Sepsis neonatus didefinisikan sebagai suatu sindrom

dokumen-dokumen yang mirip
Sepsis pada neonatus merupakan suatu sindrom

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap penyakit dan kondisi hidup yang tidak sehat. Oleh sebab itu,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut perkiraan World Health Organization (WHO) pada tahun 2013,

BAB 1 PENDAHULUAN. neonatus dan 50% terjadi pada minggu pertama kehidupan (Sianturi, 2011). Menurut data dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mikroba yang terbukti atau dicurigai (Putri, 2014). Sepsis neonatorum adalah

(Juniatiningsih, 2008). Sedangkan di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari - Desember 2010 angka kejadian sepsis neonatorum 5% dengan angka kematian

Sepsis neonatorum merupakan penyebab

LAMPIRAN. Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSHAM. 1. Prof. dr. H. Guslihan Dasa Tjipta, SpA(K) 6. dr. Hj. Beby Syofiani Hasibuan, SpA

Sensitivitas Bakteri Penyebab Sepsis Neonatorum terhadap Meropenem di Neonatal Intensive Care Unit

UKDW. % dan kelahiran 23% (asfiksia) (WHO, 2013). oleh lembaga kesehatan dunia yaitu WHO serta Centers for Disease

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam sepuluh tahun terakhir terdapat beberapa perkembangan baru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi neonatus khususnya sepsis neonatorum sampai saat ini masih

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan masyarakat untuk melindungi bayi sebelum, selama dan sesudah

BAB I PENDAHULUAN. Bayi (AKB). Angka kematian bayi merupakan salah satu target dari Millennium

BAB 1 PENDAHULUAN. yang resisten terhadap minimal 3 kelas antibiotik. 1 Dari penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. bahan partikulat debu dan tetesan cairan, yang semuanya mengandung. rumah sakit yang bisa menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial

BAB I PENDAHULUAN. dengan imunitas pejamu, respon inflamasi, dan respon koagulasi (Hack CE,

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. setelah pulang dari perawatan saat lahir oleh American Academy of Pediatrics

Ketuban Pecah Dini dan Demam Intrapartum Sebagai Faktor Risiko Sepsis Neonatorum Onset Dini

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kolonisasi kuman penyebab infeksi dalam urin dan. ureter, kandung kemih dan uretra merupakan organ-organ yang

I. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di

PENDAHULUAN. kejadian VAP di Indonesia, namun berdasarkan kepustakaan luar negeri

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

PROFIL PNEUMONIA NEONATAL DI SUB BAGIAN NEONATOLOGI BLU RSU PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2009-JULI 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection. (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian yang berjudul Evaluasi Ketepatan Penggunaan Antibiotik

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama. morbiditas dan mortalitas di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. kelompok penyakit yang berhubungan dengan infeksi. Penyakit ini banyak ditemukan

POLA KEPEKAAN BAKTERI PENYEBAB VENTILATOR-ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP) DI ICU RSUP H. ADAM MALIK PERIODE JULI-DESEMBER Oleh :

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kateter uretra merupakan alat yang digunakan untuk. keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. bermakna (Lutter, 2005). Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. sinus yang disebabkan berbagai macam alergen. Rinitis alergi juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut perkiraan World Health Oraganization (WHO) ada sekitar 5 juta

Demam neutropenia adalah apabila suhu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, patogen yang umum dijumpai adalah Streptococcus pneumoniae dan

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk meningkat setiap tahun (Moehario, 2001). tifoid dibandingkan dengan anak perempuan (Musnelina et al., 2004).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pneumonia merupakan salah satu infeksi berat penyebab 2 juta kematian

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia (Kemenkes RI, 2010)

ABSTRAK INSIDENSI DAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO IKTERUS NEONATORUM DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2005

BAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang

Perbandingan Efektifitas Kombinasi Ampisilin dan Gentamisin dengan seftazidim Pada Pengobatan Sepsis Neonatorum

BAB I PENDAHULUAN. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PROPORSI BERAT BADAN LAHIR RENDAH PADA BAYI KEMBAR YANG LAHIR DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: ANDRIO GULTOM

