Analisis Mekanisme Sumber Gempa Vulkanik Gunung Merapi di Yogyakarta September 2010

dokumen-dokumen yang mirip
matematis dari tegangan ( σ σ = F A

batuan pada kulit bumi secara tiba-tiba akibat pergerakaan lempeng tektonik.

S e l a m a t m e m p e r h a t i k a n!!!

Sebaran Jenis Patahan Di Sekitar Gunungapi Merapi Berdasarkan Data Gempabumi Tektonik Tahun

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

Tes Kemampuan Kognitif Materi Pokok Gempa Bumi

BAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK

Bab 2. Teori Gelombang Elastik. sumber getar ke segala arah dengan sumber getar sebagai pusat, sehingga

Gempa atau gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang terjadi pada lokasi tertentu pada permukaan bumi, dan sifatnya tidak berkelanjutan.

INTERPRETASI EPISENTER DAN HIPOSENTER SESAR LEMBANG. Stasiun Geofisika klas I BMKG Bandung, INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dzikri Wahdan Hakiki, 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar Gambar Beberapa Gunungapi di Pulau Jawa

ANALISA SESAR AKTIF MENGGUNAKAN METODE FOCAL MECHANISM (STUDI KASUS DATA GEMPA SEPANJANG CINCIN API ZONA SELATAN WILAYAH JAWA BARAT PADA TAHUN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. semakin kuat gempa yang terjadi. Penyebab gempa bumi dapat berupa dinamika

UNIT X: Bumi dan Dinamikanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SESMISITAS. Bayu Baskara

ANALISIS MEKANISME FOKUS GEMPA DI BLITAR-JAWA TIMUR 17 MEI 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1

LAPORAN GEMPABUMI Mentawai, 25 Oktober 2010

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

GEMPABUMI AKIBAT UJICOBA NUKLIR KOREA UTARA AWAL 2016

BAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara

SOAL UAS SEISMOLOGI TAHUN

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Sistematika Penulisan...

GELOMBANG SEISMIK Oleh : Retno Juanita/M

DAFTAR ISI. BAB III. DASAR TEORI 3.1. Seismisitas Gelombang Seismik Gelombang Badan... 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Trench. Indo- Australia. 5 cm/thn. 2 cm/thn

GEMPA VULKANIK GUNUNGAPI KELUD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

M MODEL KECEPATAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE TOMOGRAFI DATA MICROEARTHQUAKE DI LAPANGAN PANAS BUMI ALPHA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. TEORI DASAR. A. Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. akumulasi stress (tekanan) dan pelepasan strain (regangan). Ketika gempa terjadi,

GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. komplek yang terletak pada lempeng benua Eurasia bagian tenggara (Gambar

MELIHAT POTENSI SUMBER GEMPABUMI DAN TSUNAMI ACEH

Gb 2.5. Mekanisme Tsunami

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.4

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PERSEMBAHAN PRAKATA DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

Gambar 1.1 Kondisi tektonik Indonesia dengan panah menunjukan arah pergerakan lempeng (Sumber:

IDENTIFIKASI JALUR SESAR MINOR GRINDULU BERDASARKAN DATA ANOMALI MEDAN MAGNET

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BARAT LAUT KEP. SANGIHE SULAWESI UTARA

Analisa Shakemap dan Jenis Sesar Studi Kasus: Gempa bumi Terasa di Purworejo Jawa Tengah

Gempabumi Sumba 12 Februari 2016, Konsekuensi Subduksi Lempeng Indo-Australia di Bawah Busur Sunda Ataukah Busur Banda?

BAB 1 PENDAHULUAN. meruntuhkan bangunan-bangunan dan fasilitas umum lainnya.

KARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN

NEPAL MASIH PUNYA POTENSI GEMPA BESAR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity)

Analisis Karakteristik Prakiraan Berakhirnya Gempa Susulan pada Segmen Aceh dan Segmen Sianok (Studi Kasus Gempa 2 Juli 2013 dan 11 September 2014)

MEKANISME FOKUS GEMPA BUMI MENTAWAI 25 OKTOBER Skripsi

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode geofisika yang digunakan adalah metode seimik. Metode ini

PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SEISMISITAS

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sebaran episenter gempa di wilayah Indonesia (Irsyam dkk, 2010). P. Lombok

BAB I PENDAHULUAN. banyak dieksplorasi adalah sumber daya alam di darat, baik itu emas, batu bara,

ANALISIS HIPOSENTER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE FEBRUARI 2018 (GEMPABUMI PIDIE 08 FEBRUARI 2018) Oleh ZULHAM SUGITO 1

ANALISIS MEKANISME PUSAT GEMPA BUMI DI CILACAP JAWA TENGAH PADA TANGGAL 04 APRIL 2011

Studi Analisis Parameter Gempa Bengkulu Berdasarkan Data Single-Station dan Multi-Station serta Pola Sebarannya

Wahyuni Sofianti 1, Dr.Eng Idris Mandang, M.Si 2 1 Program Studi Fisika FMIPA, Universitas Mulawarman

STUDI KASUS FOCAL MECHANISM SOLUTION GEMPA DI SELAT SUNDA 26 AGUSTUS 2008 BERDASARKAN GERAK AWAL DAN BENTUK GELOMBANG P

ANCAMAN GEMPABUMI DI SUMATERA TIDAK HANYA BERSUMBER DARI MENTAWAI MEGATHRUST

Analisis Kejadian Rangkaian Gempa Bumi Morotai November 2017

PENENTUAN HIPOSENTER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE JANUARI Oleh ZULHAM SUGITO 1

Untuk mengetahui klasifikasi sesar, maka kita harus mengenal unsur-unsur struktur (Gambar 2.1) sebagai berikut :

ANALISIS PROBABILITAS GEMPABUMI DAERAH BALI DENGAN DISTRIBUSI POISSON

KAJIAN TREND GEMPABUMI DIRASAKAN WILAYAH PROVINSI ACEH BERDASARKAN ZONA SEISMOTEKTONIK PERIODE 01 JANUARI DESEMBER 2017

BAB I PENDAHULUAN. Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Hindia-Australia yang lazim

III. TEORI DASAR. dan mampu dicatat oleh seismograf (Hendrajaya dan Bijaksana, 1990).

ANALISIS DATA SEISMIK DI PEDUKUHAN NYAMPLU AKIBAT KERETA LEWAT

Karakteristik mikrotremor dan analisis seismisitas pada jalur sesar Opak, kabupaten Bantul, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS).

ANALISIS MEKANISME FOKUS GEMPA BUMI DI MEULABOH (NANGGROE ACEH DARUSSALAM) 9 MEI 2010

PENGIDENTIFIKASIAN DAERAH SESAR MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh:

BAB II GEMPA BUMI DAN GELOMBANG SEISMIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Tektonik Indonesia (Bock, dkk., 2003)

IDENTIFIKASI SEBARAN EPISENTER DAN HIPOSENTER GEMPA VULKANIK GUNUNG API KELUT, JAWA TIMUR, BULAN JANUARI MEI 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2).

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN SEBARAN HIPOSENTER GUNUNGAPI MERAPI BERDASARKAN DATA GEMPA VULKANIK TAHUN 2006

III. TEORI DASAR. seismik juga disebut gelombang elastik karena osilasi partikel-partikel

BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian I.2. Latar Belakang Masalah

Analisis Energi Gempa Letusan Gunung Semeru 09 Oktober 2009

Gambar 1. Peta Seismisitas Indonesia (Irsyam et al., 2010 dalam Daryono, 2011))

ANALISIS RELOKASI HIPOSENTER GEMPABUMI MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUBLE DIFFERENCE WILAYAH SULAWESI TENGAH (Periode Januari-April 2018)

Estimasi Moment Tensor dan Pola Bidang Sesar pada Zona Subduksi di Wilayah Sumatera Utara Periode

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan

Dalam pengembangannya, geodinamika dapat berguna untuk : a. Mengetahui model deformasi material geologi termasuk brittle atau ductile

