*) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
*) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK

*) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

KOMUNIKASI PERAWAT DENGAN DAMPAK HOSPITALISASI PADA ANAK COMMUNICATION WITH IMPACT OF NURSE HOSPITALISASI IN CHILDREN

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENERAPAN PRINSIP PERAWATAN ATRAUMATIK DI RUANG IBNU SINA RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN ANAK PRASEKOLAH DI RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN (RSAB) MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO

Gunawan*, Noor Hidayah**, Yulisetyaningrum***

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

PERAN PERAWAT TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RS Tri Mulia Herawati 1, Sarah Faradilla 2

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

Kata Kunci : Komunikasi Terapeutik Perawat, Kepuasan Pasien

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

HUBUNGAN PENDAMPINGAN ORANG TUA DENGAN KECEMASAN PADA ANAK SAAT PENGAMBILAN DARAH DI RUANGAN ANAK RSUD NOONGAN KABUPATEN MINAHASA

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

HUBUNGAN PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN KECEMASAN ORANG TUA PADA ANAK HOSPITALISASI

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK PRASEKOLAH DI RUANG PERAWATAN ANAK RSUD AMBARAWA

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

Iksirul Anwar 1, Listyana Natalia R. 2, Dian Wardanah 2 ABSTRACT

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN RESPON CEMAS ANAK USIA SEKOLAH YANG AKAN MENJALANI PEMBEDAHAN DI RUANG IX RSUD dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2013

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DAMPAK HOSPITALISASI ANAK DENGAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA DI IRINA E ATAS RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI BANGSAL MELATI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG. Ibrahim N. Bolla, S.Kp.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child. Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG PICU RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Komunikasi Terapeutik Perawat Berhubungan dengan Kepuasan Pasien. Nurse s Therapeutic Communications is Related with The Patient s Satisfaction

TINGKAT NYERI ANAK USIA 7-13 TAHUN SAAT DILAKUKAN PEMASANGAN INFUS DI RSUD KOTA SEMARANG

PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI INFORMED CONSENT TERHADAP PERUBAHAN KECEMASAN PASIEN YANG AKAN MENJALAN TINDAKAN OPERASI DI SMC RS TELOGOREJO

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

HUBUNGAN PELIBATAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIVE DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU

Melki Usman 1. Sunarto Kadir. Iqbal D. Husain Jurusan Keperawatan. Fakultas FIKK. Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

PENGARUH BERMAIN ORIGAMI TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RUANG MAWAR RSUD KRATON PEKALONGAN.

GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG DADALI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN Oleh : Arni Wianti

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

HUBUNGAN KEMAMPUAN PERSONAL HYGIENE DENGAN CITRA TUBUH PADA LANSIA DI DESA BEJI KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

KECEMASAN ANAK DALAM PEMASANGAN INFUS DI RSUD Dr. M.YUNUS BENGKULU. Susi Eriyani

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN RESPON HOSPITALISASI ANAK USIA TODDLER DI RUANG RAWAT INAP ANAK RSUD DI WILAYAH KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSU GMIM KALOORAN AMURANG

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI KEMOTERAPI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KEMOTERAPI DENGAN KECEMASAN DALAM MENJALANI TINDAKAN KEMOTERAPI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Mahasiswa S-1 Prodi Keperawatan, STIKes CHMK, Kupang Jurusan DIII Keperawatan, Poltekes Kemenkes Kupang, Kupang c

HUBUNGAN PENERAPAN ATRAUMATIC CARE DENGAN STRES HOSPITALISASI PADA ANAK DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2015

SKRIPSI HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT-PASIEN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR

PENGARUH PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT TERHADAP PERILAKU KOOPERATIF ANAK USIA TODDLER DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PERANAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PENCABUTAN GIGI YANG BERUMUR 6-12 TAHUN DI PUSKESMAS NARAS TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEBERSIHAN DIRI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) DI TK ASIH SEJATI, JANTI, CATUR TUNGGAL,SLEMAN, YOGYAKARTA

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

Relationship Anxiety of Preoperative Patients and Increasing of Blood Pressure In Pajajaran RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari.

