EVALUASI SISTEM NSW LAYANAN CUSTOM CLEARENCE EKSPOR KPPBC TANJUNG PERAK

dokumen-dokumen yang mirip
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 18 /BC/2008 TENTANG

BAB III NATIONAL SINGLE WINDOW

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENGGUNAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM KERANGKA INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENGGUNAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM KERANGKA INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERAN PP-INSW SESUAI AMANAT PERPRES 76/2014 DAN PAKET KEBIJAKAN EKONOMI. Hotel Sahid Jakarta, 17 November 2016

National Single Window;

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

EASE OF DOING BUSINESS TRADING ACROSS BORDER

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung kegiatan Layanan Tunggal

2 3. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2015 tentang Kementerian Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 51); 4. Peraturan Menter

PROSES BISNIS KEPABEANAN DAN PEMANFAATAN INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW (INSW) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya laju pembangunan yang sedang. dilaksanakan pemerintah Indonesia dewasa ini, perkembangan teknologi,

BAB III PENERAPAN SISTEM INSW TERKAIT DENGAN PROSEDUR KEPABEANAN DAN DAMPAKNYA BAGI PERDAGANGAN EKSPOR- IMPOR DI INDONESIA

INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW (INSW) SEBAGAI TOOLS DALAM DEREGULASI / DEBIROKRATISASI

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 28/M-DAG/PER/6/2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Prospek Kawasan Penimbunan Pabean Terpadu (KPPT) Dalam Memperlancar Arus Barang Impor/Ekspor. Oleh: Ahmad Dimyati, Widyaiswara Pusdiklat Bea dan Cukai

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

User Manual REGISTRASI. Version 1.4 Pelaku Usaha. Pengertian Umum INSW

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan P

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGANTAR KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR

User Manual SINGLE SUBMISSION. Version 4.0 Pelaku Usaha. Pengertian Umum INSW

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Orga

BALIS EXIM DALAM MENDUKUNG PENGURANGAN DWELLING TIME. Zainal Arifin Direktur Perizinan Fasilitas Radiasi

Version 1.0 Oktober User Manual. User Trader.

User Manual INTR. Version 1.1 September Pengertian Umum INSW

PENGATURAN DAN PELAKSANAAN NATIONAL SINGLE WINDOW DI INDONESIA TESIS

2018, No Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2

Mekanisme Otomasi Pemotongan Alokasi Komoditi. Indonesia National Single Window Oktober 2017

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 56/BC/2012

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf b, perlu mengatur kembali ketentuan impor tekstil dan produk tekst

User Manual INTR. Version 2.0 Februari Pengertian Umum INSW

2 Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lem

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG NOMOR: P- 41/BC/2010

P - 08/BC/2009 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P-42/BC/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan-kebutuhan masyarakat tidak terlepas dari pranata-pranata hukum

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi telah digunakan secara meluas di segala bidang, seperti

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Implementasi EDI dalam Perdagangan Internasional

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 30/BC/2009 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB 4 ANALISIS PENERAPAN SISTEM NATIONAL SINGLE WINDOW TAHAP PERTAMA PADA PEMENUHAN KEWAJIBAN PABEAN (STUDI PADA KPU TANJUNG PRIOK)

EASE OF DOING BUSINESS TRADING ACROSS BORDER

Tanggal Penetapan: 28 Juli 2016 Tanggal Revisi Revisi ke-

Modul 3 PENERAPAN E-GOVERNMENT -SESI 1: SEKILAS TENTANG PENERAPAN TIK. Penulis: Dr. Nag Yeon Lee

Version 1.0 Oktober User Manual. User KL.

BAB 3 GAMBARAN UMUM JALUR PRIORITAS DAN SISTEM NATIONAL SINGLE WINDOW (NSW)

Evaluasi Pilot Project Electronic Data Interchange (

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 504/PMK.04/2009 TENTANG

Version Oktober User Manual. Admin KL.

2015, No Ketentuan Impor Produk Tertentu, dan mengatur kembali ketentuan impor produk tertentu; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-20/BC/2008

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume, No., Tahun 2014, Hal: Online di

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 06/BC/2006

BAB I PENDAHULUAN.