Persebaran Hiposenter Maluku Selatan Menggunakan Metode Double Difference

BAB I PENDAHULUAN. pertemuan diantara tiga lempeng besar, yaitu lempeng pasifik, lempeng Indo-

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan metode Single Event Determination(SED), alur kedua

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Sulawesi. Dari pencatatan yang ada selama satu abad ini rata-rata sepuluh gempa

Transkripsi:

Analisis Mekanisme Sumber Gempa Vulkanik Gunung Merapi di Yogyakarta September 2010 Emilia Kurniawati 1 dan Supriyanto 2,* 1 Laboratorium Geofisika Program Studi Fisika FMIPA Universitas Mulawarman 2 Program Studi Fisika FMIPA Universitas Mulawarman *Email: supriyanto@gmail.com Abstrak Telah dilakukan penelitian untuk menganalisis data seismogram (data seismik) gempa vulkanik Gunung Merapi September 2010 untuk mengetahui polaritas gerakan pertama gelombang P dan amplitude serta mengetahui mekanisme sumber gempa Vulkanik gunung Merapi September 2010. Data seismogram (data seismik) yang dianalisis dengan cara membaca rekaman data digital seismogram pembacaan data dilakukan oleh software Scream! 4.5 pada setiap menit dalam 1 jam pada bulan September 2010 dengan mendapatkan hasil sebanyak 122 data event gempa Vulkanik, baik gempa vulkanik tipe A (VTA) maupun gempa vulkanik tipe B (VTB). Dengan hasilnya berupa impuls pertama gelombang P dan amplitudo yang keduanya merupakan data yang akan diinput pada program FOCMEC.m menggunakan software Matlab yang outputnya berupa nodal mekanisme sumber gempa Vulkanik gunung Merapi yang disertai dengan keterangan strike, dip dan rake yang kemudian dapat dianalisis jenis sesarnya sesuai dengan tujuan dari peneltian ini. Hasil analisis mekanisme sumber gempa Vulkanik gunung merapi pada bulan September 2010 adalah 45% merupakan sesar turun (normal fault) dan 55% merupakan sesar naik (reverse fault atau thrust fault). Kata-kata kunci seismogram, impuls pertama gelombang P, amplitudo, sesar naik dan sesar turun. Pendahuluan Indonesia dikenal sebagai wilayah yang mempunyai tatanan geologi unik dan rumit. Hal ini dikarenakan, Indonesia merupakan jalur pertemuan tiga lempeng besar yaitu lempeng Indo-Australia yang relatif bergerak ke Utara, lempeng Eurasia yang relatif bergerak ke selatan, dan lempeng Pasifik yang relatif bergerak ke Barat. Pertemuan antar lempeng mengakibatkan sering terjadinya gempa bumi karena tumbukan atau pergeseran lempeng. Daerah Yogyakarta merupakan bagian dari jalur gempa bumi yang terbentang dari Pulau Sumatra, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara. Sebagai wilayah yang terletak dijalur gempa bumi, kondisi fisiografi Daerah Yogyakarta sangat dipengaruhi oleh aktivitas tumbukan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia. Kondisi ini menjadikan Daerah Yogyakarta sebagai salah satu kawasan dengan tingkat aktivitas seismik yang tertinggi di Indonesia. Keberadaan dapur magma Merapi yang berdekatan dengan zona seismik aktif, menyebabkan fluida di dapur magma menjadi labil karena terus menerus mendapat pukulan dan tekanan dari getaran gempa bumi yang seringkali terjadi. Penentuan mekanisme sumber gempa vulkanik menggunakan polaritas pertama gelombang P. Mekanisme sumber gempa vulkanik merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi sesar dan pergerakannya dengan cara menentukan parameter-paramater sesar berupa strike, dip dan rake. Gelombang secara umum merupakan fenomena perambatan gangguan (usikan) dalam medium sekitarnya. Gelombang mempunyai hubungan antara frekuensi (ƒ), panjang gelombang (λ) dan kecepatan (v) dan secara matematis dapat dirumuskan: v = ƒλ (1) ƒ : frekuensi λ v : panjanggelombang : kecepatan Gelombang Longitudinal (P) yaitu gelombang yang arah rambat searah dengan arah getar partikel medium yang dilewatinya. = λ + 2µ ρ v (2) p : Konstanta Lame (dyne/cm 2 ) : Densitas (g/cm 3 ) : Modulus geser (dyne/cm 2 ) 28

