Diversity of Fish Species in the Pinang Dalam Lake, Buluh Cina Village, Siak Hulu Sub-Regency, Kampar Regency, Riau Province

dokumen-dokumen yang mirip
KEANEKARAGAMAN JENIS-JENIS IKAN DI OXBOW PINANG DALAM DESA BULUH CINAKABUPATEN KAMPAR, RIAU

INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI SINGINGI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

Keragaman ikan di Danau Cala, Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan

Inventarisasi dan Identifikasi Jenis Ikan yang Tertangkap di Perairan Sungai Parit Belanda di Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru, Riau.

INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN CYPRINIFORMES DI SUNGAI ROKAN KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

* Abstract. Keyword: endemic fish, introduced fish, Pengambang River, Pekanbaru, Riau

JENIS-JENIS IKAN (PISCES) DI DANAU SIPOGAS KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

Diversity of fish species in the Sibam River, Pekanbaru, Riau. By: Abstract

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Tabir terletak di Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin. Sungai Tabir

TAKSONOMI IKAN DI SUNGAI GONDANG DESA TANDING MARGA KECAMATAN SUNGAI ROTAN KABUPATEN MUARA ENIM. Dian mutiara

INVENTARISASI SPESIES IKAN DI SUNGAI KOMERING KECAMATAN MADANG SUKU II KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR, SUMATERA SELATAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy,

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten

Ichtyofauna in the Sok-sok Holbung, Aek Isa small river, Simarpinggan Village, Sipoholon District, North Tapanuli Regency, North Sumatera Province.

INVENTARISASI IKAN HASILTANGKAPAN NELAYAN DI DANAU BEKAT DAN IMPLEMENTASINYA PEMBUATAN BUKLET KEANEKARAGAMAN JENIS ARTIKEL PENELITIAN

Identification of fish in the downstream of the Umban Sari River, Pekanbaru. *

STUDY FISHING GROUND IN KAMPAR KIRI RIVER GUNUNG SAHILAN VILLAGE, GUNUNG SAHILAN DISTRICT, KAMPAR REGENCY, PROVINCE OF RIAU.

Keanekaragaman sumber daya ikan di Kolong - Bendungan Simpur Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung

I. PENDAHULUAN. sumber daya perairan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Perikanan adalah

PENGAMATAN FEKUNDITAS IKAN MOTAN (Thynnichthys polylepis) HASIL TANGKAPAN NELAYAN DARI WADUK KOTO PANJANG, PROVINSI RIAU

INVENTARISASI JENIS IKAN DI SUNGAI OGAN KECAMATAN TANJUNG RAJA KABUPATEN OGAN ILIR SUMATERA SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan karena lingkungan air tawar memiliki beberapa kondisi, antara lain:

Inventarisasi Jenis Ikan Yang Tertangkap Nelayan Di Lebak Desa Meranjat Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi

KEANEKARAGAMAN IKAN SUNGAI LAHEI BERDASARKAN ALAT TANGKAP IKAN OLEH MASYARAKAT DESA LAHEI KABUPATEN BARITO UTARA

TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2010, hlm ISSN

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

JENIS-JENIS IKAN (PISCES) DI SUNGAI SANGKIR ANAK SUNGAI ROKAN KIRI DESA SANGKIR KECAMATAN UJUNG BATU KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

KEANEKARAGAMAN IKAN SUNGAI KAMPAR INVENTARISASI DARI SUNGAI KAMPAR KANAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aquatic Plant and Fish Assosiation in the Parit Belanda River, Meranti Pandak Village, Rumbai Pesisir District, Pekanbaru Regency, Riau Province By:

ANALISIS KELEMBAGAAN PEMASARAN DAN MARGIN TATANIAGA HASIL PERIKANAN TANGKAP DIDESA BULUH CINA KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU By

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2011, hlm ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi

Fish diversity in Lake Cala, Musi Banyuasin South-Sumatra

A study on fish composition in the Air Hitam River, Pekanbaru, Riau Province By 1)* Firdaus, 2) Chaidir P. Pulungan and 2) Efawani

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

SPESIES IKAN DI BATANG BUNGO DESA RANTAU PANDAN KECAMATAN RANTAU PANDAN KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI

Abstract. Keywords : Thynnichthys thynnoides, Pinang Luar Oxbow Lake, morphometric, meristic, growth patterns

Inventarisasi Jenis Ikan Di Sungai Kelekar Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Danau Bengaris terletak di Kelurahan Tanjung Pinang Kecamatan

