LeIP. Peraturan Lembaga Manajemen Kepegawaian. Peraturan LeIP Tentang Manajemen Kepegawaian. 1. Kategorisasi Pegawai



dokumen-dokumen yang mirip
2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2018, No.4-2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 39 TAHUN 2005

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 536 TAHUN 2013 TENTANG

CV. WARNET FAUZAN TANGERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK KARANGANYAR

PERJANJIAN TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN TAHUN DAN IKATAN KERJA TAHUN

-2-1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/bu

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk. SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN SEMEN GRESIK. Nomor : 0033/Kpts/Dir/2014 TENTANG

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR TIDAK MASUK BEKERJA (2014)

KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188 / 110 / / 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KABUPATEN KARAWANG

Pada hari ini, tanggal bulan tahun. Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN)

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

PEMERINTAH KOTA BATU

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG

STANDARD OPERATION PROCEDURE TIDAK MASUK BEKERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 35 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, T

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

KEPUTUSAN DIREKSI PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK NOMOR : KP/085/DIR/R

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 19

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAERAH

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI AGAMA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BKPD KABUPATEN CIAMIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GIANYAR,

CONTOH SURAT PERJANJIAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN

SURAT PERJANJIAN KERJA

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 21 SERI E

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN STATUS DAN JANGKA WAKTU MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD. Nomor 5 Tahun 2012 Seri D Nomor 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH NON PNS.

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2OO9 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Kompensasi yang diberikan PT Asuransi Jasa Indonesia kepada. karyawan adalah Kompensasi langsung dan Kompensasi tidak

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA

- 1 - FINAL BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK BOYOLALI

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara.

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKSI PT BANK MANDIRI (PERSERO) NO. 068/KEP.DIR/2005 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN BANK MANDIRI

BUPATI HULU SUNGAI UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK DAERAH PATI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 60 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 118 TAHUN TENTANG KETENTUAN POKOK KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SUMEDANG

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KRUENG PEUSANGAN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 33 SERI E

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN BAGI TENAGA KONTRAK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 3 SERI D

2016, No Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Kepegawaian Negara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sip

WALIKOTA PROBOLINGGO

TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH TAMAN SATWA KEBUN BINATANG SURABAYA

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI KARYAWAN PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (PEFINDO) KOPPEFINDO BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1

2011, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Le

Transkripsi:

Peraturan Tentang 1. Kategorisasi Pegawai 1.1. Pegawai dibagi dalam kategori sebagai berikut : a. Pegawai Tetap b. Pegawai Tidak Tetap 1.2. Pegawai Tetap adalah pegawai yang diangkat Lembaga untuk bekerja penuh waktu dan terikat pada seluruh peraturan kelembagaan serta mendapatkan hak sebagaimana diatur dalam peraturan kelembagaan ini. 1.3. Pegawai Tidak Tetap diangkat berdasarkan pertimbangan adanya peningkatan intensitas kegiatan ataupun kebutuhan atas suatu keahlian atau kemampuan dalam jangka waktu tertentu. 2. Hak dan Kewajiban 2.1. Hak a. Mendapatkan gaji pokok b. Mendapatkan tunjangan kesejahteraan c. Mendapatkan asuransi kesehatan d. Mendapatkan cuti e. Mendapatkan informasi terkait kebijakan dan pengambilan keputusan dalam lembaga f. Mengajukan saran, pendapat atau keluhan dan mendapatkan respon yang sesuai dari lembaga g. Mendapatkan fasilitas kerja sesuai dengan tugas pokok yang dilakukan dan sesuai kemampuan lembaga h. Hak-hak lain sesuai peraturan perundangan dan atau kebijakan lembaga 2.2. Kewajiban a. Melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan amanat yang diberikan oleh lembaga b. Mengembangkan kompetensi sesuai minatnya dalam koridor visi misi kelembagaan c. Bertingkah laku sesuai peraturan, tata tertib yang berlaku di lingkungan lembaga; 1

d. Melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan lembaga dengan cara sebaik-baiknya dan dengan sikap penuh tanggung jawab e. Memberikan keterangan yang benar kepada dan mengenai lembaga f. Menggunakan dengan baik dan menjaga keamanan barang milik lembaga yang dipercayakan kepadanya g. Aktif menjaga kebersihan lingkungan lembaga, tempat kerja dan keselamatan kerja h. Bersikap dan bertingkah laku sopan terhadap pimpinan, sesama Pegawai, mitra serta masyarakat secara keseluruhan i. Menyimpan dengan baik dan menjaga kerahasiaan semua dokumen atau bahan pekerjaan dan kebijaksanaan lembaga yang diketahuinya atau berada di bawah penguasannya 3. Penerimaan Pegawai 3.1. Prinsip-prinsip Rekrutmen a. Pelaksanaan rekrutmen dilakukan secara transparan dan partisipatif, mulai dari tingkat perencanaan, pelaksanaan dan keputusan/hasil; b. Pemilihan Pegawai dilakukan atas dasar pertimbangan kualitas intelektual, moral dan keahlian para pelamar 3.2. Prasyarat Pelaksanaan Rekrutmen a. Adanya jabatan lowong atau posisi yang harus segera diisi, atau dengan mempertimbangkan kebutuhan organisasi b. Adanya calon-calon pelamar yang memenuhi kualifikasi atau memiliki kualitas yang memadai; c. Adanya dana dan fasilitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan perekrutan dan promosi jabatan. 3.3. Prosedur Rekrutmen a. Pimpinan lembaga membentuk Tim Rekrutmen yang bertugas menyiapkan rencana dan pelaksanaan rekrutmen sesuai kesepakatan rapat Dewan Pengurus; b. Persyaratan pelamar ditentukan secara bersama-sama sesuai dalam Rapat Dewan Pengurus; c. Proses penerimaan pelamar dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagaimana ditentukan oleh Tim Rekrutmen 2

d. Keputusan final pelamar yang dinyatakan lulus rekrutmen ditentukan dalam Rapat Dewan Pengurus yang dilakukan berdasarkan hasil temuan dan masukan Tim Rekrutmen dalam proses Seleksi Administratif dan Wawancara. e. Pelamar yang lulus rekrutmen menandatangani Perjanjian Kerja yang memuat: deskripsi tugas, jangka waktu hubungan kerja (bila ada) dan imbalan serta manfaat-manfaat baik tetap maupun tidak tetap yang akan diterima. f. Pelamar yang lulus tersebut akan menjalani masa percobaan selama 3 bulan dengan status sebagai Pegawai Kontrak. 3.4. Masa Percobaan a. Pegawai kontrak akan menjalani masa percobaan yang waktunya akan ditentukan untuk mengetahui kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan; b. Pegawai Kontrak berhak menerima gaji pokok, kecuali ditentukan lain oleh pimpinan lembaga c. Evaluasi Pegawai Kontrak akan dilakukan oleh pimpinan lembaga pada bulan kedua masa percobaan d. Pembinaan dan pengawasan terhadap Pegawai Kontrak dilakukan peneliti atau Pegawai yang ditetapkan oleh Pimpinan. 3.5. Pengangkatan Pegawai Tetap Pengangkatan sebagai Pegawai tetap dilakukan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja sebagai Pegawai Tetap yang memuat: deskripsi tugas, hak, kewajiban, imbalan dan manfaatbaik tetap maupun tidak tetap yang diterima sebagai Pegawai tetap. 4. Kenaikan Golongan 4.1. Pengertian Pengaturan golongan adalah penyusunan golongan yang berguna untuk menentukan perbedaan tanggung jawab, honorarium, dan prestasi kerja Pegawai. Kenaikan golongan didasarkan pada prinsip penghargaan atas masa kerja, prestasi dan evaluasi Pegawai 4.2. Kenaikan Golongan Kenaikan golongan bagi Pegawai terdiri dari tiga jenis, yaitu: a. Kenaikan Golongan Reguler b. Kenaikan Golongan Istimewa c. Kenaikan Golongan Ganda 3