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

RELATIONSHIP CHARACTERISTICS, KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF COMMUNICATION WITH NURSES IN THE THERAPEUTIC INPATIENT

AWATAN ATI NASKAH PROGRAM. Disusun Oleh : Disetujui Oleh : Tanggal

Transkripsi:

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK HOSPITALISASI DENGAN TERAPI INFUS DI RUMAH SAKIT TENTARA DR. SOEDJONO MAGELANG Roby Rahmadi Akbar*) Puji Lestari, S.Kep., Ns., M.Kes.**), Mona Saparwati, S.Kp., M.Kep.**) *) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Hospitalisasi anak mengakibatkan kecemasan pada orang tua, hal tersebut sering muncul ketika anak mendapatkan prosedur yang menyakitkan, seperti pengambilan darah, pemasangan infus, injeksi dan prosedur infasif lainnya. Terapeutik perawat tidak hanya dalam tindakannya saja, tetapi dalam komunikasi perawat juga bersifat terapeutik yang mempunyai nilai yang bersifat pengobatan, yang dapat menurunkan tingkat kecemasan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan orang tua yang memilki anak hospitalisasi dengan terapi infus di RST Dr. Soedjono Magelang. Desain penelitian menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah orang tua yang memilki anak dengan terapi infus di RST Dr. Soedjono magelang selama bulan november berjumlah 38 orang. Sampel penelitian berjumlah 33 orang dengan tehnik purposive sampling. Metode analisis data menggunakan uji korelasi kendal tau.hasil penelitian menunjukkan bahwa p value 0,002 < (0,05) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan orang tua yang memilki anak dengan terapi infus di RST Dr. Soedjono Magelang. dengan tingkat korelasi yang cukup kuat (-0.514 ** ) dan arah negatif yang berarti semakin baik komunikasi terapeutik maka tingkat kecemasan akan menurun. Kesimpulan bahwa semakin baik komunikasi terapeutik maka tingkat kecemasan orang tua yang memilki anak dengan terapi infus akan menurun di RST Dr. Soedjono Magelang. Ilmu keperawatan, perawat RST Dr. Soedjono Magelang, Orang tua yang memiliki anak dengan terapi infus, dan peneliti lainnya, dapat mengaplikasikan komunikasi terapeutik yang efektif agar dapat menurunkan tingkat kecemasan. Kata Kunci : komunikasi terapeutik, kecemasan orang tua dengan terapi infus pada anak Roby Rahmadi Akbar STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN, 2016 Page 1

ABSTRACT Hospitalization on children leads to anxiety in older people, it often arises when children get painful procedures, such as blood sampling, infusion, injection and other invasive procedures. Therapeutic nurse is not only in action, but also therapeutic communication that has a treatment value whish can reduce the level of anxiety. The aim of this study is to analyze the correlation between therapeutic communication and anxiety level of parents who have hospitalized children with infusion therapy at RST Dr. Soedjono Magelang The research design used descriptive analytic with cross sectional approach. The study population were parents who have children with infusion therapy at RST Dr. Soedjono Magelang in November as many as 38 people. These samples included 33 people with purposive sampling technique. Methods of data analysis used correlation test of Kendal tau. The results show that the p value 0.002 < (0.05) which means there is a significant relationship between therapeutic communication with the level of anxiety of parents who have children with infusion therapy at RST Dr. Soedjono Magelang. The degree of correlation is sifficient (-0514 **) and a negative direction, which means the better the therapeutic communication, the lower of anxiety.nurses RST Dr. Soedjono Magelang can apply an effective therapeutic communication in order to reduce the level of anxiety. Keywords : therapeutic communication, parents anxiety level with infusion therapy in children Roby Rahmadi Akbar STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN, 2016 Page 2