Gelombang S disebut juga gelombang shear atau gelombang transversal. Gelombang ini memiliki cepat rambat yang lebih lambat bila dibandingkan dengan gelombang P dan hanya dapat merambat pada medium padat saja [1]. s = λ ρ v (3) : Densitas (g/cm 3 ) : Modulus geser (dyne/cm 2 ) Mekanisme sumber gempa merupakan metode yang digunakan untuk menentukan jenis sesar dengan cara menentukan parameter-parameter sesar yang terdiri dari strike, dip dan rake. Mekanisme sumber gempa dapat ditentukan dengan beberapa cara, antara lain dengan menggunakan polaritas gerakan pertama gelombang P. Berdasarkan sifat radiasi gelombang P, polaritas gerakan pertama gelombang P dibedakan dalam bentuk gerakan kompresi dan dilatasi. Gerakan kompresi ditandai arah gerakan pertama naik, sedangkan gerakan dilatasi ditandai arah gerakan pertama turun. Rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi bagaimana cara menganalisis data seismogram gempa vulkanik Gunung Merapi pada bulan September tahun 2010 dan bagaimana cara penentuan mekanisme sumber gempa Vulkanik gunung Merapi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis data seismogram (data seismik) gempa vulkanik Gunung Merapi September 2010 untukmengetahui polaritas gerakan pertama gelombang P dan amplitude. Serta mengetahui mekanisme sumber gempa Vulkanik gunung Merapi September 2010. Salah satu manfaat dari penelitian dapat menjadi acuan instansi pemantauan gunung api tentang mekanisme sumber gempa vulkanik. Hal tersebut yang melatar belakangi penulis untuk meneliti lebih lanjut gempa vulkanik gunung Merapi di Yogyakarta September 2010. Metodologi Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari BPPTKG Yogyakarta yang hasilnya berupa rekaman seismogram yang telah dianalisa secara manual kemudian data tersebut dirubah menjadi data seismik Gunung Merapi yang dapat dianalisa kembali menggunakan software Scream! 4.5. Software yang digunakan antara lain Perangkat lunak Scream! 4.5 untuk menentukan polaritas gerakan pertama gelombang P (impuls pertama gelombang P), dan amplitudo. Serta Perangkat lunak program FOCMEC.m yang akan dibaca oleh software Matlab R2009a untuk menentukan mekanisme sumber gempa vulkanik Gunung Merapi. Input data pada penelitian ini adalah polaritas gerakan pertama gelombang P (impuls pertama gelombang P) dan amplitudo yang didapat dari picking data event gempa menggunakan software Scream! 4.5, kemudian data tersebut diinput ke dalam program FOCMEC.m dengan bantuan software Matlab. Sedangkan output datanya berupa nodal mekanisme sumber gempa vulkanik disertai dengan keterangan strike, dip dan rake yang kemudian dapat dianalisa jenis sesarnya. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan jaringan pemantauan seismik di BPPTKG pada tahun 2010 maka channel pada pengamatan gunung Merapi terdapat 9 buah statiun yaitu stasiun Woro (WOR), Pasarbubar (PAS), Pusunglondon (PUS), Klatakan (KLA), Labuhan (LBH), Gerawah (GRW), Deles (DEL), Gemer (GMR) dan Plawangan (PLA). Namun dalam pengolahan ini diambil beberapa stasiun yang baik yang dapat di seleksi kejadian eventnya. Gambar 1. Monitoring Jaringan dan Stasiun di Gunung Merapi Pada Gambar 1. nampak bahwa terdapat 9 stasiun pada gunung Merapi. Namun dalam penelitian ini digunakan 4 stasiun saja yaitu Pusung london (PUS), Klatakan (KLA), Deles (DEL), dan Plawangan (PLA). Seleksi data dilakukan dengan melakukan pemilahan data seismik dengan cara membaca rekaman data digital seismogram. Pembacaan data dilakukan oleh software 29

