yang harus diusahakan untuk memperbaiki kinerja pegawai adalah menjamin agar karyawan dapat melaksanakan tugasnya dalam keadaan yang memenuhi syarat, sehingga mereka dapat melaksanakan tugasnya tanpa mengalami ketegangan-ketegangan, atau dengan kata lain perusahaan harus 13

menyediakan lingkungan kerja yang baik bagi karyawannya. Lingkungan termasuk di dalamnya lingkungan sosial. Lingkungan sosial merujuk kepada interaksi sosial baik sesama karyawan, dengan atasannya, maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaanya. Merujuk dari uraian sebelumnya, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) juga menuntut para pegawainya untuk memiliki kinerja yang baik. Namun fenomena yang terjadi di lapangan, sebelum diterapkannya ISO 9001:2008 kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara tidak seperti yang diharapkan hal ini terlihat dari : pegawai meninggalkan kantor pada jam kerja tanpa izin atasan, tidak disiplin waktu kehadiran, bekerja tidak maksimal (tidak sesuai target), kemampuan pegawai yang kurang memahami tugas pokok dan fungsinya, pemberian tugas yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki pegawai, masih ada pegawai yang kurang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya, kurang peduli terhadap kegiatan yang diselenggarakan di kantor, tidak terpenuhi fasilitas yang dibutuhkan dalam pekerjaan, seperti; komputer, pendingin ruangan, printer yang masih terbatas. Serta pelatihan yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara. Salah satu buktinya adalah data tingkat kehadiran pegawai pada tahun 2006-2008. Tabel 1.1 Tingkat Kehadiran Pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara Tahun 2006-2008 BAGIAN Tahun 2006 (%) Tahun 2007 (%) Tahun 2008 (%) Umum 70 75 80 Sumber Daya Pendidikan (SDP) 76 76 81 Sistem Informasi 82 77 82 Pemetaan Mutu Pendidikan (PMP) 75 81 85 Sumber: Kepegawaian LPMP, 2009 14

Data di atas membuktikan bahwa kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara masih belum maksimal (belum memenuhi harapan). Karena itulah LPMP Propinsi Sumatera Utara senantiasa melakukan perbaikan secara terusmenerus dengan berbagai upaya, termasuk dengan menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008. LPMP Propinsi Sumatera Utara mempunyai tugas melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah di provinsi Sumatera Utara sesuai dengan Permendiknas 07 tahun 2007 tertanggal 13 Februari 2007. Tugas LPMP berdasarkan Permendiknas 07 tahun 2007 pasal 2 : LPMP mempunyai tugas melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah termasuk taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat di propinsi berdasarkan kebijakan Menteri Pendidikan Nasional. Selanjutnya pada pasal tiga dinyatakan bahwa, dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, LPMP menyelenggarakan fungsi: (a). pemetaan mutu pendidikan dasar dan menengah termasuk TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat; (b). pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan menengah termasuk TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat; (c). supervisi satuan pendidikan dasar dan menengah termasuk TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat dalam pencapaian standar mutu pendidikan nasional; (d). fasilitasi sumberdaya pendidikan terhadap satuan pendidikan dasar dan menengah termasuk TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat dalam penjaminan mutu pendidikan; dan (e). pelaksanaan urusan administrasi LPMP. 15

Menyadari akan tugasnya, LPMP Propinsi Sumatera Utara merasa perlu untuk memperbaiki kinerja lembaga dengan menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008. ISO (International Organization for Standardization). ISO berarti sama/equal seperti pada kata isonomy (kesamaan dari hukum atau dari orang di depan hukum). ISO 9000 : 2008 adalah suatu standar internasional untuk manajemen kualitas. Penerapan sistem manajemen mutu pada LPMP Propinsi Sumatera Utara merupakan kebutuhan agar mampu mensiasati era global. Dengan adanya kompleksitas persaingan memotivasi instansi untuk meningkatkan kualitasnya agar dapat memberikan kepuasan pelanggan. Beberapa institusi pendidikan yang telah sukses menyadari bahwa pada dasarnya peningkatan kualitas jasa mereka dilandasi oleh suatu sistem yang dilaksanakan secara konsisten dan efisien sehingga menghasilkan kinerja institusi yang lebih baik. Untuk mengetahui pelaksanaan sistem nanajemen mutu ISO 9001 : 2008 pada LPMP Propinsi Sumatera Utara, setiap 6 (enam) bulan sekali dilakukan audit internal maupun eksternal (survelence). Hal ini sangat penting guna melihat konsistensi terhadap penerapan sistem manajemen mutu tersebut. Pola pelaksanaan secara konsisten tersebut merupakan prinsip dalam melaksanakan sistem manajemen mutu. Hasil dari audit tersebut menjadi barometer bagi auditor untuk merekomendasikan terhadap sertifikasi yang dimiliki lembaga. Selama implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2000 di LPMP Propinsi Sumatera Utara yaitu sejak tahun 2006, belum pernah dilakukan penelitian mengenai dampak penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 16

terhadap kinerja pegawai, sehingga belum dapat diketahui secara nyata pengaruh terhadap sertifikasi yang dimiliki lembaga. LPMP Propinsi Sumatera Utara mempunyai tugas melakukan penjaminan mutu pendidikan di Provinsi Sumatera Utara. Upaya penjaminan mutu pendidikan dilakukan dengan penerapan dan pemenuhan 8 (delapan Standar Nasioanl Pendidikan) melalui Peraturan Pemerintah nor 19 tahun 2005 tentang SNP. Kedelapan standar yang dimaksud adalah (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian. (1)Standar isi dijabarkan dengan Permendiknas No. 22 Tahun 2006, (2) standar proses dijabarkan dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 (3) standar kompetensi lulusan ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006 (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan dijabarkan dengan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, (5) standar sarana dan prasarana dijabarkan dengan Permendiknas No. 24 Tahun 2007 (6) standar pengelolaan dijabarkan dengan Permendiknas No. 19 Tahun 2007, (7) standar penilaian dijabarkan dengan Permendiknas No. 20 Tahun 2007 dan (8) standar pembiayaan.dijabarkan dalam Permendiknas nomor 69 tahun 2009. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai, namun pada penelitian ini peneliti ingin berkonsentrasi pada 5 (lima) faktor yang berpengaruh terhadap kinerja pegawai yang terdapat dalam klausul ISO 9001: 2008, yaitu klausul 6.2.2, klausul 6.3 dan klausul 6.4. yang terdiri dari kompetensi, kesadaran, pelatihan, infrastruktur dan lingkungan kerja. 17

1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada aspek kompetensi terhadap kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara? 2. Bagaimana pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada aspek kesadaran terhadap kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara? 3. Bagaimana pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada aspek pelatihan terhadap kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara? 4. Bagaimana pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada aspek infrastruktur terhadap kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara? 5. Bagaimana pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada aspek lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada aspek kompetensi terhadap kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan sistem manajemen ISO 9001:2008 pada aspek kesadaran terhadap kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara. 18

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada aspek pelatihan terhadap kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada aspek infrastruktur terhadap kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara. 5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 aspek lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. Sebagai bahan masukan bagi Pimpinan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Propinsi Sumatera Utara dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai dan juga dapat menjadi pertimbangan bagi pengambilan kebijakan dan penetapan program- program selanjutnya. 2. Sebagai tambahan khasanah penelitian bagi Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana. 3. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam mengembangkan hal-hal yang berhubungan dengan manajemen sumber daya manusia khususnya pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 berkaitan dengan kinerja pegawai. 4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sama di masa yang akan datang. 19