Infeksi merupakan salah satu penyebab penting

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu jenis infeksi yang paling sering

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang rekam medik RSUP Dr.Kariadi Semarang

sex ratio antara laki-laki dan wanita penderita sirosis hati yaitu 1,9:1 (Ditjen, 2005). Sirosis hati merupakan masalah kesehatan yang masih sulit

BAB I PENDAHULUAN. satunya bakteri. Untuk menanggulangi penyakit infeksi ini maka digunakan

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan, dengan manifestasi infeksi sistemik dan atau isolasi bakteri patogen

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

PENDAHULUAN BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit paru obstruktif kronik atau yang biasa disebut PPOK merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepsis adalah terjadinya SIRS ( Systemic Inflamatory Respon Syndrome)

LAMPIRAN. 1. Ketua Penelitian Nama : dr. Tengku Ellya Fazilla Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSHAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Enterobacter sp. merupakan bakteri gram negatif. berbentuk batang. Enterobacter sp.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pelayanan kesehatan umum seperti rumah sakit dan panti jompo. Multidrugs

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di Indonesia, termasuk dalam daftar jenis 10 penyakit. Departemen Kesehatan pada tahun 2005, penyakit sistem nafas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perbedaan Kecepatan Kesembuhan Anak Gizi Buruk yang Diberi Modisco Susu Formula dan Modisco Susu Formula Elemental Di RSU dr.

BAB I PENDAHULUAN. Di berbagai negara khususnya negara berkembang, peranan antibiotik dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, angka kejadian penyakit infeksi

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pneumonia, mendapatkan terapi antibiotik, dan dirawat inap). Data yang. memenuhi kriteria inklusi adalah 32 rekam medik.

BAB I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang. Salah satu dari tujuan Millenium Development. Goal(MDGs) adalah menurunkan angka kematian balita

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap terjadinya resistensi akibat pemakaian yang irasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi virus dengue maupun demam berdarah dengue (DBD) merupakan

Prevalensi Kuman Multi Drug Resistance (MDR) di Laboratorium Mikrobiologi RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode Januari Desember 2012

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sumber infeksi, seperti: gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga

Bab 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan. indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan

Infeksi neonatal merupakan salah satu penyebab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes melitus (DM) terutama DM tipe 2 merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kematian di dunia.salah satu jenis infeksi adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran napas bawah masih tetap menjadi masalah utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. adalah infeksi. Sekitar lima puluh tiga juta kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah. kesehatan yang terus berkembang di dunia. Peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) menurut Global Initiative of

Transkripsi:

Artikel Asli 282 Pertin Sianturi, Beby S Hasibuan, Bugis M Lubis, Emil Azlin, Guslihan D Tjipta Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, RSUP Haji Adam Malik, Medan Latar belakang. Sepsis neonatus sebagai suatu sindrom klinis yang terjadi dalam satu bulan pertama kehidupan bermanifestasi sistemik dan dijumpai bakterimia. Insidens sepsis bervariasi dengan gejala klinis tidak khas dan progresivitas gejala dapat terjadi dalam 24 jam. Sepsis pada neonatus mempunyai tingkat mortalitas tinggi. Tujuan. Mengetahui profil dan mortalitas sepsis neonatus di Unit Perawatan Neonatus RSUP.H Adam Malik Medan Metode. Suatu penelitian deskriptif data rekam medis pasien sepsis neonatus di unit perawatan neonatas RSUP. Adam Malik Medan, sejak Januari 28 sampai Desember 2. Data pasien dilakukan pemeriksaan darah lengkap, Creactive protein (CRP), dan kultur darah, serta antibiotik empiris. Pasien dengan data tidak lengkap dan menderita kelainan bawaan serius dieksklusi. Sampel dikelompokkan dua kelompok yaitu bayi pulang hidup dan meninggal. Hasil. Didapat 29 bayi diduga sepsis, di antaranya 58 terbukti sepsis, dieksklusi (9 kelainan kongenital dan 4 data tidak lengkap). Pasien yang diikutsertakan 55 bayi yaitu 44 hidup dan meninggal. Sepsis neonatus pada lakilaki lebih banyak dari perempuan, tetapi perempuan lebih banyak yang meninggal. Kepekaan kuman yang tinggi terhadap satu atau kedua antibiotik empiris terdapat pada sepsis neonatus. Terbanyak meninggal sepsis neonatus dengan berat lahir rendah, prematur, kuman yang resisten terhadap kedua jenis antibiotik empiris, Gram negatif, dan jenis kuman Enterobacter sp. Jenis kuman yang paling banyak dijumpai adalah Staphylococcus sp. Kesimpulan. Sepsis salah satu penyebab utama kematian neonatus yang dipengaruhi oleh berat lahir rendah, prematuritas, resistensi kuman terhadap antibiotik empirik dan jenis kuman. Penyebab sepsis neonatus terbanyak adalah kuman Gram negatif yang berkontribusi terhadap angka mortalitas. Sari Pediatri 22;4(2):772. Kata kunci: sepsis neonatus, mortalitas Alamat korespondensi: Dr. Pertin Sianturi, Sp.A, Staf Devisi Perinatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUSU/RSUP. H. Adam Malik Medan Jl. Bunga Lau No.7, Medan 2. Telp. () 85. Fax. () 872. Email: pertin_sianturi2@yahoo.com Sepsis neonatus didefinisikan sebagai suatu sindrom klinis yang terjadi dalam satu bulan pertama kehidupan dengan manifestasi sistemik dan dijumpai bakterimia.,2 Sepsis pada neonatus berkaitan dengan angka mortalitas dan morbiditas Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, Agustus 22 7