Akuatik- Jurnal Sumberdaya Perairan Volume 10. Nomor. 1. Tahun 2016

MERISTIK, MORFOMETRIK DAN POLA PERTUMBUHAN IKAN SEPAT MUTIARA (Trichogaster leeri) DI RAWA BANJIRAN SUNGAI TAPUNG RIAU

SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *)

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

5. HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Biodiversiti Ikan. Jumlah ikan yang berhasil dikumpulkan selama penelitian sebanyak 801 spesimen

KAJIAN BIOLOGI IKAN TEMBAKANG (Helostoma temminckii) DI RAWA BAWANG JUYEUW KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Telaga Bromo terletak di perbatasan antara desa Kepek kecamatan

Struktur komunitas ikan di perairan Rawa Aopa Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Jenis Jenis Ikan Arus Deras di Hulu Sungai Mentuka Kecamatan Nanga Taman Kabupaten Sekadau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2014.

JENIS - JENIS IKAN SELAIS (Pisces: Siluridae) DI SUNGAI KUMU KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai

BAB 2 BAHAN DAN METODA

DESKRIPSI IKAN FAMILI MUGILIDAE DI LIMA MUARA SUNGAI DI SULAWESI UTARA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

Keywords: Kampar rivers, Ompok sp, relative growth, Siak rivers

3. METODE PENELITIAN

Inventarisation and identification of fish in the Tangun River, Pekanbaru, Riau Province. *

3. METODE PENELITIAN

Ichthyofauna of Sangkir river, Rokan Hulu District Riau Province

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan

Bahasa Indonesia version of: A Handbook for the Identification of Yellowfin and Bigeye Tunas in Fresh Condition

Meliawati, Roza Elvyra, Yusfiati

JENIS-JENIS IKAN YANG TERTANGKAP DI SUNGAI BATANG TUPANGAN KECAMATAN KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan data sampel menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau

STUDI MORFOLOGI BEBERAPA JENIS IKAN LALAWAK (Barbodes spp) DI SUNGAI CIKANDUNG DAN KOLAM BUDIDAYA KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG

KEANEKARAGAMAN IKAN DI BATANG LAWAS NAGARI BATU MANJULUR KECAMATAN KUPITAN KABUPATEN SIJUNJUNG E-JURNAL MERI MARLINA NIM

Keanekaragaman ikan lais (kryptopterus spp) berdasarkan karakter morfologi di danau teluk kota jambi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Danau Limboto merupakan danau yang berada di Kabupaten Gorontalo,

Gambar 3. Karakter morfometrik dan meristik Kryptopterus spp. yang diukur

JENIS-JENIS IKAN YANG TERTANGKAP DI SUNGAI BATANGHARI NAGARI SITIUNG KECAMATAN SITIUNG KABUPATEN DHARMASRAYA

INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN BUNTAL (FAMILI TETRAODONTIDAE) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS, KABUPATEN BENGKALIS, PROVINSI RIAU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

Studi Morfometrik dan Meristik Ikan Lemeduk (Barbodes schwanenfeldii) di Sungai Belumai Kabupaten Deli Serdang

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

CONCENTRATION OF CHLOROPHYL-a IN THE SOLOK PULAU LAKE, TANJUNG BALAM VILLAGE, SIAK HULU SUB DISTRICT, KAMPAR DISTRICT, RIAU PROVINCE ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian Masyarakat di sekitar Sungai Terhadap Keberadaan Ekosistem Sungai Siak

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perairan adalah suatu kumpulan massa air pada suatu wilayah tertentu, baik yang bersifat


J U R N A L M E T A M O R F O S A Journal of Biological Sciences ISSN:

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan Selais (O. hypophthalmus). Sumber : Fishbase (2011)

1b. Bibir bagian atas terpisah dari moncongnya oleh suatu lekukan yangjelas;pangkal bibir atas tertutup oleh lipatan kulit moncong 5

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian Bahan

STUDY FISHING GROUND IN KAMPAR RIVER, MERANGIN VILLAGE, KUOK DISTRICT, PROVINCE OF RIAU. By

Abstract Keywords : Osteochilus wandersii, Rokan Kiri River, morphometric, meristic, growth patterns

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif dengan metode

IKAN LOU HAN (Cichlasoma sp)

- Keterkaitan faktor fisika-kimia perairan terhadap karakter morfometrik tubuh. spp. dari bebcrapa lokasi penelitian di sungai Kampar dan sungai

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Spesifikasi Alat dan Bahan

Transkripsi:

