BAB V PENUTUP. 1. Penegakan hukum terhadap Illegal Logging di Kabupaten Bone Bolango

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat yang bersangkutan, oleh karena pelanggaran terhadap petunjuk. hukumnya mengatur pergaulan hidup secara damai.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. 4

DAMPAK KASUS ILLEGAL LOGGING

Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:.

Peran PPNS Dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan. Oleh: Muhammad Karno dan Dahlia 1

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati di dunia. Indonesia dijuluki sebagai Megadiversity Country,

PELAKSANAAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KEHUTANAN OLEH PENYIDIK POLRI DI WILAYAH HUKUM POLRES PADANG PARIAMAN. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. maupun ilegal dan melebihi batas imbang ekologis serta masalah pembakaran

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional.hal ini disebabkan hutan itu bermanfaat bagi sebesar-besarnya

BAB I PENDAHULUAN. seperti hutan hujan tropis yang lebat dan kaya akan fauna dan flora langka. Indonesia

PERANAN DINAS KEHUTANAN DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA ILLEGAL LOGGING (Studi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri)

Lex et Societatis, Vol. II/No. 2/Februari/2014

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. kekerasan. Hal ini dapat dilihat dari tabel tentang jumlah kejahatan yang

BAB III METODE PENELITIAN

Lex Administratum, Vol. IV/No. 2/Feb/2016

PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI DALAM TINDAK PIDANA KEHUTANAN. Oleh: Esti Aryani 1 Tri Wahyu Widiastuti 2. Abstrak

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

BAB I PENDAHULUAN. hukum, tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum. 1

BAB III PENUTUP. bencana terhadap kehidupan perekonomian nasional. Pemberantasan korupsi

BAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi ini mungkin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN tentang Peraturan Disiplin Anggota POLRI khusunya poin a dan d di

SKRIPSI PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH HUKUM POLRESTA PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian hukum normatif yakni mencakup penelitian terhadap asas-asas hukum,

PENEGAKAN HUKUM ATAS PENEBANGAN LIAR DI CAGAR ALAM DURIAN LUNCUK I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di muka maka penulis

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN KABUPATEN MUSI RAWAS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tindak pidana dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)

BAB II PENGATURAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA ILLEGAL LOGGING. kehutanan dalam rangka pemanfaatan dan pengelolaan hasil hutan kayu yang

DRAFT SKRIPSI PELAKSANAAN PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA PENEBANGAN LIAR. (Studi Kasus Di Polres Aro Suka Solok)

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G

DAFTAR PUSTAKA. Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1993.

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia dikaruniai kekayaan alam, bumi, air, udara serta

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BAB III PENUTUP. menjalankan tugas dan wewenangnya, yaitu terdiri dari: berkurang atau bahkan tidak ada waktu sama sekali.

Laporan Penelitian Implementasi Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 dalam Penanggulangan Pembalakan Liar

BAB I PENDAHULUAN. oleh berbagai pihak. Penyebabnya beragam, mulai dari menulis di mailing list

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan

III. METODE PENELITIAN

BAB III PENUTUP. umum dalam memberikan perlindungan terhadap korban sebagai saksi kekerasan. dalam rumah tangga maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil setelah dilakukannya penelitian maka dapat disimpulkan, antara lain :

Lex Privatum Vol. V/No. 6/Ags/2017

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BAB III PENUTUP. b. Menggali informasi dengan bekas pecandu/informan. f. Penyerahan Narkoba Yang Dikendalikan ( Controlled Dellivery )

Bab III. Penutup. dalam penulisan hukum/skripsi ini sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Penyelidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari. penyidikan, KUHAP dengan tegas membedakan istilah Penyidik dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

BAB III PENUTUP. dapat Penulis ambil kesimpulan sebagai berikut :

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

SKRIPSI PELAKSANAAN TEKNIK PEMBELIAN TERSELUBUNG OLEH PENYELIDIK DALAM TINDAK PIDANA PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DI KOTA PADANG

DAFTAR PUSTAKA: Aloysius Wisnusubroto, 1999.Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Komputer, Universitas Atmajaya,Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Abdussalam dan DPM Sitompul, 2007, Sistem Peradilan Pidana, Restu Agung,

DAFTAR KEPUSTAKAAN., Hukum Acara Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2010;, Asas-asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2004;

BAB III PENUTUP. Berdasarkan uraian dan analisis pada bab - bab sebelumnya, maka dapat. 1. Upaya yang dilakukan oleh Kepolisian Resort Sleman dalam

I. PENDAHULUAN. didasarkan atas surat putusan hakim, atau kutipan putusan hakim, atau surat

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan rumusan masalah dapat

I. PENDAHULUAN. kebebasan, baik yang bersifat fisik maupun pikiran. Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

FUNGSI KOORDINASI PENYIDIK POLISI DENGAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEHUTANAN DALAM PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PEMBALAKAN LIAR

BAB I PENDAHULUAN. pada Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berbunyi Negara Indonesia adalah Negara Hukum.