yang tinggi.,4 Insidens sepsis pada neonatus sampai 5 per kelahiran hidup. Insidens lebih tinggi pada bayi dengan berat badan lahir sangat rendah yaitu 5 sampai 9 per kelahiran hidup pada sepsis awitan dini dan 2% pada sepsis awitan lambat. 2 Progresivitas gejala dari ringan hingga kematian dapat terjadi kurang dalam 24 jam. Gejala klinis sepsis neonatus adalah gawat nafas, muntah, diare, sulit minum, hipotermia atau hipertermia, hipoglikemia atau hiperglikemia, ikterus, letargi, iritabilitas, kejang, ubunubun besar menonjol, syok hingga disseminated intravascular coagulopathy (DIC). 2 Pada awalnya, gejala sepsis neonatus tersamar namun terapi harus telah dimulai untuk meningkatkan keselamatan. Faktor ini yang menjadi metode pendekatan oleh klinisi dalam menangani sepsis pada neonatus namun memiliki kecenderungan untuk terjadi investigasi dan pengobatan yang berlebihan. 4 Angka mortalitas cukup tinggi yaitu % sampai 25% dan angka ini lebih tinggi pada bayi prematur. 2 Kebanyakan infeksi bakteri pada neonatus memiliki fase bakterimia dini sebelum terjadinya septikemia yang telah berkembang penuh ataupun telah terjadi lokalisasi infeksi pada organ dan jaringan. 4 Bakteri patogen yang paling sering menyebabkan sepsis neonatus adalah Streptococcus group B, kuman Gram negatif enterik, enterococcus sp, Staphylococus coagulase negative, dan Staphylococcus aureus. Metode Penelitian observasional deskriptif berdasarkan data rekam medik pasien yang dirawat di Unit Perawatan Neonatus RSUP H Adam Malik Medan sejak Januari 28 sampai dengan Desember 2. Bayi sangkaan sepsis dilakukan pemeriksaan darah lengkap, Creactive protein (CRP), dan kultur spesimen darah. Semua pasien dengan sangkaan sepsis diberikan antibiotik empiris (ampisilingentamisin atau gentamisincefotaksim) setelah sampel kultur darah diambil, meskipun prakteknya dilapangan sering tidak sesuai. Pasien yang diikutsertakan adalah semua neonatus dengan sepsis yang dibuktikan melalui hasil kultur darah dan memiliki data rekam medik yang lengkap. Pasien dieksklusi apabila data tidak lengkap dan menderita kelainan bawaan serius. Sampel dibagi dua kelompok yaitu bayi pulang hidup (pulang sembuh atau pulang atas permintaan keluarga dengan alasan faktor non medis) dan meninggal. Hasil Terdapat 29 bayi dengan sangkaan sepsis pada periode bulan Januari 28 sampai Desember 2. Setelah dilakukan kultur darah, dijumpai pertumbuhan bakteri pada 58 spesimen. Enam puluh sembilan bayi dengan kelainan kongenital dan 4 bayi mempunyai data tidak lengkap sehingga hanya 55 bayi yang memenuhi kriteria inklusi, di antaranya 29 (5,9%) kasus pulang sembuh, 5 (4,%) kasus pulang atas permintaan keluarga, dan meninggal sebanyak (2%) kasus. Jumlah pasien sepsis neonatus lakilaki lebih banyak dari perempuan, tetapi jumlah perempuan yang meninggal lebih banyak. Pasien sepsis awitan dini lebih banyak dari awitan lambat baik yang hidup ataupun yang meninggal. Ratarata berat badan lahir pasien sepsis neonatus yang meninggal lebih rendah dibanding yang hidup (Tabel ). Pada Tabel 2 dijumpai bayi pasien sepsis dengan berat lahir kurang dari 25 g lebih banyak meninggal dibandingkan berat lahir 25 g, demikian juga pada pasien sepsis neonatus kurang bulan dijumpai lebih banyak meninggal dibandingkan bayi cukup bulan atau lebih. Gejala klinis sepsis yang paling sering ditemukan adalah gangguan respirasi (distres pernafasan) diikuti dengan gangguan saluran cerna (distensi, muntah), dan gangguan saraf (letargi, kejang), serta ditemukan pasien sepsis dengan gangguan klinis respirasi lebih banyak yang meninggal (Tabel ). Hasil pemeriksaan darah pada sepsis neonatus dijumpai perbedaan rerata kadar gula darah lebih tinggi (hiperglikemia) pada pasien sepsis yang meninggal (Tabel 4). Terdapat (2,8%) sepsis neonatus dengan kuman peka terhadap satu atau kedua antibiotik empiris dan satu di antaranya meninggal. Pasien sepsis neonatus dengan kuman resisten terhadap kedua jenis antibiotik empiris merupakan kelompok pasien meninggal terbanyak yaitu 8,8% (Tabel 5). Jenis kuman yang paling banyak dijumpai adalah Staphylococcus sp. Jumlah kematian terbanyak yang disebabkan oleh Enterobacter sp (45,5%). Gram negatif lebih banyak sebagai penyebab sepsis neonatus /55 (%) dan menjadi penyebab terbanyak pada kelompok meninggal yakni 9 dari kasus (8,8%) (Tabel ). 8 Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, Agustus 22