4.3. Kenaikan Golongan Reguler a. Kenaikan golongan reguler adalah kenaikan golongan bagi Pegawai setingkat lebih tinggi apabila Pegawai yang bersangkutan telah dua tahun dalam tingkat yang dimilikinya dan setiap evaluasi Pegawai sekurang-kurangnya bernilai baik b. Jangka waktu kenaikan golongan ditetapkan 2 tahun dengan pertimbangan untuk dapat menduduki golongan IV seorang Pegawai telah 10 tahun bekerja. Sehingga apabila jangka waktu kenaikan Pegawai terlalu lama (lebih dari 2 tahun) akan memberi dampak pada perkembangan seluruh Pegawai 4.4. Kenaikan Golongan Istimewa a. Kenaikan golongan istimewa adalah kenaikan golongan yang diberikan kepada Pegawai berdasarkan perolehan nilai hasil evaluasi yang memuaskan dan/atau telah mengumpulkan sejumlah kredit yang cukup untuk kenaikan golongan tertentu. b. Kenaikan istimewa ini dilakukan mengingat sifat pekerjaan di adalah rutin sehingga dicari aspek lain yang lebih menunjukkan kemampuan, keahlian dan motivasi Pegawai agar lebih maju dan berkembang. c. Kenaikan golongan istimewa berdasarkan pada evaluasi kinerja rutin (sekali dalam enam bulan) yang dilakukan lembaga terhadap Pegawai 4.5. Kenaikan Golongan Ganda a. Kenaikan golongan ganda adalah kenaikan golongan bagi Pegawai yang waktunya bersamaan antara kenaikan golongan reguler dan istimewa. b. Kenaikan golongan tidak dapat diberikan pada jangka waktu kurang dari enam bulan sejak kenaikan terakhir. c. Apabila seorang Pegawai memperoleh kenaikan golongan istimewa setelah 6 (enam) bulan kenaikan reguler terakhir maka kenaikan regular dihitung 2 (dua) tahun dari kenaikan yang kedua (kenaikan golongan istimewa). 5. Kompensasi 5.1. Upah bulanan a. Pegawai Tetap berhak mendapatkan upah bulanan yang dibayarkan setiap tanggal 25 setiap bulannya. Apabila tanggal 25 pada bulan yang bersangkutan adalah hari libur maka upah diberikan pada hari kerja terdekat sebelumnya b. Upah bulanan terdiri dari gaji pokok dan tunjangan yang bersifat tetap yaitu tunjangan keluarga, tunjangan makan, tunjangan transport dan tunjangan komunikasi. 4

c. Pegawai tetap yang memegang jabatan sebagai Pimpinan Lembaga mendapatkan upah bulanan dengan komponen sebagaimana dimaksud dalam huruf (b) dan ditambah dengan tunjangan struktural d. Pegawai tetap berhak mendapatkan upah, dalam hal sakit berkepanjangan atau cuti pendidikan dengan ketentuan yang akan ditetapkan oleh lembaga e. Apabila setelah lewat 12 bulan pegawai belum mampu atau belum dapat bekerja kembali, maka lembaga dapat memutuskan hubungan kerja dengan berpedoman pada peraturan perundangan-undangan yang berlaku 5.2. Gaji Pokok a. Gaji pokok diberikan setiap bulannya setiap tanggal 25 berdasarkan struktur gaji yang diatur dalam peraturan lembaga b. Struktur gaji pokok disusun berdasarkan masa kerja dan golongan Pegawai c. Kenaikan gaji pokok terdiri dari dua jenis: a. Kenaikan tetap yaitu kenaikan per tahun berdasarkan kenaikan nilai mata uang b. Kenaikan tidak tetap yaitu kenaikan berdasarkan proses restrukturisasi kepegawaian atau berdasarkan kebijakan lembaga c. Kenaikan gaji pokok tidak tetap harus dilakukan dengan persetujuan Dewan Pembina Yayasan 5.3. Tunjangan a. Tunjangan yang diberikan oleh terdiri dari: a. Tunjangan Struktural b. Tunjangan Komunikasi c. Tunjangan Transportasi d. Tunjangan Makan e. Tunjangan Keluarga f. Tunjangan Program g. Tunjangan Hari Raya b. Tunjangan struktural diberikan kepada pegawai tetap yang memegang jabatan sebagai Pimpinan Lembaga c. Tunjangan keluarga diberikan kepada pegawai tetap yang telah berkeluarga berupa: a. Tunjangan suami/istri b. Tunjangan anak hingga 2 (dua) orang d. Tunjangan program diberikan kepada pegawai tetap berdasarkan hasil evaluasi kinerja dan pemberiannya dilakukan dengan memperhatikan kemampuan keuangan lembaga. 5