1 Diversity of Fish Species in the Pinang Dalam Lake, Buluh Cina Village, Siak Hulu Sub-Regency, Kampar Regency, Riau Province By : Faddillah Kurnia1), Deni Efizon2) and Ridwan Manda Putra2) kurniafaddillah@yahoo.com Abstract A study on the diversity of freshwater fishes in the Pinang Dalam Lake was conducted from January to March 2014. Fish samples were captured 4 times, once in 2 weeks. This research aims to understand diversity of fish species, species of economic freshwater fishes and decorated freshwater fishes in that area. Fish was captured using gill net, seine, scoop-net, fishhook, fish trap and line fishing. The fishes captured were then describe and identified based on Saanin (1984) and Kottelat (1993) and they were photograped. Result shown that the fishes are belonged to 3 orders, 11 families, 23 genuses and 28 species. The fish collected are Barbodes gonionotus, B. Schwanefeldi, Cyclocheilichthys apogon, Hampala bimaculata, H. macrolepidota, Labiobarbus ocellatus, Osteochilus hasselti, Oxygaster anomarula Puntioplites waandersi, Puntius tetrazona, Rasbora cephalotaenia, Thynnichtys polylepis, Botia hymenophysa, Mystus nemurus, M. nigriceps, Kryotopterus apogon, K. limpok, Ompok hypophthalmus, Wallago leerii, Pangasius polyuranodon, Pristolepis grootii, Helostoma temminckii, Osphronemus goramy, Anabas testudineus, Belontia hasselti, Trichogaster leerii, T. trichopterus and Channa micropeltes. Water quality parameters were as follows: temperature 28-290C, depth 130-450 cm, transparency 31-76 cm, ph 5, Dissolved Oxygen 4,10-6,56 mg/l. Keywords: Freshwater Fish, Diversity, Pinang Dalam Lake 1) Student of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University 2) Lecturer of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University PENDAHULUAN Danau Pinang Dalam merupakan salah satu danau oxbow dari sekian banyak danau oxbow ada di Desa Buluh Cina Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Selain daya tarik sebagai objek wisata, danau Pinang Dalam memiliki produktivitas perikanan cukup tinggi sehingga merupakan daerah fishing ground dapat dijadikan tempat pengembangan usaha perikanan tangkap dan juga dijadikan wilayah konservasi perikanan (reservat). Danau Pinang Dalam merupakan danau oxbow terbentuk melalui pemutusan aliran sungai, pada bagian sungai berkelok-kelok akibat proses alami berupa pengendapan dan erosi. Faktor lingkungan sangat berpengaruh bagi sebuah oxbow adalah volume air, dimana pada waktu musim kemarau ketinggian permukaan air di oxbow sangat rendah sedangkan pada musim hujan ketinggian permukaan air tinggi dipengaruhi oleh masuknya air kedalam danau dari sungai. Kondisi ini akan mempengaruhi komposisi ikan-ikan hidup di danau sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui

2 keanekaragaman jenis ikan di Danau Pinang Dalam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenisjenis ikan dan mengetahui jenis-jenis ikan ekonomis dan ikan hias terdapat di Oxbow Pinang Dalam. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah didapatnya data tentang jenis-jenis ikan ada di Oxbow Pinang Dalam dapat digunakan sebagai acuan serta masukan dalam pengelolaan, pengembangan seta pembuat kebijakan dalam usaha mempertahankan keanekaragaman ikan-ikan dan kelestarian lingkungan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2014 di Danau Pinang Dalam Desa Buluh Cina Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau dan identifikasi sampel dilaksanakan di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Bahan digunakan dalam penelitian ini adalah es batu, formalin dan bahan-bahan kimia untuk pengukuran kualitas air seperti Amilum, MNSO4, Natrium tiosulfat, H2SO4, dan NaOH KI. Alat-alat digunakan adalah berbagai jenis alat tangkap seperti: jaring insang (Gillnet), pancing, jala, tangguk, rawai dan sempirai. Ember plastik, coolbox, perahu motor (pompong) digunakan untuk pengoperasian alat tangkap, serta alat pengukuran kualitas air (insitu) seperti termometer, tali dengan pemberat dan meteran untuk mengukur kedalam perairan, secchi disk, ph indikator, botol BOD, erlenmeyer, pipet tetes dan gelas ukur. Metode digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, dimana Oxbow Pinang Dalam Desa Buluh Cina dijadikan lokasi survei dan ikan terdapat di oxbow dijadikan sebagai objek penelitian. Pengambilan sampel ikan dilakukan secara sampling dan sensus, secara sampling digunakan untuk ikanikan didapat dalam jumlah banyak dan diambil 5 ekor sebagai perwakilan. sedangkan secara sensus digunakan untuk ikan-ikan tertangkap dalam jumlah sedikit atau kurang dari 5 ekor. Pengambilan ikan sampel dilakukan sebanyak empat kali selama bulan Januari-Februari 2014 dengan interval waktu pengambilan sekali dua minggu. Sampel didapat dengan cara ditangkap langsung dengan menggunakan alat tangkap dan membeli kepada nelayan setempat. Pengukuran kualitas air dilakukan secara langsung di lapangan. Sampel ikan diperoleh dari lapangan diawetkan dan diidentifikasi di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dengan mengamati ciri morfometrik dan meristik dimiliki oleh masing-masing jenis dengan panduan buku identifikasi karangan Saanin (1984) dan Kottelat et al. (1993). Komposisi Jenis (P) Komposisi jenis dianalisis dengan menggunakan persamaan Odum (1996), yaitu: = x 100% P = Komposisi Jenis (%) ni = Jumlah Individu Tiap Jenis N = Jumlah Individu Seluruh Jenis Indeks Keanekaragaman (H ) Indeks keanekaragaman jenis dihitung menurut rumus dikemukakan oleh Shanon-Wiener (Odum, 1971) yaitu: H = - pi log2 pi H = Indeks keanekaragaman ShannonWienner

3 pi = Perbandingan antara jumlah individu spesies jenis ke-i dengan jumlah total individu (ni/n) S = Jumlah spesies ni = Jumlah individu jenis ke-i Indeks Keseragaman (E) Formula dari indeks keseragaman Pielou (E) menurut Pielou (1966) dalam Odum (1983) yaitu: E= E = Indeks keseragaman H maks = Log2S S = Jumlah spesies dalam komunitas H = Indeks keanekaragaman Shannon Wienner Indeks Dominansi (C) Indeks dominasi dihitung dengan formula Margalef (1958) dalam odum (1983): = ( )2 C = Indeks Dominansi Simpson, N = Jumlah individu seluruh spesies, ni = Jumlah individu dari spesies ke-i. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian dilakukan diperoleh ikan hasil tangkapan sebanyak 224 ekor termasuk kedalam 28 spesies, terdiri dari 23 genus, 11 famili dan 3 ordo. Dari 28 jenis ikan tertangkap 12 jenis diantarannya termasuk kedalam famili Cyprinidae. Famili Cyprinidae merupakan famili dengan jenis terbanyak di temukan selama penelitan. Banyaknya jumlah jenis dari famili Cyprinidae ini ditemukan, disebabkan famili ini merupakan famili ikan air tawar terbesar di setiap tempat di dunia, kecuali Australia, Madagaskar, Selandia Baru dan Amerika Selatan (Kottelat et al. 1993). Beberapa hasil peneltian diperoleh di beberapa sungai dan rawa banjiran di kawasan pulau Sumatra menunjukkan hal serupa, seperti di sungai Ukai sebagian besar spesies ikan di dapat dari suku Cyprinidae (46,87 %) Pulungan, (2011). Adapun deskripsi dan identifikasi dari masing-masing spesies ikan selama penelitian adalah sebagai berikut: 1. Ordo Cypriniformes, Famili Cyprinidae Genus Barbodes Barbodes gonionotus (Tawes) dan B. schwanefeldi (Kapiek) Ikan tawes memiliki Bentuk perut agak membundar. Jari-jari sirip D.I.8, P.10, V.8, A.6. Garis rusuk lengkap dengan 27 sisik, sisik antara garis rusuk dan permulaan sirip punggung 31/2 sisik, sekeliling batang ekor 14 sisik. Sedangkan ikan kapiek memiliki jari-jari sirip D.I.8-9, P.12-15, V.II.8, A.2.6, garis rusuk lengkap, antara garis rusuk dan sirip punggung 8 sisik, antara pangkal sirip punggung dan pangkal kepala 13 sisik, pangkal sirip punggung bertepatan dengan sisik garis rusuk ke 11. Genus Cyclocheilichthys Cyclocheilichthys apogon (Sipaku) Sirip berwarna merah keorenorenan, jari-jari sirip D.I.8-9, P.12-14, V.I.9, A.I.5. Garis rusuk 32 sisik, antara garis rusuk dan sirip punggung 7 baris sisik, terdapat barisan titik-titik hitam di sepanjang barisan sisik, jumlah sisik didepan sirip punggung 14 baris sisik, jumlah sisik keliling batang ekor 16 sisik. Genus Hampala Hampala bimaculata (Dungan) dan H. macrolepidota (Barau) Ikan dungan mempunyai gurat sisi lengkap tidak sempurna, dimulai dari sudut atas operculum sampai ke pertengahan pangkal sirip ekor. Jari-jari sirip D.9, P.10, V.8, A.7. sisik pada garis rusuk berjumlah 27 sisik, sedangkan ikan