PENDAHULUAN Hospitalisasi adalah keadaan di mana seorang harus mendapatkan pengobatan lanjutan yang intensive mengenai status kesehatannya yang menyebabkan terpisah dari lingkungan dan keluarga, biasanya masalah yang timbul pada keaadan dirawat adalah kecemasan baik pada klien maupun keluarga khususnya orang tua. Asuhan keperawatan pada pasien anak, umumnya memerlukan tindakan invasif seperti injeksi atau pemasangan infus (Nursalam 2005). Perawatan anak di rumah sakit tidak hanya menimbulkan masalah bagi anak, tetapi juga bagi orang tua. Banyak penelitian membuktikan bahwa perawatan anak di rumah sakit menimbulkan stres pada orang tua. Berbagai macam perasaan muncul pada orang tua, yaitu takut, rasa bersalah, stres, dan cemas (Supartini, 2009). Orang tua juga sering merasa cemas dengan perkembangan keadaan anaknya proses pengobatan, dan biaya perawatan. Meskipun dampak tersebut tidak bersifat langsung terhadap anak, secara psikologis anak akan merasakan perubahan perilaku orang tua yang mendampinginya selama perawatan. Anak menjadi semakin stres dan hal ini berpengaruh pada proses penyembuhan. Individu membutuhkan bantuan dari orang lain terutama keluarga (Nursalam, 2005). Dampak yang dapat muncul akibat dari kecemasan pada orang tua dengan anak yang di rawat di rumah sakit adalah kerja sama antara anak dan orang tua dalam perawatan di rumah sakit akan terganggu sehingga berdampak pada proses penyembuhan. Dan sangat penting untuk memberikan terapi kepada orang tua agar dapat meminimalkan perasaan cemas yang di akibatkan oleh hospitalisasi pada anak sehingga membantu dalam proses penyembuhan. Oleh karena itu, betapa pentingnya perawat memahami konsep tentang hospitalisasi dan dampaknya pada orang tua dan anak sebagai dasar dalam pemberian asuan keperawatan (Supartini, 2008). Kecemasan dan stres pada anak dan orang tua yang terjadi terus menurus akan menurunkan respon imun jika ini terjadi maka timbul komplikasi penyakit lain dan akan menjadi trauma psikologis yang lama kelamaan akan mengganggu kesehatan jiwa. Kondisi stres dan cemas dapat diturunkan dengan adanya komunikasi terapeutik. Tehnik komunikasi terapeutik yang dapat digunakan Perawat untuk menurunkan kecemasan adalah mendengarkan dan memberikan perhatian penuh (caring) sehingga efektif untuk menurunkan kecemasan dan mempercepat penyembuhan (Nursalam, 2005). Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang terjadi antara perawat dengan klien anggota tim kesehatan lainnya. Komunikasi ini umumnya lebih akrab karena mempunyai tujuan berfokus pada klien yang membutuhkan bantuan. Perawat secara aktif mendengarkan dan memberi respon kepada klien dengan cara menunjukkan sikap mau menerima dan mau memahami sehingga dapat mendorong klien untuk berbicara secara terbuka tentang dirinya. Selain itu membantu klien untuk melihat dan memperhatikan apa yang tidak disadari sebelumnya (Sheila, 2008). Teraupetik perawat tidak hanya dalam tindakan keperawatan tetapi dalam komunikasi Perawat juga mempunyai nilai yang bersifat pengobatan seperti yang didefenisikan oleh (Stuart dan Sundeen tahun 1887 dalam Hidayat 2009), bahwa komunikasi terapeutik adalah suatu cara untuk membina hubungan yang terapeutik yang di butuhkan untuk pertukaran informasi dan dapat digunakan untuk mempengaruhi perasaan orang lain. Komunikasi yang baik memang dituntut menjadi kompetensi di dunia keperawatan Roby Rahmadi Akbar STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN, 2016 Page 3