Scream! 4.5 pada setiap menit dalam 1 jam. Hal pertama yang dilakukan ketika penyeleksian data yaitu memilih kenampakan gelombang (waveform) yang tidak putus gelombangnya. Waveform yang baik akan memudahkan tahap selanjutnya yaitu pada tahap pengolahan data. Dalam menggunakan software Scream! 4.5akan diketahui rekaman sinyal seismiknya. Pembacaan sinyal ini dilakukan tiap menit untuk mencari Event gempa pada September 2010. Berikut adalah contoh data untuk gempa vulkanik pada 06 September 2010. Gambar 2. Tampilan data gempa Vulkanik pada 06 September 2010 Pada Gambar 2. terlihat bawah urutan untuk awal tiba gelombang secara berurutan adalah stasiun yang paling dekat dengan Gunung Merapi, yaitu stasiun Woro (WORO WOR0Z2), Pasar bubar (PASRB PAS0Z2), Pusung london (MERAPI SEISZ3), Klatakan (MERAPI SEISE2), Gerawah (MERAPI GRW0Z2), Deles (MERAPI SEISN2), Gemer (GEMER GEM0Z2), dan Plawangan (MERAPI SEISZ2). Namun dalam penelitian ini digunakan 4 stasiun saja yaitu Pusung london (PUS), Klatakan (KLA), Deles (DEL) dan Plawangan (PLA). Dengan menggunakan software Scream! 4.5 serta bantuan katalog waktu tiba datang bulan September 2010 dapat menghasilkan impuls pertama gelombang P dan amplitudo yang keduanya merupakan input data pada program FOCMEC.m menggunakan software Matlab. Mekanisme sumber gempa merupakan metode yang digunakan untuk menentukan jenis sesar dengan cara menentukan parameter-parameter sesar yang terdiri dari strike, dip dan rake. 1. Strike (Φ) adalah panjangnya pergesaran patahan secara horizontal yaitu sudut yang dibentuk jurus sesar dengan arah utara. Strike diukur dari arah utara ke timur searah jarum jam sampai jurus sesar 2. Dip ( ) adalah besarnya pergeseran patahan kearah bawah, yaitu sudut yang dibentuk oleh bidang sesar dengan bidang horizontal dan diukur pada bidang vertikal dengan bidang arahnya tegak lurus strike sesar 3. Rake (λ) adalah sudut yang dibentuk oleh arah slip dan strike sesar. Rake bernilai positif pada sesar naik (reverse fault) dan bernilai negatif pada sesar turun (normal fault) Jika parameter-parameter strike, dip dan rake diketahui maka dapat ditentukan jenis sesarnya. Berdasarkan genetisnya atau gaya yang bekerja padanya, sesar dibagi menjadi 4 bagian, yaitu sesar naik (reserve fault atau thrust fault), sesar turun (normal fault), sesar mendatar (strike dip fault) dan sesar kombinasi (oblique fault). Setelah mengetahui dasar dari penentuan sesar maka tahap selanjutnya adalah dengan menginput impuls pertama gelombang P dan amplitudo kedalam program FOCMEC.m dengan menggunakan software Matlab. Gambar 3. Event gempa Vulkanik pada 01 September dan 03 September 2010 Diambil beberapa contoh event gempa pada tanggal 01 September dengan stasiun PUS adalah P+ dan stasiun KLA, DEL, PLA adalah P-, serta pada tanggal 03 September kebalikan dari tanggal 01 September yaitu dengan stasiun PUS adalah P- sedangkan ketiga stasiun lainnya KLA, DEL, PLA adalah P+. Jika diinput kedalam program FOCMEC.m menggunakan software Matlab adalah berupa nodal seperti Gambar 4. Contoh event gempa pada 01 September 2010 : 30