4 barau Jari-jari sirip D.9-10, P.10-12.3-6, V.9-10, A.7, sisik pada garis rusuk berjumlah 28 sisik. Genus Labiobarbus Labiobarbus ocellatus (Mali) Ikan mali memiliki pola warna berbentuk lingkaran dengan titik-titik di tengah sirip dada dan ujung gurat sisi dengan badan berwarna perak atau silver. Bentuk gurat sisi lengkap berjumlah satu baris dan terdiri lebih dari 60 sisik.permulaan sirip perut sedikit dibelakang siri punggung, sirip ekor bercagak. Jari-jari sirip D.28, P.13, V.9, A.8, sisik pada gurat sisi berjumlah 68 sisik. Genus Osteochilus Osteochilus hasselti (Paweh) Bentuk tubuh pipih, tubuh berwarna perak kekuningan. Kepala tumpul, bentuk mulut terminal, memiliki sepasang sungut terletak disudut mulut. Terdapat bercak hitam bulat dan besar pada batang ekor. Sirip punggung dengan jari-jari bercabang. Jari-jari sirip D.3.17, P.9, V.9-10, A.6.1, antara garis rusuk dan sirip punggung terdiri 51/2 baris sisik, batang ekor dikelilingi 16 sisik, garis rusuk terdiri dari 35 sisik. Genus Oxygaster Oxygaster anomarula (Sepimping) Bentuk tubuh pipih, bilateral simetri. Kepala bersisik, ujung kepala lancip, mulut mengarah keatas (superior), bentuk mulut protactile dan ukuran mulut sempit, ukuran bibir tebal, bibir atas bersambung dengan bibir bawah dan tidak bersungut. Jari-jari sirip D. 7-8, P. 10, V.7, A. 20-21, gurat sisi satu, bengkok kearah bawah dan berakhir di pertengan pangkal sirip ekor, berjumlah 50 sisik. Genus Puntioplites Puntioplites waandersi (Daro Putih) Badan polos keperakkan, punggung berwarna hijau kecoklatcoklatan. Garis rusuk lengkap, jari-jari tidak bercabang terakhir dari sirip punggung bertulang. Jari-jari bertulang sirip punggung sebelah kebelakang bergerigi. Garis rusuk lengkap dengan 47 sisik, terdapat 9 sisik antara awal sirip punggung dan gurat sisi dan batang ekor dikelilingi 20 sisik. Jari-jari sirip D.I.9, P.20, V.9, A.I.5, batang ekor dikelilingi 20 sisik, antara garis rusuk dengan sirip punggung 9 sisik, garis rusuk dengan sirip perut 6 sisik. Genus Puntius Puntius tetrazona (Sumatra) Ciri spesifik dimiliki ikan sumatra adalah badan berwarna kekuningan dengan 4 belang melintang satu melalui mata dan satu pada pangkal sirip ekor. Gurat sisi tidak sempurna hanya memiliki 8-9 sisik berpori dan batang ekor dikelilingi 12 sisik dan memiliki 4 sunggut. Jari-jari sirip D.I.6, P.5, V.5, A.5, antara garis rusuk dan sirip punggung terdiri dari 41/2 sisik, 12 sisik sekeliling batang ekor. Genus Rasbora Rasbora cephalotaenia (Pantau) Memiliki ciri spesifik pada badan terdapat garis warna gelap memanjang terdiri dari dua baris bintik-bintik. Bentuk badan agak memanjang, perut agak mendatar. Kepala pendek meruncing. Jumlah sisik keliling batang ekor 10 baris sisik. Jumlah sisik diatas garis rusuk 41/2 baris sisik, jumlah sisik di bawah garis rusuk 21/2 baris sisik. Jari-jari sirip D.I.7, P.I.12, V.I.8, A.I.5, garis rusuk terdiri dari 32 sisik, permulaan sirip punggung bertepatan dengan sisik garis rusuk ke 12.