e. Tunjangan Hari Raya (THR) diberikan kepada pegawai tetap dengan besaran sama dengan upah bulanan, atau proporsional sesuai dengan waktu kerja bagi pegawai tetap yang masa kerjanya kurang dari satu tahun. 5.4. Asuransi a. Lembaga mengadakan asuransi kesehatan bagi Pegawai Tetap dengan komponen dan mekanisme sesuai dengan keputusan Pimpinan Lembaga b. Lembaga mengadakan asuransi kesehatan bagi keluarga Pegawai Tetap yaitu istri/suami, anak hingga 2 (dua) orang 6. Cuti 6.1. Jenis Cuti Pegawai Tetap berhak mendapatkan cuti yang terdiri dari: a. Cuti Tahunan b. Cuti Besar c. Cuti Menikah d. Cuti Melahirkan e. Cuti Hamil / Keguguran f. Cuti Belajar 6.2. Cuti Tahunan a. Pegawai Tetap yang telah bekerja terus menerus selama 1 (satu) tahun, berhak atas cuti tahunan selama 12 hari kerja dengan diberikan upah penuh. b. Lembaga berhak menunda cuti tahunan karena alasan-alasan tertentu. c. Hak cuti, sebagaimana dimaksud di atas yang tidak dimanfaatkan akan dianggap gugur dan tidak dapat diakumulasi pada tahun berikutnya d. Lembaga tidak memberikan penggantian berupa uang atas hak cuti tahunan yang tidak dimanfaatkan oleh pegawai tetap e. Permohonan untuk cuti tahunan harus diajukan secara tertulis 1 (satu) minggu sebelum pelaksanaan dan diserahkan kepada Direktur Eksekutif 6.3. Cuti Besar a. Pegawai Tetap yang telah bekerja selama 5 (lima) tahun secara terus menerus, berhak atas cuti besar selama 1 (satu) bulan dengan diberikan upah penuh. 6

b. Cuti besar menghapuskan cuti tahunan pada tahun yang bersangkutan c. Cuti besar tidak selalu harus diambil sebulan berturut - turut d. Lembaga mengganti Cuti Besar yang tidak digunakan oleh Pegawai Tetap, sebesar 1 kali upah pokok 6.4. Cuti Menikah a. Pegawai Tetap berhak memperoleh Cuti karena menikah, selama 5 (Lima) hari b. Pegawai Tetap wajib mengajukan permohonan selambat lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum cuti akan dilakukan 6.5. Cuti Melahirkan/Keguguran a. Pegawai Tetap Perempuan yang akan melahirkan diberikan hak cuti selama 3 (tiga) bulan kalender. b. Pegawai tetap perempuan yang akan menggunakan hak cuti melahirkan/keguguran, harus mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada Ketua Dewan Pengurus dengan melampiri surat keterangan dokter/bidang selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum cuti dimulai. c. Bagi Pegawai tetap perempuan yang mengalami keguguran, berhak mendapatkan cuti dengan menunjukkan surat keterangan dokter selama lamanya 45 (Empat Puluh Lima) hari d. Pegawai Tetap perempuan yang mengajukan cuti hamil/keguguran tidak kehilangan haknya untuk mendapatkan cuti tahunan e. Pegawai Tetap laki-laki yang istrinya melahirkan/keguguran berhak mengajukan cuti melahirkan/keguguran selama 3 hari kerja 6.6. Cuti Belajar a. Pegawai tetap yang bermaksud untuk melanjutkan pendidikan atau mengembangkan kapasitas keahlian dan keilmuannya, di dalam maupun luar negeri, dapat mengajukan permohonan cuti pendidikan/pengembangan kapasitas selama jangka waktu sesuai dengan lamanya masa belajar b. Cuti belajar yang dilakukan selama lebih dari 1 tahun dan tidak masuk kantor maka cuti tersebut diluar tanggungan lembaga. c. Bila dalam masa cuti tersebut pegawai tetap, tetap memberikan kontribusi bagi lembaga, maka lembaga berkewajiban memberi upah disesuaikan dengan kontribusinya tersebut, dengan mengecualikan ketentuan dalam huruf b 7