BAB I PENDAHULUAN. bertumbukan, serang-menyerang, dan bertentangan. Pelanggaran artinya

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. kepentingan itu mengakibatkan pertentangan, dalam hal ini yang

BAB III PENUTUP KESIMPULAN. Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Penanggulangan pelanggaran lalu lintas oleh pengendara sepeda motor di

BAB III METODE PENELITIAN. norma. Sistem norma yang dimaksud adalah mengenai asas-asas, norma,

PENANGGULANGAN PELANGGARAN UNDANG-UNDANG HAK CIPTA TERHADAP KASUS PENGGANDAAN PROGRAM PERANGKAT LUNAK KOMPUTER DI KOTA GORONTALO. Candra C. F.

Ahmad Afandi /D Kata Kunci : Penyertaan Dalam Tindak Pidana Perusakan Hutan

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188 / 193 / KPTS / 013 / 2008 TENTANG

BAB III PENUTUP. disimpulkan beberapa hal dalam penulisan ini, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bukti yang dibutuhkan dalam hal kepentingan pemeriksaan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yakni

PENULISAN HUKUM. Oleh : EMILLIA CITRA LESTARI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. KUHAP Pasal 1 menjelaskan bahwa penyidik adalah: pejabat polisi. penyidik bukan berdasarkan atas kekuasaan, melainkan berdasarkan

BAB III PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : dapat dilaksanakan secara maksimal.

PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN. Naskah Publikasi. Sarjana S-I

BAB III PENUTUP. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. lazim disebut norma. Norma adalah istilah yang sering digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal dan menurut tata cara yang diatur dalam undang-undang untuk

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. Selain itu, juga

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Rozali Hukum Kepegawaian. Jakarta: CV Rajawali. Albrow, Martin Birokrasi. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.

DAFTAR PUSTAKA. Adjie, Habib, 2007, Hukum Notaris Indonesia, Rafika Aditama, Bandung.

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Imam Baehaqi, dkk, 1990, Menggugat Hak: Panduan. Konsumen bila dirugikan, YLKI Jakarta

BAB IV PENUTUP. dalam tesis ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN TERHADAP KEJAHATAN ILLEGAL LOGGING DI KABUPATEN MUARA BUNGO (Studi Kasus: Polres Bungo) ARTIKEL

Polda DIY juga memaparkan dampar-dampak dari trafficking. Hal ini agar

DISKRESI KEPOLISIAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN MOTOR (STUDI KASUS DI KANTOR SAT RESKRIM POLRES PROBOLINGGO KOTA) PENULISAN HUKUM

Fitriyanti Kilo NIM :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERANAN SIDIK JARI DALAM PROSES PENYIDIKAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT BUKTI UNTUK MENGUNGKAP SUATU TINDAK PIDANA. (Studi Kasus di Polres Sukoharjo)

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Sanusi, Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum. Indonesia, Tarsito, Bandung, 1991.

DAFTAR PUSTAKA. Adji, Indriyanto Seno. Korupsi dan Hukum Pidana. Jakarta : Kantor Pengacara & Konsultasi Hukum Prof. Oemar Seno Adji, SH&Rekan, 2001.

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 1.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian diatas, maka penulis mengemukakan beberapa kesimpulan yaitu : 1. Penegakan hukum terhadap Illegal Logging di Kabupaten Bone Bolango belum maksimal dan efektif. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang dilakukan penulis di Dinas Kehutanan Bone Bolango, dimana masih ada rasa toleransi terhadap pelaku kejahatan Illegal logging dengan jumlah kayu hasil curian hanya sedikit yang digunakan untuk kebutuhan masyarakat. Tetapi tidak menutup kemungkinan bagi Dinas Kehutanan Bone Bolango tetap menjalankan tugasnya yakni mengadakan penyitaan barang bukti berupa kayu hasil curian serta melanjutkannya dengan membuat laporan perkara untuk dilimpahkan ke Polres Bone Bolango. 2. Dalam hal faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum terhadap Illegal Logging di kabupaten Bone Bolango adalah : a. Masih kurangnya tenaga personil polisi kehutanan yang bertugas menjaga dan mengawasi hutan, sehingga mengakibatkan kurangnya pengawasan dan pengamanan hutan yang berada di Kabupaten Bone Bolango. 1