Gambar 4. Solusi Mekanisme Sumber Gempa Vulkanik gunung Merapi pada 01 September 2010 Selain gambar nodal disertai juga keterangan strike, dip dan rake pada Command Window yang sudah dijadikan dalam notepad seperti Gambar 5. Gambar 5. Tampilan Command Window berisi strike, dip dan rake pada 01 September 2010 Tampak bahwa pada keterangan Command Window terlihat nilai rake 1 adalah -22.8169 dan rake 2 juga bernilai (-) yaitu - 140.6731 sehingga dapat disimpulkan bahwa solusi mekanisme sumber gempa Vulkanik gunung Merapi pada 01 September 2010 jenis sesarnya adalah sesar turun (normal fault). Pada Gambar 4 nodal mekanisme sumber gempa vulkanik gunung Merapi pada 01 September 2010 terlihat bahwa terdapat 4 tanda berupa dan. Tanda tersebut memiliki arti, untuk tanda merupakan impuls pertama gelombang P up (P+) dan tanda adalah impuls pertama gelombang P down (P-). Dilihat untuk tanggal 01 September memiliki sebanyak 1 dan sebanyak 3 dikarenakan pada stasiun PUS adalah P+ dan stasiun KLA, DEL, PLA adalah P-. Pada penelitian ini terdapat 122 data event gempa yang dianalisis dan terdapat 67 event gempa yang solusi mekanisme sumber gempa vulkaniknya merupakan jenis sesar naik (reserve fault atau thrust fault) dan sisanya 55 event gempa vulkanik jenis sesarnya adalah sesar turun (normal fault). Jika dipresentasekan dalam diagram lingkaran antara Sesar Naik dan Sesar Turun pada September 2010, maka Sesar Naik 55% dan Sesar Turun adalah 45%. Perhitungan presentasenya adalah sebagai berikut : 1. Sesar Naik (reverse fault atau thrust fault) jumlah sesar naik 100% = Presentase Sesar Naik jumlah keseluruhan sesar 67 100% = 54.91803 122 Jika dibulatkan menjadi 55%. 2. Sesar Turun (normal fault) jumlah sesar turun 100% = Presentase Sesar Turun jumlah keseluruhan sesar 55 100% = 45.08197 122 Jika dibulatkan menjadi 45%. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, yaitu mengenai Analisis Mekanisme Sumber Gempa Vulkanik Gunung Merapi September 2010, maka dapat disimpulkan : 1. Data seismogram (data seismik) yang dianalisis dengan cara membaca rekaman data digital seismogram pembacaan data dilakukan oleh software Scream! 4.5 pada setiap menit dalam 1 jam pada bulan September 2010 dengan mendapatkan hasil sebanyak 122 data event gempa Vulkanik, baik gempa vulkanik tipe A (VTA) maupun gempa vulkanik tipe B (VTB). Dengan hasilnya berupa impuls pertama gelombang P dan amplitudo yang keduanya merupakan data yang akan diinput pada program FOCMEC.m menggunakan software Matlab yang outputnya berupa nodal mekanisme sumber gempa Vulkanik gunung Merapi yang disertai dengan keterangan strike, dip dan rake yang kemudian dapat dianalisis jenis sesarnya sesuai dengan tujuan dari penelitian ini. 2. Hasil analisis mekanisme sumber gempa Vulkanik gunung Merapi pada bulan 31

September 2010 adalah 45% merupakan sesar turun (normal fault) dengan 55 data event gempa vulkanik gunung Merapi yang dapat dilihat pada lampiran. Sedangkan 55%nya merupakan sesar naik (reverse fault atau thrust fault) dengan jumlah 67 data event gempa yang juga dapat dilihat dalam lampiran. Sehingga mekanisme sumber gempa Vulkanik gunung Merapi pada bulan September 2010 merupakan sesar obliq (oblique fault) yaitu kombinasi antara sesar turun(normal fault) dan sesar naik(reverse fault atau thrust fault). Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih disampaikan kepada BPPTKG (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Kebencenaan Geologi) Yogyakarta yang telah memberikan dukungan mulai dari penyedian software, pengolahan data serta berlanjut pada proses interpretasi data penelitian. Referensi [1] Daryono. 2012. Aktivitas Gempa Bumi Tektonik di Yogyakarta Menjelang Erupsi Merapi 2010. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) : Yogyakarta. 32