BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Pembaharuan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana dia hidup.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 (2006, h. 1) tentang standar isi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dalam mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cerminan dari kemajuan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah [ sic! sic!

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. semata-mata untuk hari ini melainkan untuk masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara. (Depdiknas:2003:5) Pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penuh perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni (IPTEKS).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya generasi muda, yang nantinya akan mengambil alih

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. didik secara benar. dengan demikian, proses pembelajaran ditentukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri, masyarakat maupun bangsa. Di dalam Undang-undang nomor 20 tahun. 2003Pasal 1 tentang sistem Pendidikan Nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Usaha untuk mencapai tujuan. yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi tingkat pendidikan di suatu Negara maka Negara tersebut dapat

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, kaena dengan pendidikan manusia dapat hidup sesuai dengan tujuan dan fungsinya. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional menurut Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan nasional menurut Sisdiknas di atas sangatlah jelas yaitu untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh setiap individu guna menjadi manusia yang berilmu, beriman, serta berakhlak mulia. Pengembangan potensi tersebut dapat dilakukan sejak pendidikan dasar. Sekolah Dasar sebagai salah satu lembaga pendidikan dasar merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan enam tahun bagi anak usia 6-12 tahun. Pendidikan sekolah dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar pada anak didik berupa pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang bermanfaat bagi dirinya sesuai dengan tingkat perkembangannya dan mempersiapkan mereka melanjutkan ke jenjang pendidikan sekolah menengah pertama (Suharjo, 2006 : 1). Salah satu program mata pelajaran di sekolah dasar adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dalam Permendiknas nomor 22 tahun 2006 (BSNP: 175) dikemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui pembelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga 1

negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Agar pembelajaran IPS dapat mengarah pada hal tersebut maka dalam pelaksanaanya harus memenuhi apa yang diharapkan oleh tujuan pembelajaran IPS. Tujuan pembelajaran IPS di tingkat sekolah dasar menurut Badan Nasional Standar Pendidikan (2006: 175) sebagai berikut: (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. 2 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dikatakan berhasil apabila semua tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai. Keberhasilan dalam pembelajaran IPS ditentukan oleh kualitas guru dan kualitas pembelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru tidak hanya menyampaikan materi, tetapi guru hendaknya dapat menanamkan konsep yang tepat kepada siswa dengan menciptakan situasi pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Guru dapat menerapkan berbagai model pembelajaran, metode pembelajaran, dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa agar pembelajaran dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif. Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru kelas IV pada Sabtu, 7 November 2015 di kelas IV SDN 1 Brecong, kecamatan Buluspesantren, kabupaten Kebumen, diketahui bahwa guru mengajar menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Namun, hanya sebagian kecil siswa yang aktif. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang melibatkan siswa aktif secara keseluruhan. Selain itu, belum ada media yang menarik perhatian siswa. Berdasarkan hasil pengamatan pada aktivitas siswa kelas IV di SDN 1 Brecong pada saat proses pembelajaran, dapat diketahui bahwa banyak siswa yang kurang fokus terhadap materi yang disampaikan guru, banyak siswa yang

3 bermain saat pelajaran, hanya sebagian kecil siswa yang aktif menjawab pertanyaan dari guru, saat berdiskusi siswa kurang bekerja sama dan masih melihat jawaban kelompok lain, dan siswa saling menunjuk untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Dapat dikatakan pembelajaran yang dilaksanakan belum efektif. Berbagai permasalahan di atas berdampak pada hasil belajar siswa. Berdasarkan nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) pada mata pelajaran IPS semester satu menunjukkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 83 sedangkan nilai terendahnya yaitu 37 dengan rata-rata nilai yang diperoleh siswa yaitu 52,82. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS banyak yang belum mencapai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65. Dari 35 siswa kelas IV, siswa yang telah mencapai nilai ketuntasan sebanyak 10 siswa atau sebesar 28,58%, sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 25 atau sebesar 71,43%. Dapat disimpulkan hasil belajar siswa masih rendah. (Daftar nilai UTS terlampir pada lampiran 1 halaman 187). Sehubungan dengan permasalahan di atas, diperlukan adanya perbaikan dalam pembelajaran agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan dan dapat melibatkan aktivitas seluruh siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Secara sederhana Shoimin (2014: 203) menerangkan bahwa Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan. Model ini sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar menurut Basset, dkk. (Sumantri dan Permana, 2001: 11), yaitu anak-anak pada masa ini senang bermain dan belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif, dan mengajar anak-anak lainnya. Hal ini karena, siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran, siswa terlatih untuk bermain sambil berpikir, bekerja dalam suatu tim, dan berkompetisi terhadap tim yang lain. Ada lima komponen utama dalam TGT, yaitu penyajian kelas (class presentations), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan atau lomba (tournament), penghargaan