Kebijakan Bea dan Cukai Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

ekspor impor Kepabeanan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Perak

2017, No Belawan, Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Pelabuhan Utama Tanjung Perak, dan Pelabuhan Utama Makassar; c. bahwa berdasarkan pertimbangan

Transk rip Wawancara dengan Badan Karantina Pertanian

2 diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera diberlakukan pada tahun 2015.

2017, No Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina di Tempat Pemeriksaan Karantina; Mengingat : 1. Undang-Undang Nom

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Adanya perbedaan kekayaan alam serta sumber daya manusia

Perdagangan Fakultas Ekonomi UNS)

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/7/PBI/2017 TENTANG PEMBAWAAN UANG KERTAS ASING KE DALAM DAN KE LUAR DAERAH PABEAN INDONESIA

User Manual PORTAL INSW. Version 2.0 Februari Pengertian Umum INSW

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

-2- Mekanisme yang diatur dalam Peraturan Bank Indonesia ini adalah bahwa Pembawaan UKA dengan jumlah yang nilainya paling sedikit setara dengan Rp1.0

ZONASI KAWASAN PABEAN. di PELABUHAN TANJUNG PRIOK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIPAPARKAN DALAM:

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan judul Ali purwito M, 2013:60 ) Siti resmi,2009:2

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

DAFTAR PUSTAKA. AK, Syahmin., 2006, Hukum Dagang Internasional, Jakarta: Rajawali Press. Edisi Ketiga, Jakarta, Balai Pustaka.

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 179/PMK.04/2016 TENT ANG REGISTRASI KEPABEANAN

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

35 Universitas Indonesia

PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN PENGAWASAN PEMASUKAN DAN DISTRIBUSI IKAN IMPOR KE DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MASIH BERLAKUKAH STATUS IMPORTIR JALUR PRIORITAS SEIRING DENGAN PENETAPANNYA SEBAGAI IMPORTIR MITRA UTAMA?

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Barang Ekspor. Barang Impor. Pengeluaran.

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 213/PMK.04/2008

Transkripsi:

Makalah Nomor: KNSI-26 EVALUASI SISTEM NSW LAYANAN CUSTOM CLEARENCE EKSPOR KPPBC TANJUNG PERAK Ardian Fahmi 1, Lutfi Harris 2 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Jl. MT Haryono 165 Malang 65145 1 ardianfahmi@yahoo.com, 2 lutfiharris@gmail.com Abstract National Single Window (NSW) integrates all government agencies related to licensing imports and exports activities. Indonesia government fully applies NSW export system in KPPBC Tanjung Perak Surabaya. The goal of this research is to know implementation of the NSW system and to evaluate the efficiency and effectiveness of export custom clearance both before and after NSW implementation. This is descriptive research with KPPBC Tanjung Perak