d. Cuti belajar untuk jangka waktu lebih dari enam bulan dapat diajukan oleh pegawai tetap yang telah bekerja di lembaga untuk kurun waktu minimal 1 tahun. e. Lembaga dapat meminta bantuan pegawai tetap yang sedang dalam cuti belajar untuk mengerjakan program dengan persetujuan dari pegawai yang bersangkutan f. Permohonan cuti belajar tersebut harus sudah diajukan selambat-lambatnya satu bulan sebelum menggunakan hak cutinya 6.7. Ketentuan Tambahan a. Penggunaan hak cuti, sebagaimana dimaksud dalam ketentuan di atas dapat disesuaikan berdasarkan pertimbangan Pimpinan Lembaga b. Selama melaksanakan cuti, pegawai tetap menerima gaji secara penuh kecuali ditentukan berbeda dalam peraturan lembaga ini 7. Pengembangan Diri a. Dalam rangka mengembangkan kemampuan Pegawai, lembaga wajib memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengikuti pelatihan (training) atau pendidikan yang terkait dengan visi dan misi lembaga b. Pegawai dapat mengajukan permohonan secara lisan maupun tertulis untuk mengikuti program pengembangan diri yang diselenggarakan oleh pihak luar baik di dalam maupun di luar negeri c. Kesempatan pengembangan diberikan berdasarkan keputusan Pimpinan lembaga dengan mempertimbangkan tuntutan pekerjaan, kemampuan Pegawai, keuangan dan kebutuhan lembaga 8. Evaluasi Kinerja 8.1. Tujuan dan Ruang Lingkup a. Pelaksanaan evaluasi kinerja bertujuan untuk menilai kinerja pegawai dalam berbagai kompetensi yang sesuai ruang lingkup tugasnya b. Ruang lingkup evaluasi kinerja meliputi pengetahuan, keahlian, sikap/perilaku dan hasil kerja pegawai berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang dilaksanakan oleh pegawai yang bersangkutan 8.2. Evaluasi Kinerja Rutin Pegawai a. Lembaga menyelenggarakan evaluasi rutin yang diselenggarakan setiap satu tahun paling sedikit 1 (satu kali) terhadap kinerja pegawai tetap 8

b. Evaluasi rutin dilakukan melalui penilaian oleh rekan kerja dan oleh pimpinan lembaga dengan menggunakan formulir evaluasi kinerja yang disepakati c. Pegawai Tetap berhak mendapatkan hasil evaluasi kinerja atas dirinya d. Pimpinan lembaga wajib memberikan respon berupa masukan atau arahan secara lisan atau tertulis terhadap hasil evaluasi kinerja pegawai 8.3. Evaluasi Kinerja Insidentil a. Evaluasi kinerja insidentil dapat dilakukan oleh Pimpinan lembaga sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan dan urgensi atas kinerja Pegawai ataupun atas suatu program atau pekerjaan yang sedang atau telah selesai dilakukan b. Evaluasi kinerja insidentil dapat dilakukan secara lisan atau tertulis 8.4. Penggunaan Hasil Evaluasi Kinerja a. Hasil Evaluasi Kinerja dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan golongan b. Hasil Evaluasi Kinerja dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan besaran tunjangan program yang akan diberikan kepada tiap-tiap Pegawai Tetap c. Hasil Evaluasi Kinerja dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan lembaga di masa mendatang 9. Tindakan Disiplin 9.1. Pegawai yang tidak menjalankan kewajiban atau melanggar tata tertib Lembaga dapat dikenakan tindakan disiplin. 9.2. Jenis jenis tindakan pendisiplinan a. Peringatan lisan b. Surat Peringatan c. Skorsing d. Pemutusan Hubungan Kerja 9.3. Tahapan Tindakan Pendisipilinan a. Peringatan lisan dilakukan oleh Pimpinan Lembaga yang berwenang dalam hal pegawai melakukan pelanggaran ringan dan masih dapat diperbaiki b. Direktur Eksekutif dapat memberikan Surat Peringatan bilamana pegawai dianggap mengabaikan peringatan lisan dan dapat diberikan sebanyak 3 (tiga) kali apabila pegawai 9

tetap melakukan pelanggaran ketentuan dalam perjanjian kerja atau peraturan lembaga maka lembaga c. Apabila dalam kurun waktu 6 bulan atau lebih pegawai kembali melakukan pelanggaran perjanjian kerja atau peraturan perusahaan, maka lembaga, melalui Direktur Eksekutif dapat melakukan pemutusan hubungan kerja d. Lembaga dapat menjatuhkan skorsing kepada Pegawai yang sedang dalam proses pemutusan hubungan kerja dengan tetap membayar upah beserta hak hak lainnya yang biasa diterima Pegawai 10. Pemberhentian Ketentuan mengenai Pemutusan Hubungan Kerja mengikuti ketentuan yang terdapat dalam peraturan perundang undangan yang berlaku 11. Penutup a. Peraturan Lembaga ini mulai berlaku sejak tanggal disahkan b. Hal-hal yang belum tercantum atau diatur secara jelas dalam Peraturan Kerja ini, akan diatur kemudian hari, dengan memperhatikan aspirasi Pegawai dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 10