dimana peran Perawat mencakup pemberian informasi kepada Klien dan keluarga (Hidayat, 2009). Berdasarkan studi penelitian yang dilakukan peneliti pada tangga 02 November 2015 di RST Dr. Soedjono Magelang, dari wawancara dengan 8 orang tua, terdapat 4 orang tua dengan anak hospitalisasi dengan terapi infus yang mengatakan komunikasi yang dilakukan perawat baik, di dapatkan hasil 2 orang mengalami cemas sedang, 1 orang mengalami cemas ringan dan 1 orang cemas berat, sedangkan 4 orang tua lainnya mengatakan komunikasi yang dilakukan perawat kurang baik, di dapatkan hasil 1 orang mengalami cemas sedang, 1 orang mengalami cemas ringan dan 2 orang mengalami cemas berat. HASIL A. Analisis Univariat 1. Gambaran Komunikasi Terapeutik Perawat Di RST Dr. Soenjono Magelang. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Komunikasi Terapeutik Perawat Di RST Dr. Soenjono Magelang. Komunikasi terapeutik Frekuensi Persentase (%) Baik Tidak Baik 12 21 36,4 63,6 Jumlah 33 100,0 Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa sebagian besar komunikasi terapeutik perawat di RST Magelang dalam kategori baik, yaitu sejumlah 21orang (63,6%). METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional dan point time approach. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang memilki anak hospitalisasi dengan terapi infus di RST Dr. Soedjono Magelang berjumlah 36 orang dalam hitungan rata-rata 1 minggu. Besar sampel pada penelitian ini adalah 33 orang. Tehnik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Tentara Dr. Soedjono Magelang pada tanggal 12 sampai 17 Januari 2016. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat ukur lembar kuesioner pada variabel komunikasi terapeutik yang dibuat sendiri oleh peneliti yang di uji validitas dan realibilitas di RST Bakti Wira Tamtama Semarang dan variabel kecemasan mengunakan Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRSA). Analisis bivariant menggunakan uji korelasi, yaitu uji kendal tau. 2. Tingkat Kecemasan orang tua yang memiliki anak dengan terapi infus Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Kecemasan orang tua yang memiliki anak dengan terapi infus di RST Dr. Soedjono Magelang. Tingkat Kecemasan Cemas Ringan Cemas Sedang Cemas Berat Frekuensi Persentase (%) Roby Rahmadi Akbar STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN, 2016 Page 4 17 12 4 51,5 36,4 12,1 Jumlah 33 100,0 Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa sebagian besar kecemasan orang tua yang memiliki anak hospitalisasi dengan terapi infus di ruang flamboyan RST Magelang, dalam kategori cemas ringan, yaitu sejumlah 17 orang (51,5%). B. Analisis Bivariat 1. Hubungan komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan orang tua yang memiliki anak hospitalisasi dengan terapi infus.

Tabel 4.3 Hubungan komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan orang tua yang memiliki anak hospitalisasi dengan terapi infus di RST Dr. Soedjono Magelang. Komunikasi terapeutik Cemas ringan Kecemasan Cemas sedang Cemas berat Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan komunikasi terapeutik baik sebanyak 21 orang (100%) dimana sebagian besar mengalami cemas ringan yaitu sebanyak 15 orang (71.4%) lebih banyak dari pada yang mengalami cemas sedang yaitu 5 orang (23.8%) dan cemas berat yaitu 1 orang (4.8%). Responden yang menyatakan komunikasi terpeutik perawat tidak baik sebanyak 12 orang (100%) dimana sebagian besar mengalami cemas sedang yaitu sebanyak 7 orang (58.3%) lebih banyak dari pada yang mengalami cemas berat yaitu 3 orang (25.0%) dan cemas ringan 2 orang (16.7%). Berdasarkan uji Kendall Thau diperoleh p-value 0,002 yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik dengan kecemasan orang tua yang memiliki anak hospitalisasi dengan terapi infus. Nilai korelasi sebesar - 0.514 ** menunjukkan korelasi negatif dan hubungan yang cukup kuat, yang berarti semakin baik komunikasi terapeutik perawat Total F % F % F % N % Tidak baik 2 16.7 7 58.3 3 25.0 12 100 Baik 15 71.4 5 23.8 1 4.8 21 100 Jumlah 17 51.5 12 36,4 4 12.1 33 100 p-value 0.002 Ʈ -0.514 ** maka tingkat kecemasan orang tua akan menurun. PEMBAHASAN A. Gambaran Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik perawat di RST Dr. Soedjono Magelang. Komunikasi terapeutik yang dilakukan perawat di RST Dr. Soedjono magelang adalah baik, di buktikan dengan hasil kuesioner dengan hasil 27 orang (81,82%) responden menyatakan bahwa perawat tidak melakukan tugas lain ketika berkomunikasi dengan pasien ataupun keluarganya. Hasil ini sesuai dengan teori yang menyatakan Komunikasi yang efektif, tepat waktu dengan sikap, intonasi, ekspresi wajah yang sesuai akan meningkatkan kepercayaan antara individu dalam membina hubungan saling percaya dan saling membutuhkan (Stuart & Sundeen, 2004). Dari aspek tahapan komunikasi di dapatkan bahwa 25 orang (75,76%) reponden yang menyatakan bahwa perawat memperkenalkan diri sebelum melakukan tindakan kepada pasien, yang artinya bahwa perawat terbuka untuk berinteraksi dengan pasien dan keluarga. Dengan komunikasi yang terbuka, jujur dan menerima klien apa adanya, perawat akan meningkatkan kemampuan klien dalam membina hubungan saling percaya (Hibdon 2000). Ada beberapa faktor yang membuat komunikasi terapeutik perawat baik, salah satunya adalah latar belakang sosial dan kultural antara perawat dan pasien yang sama, sehingga nilai, dan bahasa, antara pasien dan perawat sama. Hasil ini sesuai dengan pernyataan Potter dan Perry (2005) menyatakan bahwa latar belakang budaya dan bahasa mempengaruhi cara klien dan perawat melakukan hubungan maupun berkomunikasi antara satu sama lain. Roby Rahmadi Akbar STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN, 2016 Page 5