Surabaya as the research object. The data that was collected then to be analyzed based on export customs services process before and after the implementation of the NSW system. The results of this research show that NSW System in KPPBC Tanjung Perak Surabaya integrated custom service system with OGA system through single NSW portal. The export processing efficiency in KPPBC Tanjung Perak not changes significantly. There are no significantly changes in time, cost and documentation required to obtain export approval both before and after NSW system. However, export customs clearance operation which is supported by NSW system at Tanjung Perak KPPBC running quite effective. It can be seen from the increase in circulation of goods to be exported via Tanjung Perak Surabaya. Kata Kunci: national single window, customs clearance, export 1. Latar Belakang National Single Window adalah suatu sistem yang memungkinkan penyampaian data dan informasi secara tunggal, pemrosesan data dan informasi secara tunggal dan sinkron, dan pembuatan keputusan secara tunggal untuk pemberian izin kepabeanan dan pengeluaran barang (Susiwijono, 2007:4). Salah satu tujuan penerapan sistem ini adalah meminimalisasi waktu dan biaya yang diperlukan dalam penanganan lalu lintas barang ekspor, terutama terkait dengan proses customs clearance and release of cargoes. NSW juga diwujudkan untuk mengoptimalkan kinerja pelayanan pabean ekspor impor berbasis Electronic Data Interchange (EDI) yang masih lemah. Pelaksanaan sistem EDI di lapangan masih dipenuhi birokrasi yang panjang yang mengakibatkan penumpukan pekerjaan dan justru memperlambat prosedur ekspor maupun impor (Leng, 2007:87). Lebih lanjut Tristianto (2009) mengungkapkan bahwa dalam penerapan EDI petugas kepabeanan masih mewajibkan penyertaan dokumen secara manual dan eksportir harus datang langsung ke bagian pelayanan kepabeanan. 142 Kelemahan tersebut berdampak pada kinerja layanan lalu lintas barang ekspor-impor. Sistem NSW pertama kali diterapkan di KPPBC Tanjung Perak pada tangggal 18 Januari 2010 sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: KEP- 50/BC/2010 tentang Penerapan Secara Penuh (Mandatory) Sistem National Single Window (NSW) Ekspor. Penerapan sistem NSW juga dilakukan oleh KPPBC Tanjung Emas, KPPBC Belawan, KPPBC Tanjung Priok dan Soekarno Hatta. Pasca dikeluarkannya Keputusan DJBC tersebut, KPPBC Tanjung Perak berupaya menerapkan sistem NSW ekspor dengan lebih baik. Namun belum pernah dilakukan suatu analisis kajian untuk mengetahui sejauh mana kemanfaatan NSW ini dalam mendorong efisiensi proses perijinan ekspor. Fakta menunjukkan bahwa di lapangan masih ditemukan keluhan-keluhan pengguna NSW. Pada sesi wawancara Presiden Republik Indonesia dengan pengguna NSW, masih terdapat beberapa hal yang dikeluhkan eksportir terkait penerapan sistem NSW di KPPBC Tanjung Perak diantaranya sering terjadinya gangguan akibat shutdown server