5 Genus Thynnichtys Thynnichtys polylepis (Motan) Bentuk tubuh pipih memanjang seperti anak panah (sagitiform) dan berwarna keperak-perakkan. Kepala lancip, mulut terletak di anterior atau ujung kepala atau agak kebawah dan kecil, posisi mulut terminal atau berada tepat di ujung hidung. Gurat sisi sempurna, jarijari sirip D.10, P.8-10, V.I.5, A.6-8, sisik pada garis rusuk berjumlah 67 sisik,antara garis rusuk dan sirip punggung 17 sisik. Famili Cobitidae Genus Botia Botia hymenophysa (Ciling-ciling) Ciri spesifik dimiliki ikan ini adalah memiliki 12-14 pita tegak berwarna kebiru-biruan bertepi hitam ( berwarna pucat lebih lebar). Terdapat bercak dan garis warna pada ujung sirip punggung, 12-13 jari-jari bercabang pada sirip punggung (Kottelat et al., 1993). 2. Ordo Siluriformes, Famili Bagridae Genus Mystus Mystus nemurus (Baung) dan M. nigriceps (Ingir-ingir) Pada ikan baung panjang pangkal sirip lemak sama dengan panjang pangkal sirip dubur, jari-jari sirip D.I.7, P.I.8, V.6, A.9-12, sedangkan ikan ingir-ingir sirip lemak lebih panjang dari pada sirip dubur dan bersambung dengan sirip punggung, Jari-jari sirip D.I.7, P.II.10, V.10, A.8-9. Famili Siluridae Genus Kryptopterus Kryotopterus apogon (Lais Timah) dan K. limpok (Selais Janggut) Ikan lais timah memiliki tumpuk gigi pada tulang mata bajak satu tumpuk dan bersudut-sudut. Sirip dada lebih pendek dari kepala. Sirip punggung tidak ada. P.I.14-15, V.10-11, A.79-85, sedangkan ikan selais janggut memiliki sungut rahang bawah lebih panjang dari kepala dan hampir mencapai sirip dada, sungut rahang atas hampir mencapai sirip dubur. D.2, P.I.10, V.6-8, A.76-79. Genus Ompok Ompok hypophthalmus (Selais Danau) Bintik-bintik atau garis warna pada sisi badan. Bentuk tubuh pipih dan memanjang. Bentuk mulut terminal, terdapat lemak dibagian kepala. Terdapat sepasang sungut pada rahang bawah memanjang mencapai bagian tegak lurus dari pinggiran mata. Cuping sirip ekor meruncing, jari-jari sirip D.4, P.I.14, V.8 A.76. Genus Wallago Wallago leerii (Tapah) Pada samping mulut terdapat sungut panjangnya 1/3 kali panjang tubuh. Panjang sirip dada lebih pendek dari panjang kepala, sirip dada berwarna hitam. Jari-jari sirip D.5, A.70, P.I.12-13, V.9-10. Famili Pangasidae Genus Pangasius Pangasius polyuranodon (Juaro) Memiliki dua sungut pada rahang bawah, sungut tumpul, gigi vomerine bersatu membentuk bidang segi empat lebarnya 1,5 kali panjang nya tetapi tidak bersatu dengan bidang gigi palatine, panjang kepala 5,5-6,1 lebih kecil dari panjang baku, D. I.7, P.I.12, V.6, A.35. 3.Ordo Perciformes, Pristolepididae Genus Pristolepis Pristolepis grootii (Katung) Famili

