KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK TETAP (PMK Nomor 113/PMK.05/2012)

SURAT PERJALANAN DINAS (SPD)

SURAT PERJALANAN DINAS (SPD)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.05/2012 TENTANG

1 of 10 21/12/ :40

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.05/2012 TENTANG

SELINTAS TENTANG PEMBAYARAN BIAYA PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT/PEGAWAI NEGERI YANG MENGIKUTI DIKLAT

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PACITAN RANCANGAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. Kementerian Keuangan Republik Indonesia

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

DAFTAR ISI 1. SE DJPB NO.S-2056/PB/2013 TENTANG LANGKAH-LANGKAH DALAM PENINGKATAN AKUNTABILITAS DAN TRANSPARASI BELANJA PERJADIN.

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI DAN MEKANISME PEMBAYARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA (APBN)

PERJALANAN DINAS DASAR HUKUM UMUM. 1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 Tentang Standar Perjalanan Dinas Jabatan

PERJALANAN DINAS. A. Pendahuluan

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KOTA BENGKULU

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANDUNG BARAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 17 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 41 TAHUN 2015

AKUN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2013 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI LAMONGAN BAGIAN BINA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN DIPERBANYAK OLEH :

PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK TETAP. Disusun Oleh : BAGIAN BINA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.05/2007 TENTANG

Nomor 5, TambahanLembaran Negara Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

PENGGUNAAN AKUN BELANJA PERJALANAN DINAS UNTUK KEGIATAN RAPAT, SEMINAR, DAN SEJENISNYA

- 1 - PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 99 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 9 SERI E

2015, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne

TENTANG PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2017

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR MALUKU. PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 10.a TAHUN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

2016, No Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.05/2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Perj

BUPATI BLITAR PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 14 PERATURAN BUPATI KERINCI

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR : 06 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 7 TAHUN 2016

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN TAHUN ANGGARAN 2016

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR :01 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 07/PMK.05/2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS GUBERNUR JAWA TIMUR,

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

DEPARTEMAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-34/PB/2007 TENTANG

2017, No Dinas Luar Negeri di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG

Buku Saku. di Lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Panduan Pelaksanaan Perjalanan Dinas

BUPATI BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 3L9 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 1 TAHUN 2015

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 76 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 97/PMK.05/2010 TENTANG

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN KEPALA DESA NITA NOMOR 5 TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 3 7 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 27 TAHUN 2013

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI NATUNA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Keuangan Negara

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2007 NOMOR: 28 PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR: 28 TAHUN 2007 TENTANG

Transkripsi:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN POKOKPOKOK PENGATURAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK TETAP (PMK Nomor 113/PMK.05/2012) INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN

STRUKTUR PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI Perjalanan Dinas Jabatan Melewati Batas Kota Perjalanan Dinas Dalam Negeri Perjalanan Dinas Jabatan (11 jenis) Perjalanan Dinas Pindah (6 jenis) Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Kota Lebih dari 8 Jam Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Kota sampai dengan 8 Jam 1. Perjalanan Dinas Dalam Negeri selanjutnya disebut Perjalanan Dinas adalah perjalanan ke luar Tempat Kedudukan yang dilakukan dalam wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan negara. 2. Perjalanan Dinas Jabatan adalah Perjalanan Dinas melewati batas Kota dan/atau dalam Kota dari tempat kedudukan ke tempat yang dituju, melaksanakan tugas, dan kembali ke tempat kedudukan semula di dalam negeri. 3. Perjalanan Dinas Pindah adalah Perjalanan Dinas dari tempat kedudukan yang lama ke tempat kedudukan yang baru berdasarkan surat keputusan pindah. 4. Kota adalah Kota/Kabupaten pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah Provinsi. 5. Batas wilayah Kota di Provinsi DKI Jakarta meliputi kesatuan wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan.