(Sparingga, 2010). Sistem yang down tersebut menyebabkan terjadinya penundaan barang yang akan dikirim, sehingga akan berdampak pada kenaikan biaya transportasi dan potensi kehilangan konsumen. Salah satu tujuan penerapan sistem NSW ini adalah untuk meningkatkan efisiensi waktu dan biaya yang diperlukan dalam proses customs clearance dan release of cargoes. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian secara mendalam apakah penerapan sistem NSW dalam pelayanan custom clearence di KPPBC Tanjung Perak Surabaya telah efektif dan efisien. Penelitian ini difokuskan pada penerapan sistem NSW pada pelayanan ekspor untuk Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) Umum di KPPBC Tanjung Perak. Untuk pelayanan ekspor yang mendapatkan fasilitas KITE (Kemudahan Impor Tujuan Ekspor) dan pelayanan impor tidak dibahas dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini waktu dibatasi satu tahun sebelum dan sesudah penerapan NSW sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Bea Dan Cukai Nomor: KEP- 50/BC/2010 tentang Penerapan Secara Penuh Sistem NSW Ekspor, yaitu tahun 2009 dan tahun 2010. 2. Telaah Pustaka 2.1 Customs Clearance Berbasis Electronic Data Interchange (EDI) Customs clearance ekspor adalah proses pemenuhan kewajiban pabean mulai dari pengajuan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) hingga diperolehnya Persetujuan Ekspor berupa Nota Pelayanan Ekspor (Tata, 2011). Prosedur ekspor mengacu pada Peraturan Dirjen Bea dan Cukai Nomor P-30/BC/2009 tentang tata laksana kepabeanan dibidang ekspor. EDI Kepabeanan adalah penyerahan pemberitahuan pabean oleh mitra kerja pabean serta pemberian keputusan oleh administrasi pabean dengan menggunakan format standar internasional melalui sistem komputer dan sarana komunikasi data. Electronic Data Interchange (EDI) adalah pertukaran dokumen antar organisasi dalam bentuk dokumen elektronik terstandarisasi dari satu aplikasi komputer ke aplikasi komputer lain (Clarke, 1993). EDI juga dapat didefinisikan sebagai pertukaran informasi bisnis melalui komputer ke komputer antar organisasi atau berbagai unit dalam organisasi (Arunachalam, 1995:60). Berdasarkan definisi diatas, dapat diketahui bahwa EDI merupakan pertukaran data elektronik antar organisasi atau berbagai unit dalam organisasi dengan format standar. Informasi yang dikirimkan melalui jaringan EDI memiliki keunggulan sekaligus membawa konsekwensi. Keunggulan yang ditawarkan model transmisi informasi melalui EDI adalah kemungkinan kesalahan yang minimal, keamanan dalam proses transmisi data yang lebih baik serta 143 mengurangi penggunaan kertas maupun media cetak lainnya sebagai sarana penyampaian pesan. Meski demikian, penggunaan jaringan EDI memiliki beberapa konsekwensi antara lain tingginya investasi awal dan biaya operasional yang dibutuhkan untuk implementasi EDI, dalam proses implementasi memerlukan penyesuaian proses bisnis yang dapat mengakibatkan terhambatnya proses pelayanan serta implementasi EDI membutuhkan adanya standardisasi perangkat yang digunakan. (Rainer dan Cegielski, 2011) Sistem pelayanan kepabeanan customs clearence berbasis EDI, yaitu suatu sistem pelayanan dengan menggunakan suatu sistem pertukaran dokumen elektronik yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) untuk penyampaian dokumen pabean secara elektronik memanfaatkan jaringan EDI, BiznizNET (Robby, 2008:12). 2.2 Sistem Layanan Terpadu Satu Jendela (National Single Window) Sistem single window adalah suatu sistem yang memungkinkan para pedagang untuk mengajukan informasi secara tunggal dalam rangka memenuhi semua persyaratan peraturan terkait dengan impor atau ekspor (Barroso 2006). Mengacu pada definisi tersebut, pada dasarnya single window adalah sistem yang memungkinkan international (cross-border) traders baik impor maupun ekspor untuk melakukan pengiriman dokumen melalui satu gateway-portal yang dapat diakses dari lokasi atau entitas mereka. Sistem ini merupakan integrasi dari sub-sub sistem dan melibatkan beberapa instansi terkait, seperti balai karantina hewan dan tumbuhan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Jasa Pelabuhan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagai ujung tombaknya. Penerapan sistem Indonesian National Single Window diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2008. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa INSW adalah sistem nasional Indonesia yang memungkinkan dilakukannya suatu penyampaian data dan informasi secara tunggal (single submission of data and information), pemrosesan data dan informasi secara tunggal dan sinkron (single and synchronous processing of data and information), dan pembuatan keputusan secara tunggal untuk pemberian izin kepabeanan dan pengeluaran barang (single decision making for customs clearance and release of cargoes). Indrawati (2007:4-5) mengungkapkan bahwa tujuan utama dilakukannya penerapan sistem Single Window (SW) ini pada dasarnya menyangkut dua aspek. Pertama untuk melakukan percepatan atas penyelesaian proses ekspor-impor, serta peningkatan efektifitas dan kinerja penanganan atas