Tabel. Karakteristik pasien sepsis neonatus Karakteristik (n=44) (n=) Jenis kelamin, n (%) Lakilaki Perempuan Awitan sepsis, n(%) 72 jam > 72 jam Usia (hari), rerata (SB) Usia saat sakit (hari), rerata (SB) Berat badan lahir(g), rerata (SB) Berat badan masuk (g), rerata (SB) Lama rawatan (hari), rerata (SB) 25 (5,8) 9 (4,2) 28(,) (,4),5 (7,99) 4,2 (,85) 257, (94,54) 252, (99,85),5 (,28) 5 (45,5) (54,5) 7(,) 4(,4) 5, (,5), (,2) 922,7(72,25) 88, (7,4), (7,8) 25 5 2 Tabel 2. Faktor risiko sepsis neonatus Faktor Berat badan lahir (gram) <5 5 <2 2 <25 25 Usia gestasi, n (%) Kurang bulan Cukup bulan Lebih bulan Persalinan, n (%) Tunggal Kembar Cara persalinan, n (%) Spontan SC Ekstraksi vakum Penolong persalinan, n (%) Bidan Dokter Lainlain Tempat bersalin RS Klinik Rumah Ibu demam intrapartum >8 C Ya Tidak Ketuban pecah dini >8 jam Ya Tidak (n= 44) 7 (5,9) 5 (,4) 28 (,) 2 (27,) 29 (5,9) (,8) 4 (97,7) (2,) 8 (4,9) 22 (5,) 8 (4,9) 22 (5,) 29 (5,9) 9 (2,5) (,) 4 (9,9) 4 (9,9) (n =) (27,) 4 (,4) 8 (72,7) (27,) (9,9) 5 (45,5) (54,5) 5 (45,5) (54,5) 9 (8,8) 9 (8,8) (27,) 8 (72,7) (n =55) 9 2 2 5 2 2 28 4 2 28 4 8 49 7 48 Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, Agustus 22 9