PRINSIP PERJALANAN DINAS a. selektif, yaitu hanya untuk kepentingan yang sangat tinggi dan prioritas yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan; b. ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan pencapaian kinerja Kementerian Negara/Lembaga; c. efisiensi penggunaan belanja negara; dan d. akuntabilitas pemberian perintah pelaksanaan Perjalanan Dinas dan pembebanan biaya Perjalanan Dinas. Aturan Lama Prinsipprinsip Perjalanan Dinas belum diatur

PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS JABATAN Surat Tugas diterbitkan oleh : a b c d. kepala satuan kerja untuk Perjalanan Dinas Jabatan yang dilakukan oleh Pelaksana SPD pada satuan kerja berkenaan; atasan langsung kepala satuan kerja untuk Perjalanan Dinas Jabatan yang dilakukan oleh kepala satuan kerja; Pejabat Eselon II untuk Perjalanan Dinas Jabatan yang dilakukan oleh Pelaksana SPD dalam lingkup unit eselon II/setingkat unit eselon II berkenaan; atau Menteri/Pimpinan Lembaga/Pejabat Eselon I untuk Perjalanan Dinas Jabatan yang dilakukan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/Pejabat Eselon I/Pejabat Eselon II. Atas Dasar Surat Tugas PPK menerbitkan Surat Perjalanan Dinas (SPD) Khusus untuk Perjalanan Dinas Jabatan di dalam Kota yang dilaksanakan sampai dengan 8 jam dilaksanakan tanpa penerbitan SPD Kewenangan penerbitan Surat Tugas dapat didelegasikan kepada pejabat yang ditunjuk

BIAYA PENGINAPAN 1) Pelaksana SPD yang melakukan Perjalanan Dinas Jabatan : yang melewati batas Kota, atau dalam Kota lebih dari 8 jam dapat diberikan biaya penginapan sesuai Peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya; 2) Dalam hal Pelaksana SPD tidak menggunakan biaya penginapan, berlaku ketentuan sebagai berikut: a. Pelaksana SPD diberikan biaya penginapan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari tarif hotel di Kota Tempat Tujuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya; b. Biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada huruf a dibayarkan secara lumpsum dan dicantumkan pada Rincian Biaya Perjalanan Dinas sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II.

Jenis Perjalanan Dinas Jabatan (PDJ) MELEWATI BATAS KOTA a. PDJ dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi yang melekat pada jabatan b. PDJ untuk mengikuti rapat, seminar dan sejenisnya. Uang Harian Biaya Pengina pan Biaya Transpor Pegawai Jumlah Hari Dibayarkan 1) 1) 1) c. PDJ dalam rangka detasering. 2) 3) Maks 90 hr d. PDJ untuk menempuh ujian dinas / ujian jabatan. 2 hari e. PDJ untuk menghadap Majelis Penguji Kesehatan Pegawai Negeri atau menghadap seorang dokter penguji kesehatan yang ditunjuk, untuk mendapatkan surat keterangan dokter tentang kesehatannya guna kepentingan jabatan. f. PDJ untuk memperoleh pengobatan berdasarkan surat keterangan dokter karena mendapat cedera pada waktu/karena melakukan tugas. g. PDJ untuk mendapatkan pengobatan berdasarkan keputusan Majelis Penguji Kesehatan Pegawai Negeri. h. PDJ untuk mengikuti pendidikan setara Diploma/S1/S2/S3. Maks 2 hari i. PDJ untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. 4) 5) j. PDJ untuk menjemput/ mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah pejabat negara/pegawai negeri yang meninggal dunia dalam melakukan perjalanan dinas. k. PDJ untuk menjemput/ mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah pejabat negara/pegawai negeri yang meninggal dunia dari Tempat Kedudukan yang terakhir ke kota tempat pemakaman. Biaya Pemetian Angkutan Jenazah Maks 3 hari Maks 3 hari