6 Gurat sisi lengkap tidak sempurna (terputus-putus), gurat sisi pertama 21 sisik, Gurat sisi kedua dimulai pada sisik gurat sisi pertama ke 18 atau 19. Antara gurat sisi pertama dan kedua terdapat 2 baris sisik. Jari-jari sirip D.XIII.16, P.13, V.I.5, A.III.8 Famili Helostomatidae Genus Helostoma Helostoma temmincki (Tambakan) Gurat sisi lengkap tetapi tidak sempurna yaitu gurat sisi terbentuk terdiri dari beberapa garis tidak saling berhubungan. Jari-jari sirip D.XVIIXVIII.13-16, P.2.11, V.I.5, A.XIVXV.17-19, jumlah sisik pada garis rusuk 44 sisik. Famili Osphronemidae Genus Osphronemus Osphronemus gouramy (Gurami) Sirip perut dengan 1 dengan jarijari keras, jari-jari kedua bermodifikasi menjadi bulu cambuk. Jarijari sirip D.XIII.11-13, P.2.13, V.1.5 A.XXI.20-21, sisik pada garis rusuk berjumlah 31 sisik. Famili Anabantidae Genus Anabas Anabas testudineus (Betok) Gurat sisi terputus pada sisik ke 18 dan dimulai kembali dibawah gurat sisi sebelumnya pada sisik ke 15 dan berakhir pada pertengahan pangkal sirip ekor. Jarijari sirip D.XV-XVII.9, P.14, V.I.5, A.IXX.8-9, sisik pada gurat sisi berjumlah 27 sisik. Famili Belontidae Genus Belontia Belontia hasselti (Selinca) Badan berwarna coklat setiap sisik mempunyai pinggiran hitam, pola warna hitam berbentuk jala pada sirip ekor dan ujung sirip ekor membundar. Pada ikan muda memiliki bercak hitam pada pinggiran belakang pangkal sirip punggung.jari-jari sirip D.XVII-XVIII.11, P.II.10, V.I.5, A.XV-XVI.11-12, sisik pada garis rusuk berjumlah 31 sisik. Genus Trichogaster Trichogaster leeri (Sepat Mutiara) dan T. trichopterus (Sepat Rawa) Pada ikan sepat mutiara terdapat sebuah garis warna ditengah sungut sampai ujung sirip ekor berwarna gelap. Ujung kepala meruncing, bagian kepala di belakang mata berukuran kurang dari 2x mata, posisi mulut terminal, sirip ekor bercabang dua dan letak sirip punggung dipertengahan badan. Jari-jari sirip D.VII.8, P.6, A.XIII.25-27, sedangkan ikan sepat siam memiliki posisi mulut terminal, bagian kepala dibelakang mata berukuran 2x atau lebih, sirip ekor bercabang dua dan letak sirip punggung dipertengahan badan. Jari-jari sirip D.VI.9, P.7, A.XI.34. Famili Channidae Genus Channa Channa micropeltes (Toman) Badan memanjang subsilindris, kepala pipih, bersisik persis seperti kepala ular.pada bagian bawah badan berwarna putih. Permulaan sirip punggung di depan sirip perut, sirip punggung terpisah dengan sirip ekor dan sirip ekor membundar, jari jari sirip D.42, P.16, V.7, A.28, diantara jari-jari sirip punggung sebelah ke muka dan garis rusuk terdidi dari 51/2 sisik, sisik pada garis rusuk berjumlah 82 sisik Ciri-ciri ikan diidentifikasi sesuai dengan pendapat Saanin (1984) dan Kottelat et al. (1993).

7 Berikut ini adalah gambar dari ikan-ikan tertangkap selama penelitian: 1. 3. 5. 7. 9. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 2. 4. 6. 8. 10. 11. l2. 13. 14. 15. 16. 17. (1)Barbodes gonionotus, (2)B. Schwanefeldi, (3)Cyclocheilichthys apogon, (4)Hampala bimaculata, (5)H. macrolepidota, (6)Labiobarbus ocellatus, (7)Osteochilus hasselti, (8)Oxygaster anomarula (9)Puntioplites waandersi, (10)Puntius tetrazona, (11)Rasbora cephalotaenia, (12)Thynnichtys polylepis, (13)Botia hymenophysa, (14)Mystus nemurus, (15)M. nigriceps, (16)Kryotopterus apogon, (17)K. limpok, (18)Ompok hypophthalmus, (19)Wallago leerii, (20)Pangasius polyuranodon,