lalulintas barang ekspor-impor. Tujuan kedua terkait dengan upaya meminimalisasi waktu dan biaya yang diperlukan dalam seluruh kegiatan penanganan atas lalulintas barang ekspor impor, terutama terkait dengan proses customs clearance and release of cargoes. Topologi sistem NSW menggunakan pendekatan Single Integrated Portal, yang mengintegrasikan seluruh proses bisnis dalam kerangka pembangunan sistem NSW. Portal ini akan menjadi access point bagi semua pihak yang terlibat dalam proses pelayanan kegiatan customs release and clearance of cargoes. Dengan demikian hanya dibutuhkan satu portal (common portal) untuk melayani seluruh proses pelayanan transaksi dalam kegiatan ekspor dan impor. 2.3 Efisiensi dan Efektifitas Customs Clearance Ekspor Dalam penelitian ini, pengukuran dimensi efisiensi custom clearence diukur dari efisiensi waktu, biaya, dan dokumen yang dikeluarkan dalam hal menyelesaikan proses custom clearance ekspor. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa efisiensi customs clearance ekspor terjadi jika dalam proses perijinan kepabeanan dalam rangka ekspor lebih hemat dalam menggunakan sumber daya yang ada baik dari segi waktu, biaya, dan dokumen. Efektifitas program, operasional, dan organisasional merupakan pencapaian tujuan atau sasaran yang telah direncanakan. Dengan demikian tujuan yang telah direncanakan tersebut adalah tujuan dari NSW seperti yang diungkapkan oleh Indrawati (2007:4) yaitu: 1. Untuk melakukan percepatan atas penyelesaian proses ekspor-impor, serta peningkatan efektifitas dan kinerja penanganan atas lalulintas barang ekspor-impor. 2. Upaya meminimalisasi waktu dan biaya yang diperlukan dalam seluruh kegiatan penanganan atas lalulintas barang ekspor impor, terutama terkait dengan proses customs clearance and release of cargoes. Teknik analisa yang digunakan pada penelitian ini adalah Pertama; memahami tentang prosedur customs clearance ekspor di KPPBC Tanjung Perak untuk mengetahui latar belakang dari KPPBC Tanjung Perak. Kedua, melakukan wawancara dengan Kepala Seksi Dukungan Teknis Distribusi Dokumen KPPBC Tanjung Perak, Eksportir, dan Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) selaku pengguna sistem NSW. Ketiga, menghitung waktu tenggang (lead time) customs clearance ekspor sebelum dan sesudah penerapan NSW, dimulai dari saat pengajuan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) sampai dengan penerbitan Persetujuan Ekspor (PE). Keempat, melakukan 144 analisis untuk membandingkan efisiensi customs clearance ekspor berbasis EDI dengan customs clearance ekspor berbasis NSW dari sisi waktu, biaya, dan dokumen. Kelima, melakukan analisis efektifitas tujuan penerapan sistem NSW dengan melihat perkembangan arus petikemas dan ekspor serta dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang. 3. Pembahasan 3.1 Penerapan Sistem National Single Window pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak Prosedur ekspor di KPPBC dimulai dari pengajuan PEB oleh eksportir sampai dengan perolehan persetujuan ekspor berupa Nota Pelayanan Ekspor. Selama ini pelayanan ekspor di KPPBC Tanjung Perak sudah dilakukan secara elektronik. Penerapan sistem NSW di KPPBC Tanjung Perak Surabaya mengintegrasikan sistem Bea Cukai dengan sistem instansi pemerintah yang lain (Others Government Agency). Berikut ini disajikan gambaran proses customs clearance ekspor sesudah adanya penerapan Sistem NSW. Gambar 1 Customs clearance ekspor sesudah adanya penerapan Sistem NSW Sebagai perbandingan, berikut disajikan tabel perbandingan customs clearance ekspor sebelum dan sesudah penerapan NSW di KPPBC Tanjung Perak: Tabel 1 Perbandingan Customs Clearence ekspor sebelum dan sesudah NSW 3.2 Efisiensi sistem National Single Window dalam pelayanan Customs Clearance Ekspor pada KPPBC Tanjung Perak Surabaya Sistem National Single Window merupakan sistem nasional Indonesia yang mengintegrasikan instansi pemerintah terkait perizinan ekspor impor guna mempercepat penanganan customs clearance. Berikut ini merupakan analisis efisiensi customs clearance ekspor di KPPBC Tanjung Perak setelah penerapan sistem NSW yang ditinjau dari segi waktu, biaya, dan dokumen. Waktu penanganan custom clearance ekspor sebelum dan sesudah penerapan sistem NSW di KPPBC Tanjung Perak tidak terjadi perubahan yang signifikan, dalam penanganan kegiatan ekspor tanpa pemeriksaan fisik dibutuhkan waktu kurang lebih selama 30 menit, sedangkan untuk kegiatan ekspor yang memerlukan pemeriksaan fisik oleh petugas bea dan cukai dilakukan selama satu hari kerja. Sebelum dan sesudah penerapan sistem NSW tidak terjadi perubahan waktu pelayanan ekspor. Hal ini dikarenakan selama ini sistem pelayanan