KETERANGAN KOMPONEN BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN MELEWATI BATAS KOTA 1) : Rincian biaya Perjalanan Dinas Jabatan untuk mengikuti kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya berdasarkan Lampiran tersendiri sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. 2) : Biaya Penginapan diberikan pada saat kedatangan dan selama masa pengumandahan (Detasering) dalam hal tidak tersedia rumah dinas. 3) : Biaya transpor pegawai diberikan untuk transpor pada saat kedatangan dan kepulangan. 4) : Uang Harian diberikan berupa uang saku sesuai standar biaya selama mengikuti kegiatan. 5) : Biaya Penginapan diberikan 1 (satu) hari pada saat kedatangan dan 1 (satu) hari pada saat kepulangan. Pada PDJ huruf j dan k : uang harian, biaya transpor pegawai/ keluarga, dan biaya penginapan diberikan sebanyakbanyaknya untuk 4 (empat) orang, serta biaya pemetian dan angkutan jenazah.

Jenis Perjalanan Dinas Jabatan (PDJ) DALAM KOTA LEBIH DARI 8 JAM Uang Harian Biaya Penginapn Biaya Transpor Pegawai Jumlah Hari yg Dibayarkan Biaya Pemetian & Angkutan Jenazah a. PDJ dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi yang melekat pada jabatan b. PDJ untuk mengikuti rapat, seminar dan sejenisnya. 1) 1) 1) c. PDJ dalam rangka detasering. 2) 3) Maksimal 90 hari d. PDJ untuk menempuh ujian dinas /ujian jabatan. 2 hari e. PDJ untuk menghadap Majelis Penguji Kesehatan Pegawai Negeri atau menghadap seorang dokter penguji kesehatan yang ditunjuk, untuk mendapatkan surat keterangan dokter tentang kesehatannya guna kepentingan jabatan. f. PDJ untuk memperoleh pengobatan berdasarkan surat keterangan dokter karena mendapat cedera pada waktu/karena melakukan tugas. g. PDJ untuk mendapatkan pengobatan berdasarkan keputusan Majelis Penguji Kesehatan Pegawai Negeri. h. PDJ untuk mengikuti pendidikan setara Diploma/S1/S2/S3. i. PDJ untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. 4) 5) j. PDJ untuk menjemput/ mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah pejabat negara/pegawai negeri yang meninggal dunia dalam melakukan perjalanan dinas. k. PDJ untuk menjemput/ mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah pejabat negara/pegawai negeri yang meninggal dunia dari Tempat Kedudukan yang terakhir ke kota tempat pemakaman. Maksimal 2 hari Maksimal 3 hari Maksimal 3 hari

KETERANGAN KOMPONEN BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM KOTA LEBIH DARI 8 JAM 1. 1) : Rincian biaya PDJ untuk mengikuti kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya berdasarkan Lampiran tersendiri sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. 2. 2) : Biaya penginapan dalam hal selama masa Pengumandahan (detasering) tidak tersedia rumah dinas. 3. 3) : Biaya transpor pegawai diberikan untuk transpor pada saat kedatangan dan kepulangan. 4. 4) : Uang Harian diberikan berupa uang saku sesuai standar biaya selama mengikuti kegiatan. 5. 5) : Biaya Penginapan diberikan 1 (satu) hari pada saat kedatangan dan 1 (satu) hari pada saat kepulangan. 6. Biaya Transpor Pegawai diberikan sesuai Biaya Riil. Dalam hal tidak diperoleh bukti pengeluaran riil, diberikan berupa biaya transpor kegiatan dalam kota yang dibayarkan secara lumsum sesuai standar biaya. 7. Biaya Transpor Pegawai diberikan sepanjang tidak menggunakan kendaraan dinas, disertai dengan surat tugas, dan tidak bersifat rutin. 8. Jenis Perjalanan Dinas Jabatan pada huruf j dan k : uang harian, biaya transpor pegawai/ keluarga, dan biaya penginapan diberikan sebanyakbanyaknya untuk 4 (empat) orang, serta biaya pemetian dan angkutan jenazah. 9. Lama pelaksanaan Perjalanan Dinas pada huruf d dan h adalah sesuai waktu yang ditempuh menuju tempat pendidikan/ujian.