B. Tingkat Kecemasan Orang Tua Yang Memiliki Anak Hospitalisasi Dengan Terapi Infus Dari hasil penelitian di dapatkan hasil bahwa tingkat kecemasan orang tua yang memiliki anak hospitalisasi dengan terapi infus di RST Dr. Soedjono Magelang, yaitu sebanyak 17 orang (51,5%) mengalami cemas ringan, 12 orang (36,4%) mengalami cemas sedang dan 4 orang (12,1%) lainnya mengalami cemas berat. Dari hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua mengalami kecemasan yang ringan. Orang tua yang anaknya dirawat di Rumah Sakit cenderung mengalami kecemasan, hal ini sesuai yang diungkapkan Aziz (2009), bahwa perawatan di rumah sakit penyebab utama kecemasan orang tua. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Melinda Agnesia tahun (2013) tentang gambaran tingkat kecemasan orang tua terhadap pemasangan infus pada Anak Usia Prasekolah di Ruang III RSUD Dr. Pirngadi Medan yang menunjukkan bahwa 41 orang (89%) mengalami kecemasan ketika pemasangan infus pada anaknya. Dari hasil kuesioner di dapatkan bahwa rata-rata klien mngeluh merasa tegang, gelisah, dan tidak bisa konsentrasi karena anaknya yang mengalami hospitalisasi. Keluhan yang sering di kemukakan oleh orang ketika merasa cemas ringan adalah merasa tegang, gelisah, tidak bisa konsentrasi, firasat buruk dan muka tegang (Hawari 2005). Dari hasil penelitian di dapatkan hasil bahwa orang tua yang mengalami cemas ringan rata-rata berusia 25-35 tahun, sedangkan cemas sedang dan cemas berat rata-rata berusia 36-45 tahun. Hasil ini sesuai dengan Haryanto (2006) umur menujukkan ukuran dan perkembangan seorang individu, umur berkolerasi dengan pengalaman, pengalaman berkorelasi dengan pengetahuan, pengetahuan berkorelasi dengan pandangan terhadap suatu peristiwa yang menentukan persepsi dan sikap. Stuart & Sundeen (2004), yang menyatakan bahwa, usia tua lebih rentan mengalami kecemasan dibandingkan usia muda. Hal ini berkaitan dengan status kesehatan umum seseorang, dimana dengan menurunya status kesehatan seseorang maka akan mengalami kecemasan yang lebih besar. Dari hasil penelitian ini juga terdapat responden yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 23 orang dari 33 orang responden. Di dapatkan hasil 8 dari 12 orang yang mengalami cemas sedang dan semua yang mengalami cemas berat adalah berjenis kelamin perempuan, ini sesuai dengan pendapat Potter dan Perry (2005) gangguan kecemasan bisa terjadi disemua usia, lebih sering pada usia dewasa dan lebih banyak pada wanita. Dan dalam berbagai studi kecemasan secara umum, menyatakan bahwa perempuan lebih cemas daripada laki-laki dan perempuan memiliki skor yang lebih tinggi pada pengukuran ketakutan dalam situasi sosial dibanding laki-laki (Trismiati, 2004). C. Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Yang Memiliki Anak Hospitalisasi Dengan Terapi Infus Berdasarkan uji Kendall Tau diperoleh p-value 0,002 yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik dengan kecemasan orang tua yang memiliki anak hospitalisasi dengan terapi infus. Nilai korelasi sebesar - 0.514 ** menunjukkan korelasi negatif dan hubungan yang cukup kuat, yang berarti semakin baik komunikasi terapeutik perawat maka tingkat kecemasan orang tua akan menurun. Hasil ini sesuai dengan pendapat Stuart dan Sundeen (1887) dalam Hidayat Roby Rahmadi Akbar STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN, 2016 Page 6

