BAB I PENDAHULUAN. yang positif, baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang. maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan perwujudan diri individu. Tidak seorang pun manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. lebih sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan aset nasional jangka panjang, sehingga perlu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pembukaan UUD 1945, dinyatakan bahwa salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan moral siswa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara umum pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. Guru menempati posisi dan peran penting dalam pendidikan, karena guru

BAB I PENDAHULUAN. Sugihartono dkk, 2007:3-4), Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sebagai salah satu wadah para akademis, perguruan tinggi memegang

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam,

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. kata lain, setiap individu ingin mengembangkan potensi-potensi atau kemampuankemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. didik. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi yang semakin berkembang pesat dengan ditandai oleh

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Konstruksi nasional dalam bidang pendidikan merupakan salah satu upaya

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan eksternal, seperti yang dikatakan Asep Mahfuds (2011:14), factor eksternal, guru

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam belajar dapat diketahui dari prestasi yang dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal pengajaran di sekolah. Apabila kompetensi guru kurang memadai

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Seorang siswa mempunyai tugas utama yaitu belajar. Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Kemajuan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia agar dapat bersaing dengan negara-negara maju. dalamnya memuat tentang Upaya pemerintah untuk terus meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan pelajaran pokok tiap jenjang pendidikan

2015 PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. kedewasaan dan kematangan. Berdasarkan UU No.20 Tahun 2003 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Dengan tumbuhnya minat dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ghitha Sukma Dewi, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia.

BAB I PENDAHULUAN. ke arah yang lebih baik. Menurut Tirtaraharja (2005: 37) Tujuan pendidikaan memuat

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik,

BAB I PENDAHULUAN. merasa, atau tindakan dapat dianggap sebagai pendidikan. Pendidikan biasanya

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan dan keahlian guru.

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

SKALA I. 3. Sebaiknya jawaban bersifat spontan dan tidak didasarkan atas apa yang dianggap benar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, sehingga menjadi seorang yang terdidik. Menurut Sagala (2009:1) Pendidikan berarti menghasilkan,

ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia khususnya pembelajaran matematika harus. informasi, serta kemampuan memecahkan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan di tingkat sekolah antara

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi,

BAB I PENDAHULUAN. itu berlangsung seumur hidup dimulai dari keluarga kemudian di teruskan dalam

INSTRUMEN VERIFIKASI/VALIDASI DOKUMEN KTSP

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Posisi strategis ini dapat tercapai apabila pendidikan. yang dilaksanakan mempunyai kualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang dikemukakan oleh Rusyna (2014: 3) berpikir diakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peranan pendidikan telah dicantumkan oleh pemerintah secara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pertanyaan dan fakta-fakta penelitian. Di samping itu, peneliti mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pendidikan adalah tercapainya prestasi belajar siswa yang baik. siswa, guru, orang tua siswa maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang berfungsi sebagai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. penting dan luas dalam kehidupan. Hal tersebut ditunjukkan melalui mata

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya kearah yang positif, baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya. Dengan adanya pendidikan, maka tujuan pembangunan yang berorientasi terhadap peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas (human quality or resources) dapat di capai, sebagaimana yang tercantum di dalam salah satu pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Menurut Agustinus (6:2013) kualitas proses pendidikan dapat dilihat dari dua aspek, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya.kedua aspek tersebut satu sama lain saling berhubungan. Walaupun komponenkomponennya cukup baik, seperti tersedianya sarana dan prasarana yang baik, hasilnya tidak akan optimal. Jadi dapat disimpulkan bahwa kualitas proses pendidikan dilihat dari komponen dan pengelolaannya yang saling berhubungan satu sama lain. Yang tentunya otomatis akan meningkatkan kualitas peserta didik secara merata Seorang siswa perlu memiliki sikap disiplin dengan melakukan latihan yang memperkuat dirinya untuk selalu terbiasa patuh dan mempertinggi daya kendali diri. Sikap disiplin yang timbul karena adanya pengawasan dari orang lain. Siswa yang memiliki disiplin yang tinggi akan belajar dengan baik dan teratur sehingga akan menghasilkan prestasi belajar yang baik. Memang tidak ada satu cara yang ampuh yang berlaku bagi semua orang dalam 1