Jenis Perjalanan Dinas Jabatan (PDJ) DALAM KOTA SAMPAI DENGAN 8 JAM a. PDJ dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi yang melekat pada jabatan Biaya Transpor Kegiatan dlm Kota Jumlah yang Dibayarkan b. PDJ untuk mengikuti rapat, seminar dan sejenisnya. 1) 1) c. PDJ untuk menempuh ujian dinas / ujian jabatan. d. PDJ untuk menghadap Majelis Penguji Kesehatan Pegawai Negeri atau menghadap seorang dokter penguji kesehatan yang ditunjuk, untuk mendapatkan surat keterangan dokter tentang kesehatannya guna kepentingan jabatan. e. PDJ untuk memperoleh pengobatan berdasarkan surat keterangan dokter karena mendapat cedera pada waktu/karena melakukan tugas. f. PDJ untuk mendapatkan pengobatan berdasarkan keputusan Majelis Penguji Kesehatan Pegawai Negeri. g. PDJ untuk mengikuti pendidikan setara Diploma/ S1/ S2/ S3. h. PDJ untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. i. PDJ untuk menjemput/ mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah pejabat negara/pegawai negeri yang meninggal dunia dalam melakukan perjalanan dinas. j. PDJ untuk menjemput/ mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah pejabat negara/pegawai negeri yang meninggal dunia dari Tempat Kedudukan yang terakhir ke kota tempat pemakaman. Keberangkatan dan Kepulangan Keberangkatan dan Kepulangan Dibayarkan 1 (satu) kali Dibayarkan 1 (satu) kali Biaya Pemetian & Angkutan Jenazah

KETERANGAN KOMPONEN BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM KOTA SAMPAI DENGAN 8 JAM 1. 1) : Rincian biaya PDJ untuk mengikuti kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya berdasarkan Lampiran tersendiri. 2. Biaya Transpor Kegiatan Dalam Kota dibayarkan secara lumpsum sesuai standar biaya dan tidak diberikan kepada Pelaksana SPD yang melakukan rapat dalam komplek perkantoran yang sama. 3. PDJ dalam kota dapat diberikan biaya sepanjang tidak menggunakan kendaraan dinas, disertai dengan surat tugas, dan tidak bersifat rutin. 4. Jenis Perjalanan Dinas Jabatan pada huruf i dan j diberikan biaya transpor pegawai/keluarga sebanyakbanyaknya untuk 4 (empat) orang. 5. Lama pelaksanaan Perjalanan Dinas pada huruf c dan g adalah sesuai waktu yang ditempuh menuju tempat pendidikan/ujian.

TINGKATAN BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN (LAMPIRAN IV) No Pejabat Negara 1. Ketua/Wakil Ketua dan Anggota pada Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Badan Pemeriksa Keuangan, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Menteri, Wakil Menteri, pejabat setingkat Menteri, Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati, Walikota, Wakil Walikota, Ketua/Wakil Ketua/ Anggota Komisi, Pejabat Eselon I, dan Pejabat Lainnya yang setar 2. Pejabat Negara Lainnya, Pejabat Eselon II, dan Pejabat Lainnya yang setara 3. Pejabat Eselon III/PNS Golongan IV, Pejabat Eselon IV/PNS Golongan III, PNS Golongan II dan I Tingkat Biaya Perjalanan Dinas Pesawat Udara Moda Transpotasi Kapal Laut A Bisnis VIP / Kelas I A Kereta Api/ Bus Spesial / Eksekutif Lainnya Kenyataan B Ekonomi Kelas I B Eksekutif Kenyataan C Ekonomi Kelas II A Eksekutif Kenyataan Lama : 6 tingkatan