kepabeanan ekspor sudah dilakukan secara elektronik dengan jaringan EDI. Biaya clearance ekspor di KPPBC Tanjung Perak tidak mengalami perubahan sebelum dan sesudah penerapan sistem NSW. Begitu juga pada sisi eksportir, tidak terjadi perubahan biaya yang dikeluarkan dalam memperoleh persetujuan ekspor. Pada tahun 2010 tarif biaya pelayanan Pemberitahuan Ekspor Barang ditetapkan sebesar Rp 60.000,- per dokumen PEB. Efisiensi penggunaan dokumen ekspor di KPPBC Tanjung Perak tidak terjadi. Hal ini disebabkan dalam pertukaran data elektroniknya belum menggunakan single-document yaitu dokumen Pemberitahuan Pabean-Single Administrative Document (PP-SAD). Meskipun tidak memberikan efisiensi waktu, biaya, dan dokumen jika dibandingkan dengan penerapan sistem pelayanan pabean dengan EDI. Sistem pelayanan pabean dengan NSW tetap memberikan manfaat pada KPPBC Tanjung Perak dan eksportir. Manfaat pada KPPBC Tanjung Perak adalah data yang dipertukarkan dalam customs clearance ekspor lebih valid dan penerimaan negara dari ekspor lebih optimal. Sedangkan manfaat pada eksportir adalah dapat menggunakan fasilitas NSW track and trace guna mengetahui sejauh mana dokumen yang diajukan diproses. 3.4 Efektifitas Customs Clearance Ekspor pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak Surabaya Dalam Rangka Penerapan Sistem National Single Window Efektifitas baik program, operasional, maupun organisasi merupakan pencapaian tujuan atau sasaran yang telah direncanakan. Customs clearance ekspor adalah proses pemenuhan kewajiban pabean mulai dari pengajuan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) hingga diperolehnya Persetujuan Ekspor (PE). Ada beberapa kriteria bilamana sebuah program penerapan sistem NSW dikatakan efektif, yaitu tercapainya: 1. Percepatan atas penyelesaian proses ekspor, serta peningkatan efektifitas dan kinerja penanganan atas lalulintas barang ekspor. Dalam penerapan sistem NSW yang berkaitan dengan penanganan lalulintas barang ekspor, terjadi pengintegrasian sistem kepabeanan dengan sistem kepelabuhan melalui Port System. Port System merupakan sistem yang mengintegrasikan antara sistem kepabeanan dengan sistem kepelabuhan atau kebandarudaraan dalam rangka mendorong percepatan customs clearance and release of cargoes yang ditujukan untuk mendorong percepatan dalam penanganan lalulintas fisik barang ekspor dan impor (Indrawati, 2007:19). Dalam mendukung pelaksanaan NSW yang membutuhkan koordinasi antara instansi 145 pelabuhan dan bea cukai, KPPBC Tanjung Perak menjalankan pelayanan 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Pelayanan tersebut berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 504/PMK.04/2009 dan Keputusan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Nomor 92/BC2009. Dengan pelayanan nonstop tersebut akan dapat meningkatkan produktifitas dan mengurangi closing time (kapal yang tinggal di pelabuhan) untuk menghindari pula waiting time (waktu tunggu kapal untuk antri masuk kepelabuhan). Sehingga arus barang ekspor kepelabuhan menjadi lebih cepat. Peningkatan kecepatan arus barang ekspor tersebut dapat dilihat dari peningkatan arus petikemas dibawah ini: Tabel 2 Arus petikemas ekspor di Pelabuhan Tanjung Perak Sumber: PT. Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung perak Dengan demikian tujuan dari penerapan sistem NSW yaitu percepatan atas penyelesaian proses ekspor, serta peningkatan efektifitas dan kinerja penanganan atas lalulintas barang ekspor tersebut tercapai. 2. Terjadi minimalisasi waktu dan biaya yang diperlukan dalam seluruh kegiatan penanganan atas lalulintas barang ekspor, terutama terkait dengan proses customs clearance and release of cargoes. Dalam pengembangan sistem NSW selain pada Port System, pengembangan juga dilakukan pada Trade System. Sistem ini merupakan sistem yang mengintegrasikan antara sistem Kepabeanan (DJBC) dengan sistem Perijinan (Seluruh Instansi Pemerintah penerbit perijinan/rekomendasi ekspor dan impor), dalam rangka mendorong percepatan customs clearance and release of cargoes (Indrawati, 2007:19). Trade system ditujukan untuk mendorong percepatan dalam penyelesaian dokumen pelayanan ekspor dan impor (Flow of Document). Penerapan system NSW yang didukung dengan pelayanan ekspor di KPPBC Tanjung Perak 24 jam nonstop member dampak pada