8 (21)Pristolepis grootii, (22)Helostoma temminckii, (23)Osphronemus goramy, (24)Anabas testudineus, (25)Belontia hasselti, (26)Trichogaster leerii, (27)T. trichopterus dan (28)Channa micropeltes. Komposisi Jenis Ikan Helostoma temmincki (tambakan) merupakan jenis dengan persentase tertinggi yaitu 38,39% dengan jumlah individu 86 ekor. Tinggi nya persentase ikan Helostoma temmincki (tambakan) karena kondisi lingkungan perairan Danau Pinang Dalam banyak ditumbuhi vegetasi tumbuhan air, warna air kecoklat-coklatan, ph air tergolong asam dan ketersediaan makanan mencukupi sesuai dengan habitat ikan tambakan (Helostoma temmincki). Sedangkan persentase terendah terdapat pada jenis Hampala bimaculata, Barbodes gonionotus, Puntioplites waandersi, Rasbora cephalotaenia, Trichogaster trichopterus, Channa micropeltes dan Pangasius polyuranodon masing-masing 0,45% atau 1 individu. Indeks Keanekaragaman (H ) Dari hasil analisis telah dilakukan diperoleh nilai keanekaragaman jenis (H ) 3,5018 berarti nilai keanekaragamannya sedang. Fitriana (2006) menyatakan nilai indeks keanekaragaman sedang menunjukkan bahwa kondisi produktivitas cukup tinggi, kondisi ekosistem seimbang, dan tekanan ekologi sedang. Indeks Keseragaman Jenis (E) Nilai indeks keseragaman jenis (E) di Danau Pinang Dalam yaitu 0,73 nilai tersebut termasuk dalam kategori sedang. Nilai tersebut menunjukkan bahwa keseragaman jenis di Danau Pinang Dalam dimiliki masing-masing spesies relatif merata atau jumlah individu masing-masing spesies relatif sama. Indeks Dominasi Jenis (C) Nilai indeks dominasi jenis ikan (C) di Danau Pinang Dalam sebesar 0,1474 termasuk dalam kategori rendah artinya tidak terdapat spesies mendominasi atau struktur komunitas dalam keadaan stabil. Kualitas Perairan Danau Pinang Dalam Tabel 1. Parameter Kualitas Air di Danau Pinang Dalam No Parameter Diamati Satuan Nilai 1 Kedalaman Cm 130-450 2 Kecerahan Cm 31-76 3 Suhu 4 5 0 C 28-29 ph - 5 Oksigen Terlarut mg/l 4,106,56 Sumber : Data Primer 2014 Dari hasil pengukuran kualitas air dilakukan menunjukkan kondisi Danau Pinang Dalam tergolong baik dan sesuai untuk kehidupan organisme ikan dan memiliki potensi sumberdaya alam tinggi, pengelolaan dari pihak terkait akan lebih bermanfaat untuk mengoptimalkan potensi danau dengan menjaga kelestariannya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari penelitian telah dilakukan di Danau Pinang Dalam Desa Buluh Cina dapat disimpulkan bahwa di Danau Pinang Dalam memiliki kekayaan jenis ikan terdiri dari 11 famili, 23 genus dan 28 spesies. Famili terbesar adalah Cyprinidae (12 spesies). Semua jenis ikan didapat merupakan ikan ekonomis, karena ditangkap oleh nelayan, diperjual belikan dan dikonsumsi oleh masyarakat. Ikan paling mahal harga

9 jualnya adalah ikan tapah (Wallago leeri), baung (Mystus nemurus) dan toman (Channa micropeltes). Sedangkan ikan tergolong ikan hias adalah ikan sumatra (Puntius tetrazona), ciling-ciing (Botia hymenophysa), gurami (Osphronemus gouramy), tambakan (Helostoma temminckii), betok (Anabas testudineus), sepat mutiara (Trichogaster leeri) dan sepat rawa (T. trichopterus) karena memiliki bentuk dan warna menarik serta indah. Nilai indeks keanekaragaman jenis (H ) yaitu 3,5018 (sedang), nilai indeks keseragaman (E) yaitu 0,73 (sedang) dan indeks dominasi jenis (C) yaitu 0,1474 (tinggi). Kondisi kualitas perairan di Danau Pinang Dalam menunjukkan kedalaman 130-450 cm, kecerahan 31-76, suhu 28-290C, ph 5 dan oksigen terlarut 4,10-6,56 mg/l. 5.2 Saran Untuk melengkapi data keberadaan jenis ikan di Danau Pinang Dalam disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan waktu penelitian lebih lama dan alat tangkap lebih bervariasi. DAFTAR PUSTAKA Fitriana, Y.R. 2006. Keanekaragaman dan Kemelimpahan Makrozoobentos di Hutan Mangrove Hasil Rehabilitasi Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali. Biodiversitas Volume 7, Nomor 1 Halaman: 67-72 Kotellat. M., A. Whitten, S.N Kartikasari, & S. Wi rjoatmojo. 1993. Freshwater Fish cf Western Indonesia and Sulawesi. Periplus edition limited. Pulungan, C.P. 2011. Ikan-Ikan Air Tawar dari Sungai Ukai, Anak Sungai Siak, Riau. Berkala Perikanan Terubuk, hal 24-32. Odum, E.P. 1971. Fundamental of ecology, Third edition. W.B. Sauder Company. Phili-delpia. Saanin. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid 1 dan 2. Bina Cipta, Jakarta.