RINCIAN BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN UNTUK MENGIKUTI KEGIATAN RAPAT, SEMINAR, DAN SEJENISNYA I. DI DALAM KANTOR (RUANG RAPAT/AULIA/SERBAGUNA DAN SEJENISNYA) LAMPIRAN V Komponen Biaya Perjalanan Dinas Uang Saku Rapat Uang Harian I. MELEWATI BATAS KOTA 1. Peserta 2. Panitia/Moderator 3. Narasumber II. DALAM KOTA LEBIH DARI 8 JAM 1. Peserta 2. Panitia/Moderator 3. Narasumber III. DALAM KOTA SAMPAI DENGAN 8 JAM 1. Peserta 2. Panitia/Moderator 3. Narasumber 2) 2) Uang Transpor Pegawai 1) 1) 3) 3) 3) 3) Biaya Penginapan 4) 4) 1. 1) Biaya transpor kepulangan Pelaksana SPD dalam rangka mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya dapat dibayarkan sebesar biaya transpor kedatangan tanpa menyertakan bukti pengeluaran transpor kepulangan. 2. 2) Uang Saku Rapat diberikan untuk rapat di luar jam kerja sesuai ketentuan yang diatur dalam standar biaya. 3. 3) Uang Transpor Pegawai diberikan sesuai Biaya Riil. Dalam hal tidak diperoleh bukti pengeluaran riil, diberikan berupa biaya transpor kegiatan dalam kota yang dibayarkan secara lumsum sesuai standar biaya. 4. 4) Biaya Penginapan diberikan apabila terdapat kesulitan transportasi sehingga memerlukan waktu untuk menginap. 5. Uang Transpor Pegawai diberikan sepanjang tidak menggunakan kendaraan dinas, disertai dengan surat tugas, dan tidak bersifat rutin serta tidak diberikan kepada Pelaksana SPD yang melakukan rapat dalam komplek perkantoran yang sama

RINCIAN BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN UNTUK MENGIKUTI KEGIATAN RAPAT, SEMINAR, DAN SEJENISNYA II. DI LUAR KANTOR PENYELENGGARA (HOTEL/TEMPAT LAIN) LAMPIRAN V Komponen Biaya Perjalanan Dinas Uang Saku Paket Fullboard Uang Saku Paket Fullday/Halfday Uang Transpor Pegawai Biaya Penginapan Uang Harian 1) I. MELEWATI BATAS KOTA 1. Peserta 2. Panitia/Moderator 3. Narasumber 3) 3) 2 2 2 II. DALAM KOTA LEBIH DARI 8 JAM 1. Peserta 2. Panitia/Moderator 3. Narasumber 3) 3) 3) 3) 4) 4) 4) III. DALAM KOTA SAMPAI DENGAN 8 JAM 1. Peserta 2. Panitia/Moderator 3. Narasumber 3) 3) 1 1) Uang Harian diberikan 1 (satu) hari pada saat kedatangan dan 1 (satu) hari pada saat kepulangan. 2 2) Biaya transpor kepulangan Pelaksana SPD dalam rangka mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya dapat dibayarkan sebesar biaya transpor kedatangan tanpa menyertakan bukti pengeluaran transpor kepulangan. 3 3) Uang Saku Fullboard/Fullday/Halfday diberikan sesuai dengan paket rapat, seminar, dan sejenisnya yang diatur dalam Standar Biaya. 4 4) Biaya Penginapan diberikan apabila memerlukan waktu untuk menginap 1 (satu) hari pada saat kedatangan dan/atau 1 (satu) hari pada saat kepulangan. 5 Uang Saku Fullboard/Fullday/Halfday mengikuti ketentuan yang diatur dalam Standar Biaya. 6 Uang Transpor Pegawai diberikan sepanjang tidak menggunakan kendaraan dinas, disertai dengan surat tugas, dan tidak bersifat rutin.

BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN Dalam Rangka Mengikuti Rapat, Seminar, dan Sejenisnya 1) Dilaksanakan dengan biaya Perjalanan Dinas Jabatan yang ditanggung oleh panitia penyelenggara; 2) Dalam hal tidak ditanggung oleh panitia penyelenggara, biaya Perjalanan Dinas Jabatan dimaksud dibebankan pada DIPA satuan kerja Pelaksana SPD. 3) Panitia penyelenggara menyampaikan pemberitahuan mengenai pembebanan biaya Perjalanan Dinas Jabatan ditanggung peserta atau panitia penyelenggara dalam surat/undangan mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya. 4) Biaya transpor kepulangan Pelaksana SPD dalam rangka mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya dibayarkan sesuai tarif yang berlaku dan dapat mengacu pada bukti biaya transpor yang disampaikan pada saat kedatangan.