kecepatan penyelesaian dokumen perizinan ekspor serta semakin banyak PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) yang dapat diselesaikan. Berikut tabel jumlah dokumen PEB yang diproses melalui portal INSW (Indonesia National Single Window). Tabel 3 Jumlah dokumen ekspor-peb via portal INSW (Januari Juni 2010) Month Total Exp-Dec Perubahan Jan-10 3.447 - Feb-10 12.289 256,51% Mar-10 18.161 47,78% Apr-10 17.296-4,76% Mei-10 16.041-7,26% Jun-10 21.257 32,52% Average 14.749 64,96% Sumber: Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai Penerapan sistem National Single Window di KPPBC Tanjung Perak telah terjadi integrasi antar inhouse system bea cukai dengan inhouse system instansi pemerintah yang terkait perizinan kepabeanan. Sistem NSW mampu memberikan kecepatan dalam proses customs clearance dan release of cargoes yang menunjukkan sistem tersebut dapat meminimalisasi waktu dan biaya. 4. Kesimpulan Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penerapan sistem NSW di KPPBC Tanjung Perak telah terjadi integrasi sistem pelayanan pabean dengan sistem instansi pemerintah yang lain (OGA) melalui portal NSW dalam proses customs clearance ekspor. Dalam penerapan sistem NSW tersebut terjadi perubahan dalam analyzing point dan mandatory check yang selama ini dilakukan di sistem Bea Cukai berganti pada portal NSW. 2. Efisiensi dalam melakukan customs clearance ekspor untuk memperoleh persetujuan ekspor berupa NPE (Nota Pelayanan Ekspor) di KPPBC Tanjung Perak tidak mengalami perubahan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari waktu dan biaya yang diperlukan untuk memperoleh persetujuan ekspor baik sebelum dan sesudah penerapan sistem NSW tidak terjadi perubahan. Dokumen ekspor yang digunakan juga tidak mengalami perubahan. Namun dengan adanya integrasi sistem tersebut, data customs clearance ekspor lebih valid dan penerimaan negara dari ekspor lebih optimal. Serta eksportir dapat melakukan track and trace untuk mengetahui sejauh mana dokumen ekspor diproses. 3. Customs clearance ekspor dalam rangka penerapan sistem NSW yang didukung oleh pelayanan 24 jam sehari dan 7 hari seminggu di KPPBC Tanjung Perak berjalan cukup efektif. Hal ini didasari terjadinya percepatan atas penyelesaian proses ekspor, akibat adanya integrasi sistem kepabeanan dengan kepelabuhan maupun instansi pemerintah yang lain (OGA) yang menunjang percepatan arus barang ekspor. Percepatan atas penyelesaian ekspor tersebut tersebut dapat dilihat dari semakin meningkatnya jumlah arus barang ekspor yang masuk ke pelabuhan dan jumlah dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang yang diselesaikan semakin meningkat. Daftar Pustaka [1]. Arunachalam V. 1995. EDI: An Analysis of Adoption, Uses, Benefits and Barriers. Journal of Systems Management, March/April. [2]. Clarke R. 1993. EDI Is But One Element of Electronic Commerce. Proceedings of the 6th International EDI Conference, Bled, Slovenia, June. Australian National University. [3]. Indrawati, Sri M. 2007. Blue Print National Single Window. Jakarta: Tim Persiapan National Single Window Republik Indonesia. [4]. Leng, Pwee. 2007. Evaluasi Pilot Project Electronic Data Interchange (EDI) di Bidang Kepabeanan (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) Tanjung Perak, Surabaya). Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan. Volume IX; (82-88) [5]. Rainer, R. Kelly, Casey G. Cegielski, 2011, Introduction to Information System. John Wiley & Sons. [6]. Robby, Rastra. 2008. Efektifitas Program Otomasi Sistem Pelayanan Kepabeanan Berbasis Elektronic Data interchange Di Bidang Ekspor. Skripsi. Malang: Program Sarjana Universitas Brawijaya. 146