(2009) yang mengatakan Teraupetik perawat tidak hanya dalam tindakan keperawatan tetapi dalam komunikasi Perawat juga mempunyai nilai yang bersifat pengobatan seperti yang didefenisikan oleh (Stuart dan Sundeen tahun 1887 dalam Hidayat 2009). Komunikasi terapeutik perawat efektif dapat menjadi motivasi dan membuat pasien merasa nyaman, komunikasi terapeuti perawat yang efektif dan cukup juga dapat menurunkan tingkat kecemasan pada pasien ( Sintana dan Siregar (2012). Menurut Keliat (2010) Komunikasi terapeutik merupakan salah satu tindakan yang dapat digunakan oleh seorang petugas kesehatan untuk membantu seseorang untuk dapat mengatasi dan juga sebagai sarana interaksi antara komunikasi perbuatan dan ekspresi yang mampu memfasilitasi seseorang menjadi lebih baik dari pada keadaan yang sekarang dialami. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian WHO (2007) mengenai Communication During Patient Hand-Overs. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa sangat diperlukan suatu komunikasi yang efektif dan efisien bukan hanya komunikasi antar petugas kesehatan dalam melakukan asuhan keperawatan, namun dibutuhkan suatu kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dengan pasien, serta keluarga pasien sehingga baik pasien maupun keluarga pasien mendapat informasi yang baik, dan pada akhirnya dapat mempercepat waktu sembuh pasien. Penelitian Sri Puji Rahayu tahun (2014) yang menunjukkan bahwa tingkat kecemasan keluarga pasien sebelum komunikasi terapeutik sebesar 26,50 sedangkan setelah komunikasi terapeutik sebesar 15,53. Hal ini menunjukkan ada penurunan tingkat kecemasan sebesar 10,97. Hasil uji Wilxocon menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik memberikan pengaruh terhadap tingkat kecemsan keluarga pasien yang anaknya dirawat di ruang PICU RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Hasil penelitian Edi Mohtar tentang komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan keluarga pasien pra operasi laparotomi aparaskopi di Rumah sakit Labuang baji Makasar, bahwa komunikasi teraupetik sangat berhubungan dengan tingkat kecemasan pasien dan keluarga. Dimana apabila komunikasi terapeutik perawat yang diberikan perawat efektif makan akan mampu mengurangi kecemasan yang dirasakan oleh klien. Dan apabila komunikasi terapeutik perawat tidak efektif akan berdampak pada kecemasan keluarga. KESIMPULAN 1. Komunikasi terapeutik perawat di RST Magelang dalam kategori baik, yaitu sejumlah 21 orang (63,6%) dan tidak baik berjumlah 12 orang (36,4%). 2. Kecemasan orang tua yang memiliki anak hospitalisasi dengan terapi infus di RST Magelang, dalam kategori cemas ringan, yaitu sejumlah 17 orang (51,5%), cwmas sedang 12 orang (36,4%) dan cemas berat 4 orang (12,1) 3. Ada hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan orang tua yang memilikia anak hospitalisasi dengan terapi infus. Dibuktikan dengan hasil P-value 0,002 < 0.05. dan nilai korelasi sebesar -0.514 ** menunjukkan korelasi negatif dan hubungan yang cukup kuat, yang berarti semakin baik komunikasi terapeutik perawat maka tingkat kecemasan orang tua akan menurun. Roby Rahmadi Akbar STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN, 2016 Page 7