PERJALANAN DINAS PINDAH Perjalanan Dinas Pindah dilakukan dalam rangka: a. pindah tugas dari tempat kedudukan yang lama ke tempat kedudukan yang baru; b. pemulangan Pejabat Negara/Pegawai Negeri yang diberhentikan dengan hormat dari Tempat Kedudukan yang terakhir ke tempat tujuan menetap dengan hak pensiun atau mendapat uang tunggu; c. pemulangan keluarga yang sah dari Pejabat Negara/ Pegawai Negeri yang meninggal dunia dari tempat tugas terakhir ke Tempat Tujuan menetap; d. pemulangan Pegawai Tidak Tetap yang diberhentikan karena telah berakhir masa kerjanya dari Tempat Kedudukan ke tempat tujuan menetap, sepanjang diatur dalam perjanjian kerja; e. pemulangan keluarga yang sah dari Pegawai Tidak Tetap yang meninggal dunia dari tempat tugas yang terakhir ke tempat tujuan menetap, sepanjang diatur dalam perjanjian kerja; atau f. pengembalian Pejabat Negara/Pegawai Negeri yang mendapat uang tunggu dari Tempat Kedudukan ke Tempat Tujuan yang ditentukan untuk dipekerjakan kembali.

PELAKSANAAN DAN PROSEDUR PEMBAYARAN BIAYA PERJALANAN DINAS 1) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas diberikan dalam batas pagu anggaran yang tersedia dalam DIPA satuan kerja berkenaan. 2) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas kepada Pelaksana SPD paling cepat 5 (lima) hari kerja sebelum Perjalanan Dinas dilaksanakan. 3) Pada akhir tahun anggaran, dapat melebihi 5 (lima) hari kerja menyesuaikan dengan ketentuan yang mengatur mengenai langkahlangkah menghadapi akhir tahun anggaran. 4) Dalam hal biaya Perjalanan Dinas Jabatan yang dibayarkan kepada Pelaksana SPD kurang dari yang seharusnya, dapat dimintakan kekurangannya. 5) Pembayaran kekurangan biaya Perjalanan Dinas Jabatan dapat dilakukan melalui mekanisme UP atau LS.

PELAKSANAAN DAN PROSEDUR PEMBAYARAN BIAYA PERJALANAN DINAS Pembatalan Tugas Perjalanan Dinas Jabatan 1) Dalam hal terjadi pembatalan pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan, biaya pembatalan dapat dibebankan pada DIPA satuan kerja berkenaan dengan melampirkan: a. Surat Pernyataan Pembatalan Tugas Perjalanan Dinas Jabatan dari atasan Pelaksana SPD, atau paling rendah Pejabat Eselon II bagi Pelaksana SPD di bawah Pejabat Eselon III ke bawah, yang dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII; b. Surat Pernyataan Pembebanan Biaya Pembatalan Perjalanan Dinas Jabatan yang dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran VIII; c. Pernyataan/Tanda Bukti Besaran Pengembalian Biaya Transpor dari Penyedia Jasa Transportasi yang disahkan oleh PPK. Pembebanan Biaya Pembatalan Perjalanan Dinas Jabatan 2) Biaya pembatalan yang dapat dibebankan pada DIPA satuan kerja meliputi: a. biaya pembatalan tiket transportasi atau biaya penginapan; atau b. sebagian atau seluruh biaya tiket transportasi atau biaya penginapan yang tidak dapat dikembalikan/ refund.

PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PERJALANAN DINAS Pertanggungjawaban Perjalanan Dinas 1. PPK melakukan Perhitungan Rampung seluruh bukti pengeluaran biaya Perjalanan Dinas dan disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran. 2. PPK berwenang untuk menilai kesesuaian dan kewajaran atas biayabiaya yang tercantum dalam Daftar Pengeluaran Riil. 3. PPK mengesahkan Bukti Pengeluaran Riil dan menyampaikan kepada Bendahara Pengeluaran sebagai pertanggungjawaban UP atau bukti pengesahan Surat Permintaan Membayar/Surat Permintaan Pencairan Dana (SPM/ SP2D) LS Perjalanan Dinas. Pihakpihak yang melakukan pemalsuan dokumen, menaikkan dari harga sebenarnya (mark up), dan/atau Perjalanan Dinas rangkap (dua kali atau lebih) dalam pertanggungjawaban Perjalanan Dinas yang berakibat kerugian yang diderita oleh negara, bertanggung jawab sepenuhnya atas seluruh tindakan yang dilakukan.

S2056/MK.5/2013 tgl 18 Maret 2013 ttg Langkah Langkah Peningkatan Akuntabilitas dan Transparansi Belanja Perjalanan Dinas Mulai TA 2013, alokasi belanja perjalanan (akun 524) dicatat pada Halaman IV DIPA, meliputi akun: No. Akun Akun Semula Menjadi 1. Belanja Perjalanan Biasa 524111 524111 2. Belanja Perjalanan Tetap 524112 524112 3. Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota Belanja bantuan transport dalam kota 4. Belanja Perjalanan Paket Meeting Dalam Kota Biaya paket meeting /konsinyering di dalam kota dan Rapat di Dalam Kantor Di Luar Jam Kerja 521119 524113 521219 524114 5. Belanja Perjalanan Lainnya Biaya paket meeting /konsinyering di luar kota 524119/ 521219 524119

CONTOH PERMASALAHAN (1) Auditor yang berkantor di Jakarta Timur melakukan pemeriksaan terhadap satker yang berlokasi di Jakarta Selatan. Komponen biaya perjadin apa saja yang dapat diberikan? PMK 113/PMK.05/ 2012 diberikan Uang Harian. Berapa Uang Harian yang dapat diberikan? dan apakah dapat diberikan biaya penginapan? Jawaban akuntabilitas penggunaan belanja negara. Penginapan tersebut benarbenar diperlukan untuk pelaksanaan tugas karena Pelaksana SPD mengalami kesulitan transportasi untuk kembali. Untuk itu, Pelaksana SPD dapat menginap di hotel/tempat menginap lainnya yang dibuktikan dengan bukti pembayaran hotel/penginapan. Komponen biaya perjadin yang dapat diberikan adalah : a. Berdasarkan PMK 113/PMK.05/2012 Pasal 10 ayat (5) huruf a Uang Harian diberikan secara lumpsum sesuai standar biaya yaitu sebesar 75% dari uang harian (PMK 36/PMK.02/2012 tentang Perubahan Standar Biaya TA 2012); b. Biaya penginapan diberikan secara at cost apabila memang benarbenar diperlukan menginap (berdasarkan penilaian kewajaran oleh PPK). Karena transpor lokal merupakan bagian dari uang harian, maka biaya transpor dalam kota tidak diberikan. Dalam hal Pelaksana SPD meminta biaya penginapan, maka dapat diberikan dengan pertimbangan bahwa: 1. Prinsip selektif, ketersediaan anggaran, efisiensi, dan