Tabel 4. Hasil laboratorium darah sepsis neonatus Hasil laboratorium Hb (gr/dl), rerata (SB) Ht (%), rerata (SB) Lekosit (per mm ), rerata (SB) Trombosit (per mm ), rerata (SB) Netrofil (%), rerata (SB) ANC, <5, n(%) Normal KGD (gr/dl), rerata (SB) CRP, n (%) positif negatif n=44,9 (2,47) 4, (7,7) 27, (59,25) 248,2 (5,5) 5,2 (9,) 2 (4,5) 42 (95,5),2 (2,9) 27 (,4) 7 (8,) n=,9 (,55) 4,5 (9,),2 (945,5) 545,5 (4,85),5 (,9) (9,9) 27,4 (25,5) 7 (,) 4 (,4) ANC = absolute neutrophil counts, CRP=Creactive protein, KGD=kadar gula darah Tabel 5. Resistensi kuman terhadap antibiotika empiris Uji kepekaan dengan antibiotik empiris n (%) Tidak diuji Peka AB Peka 2 AB Peka AB, intermediate AB Intermediate 2 AB Resisten AB, intermediate AB Resisten 2 AB n=44 (,8) 5 (,4) (,) (2,) (,8) 2 (,) 24 (54,7) n= 9 (8,8) n=55 5 7 Tabel. Jenis kuman penyebab sepsis Jenis bakteri, n (%) n=44 n= n=55 Staphylococcus sp Staphylococcus aerues Staphylococcus epidermidis Pseudomonas sp Pseudomonas aeroginosa Streptococcus sp Enterobacter sp Enterobacter aerogenes Serretia sp Klebsiella sp Escherichia coli Proteus sp Citrobacter sp Salmonella thypii Kuman Gram Positif Negatif (,8) 8 (8,2) (,) 2 (4,5) 5 (,4) (,8) (2,) 5 (,4) (,8) 2 (4,5) (2,) (2,) 2 (45,5) 24 (54,5) (27,) 9 (8,8) 4 8 8 7 5 2 22 7 Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, Agustus 22