[7]. Sparringa, Daniel. 2010. Video Konferensi dengan Pengguna National Single Window di Surabaya dan Medan. Situs Web Resmi Presiden Republik Indonesia - Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono. (Online), (http:// www.presidenri. go.id), diakses 11 Mei 2010. [8]. Susiwijono, Mugiharso. 2007. Terms Of Refference Single Window (SW) System Dalam Rangka National Single Window (NSW)-Implementation Dan Mendukung Joint to ASEAN Single Window (ASW). Makalah disajikan dalam Workshop Nasional Perumusan dan Pembahasan Single Window System untuk Indonesia. Jakarta, 14-16 Februari. [9]. Tata, Endang. 2011. Modul Ketrampilan Pertukaran Data Elektronik. Jakarta: Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Pusdiklat Bea dan Cukai. [10]. Tristianto, Arvian. 2009. Aplikasi EDI (Electronic Data Interchange) Bidang Kepabeanan Dinas Bea dan Cukai. (Online), (http://arvianmmugm.blogspot.com), diakses 19 Mei 2011. [11].. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P- 30/BC/2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-40/BC/2008 Tentang Tatalaksana Kepabeanan Di Bidang Ekspor. 2009. Jakarta: Diperbanyak oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. 147

Lampiran Tabel 1 Perbandingan Customs Clearence ekspor sebelum dan sesudah NSW Uraian Sebelum penerapan Sesudah penerapan sistem NSW sistem NSW Perizinan antar Sistem Pelayanan Sistem Pelayanan instansi pemerintah Perijinan ekspor OGA Perijinan ekspor OGA terkait ekspor yang diterapkan masih semi manual dan elektronik namun belum terintegrasi dengan portal NSW. yang diterapkan sudah elektonik (e-licensing) dan terintegrasi dengan portal NSW. Dokumen PEB Sumber: diolah oleh peneliti Eksportir dalam mendapatkan perijinan ekspor harus dilakukan satu per satu melalui website masing-masing OGA untuk yang sudah menerapkan sistem pelayanan elektronik atau secara manual ke masing-masing OGA apabila OGA tersebut sistem pelayanannya semi manual. Eksportir dalam melakukan transfer data perijinan antara OGA dan KPPBC Tanjung Perak masih dilakukan secara manual. KPPBC Tanjung Perak melakukan proses mandatory check atas dokumen PEB di inhouse system-nya. analyzing point dilakukan di KPPBC Tanjung Perak. Respon customs clearance ekspor dari inhouse KPPBC Tanjung Perak kepada OGA masih dilakukan secara semi manual dan elektronik namun belum terintegrasi dengan portal NSW. Eksportir dapat melakukan pengajuan izin secara tunggal dengan Portal NSW, proses penanganan perijinan ekspor dapat dilakukan dengan memanfaatkan link yang akan terhubung website masing-masing OGA. Transfer data perizinan ekspor antara OGA dengan KPPBC Tanjung Perak dilakukan secara elektronik melalui portal NSW. Proses mandatory check atas dokumen PEB dilakukan pada portal NSW. analyzing point dilakukan di portal NSW. Respon customs clearance ekspor dari inhouse KPPBC Tanjung Perak kepada OGA dilakukan secara elektronik melalui portal NSW. 90

Gambar 1 Customs clearance ekspor sesudah adanya penerapan Sistem NSW Sumber: diolah oleh peneliti 91