b. Masih kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh dinas kehutanan Kabupaten Bone Bolango, terutama dalam hal alat pengangkutan barang bukti atau kayu sitaan hasil curian yang dapat mengakibatkan tidak terjaminnya keutuhan barang bukti berupa kayu hasil curian yang berada di hutan sehingganya barang bukti berupa kayu curian tersebut rawan hilang. c. Dana operasional juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam penegakan hukum terhadap Illegal Logging. Dana operasional yang dimaksudbyaitu : operasi rutin dan pemasangan papan larangan. d. masih kurangnya koordinasi antar penegak hukum terkait dalam penegakan hukum terhadap Illegal Logging. e. Disisi lain masyarakat menjadi faktor utama yang sangat mempengaruhi penegakan hukum terhadap Illegal Logging, terutama masyarakat yang bertempat tinggal di pinggiran hutan, dimana kesadaran dan kemauan masyarakat dapat membantu tugas pokok dari dinas kehutanan dalam hal menjaga dan mengawasi hutan di Kabupaten Bone Bolango. 1.2. Saran Dari hasil penelitian ini, penulis akan memberikan beberapa saran yang nantinya dapat menjadi sebagai bahan pertimbangan. Adapun saran yang di berikan penulis sebagai berikut : 2

1. Bagi Dinas Kehutanan Kabupaten Bone Bolango lebih meningkatkan kinerjanya dalam menjalankan tugas pokok menjaga dan melindungi hutan yang berada di Kabupaten Bone Bolango. Perlu adanya penambahan personil Polisi Kehutanan dan penambahan alat-alat penunjang dalam pengangkutan barang bukti, serta dalam penegakan hukumnya bagi Dinas Kehutanan Bone Bolango tidak seharusnya menggunakan adanya rasa toleransi terhadap pelaku kejahatan di bidang kehutanan terutama pada kejahatan pembalakan liar atau Illegal Logging dan saling berkoordinasi antar penegak hukum terkait dalam pengusutan kejahatan kehutanan terutama Illegal Logging, sehingga tercapai penegakan hukum yang sesuai pada ketentuan Undang-undang yang ada. 2. Bagi masyarakat Kabupaten Bone Bolango yang bertempat tinggal di pinggiran hutan lebih meningkatkan kesadarannya dalam menjaga dan melindungi hutan dan saling bekerja sama dengan aparat penegak hukum agar penegakan hukum terhadap kejahatan kehutanan terutama kejahatan pembalakan liar atau Illegal logging dapat terlaksana dengan baik sesuai pada ketentuan Undang-undang yang berlaku. 3

DAFTAR PUSTAKA Buku. Abdul Muis Yusuf dan Mohammad Taufik Makarao, 2011. Hukum Kehutanan di Indonesia, PT Rineka Cipta, Jakarta. Alam Setia Zain, 2000. Hukum Lingkungan Konservasi H`utan, PT Rineka Cipta, Jakarta. Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010. Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Meisya Poiyo, (skiripsi), 2012. Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Illegal Logging di Kabupaten Bone Bolango. Robby Amu. (tesis) Peran Penyidik Polri dalam Penyidikan Tindak Pidana di Polres Limboto. Riza Suarga, 2005. Pemberantasan Illegal Logging I, Wana Aksara, Jakarta. Salim, 2008. Dasar-Dasar Hukum Kehutanan. Sinar Grafika, Jakarta. Soerjono Soekanto, 2004. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sulistiyowati Irianto dan Shidarta, 2011. Metode Penelitian Hukum Konstelasi dan Refleksi, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta. Suriansyah Murhaini, 2012. Hukum Kehutanan (Penegakan Hukum terhadap Kejahatan di Bidang Kehutanan), Laksbang Grafika, Yogyakarta. 4

Wahyu Catur Adinugroho, 2009 : Penebangan Liar (Illegal Logging), Sebuah Bencana Bagi Dunia Kehutanan Indonesia Yang Tak Kunjung Terselesaikan, Institut Pertanian Bogor. Yulis Tiena Masriani, 2008. Pengantar Hukum Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta. Harian Gorontalo Post, Edidsi Juli 2012 Undang-undang. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Undang-Undang No. 41 T ahun 1999 tentang Kehutanan. Peraturan Pemerintah RI No. 45 Tahun 2004 tentang perlindungan hutan. Peraturan Bupati Bone Bolango Nomor 25 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, Bidang-bidang, Sub-sub Bagian dan Seksi-seksi Dilingkungan Dinas Kehutanan dan Pertambangan Kabupaten Bone Bolango. Internet www.bhpn.go.id/data/documents/pkj-2011-4.pdf 5