4 kelompok (team recognition). Melalui langkah-langkah tersebut diharapkan dapat membuat siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Selain menggunakan model pembelajaran yang tepat, kehadiran media juga mempunyai arti yang penting. Media dapat digunakan sebagai penyalur pesan sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu media yang dapat digunakan oleh guru adalah media visual. Anitah (2009: 128) menyatakan bahwa media visual disebut sebagai media pandang, karena seseorang dapat menghayati media tersebut melalui penglihatannya. Media visual dapat menarik perhatian siswa, memperjelas penyajian materi dari guru, dan membuat siswa menghayati media tersebut melalui penglihatannya, sehingga menarik dan mudah diingat. Media ini sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar menurut Piaget (Suharjo, 2006: 37), yaitu anak pada usia (6/7-11/12 tahun) berada pada tahap operasional konkret, pada tahap ini hal-hal yang bersifat konkret lebih mudah dipahami siswa ketimbang yang abstrak. Oleh karena itu, dengan media visual akan dapat membantu anak berpikir secara konkret melalui sajian yang menarik dan jelas dari guru. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan media visual mengandung unsur diskusi dan permainan sehingga akan meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran, menumbuhkan rasa tanggung jawab, melatih siswa untuk bekerjasama, menciptakan persaingan sehat, mendorong siswa untuk berkompetisi dengan tim lain. Selain itu, siswa akan dibantu dengan media visual yang menarik dan relevan dengan materi, sehingga siswa akan terbantu untuk lebih memahami materi. Hal tersebut tentunya akan membuat suasana belajar yang menyenangkan dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif dengan guru kelas IV SDN 1 Brecong pada mata pelajaran IPS dengan judul penelitian Penerapan Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan Media Visual dalam

Peningkatan Hasil Belajar IPS tentang Perkembangan Teknologi pada Siswa Kelas IV SDN 1 Brecong Tahun Ajaran 2015/2016. 5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji oleh peneliti adalah sebagai berikut 1. Bagaimana penerapan langkah-langkah model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan media visual dalam peningkatan hasil belajar IPS tentang perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SDN 1 Brecong Tahun Ajaran 2015/2016? 2. Apakah penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan media visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS tentang perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SDN 1 Brecong Tahun Ajaran 2015/2016? 3. Apa kendala dan solusi penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan media visual dalam peningkatan hasil belajar IPS tentang perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SDN 1 Brecong Tahun Ajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu memperoleh paparan yang jelas, tentang 1. Mendeskripsikan langkah-langkah model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan media visual dalam peningkatan hasil belajar IPS tentang perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SDN 1 Brecong Tahun Ajaran 2015/2016. 2. Meningkatkan hasil belajar IPS tentang perkembangan teknologi melalui model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan media visual pada siswa kelas IV SDN 1 Brecong Tahun Ajaran 2015/2016. 3. Mendeskripsikan kendala dan solusi penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan media visual dalam peningkatan hasil

belajar IPS tentang perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SDN 1 Brecong Tahun Ajaran 2015/2016. 6 D. Manfaat Penulisan Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilaksanakan diharapkan dapat memberi manfaat baik manfaat teoretis maupun manfaat praktis untuk berbagai pihak. 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan mengembangkan pengetahuan tentang penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan media visual dalam peningkatan hasil belajar IPS. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi Siswa 1) Dapat melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa ada perbedaan status karena melalui model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) siswa ditempatkan dalam kelompok belajar secara heterogen. 2) Dengan adanya penelitian ini, siswa dapat belajar lebih rileks, menumbuhkan kerja sama, serta melatih siswa untuk bersaing secara sehat, karena dalam model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) siswa akan dilibatkan untuk bermain sambil berpikir, bekerja dalam suatu tim, dan berkompetisi terhadap tim yang lain. 3) Dapat membuat siswa bersemangat dan lebih senang mengikuti pembelajaran, karena dalam model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terdapat permainan, sehingga pembelajaran akan menarik dan diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat.

7 b. Bagi Guru 1) Penelitian ini dapat menambah wawasan guru tentang model penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan media visual pada pembelajaran IPS 2) Dengan dilaksanakannya penelitian ini, masalah yang dihadapi guru berhubungan dengan pembelajaran IPS dapat diminimalkan. 3) Dengan dilaksanakannya penelitian ini, guru dapat mengembangkan dan meningkatkan kinerjanya secara profesional, sehingga guru dapat melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. c. Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan serta pengalaman dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas, khususnya yang berhubungan dengan penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).