CONTOH PERMASALAHAN (2) Seorang PNS golongan II dari Ambon menghadiri rapat dengan menggunakan paket fullboard di Surabaya dari tanggal 3 s.d. 5. Registrasi acara rapat tersebut dilakukan pada pukul 08.00 pada tanggal 3. Karena jadwal penerbangan yang tidak memungkinkan mencapai Surabaya pada tanggal 3, sehingga memerlukan waktu sehari sebelumnya dan sehari setelahnya untuk tiba dan kembali ke Ambon. Komponen perjadin apa saja yang dapat dibayarkan? Komponen perjalanan dinas yang dapat dibayarkan adalah : 1. Uang transpor sesuai biaya riil dari tempat kedudukan ke tempat tujuan; 2. Biaya penginapan pada tanggal 2 dan 6 sebelum dan setelah pelaksanaan kegiatan; 3. Uang harian selama 2 hari, yaitu tanggal 2 dan 6; dan 4. Uang saku paket fullboard selama 3 hari dari tanggal 3 s.d. 5. Keterangan : Jawaban Uang harian tersebut diberikan hanya untuk Pelaksana SPD yang mengalami kesulitan transportasi sehingga memerlukan waktu 1 (satu) hari sebelum dan/atau sesudah jadwal pelaksanaan kegiatan. Selama pelaksanaan kegiatan hanya diberikan uang saku paket fullboard/fullday/halfday.

CONTOH PERMASALAHAN (3) Uang Harian biaya Perjadin sesuai PMK 113/PMK.05/2012 digolongkan dalam tingkat A, B, dan C. Sedangkan dalam PMK 84/PMK.02/2012 tentang Standar Biaya TA 2012 Lampiran I No.23, Uang Harian digolongkan menjadi A, B, C, D, E, dan F. Bagaimana pelaksanaan pertanggungjawaban biaya Perjadin dimaksud? Mengikuti PMK 113 atau PMK 84? Jawaban a. Pelaksanaan pertanggungjawaban biaya Perjadin mengikuti ketentuan yang mengatur mengenai Perjalanan Dinas yaitu PMK 113/PMK.05/2012. Pada penjelasan PMK 84/PMK.02/2012 disebutkan bahwa Uang Harian diberikan berdasarkan tingkatan perjadin yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan 45/PMK.05/2007 dan 07/PMK.05/2008. Namun saat ini kedua PMK dimaksud dicabut dengan telah ditetapkannya PMK 113/PMK.05/2012. b. Pada PMK 37/PMK.02/2012 tentang Standar Biaya TA 2013 pembayaran uang harian tidak berdasarkan tingkatan biaya perjalanan dinas.

CONTOH PERMASALAHAN (4) Kapan uang saku rapat dapat diberikan? Mengingat PMK No. 84 dan 36 mengenai Standar Biaya TA 2012 belum mengatur ketentuan uang saku rapat dimaksud. Jawaban a. PMK 113/PMK.05/2012 disebutkan bahwa uang saku rapat diberikan sesuai ketentuan yang diatur dalam standar biaya (mengacu pada standar biaya). Artinya dalam pelaksanaannya, pemberian uang saku rapat menunggu/mengikuti ketetapan dalam standar biaya. b. Pencantuman uang saku rapat dalam PMK 113 untuk mengakomodir pelaksanaan tahun 2013 karena besaran uang saku rapat telah dicantumkan dalam PMK 37/PMK.05/2012 ttg Standar Biaya TA 2013, sehingga PMK 113/2012 tidak memerlukan penyesuaian.

CONTOH PERMASALAHAN (5) Bagaimana penyetaraan tingkat biaya perjalanan dinas untuk Pegawai Tidak Tetap/Honorer? Jawaban a. Penyetaraan tingkat biaya Perjalanan Dinas untuk Pegawai Tidak Tetap yang melakukan Perjalanan Dinas untuk kepentingan negara ditentukan oleh KPA sesuai dengan tingkat pendidikan/kepatutan/tugas yang bersangkutan. b. Selain Pejabat Negara/Pegawai Negeri/ Pegawai Tidak Tetap, Pejabat penerbit Surat Tugas dapat memerintahkan pihak lain untuk melakukan Perjalanan Dinas. Penggolongan terhadap pihak lain tersebut ditentukan oleh PPK dengan mempertimbangkan tingkat pendidikan/ kepatutan/ tugas yang bersangkutan. c. Dalam PMK 113/PMK.05/2012 tidak ada pembedaan biaya PDJ untuk PNS, atau Pegawai Tidak Tetap/honorer.

TERIMA KASIH