Pembahasan Penelitian kami menemukan jumlah neonatus dengan sepsis yang meninggal antara jenis kelamin lakilaki dan perempuan hampir sama. Sepsis neonatus yang meninggal lebih banyak dijumpai pada bayi berat lahir rendah dan usia gestasi kurang bulan. Penelitian sebelumnya di Lahore mendapatkan angka kejadian sepsis yang lebih banyak pada bayi lakilaki dibandingkan perempuan. 5 Penelitian lainnya di Lahore menunjukkan berat lahir berpengaruh terhadap prognosis neonatus dengan sepsis. Penelitian di Nepal mendapatkan bahwa bayi lakilaki lebih rentan terjadi sepsis dari pada bayi perempuan dan prevalensi sepsis berbanding terbalik dengan berat badan lahir. 7 Sedangkan penelitian di Nigeria mendapatkan bahwa usia gestasi, berat badan lahir dibawah 5 gram, persalinan yang dilakukan di luar rumah sakit, distress pernafasan, perfusi kulit yang kurang, dan kejadian hipoglikemia berkontribusi terhadap terjadinya kematian pada neonatus penderita sepsis. 8 Proporsi kasus meninggal dengan CRP positif dan negatif relatif sama. Tidak dijumpai gejala klinis yang khas antara sepsis neonatus yang hidup dan meninggal. Penelitian di Lahore mendapatkan bahwa kejadian hipotermia, lekositosis, lekopenia, trombositopenia berkaitan dengan tingkat mortalitas pada sepsis neonatus. Pada penelitian kami, jenis kuman yang terbanyak pada neonatus yang meninggal adalah Gram negatif terutama Enterobacter sp dan pada yang hidup adalah Gram positif terutama Staphylococcus epidermidis. Penelitian di Atlanta mendapatkan penyebab sepsis awitan lambat yang terbanyak adalah kuman Gram positif terutama Staphylococcus coagulase negative yang diikuti oleh kuman Gram negatif terutama E.coli dan juga ditemukan jamur sebagai penyebab sepsis. 9 Penelitian lain di Alaska mendapatkan penyebab sepsis neonatus berupa Streptococcus grup B 2%, Candida sp 9%, bakteri Gram positif 5%, dan bakteri Gram negatif 8% sampel. Mortalitas sepsis neonatus pada penelitian kami 2%. Angka mortalitas ini berhubungan dengan pemilihan antibiotik empiris, karena antibiotik ini telah resisten terhadap kuman yang paling banyak menyebabkan sepsis neonatus. Pada penelitian di RS Mulago Uganda dijumpai mortalitas 8,% dengan kuman terbanyak Staphylococcuc aureus dan E.coli masih sensitif dengan gentamisin dan resisten terhadap Ampisilin. Kesimpulan Sepsis merupakan salah satu penyebab kematian pada neonatus yang dipengaruhi oleh berat lahir rendah dan usia gestasi kurang bulan. Penyebab sepsis neonatus terbanyak adalah kuman gram negatif yang berpengaruh terhadap angka mortalitas. Daftar pustaka. Edwards M, Baker CJ. Sepsis in newborns. Dalam: Gershon AA, Hotez PJ, Kaltz SL, penyunting. Infectious disease of children. Edisi ke. Philadelphia: Mosby; 24. h.54559. 2. Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG. Sepsis. Dalam: Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG, penyunting. Neonatology Management, procedures, oncall problems, diseases and drugs. Edisi ke. USA: McgrawHill; 29. h.572.. Suresh P, Tagare A, Kadam S, Pandit AN. Neonatal sepsis and long term outcome. J Neonatol 29; 2:47. 4. Dear P. Infection in newborn. Dalam:Rennie JM, penyunting. Roberton s textbook of neonatology.edisi ke4. Philadelphia: Elsevier Churchill Livingstone; 25.h.7. 5. Sheikh AM, Javed T, Afzal MF, Sheikh CA. Course and complications of early onset neonatal sepsis: a descriptive study. Annals 2; : 7.. Waseem R, Shah AA, Khan MQ, Qureshi W. Indicators of early outcome in neonatal sepsis. Biomed 25; 2:72. 7. Khinchi YR, Kumar A, Yadav S. Profile of neonatal sepsis. J Coll Med Sci Nepal 2; 5: 5. 8. Ogulensi TA, Ogunfowora OB. Predictors of mortality in neonatal septicemia in an underresourced setting. J Nat Med Assoc 2; 2:952. 9. Stoll B, Hansen N, Fanaroff AA, Wright LL, Carlo WA, Ehrenkranz RA. Late onset sepsis in low birth weight neonates: the experience of the NICHD neonatal research network. J Pediatr 22; :2859.. Gessner BD, Castodale L, Gabarro MS. Aetiologies and risk factors for neonatal sepsis and pneumonia mortality among Alaskan infants. Epidemiol Infect 25; :877 8.. Darmstadt GL, Zaidi AK, Stoll BJ. Neonatal Infections: A Global Perspective. Dalam: Remington JS, Klein JO, Wilson CB, Nizet V, Maldonado YA, penyunting. Infectious diseases of the fetus and newborn infant. Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, Agustus 22 7

Edisi ketujuh. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2. h.245 2. Nizet V, Klein JO. Bacterial sepsis and Meningitis. Dalam: Remington JS, Klein JO, Wilson CB, Nizet V, Maldonado YA, penyunting. Infectious diseases of the fetus and newborn infant. Edisi ketujuh. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2. h.22275. Mugalu J, Nakakeeto MK, Kiguli S, KadduMulindwa DH. Aetology, risk factors and immediate outcome of bacteriologically confirmed neonatal septicaemia in Mulago hospital, Uganda.African Health Sciences 2;:2 72 Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, Agustus 22