2 manajemen waktu, tetapi dengan cara mengenali diri sendiri secara baik, anda dapat menentukan bagaimana anda akan mempergunakan waktu anda dengan lebih efektif. Patut pula diingat bahwa inti dari manajemen waktu adalah konsentrasi pada hasil dan bukan hanya sekedar menyibukkan diri. Banyak siswa merasa kesulitan ketika harus berhadapan dengan suatu piihan dan pada akhirnya siswa menghindar dengan segala alasan. Jika saja siswa telah memiliki keterampilan dalam mengatur waktu secara efektif tentu saja dapat memudahkan siswa dalam menentukan target akademik yang harus dicapainya dengan menggunakan waktu yang dimilikinya secara efektif. Baik pembelajaran di dalam sekolah maupun kegiatan pembelajaran di sekolah. Prestasi belajar siswa adalah hasil penilaian dari kegiatan belajar yang telah dilakukan dan merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh guru untuk melihat sampai dimana kemampuan siswa yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yanng dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai. Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari nilai raport yang diperoleh siswa. Namun untuk mendapatkan nilai yang baik bukanlah hal yg mudah, tetapi membutuhkan usaha yg optimal. Dalam penilaian ini bukan hanya kegiatan pembelajaran di dalam sekolah saja yang di nilai tetapi juga di luar sekolah. Dari hasil observasi awal saya di SMA Negeri 7 Medan masih banyak siswa yang tidak menggunakan waktunya dengan efektif dan efisien. Kebanyakan siswa lebih senang menggunakan waktunya dengan bermain-main contohnya, bermain media sosial, game, mengobrol,bertelponan bahkan hanya duduk-duduk

3 saja dengan teman-teman sebaya. Tidak sedikit dari mereka yang tidak mengerjakan PR yang di berikan guru karena seringnya menyepelekan waktu luang sehingga menghambat proses pembelajaran yang otomatis akan membuat prestasi belajar mereka menjadi menurun. Siswa seharusnya bisa mengatur waktu mereka secara efisien efektif dan memanfaatkan waktu mereka dengan hal-hal yang lebih bermanfaat sehingga dapat menaikkan prestasi belajar mereka. Siswa harus bisa menetapkan tujuan belajar mereka, setelah itu siswa harus bisa memilah-milah mana kegiatan atau tugas-tugas yang lebih penting atau lebih mudah untuk di kerjakan, kemudian menyusun jadwal waktu belajar untuk mengerjakan tugas-tugas yang di berikan di sekolah. Selain hal- hal tersebut ada hal yang tidak kalah pentng yaitu keyakinan diri untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut, hal ini sering kita sebut sebagai percaya diri. Sehingga nantinya tidak ada penundaan-penundaan yang akan berdampak terhadap prestasi belajar siswa. Semenjak ditetapkannya akifitas atau kegiatan ekstrakurikuler sebagai kegiatan wajib yang harus ada di semua sekolah baik SD, SMP, dan SMA. Prestsi belajar tidak hanya diukur dari prestasi akademik tetapi harus di tambah dengan prestasi di luar akademik atau aktifitas ekstrakurikuler.adapun kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 7 Medan di antaranya, PASKIBRA, PRAMUKA, Dance, Cheerleaders, PADUS, Basket, Futsal, dan OSIS, hampir semua minat dan bakat siswa dapat disalurkan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Melalui kegiatan ekstrakurikuler ini siswa dapat menyalurkan bakat minat dan potensi yang dimiliki siswa, khususnya siswa-siswa di SMA Negeri 7 Medan.

4 Jika aktifitas ekstrakurikuler di jalankan dengan baik hasil yang di cpai siswapun berdampak positif di ruang kelas atau pada mata pelajaran tertentu nilai siswa menjadi lebih baik. Khususnya pada nilai kedisiplinan siswa di sekolah biasanya siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler menjadi lebih disiplin dan teratur dalam mengatur jam belajarnya dan juga lebih menghargai waktu dan mereka juga terampil dalam berorganisasi, mengelola, memecahkan masalah dan mudah bersosial, sesuai dengan karakteristik ekstrakurikuler yang mereka geluti. Hal ini tentu sangat bisa meningkatkan prestasi belajar siswa. Di SMA Negeri 7 Medan sendiri sebenarnya sudah lama memiliki kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Dimana kegiatan ini menjadi wadah siswa untuk mengembangkan potensi-potensi lain yang ada dalam dirinya. Hal ini tidak lepas dari dukungan dan guru dimana kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti harus sesuai dengan potensi dan bakat siswa sehingga dibutuhkannya arahan baik dari orang tua maupun guru. Untuk mendapatkan standarisasi pendidikan yang baik haruslah seimbang di antara keduanya, baik prestasi belajar di dalam kelas maupun prestasi belajar di luar kelas.untuk membentuk generasi-generasi yang mampu bersaing dalam bidangnya dan bisa menjadi penerus bangsa yang bisa di andalkan dalam prestasi apapun. Prestasi belajar merupakan tolak ukur utama untuk mengetahui keberhasilan individu. Menurut Tu u (2004:75) : prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran pada