SARAN Perawat RST Dr. Soedjono Magelang, Hasil penelitian ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi RST Dr. Soedjono Magelang untuk memaksimalkan komunikasi terapeutik yang dilakukan perawat. DAFTAR PUSTAKA Agnes, M. (2011). tingkat kecemasan orang tua terhadap pemasangan infus pada anak usia prasekolah di ruang III RSUD Dr. Pirngadi Medan. Diambil dari (http://repository.usu.ac.id) Pada tanggal 18 November. Ungaran. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba Medika. Gunarsa, S.D. (2008). Psikologi Perawatan. Jakarta: Gunung Mulia. Hawari, D. (2006). Stres Cemas dan Depresi. Jakarta : FK UI. Hidayat, Alimul A. (2010). Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Hidayat, Alimul A. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jilid 2. Jakarta: Salemba Medika Keliat, BA dkk. (2006). Proses Keperawatan Jiwa. Edisi 2. Jakarta: EGC. Kozier dkk. (2010). Fundamental Keperawatan. Edisi 7. (Alih Bahasa Oleh Pamilih Eko Karyuni). Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC. Mohtar E. (2012). Pengaruh Komunikasi Terapeutik Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Di Ruang Bedah RSUD Kota Makasar. Di ambil dari http://repository.usm.ac.id. Pada tanggal 19 Januari. Ungaran Notoadmodjo, S. (2012). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam, Susilaningrum, R dan Utami, S. (2005). Asuhan keperawatan bayi dan anak. Jakarta : Salemba Medika Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodolotgi penelitian ilmu keperawafan. Jakarta : Salemba Medika Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. 4 th ed. Jakarta : EGC. Rahayu SP. (2014). Pengaruh Komunikasi Terapeutik Dengan Tingkat Kecemasan Keluarga Yang Memiliki Anaka Dirawat Di Ruang PICU RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.. Diambil dari http: // www. Digilib, ltb. Ac. ld.pada tanggal 16 Januari. Ungaran. Riyanto, Agus. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogyakarta: Nuha Medika. Roby Rahmadi Akbar STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN, 2016 Page 8

Sartika D, (2013). Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien Pra Operasi Laparatomi Aparaskopi Di RS Labuang Baji Makasar. Di ambil dari Http://Repository.USM.Ac.Id. Pada tanggal 19 Januari 2006. Ungaran Stuart & Sundeen. (2008). Prinsip dan Praktek Keperawatan Psikiatri. Edisi 6. Jakarta: EGC. Sheila L.V. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : ECG. Stuart, G.W. and Sunden, S.J. (2006). Buku saku keperawatan jiwa. Alih Bahasa, Achrir,Y.S. Jakarta : EGC. Stuart, GW. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5 (Alih Bahasa Oleh Ramona P. Kapoh & Egi Komara Yudha). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiono. (2006). Statistika untuk penelitian. Bandung: ALFABETA Sukoco, N. B. (2002). ldentifikasitingkat kecemasan klien yang diopname lebih dari satu minggudi ruang A dan D BRSD Kepanjen Malang. Diambil dari http: // www. Digilib, ltb. Ac. ld.pada tanggal 18 November. Ungaran Suliswati. (2005). Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: EGC Supartini, Y (2006). Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC Tamsuri.A. (2006). Komunikasi Dalam Keperawatan.Jakarta. EGC. Roby Rahmadi Akbar STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN, 2016 Page 9