5 aspek kognitif,afektif,dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang di ukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. SMA Negeri 7 Medan merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas yang memiliki daya saing dalam pendidikan di kota Medan. Sehingga prestasi belajar siswa di SMA Negeri 7 Medan ini patut di pertimbangkan. Tatapi yang saya dapatkan di SMA Negeri 7 Medan masih banyak sekali siswa yang belum bisa mengatur waktu mereka dengan baik. Sehingga mereka ragu/ malas untuk mengikuti kegiatan-kegiatan lain diluar kegiatan pembelajaran di sekolah yaitu kegiatan ekstrakurikuler. Karena mereka takut akan mengganggu proses pembelajaran atau menurunkan prestasi belajar mereka. Berikut persentase prestasi belajar kelas X IPS SMA Negeri 7 Medan. Tabel 1.1 Persentasi Prestasi Belajar siswa kelas X IPS SMA Negeri 7 Medan NO KELAS JUMLAH SISWA KKM JUMLAH SISWA YANG LULUS JUMLAH SISWA YANG TIDAK F % F % 1 X IPS 1 39 75 22 56,41% 17 43,59% 2 X IPS 2 37 75 20 54,05% 17 45,94% 3 X IPS 3 39 75 21 53,84% 18 46,15% Sumber : Dokumen SMA Negeri 7 Medan Adapun alasan-alasan lain yaitu kurangnya fasilitas sarana dan prasarana yang menghambat proses kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 7 Medan contohnya, pada kegiatan ekstrakurikuler PASKIBRA, sekolah tidak memiliki lapangan yang cukup luas sehingga membuat latihan para siswa yang mengikuti PASKIBRA kurang maksimal,

6 Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang. Pengaruh Manajemen Waktu dan Aktifitas Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 7 Medan T.P 2015/2016. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan lata belakang masalah yang di uraikan, maka dapat di definisikan masalah ini antara lain: 1. Belum semua siswa mampu mengatur waktu dalam kegiatan pembelajaran. 2. Siswa masih mengalami kesulitan mengambil kegiatan ekstrakurikuler karena takut prestasi belajar akan menurun. 3. Rendahnya manajemen waktu siswa dalam proses pembelajaran. 4. Bagaimana pengaruh kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa. 1.3 Pembatasan Masalah untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1. Masalah yang di teliti dalam penelitian ini tentang manajemen waktu dengan aktifitas ekstrakurikuler siswa Kelas X IPS SMA Negeri 7 Medan. 2. Kegiatan ekstrakurikuler siswa di Kelas X IPS SMA Negeri 7 Medan. 3. Prestasi belajar siswa di Kelas X IPS SMA Negeri 7 Medan.

7 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah dan identifikasi masalah tersebut di atas, maka masalah ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh manajemen waktu terhadap prestasi belajar siswa Kelas X IPS SMA Negeri 7 Medan. 2. Apakah ada pengaruh aktifitas ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa Kelas X IPS SMA Negeri 7 Medan. 3. Apakah ada pengaruh manajemen waktu dan aktifitas ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa Kelas X IPS SMA Negeri 7 Medan. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang kan di capai dalam penelitian ini. 1. Untuk mengetahui pengaruh manajemen waktu terhadap prestasi belajar siswa Kelas X IPS SMA Negeri 7 Medan. 2. Untuk mengetahui pengaruh aktifitas ekstrakurikuler terhadapa prestasi belajar siswa Kelas X IPS SMA Negeri 7 Medan. 3. Untuk mengetahui pengaruh manajemen waktu dan aktifitas ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa Kelas X IPS SMA Negeri 7 Medan.

8 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini: 1. Sebagai masukan kepada pihak sekolah unuk meningkatkan mutu pendidikan terkhusus dalam kegiatan ekstrakurikuler. 2. Untuk menambah pengetahuan, wawasan, kemampuan dan pengalaman bagi peneliti dalam menganalisis manajemen waktu dan aktifitas ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri 7 Medan. 3. Sebagai referensi dan masukan bagi kepala sekolah dan guru-guru serta sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan. 4. Sebagai bahan informasi prestasi siswa dalam manajemen waktu dan aktifitas ekstrakurikuler.