BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan, yaitu: (i) murabahah, (ii) salam dan salam paralel (iii) istishna

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. guncangan krisis moneter dan menunjukan kinerja yang relatif baik dibandingkan

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share

BAB I PENDAHULUAN. Sistem ekonomi islam dengan konsep profit dan loss sharing yang. bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Fenomena menarik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah ini salah satunya dicirikan dengan sistem bagi hasil (non bunga)

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah dan Kredit Bank Konvensional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan. Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan-pembiayaan yang dapat membantu masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana fungsi utamanya sebagai penghimpun dan penyalur dana

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. juga berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi (intermediary instution), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana disebut dengan debitur. satu, yang sering disebut dengan pooling of fund yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tika Indah Kawuryan, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era modern ini perbankan syariah telah menjadi fenomena global,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DAN PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN ( Studi Kasus pada PT. BPR Syariah Al-Wadi ah )

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. krisis, perbankan syariah mulai dapat berdiri sedangkan sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Bank syariah secara umum bertujuan untuk mendorong dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai negara dengan kuantitas penduduk mus\im terbesar di dunia, institusi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Lely 2008:309)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat modal yang mencukupi, sehingga untuk menambah modal tersebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan perbankan yang bebas bunga dan beroperasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dan neraca pembayaran yang biasanya ditangani oleh kementrian keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tabungan, giro dan deposito berjangka (Oktriani, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Kata bank dapat diartikan sebagai tempat penyimpanan barang-barang

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah juga merupakan salah satu hal yang cukup berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. Islam dengan landasan moral dan prinsip-prinsip syariah Islam. Terutama yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1992, perbankan Indonesia menjadi maju dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pemberi layanan perbankan bagi masyarakat. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan syariah di dunia diperkirakan mencapai 250 miliar Dollar AS,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi umat islam. Rasa terpercaya, amanah dan aman serta

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 4 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menyatakan bahwa bank syariah wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana ke masyarakat (Yaya, dkk., 2012:54). Berdasarkan fungsi tersebut bank syariah kini mampu bersaing dengan lembaga keuangan lain dalam memberikan inovasi produk penyaluran dananya. Didalam menyalurkan dananya, bank syariah mengembangkan tiga model transaksi pembiayaan, yaitu: (1) jual beli, (2) bagi hasil/untung (3) sewa. Kemudian prinsip jual beli tersebut dikembangkan menjadi tiga bentuk pembiayaan, yaitu: (i) murabahah, (ii) salam dan salam paralel (iii) istishna dan istishna paralel ( Suwiknyo, 2010:17). Akan tetapi dari ketiga produk jual beli tersebut, produk dengan akad salam dan salam paralel belum dapat direalisasikan sampai saat ini. Sedangkan pada produk jual beli murabahah mengalami perkembangan dari tahun ke tahun dan produk istishna mengalami penurunan setiap tahun. Produk jual beli dengan skema istishna adalah jual beli yang didasarkan atas penugasan oleh pembeli kepada penjual untuk menyediakan barang atau suatu produk sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya dengan harga yang disepakati (Yaya, dkk., 2012:62). Menurut Nurhayati dan Wasiah (2009:211) akad istishna digunakan untuk produk 1

2 manufaktur seperti konstruksi/ pembangunan rumah, gedung, mesin pengolah bio diesel, dan lain sebagainya. Bank berdasarkan pada prinsip syariah atau bank islam berdasarkan prinsip syariah atau bank syariah/bank islam, seperti halnya bank konvensional juga berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi, yaitu mengerahkan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk pembiayaan. Bedanya hanyalah bank syariah melakukan kegiatan usahanya tidak berdasarkan bunga, tetapi berdasarkan prinsip syariah yaitu prinsip bagi hasil. Seperti bank konvensional bank syariah juga memberikan jasa-jasa perbankan islam yang terkait dengan jasa pembiayaan yang ditawarkan oleh produk-produk perbankan syariah terkemas dalam salah satu yang menjadi ciri khas bank syariah ialah pembiayaan yang berbasis akad jual beli atau yang di sebut dengan Murabahah. Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha. Menurut Weston dan Copeland (1998), semakin besar Net Profit Margin berarti semakin efisien perusahaan tersebut dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya.

3 Murabahah secara sederhana adalah suatu penjualan barang sehingga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. Jadi singkatnya, murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang di sepakati oleh penjual dan pembeli. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (Margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Murabahah adalah menjual barang dengan harga jual sebesar harga peroleh di tambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan harga perolehan tersebut kepada pembeli. Pembayaran Murabahah dapat dilakukan secara tunai atau secara tangguh. Akad ini merupakan salah satu bentuk Natural Certainly Contract, karena dalam murabahah ditentukan berapa required rate profitnya. Menurut Sayyid Sabiq murabahah adalah akad jual beli yang di tambahkan keuntungan dan disebutkan pada saat akad. Berkembangnya bank syariah saat ini merupakan bukti bahwa ajaran agama islam juga juga bisa di terapkan dalam kegiatan perekonomian. Hal ini didukung dengan keunggulan sistem bank syariah yang menggunakan skema bagi hasil. Skema bagi hasil atau yang biasa dalam fiqh mu amalah disebut sebagai transaksi Mudharabah yang merupakan salah satu yang membedakan antara bank konvensional dengan bank syariah. Menurut Zainul Arifin (2010:50) bank syariah mempunyai core produk pembiayaan berupa produk bagi hasil yang dikembangkan dalam produk Musyarakah dan Murabahah. Prinsip bagi hasil (Profit Sharing) merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi bank islam secara keseluruhan secara syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah.

4 Berdasarkan prinsip ini, bank islam berfungsi sebagai mitra, baik dengan penabung maupun dengan pengusaha yang meminjam dana. Syariah yang digunakan untuk menggantikan sistem bunga. Dalam kontrak ini terdapat hubungan antara pemilik modal (Shahibull mall/principal) dengan pelaku usaha (Mudharib/Agen) kontrak mudharabah adalah kontrak kerja sama yang menanggung untung rugi antara pemilik dana (Bank/Principal) dengan nasabah (kreditur/agent). Hubungan kontrak keuangan seperti dalam mudharabah ini biasanya di kenal dengan nama hubungan keagenan. Oleh karena itu, kontrak seperti itu menuntutnya adanya transparansi bagi kedua belah pihak. Jika salah pihak (utamanya nasabah) tidak menyampaikan secara transparan tentang hal-hal yang berhubungan dengan perolehan hasil, sehingga dapat terjadi aktivitas adverse selection yaitu masalah yang timbul dalam menyeleksi nasabah yang akan di berikan pembiayaan. Hal ini disebabkan karena sulitnya pihak bank untuk mengetahui dengan pastinya kriteria nasabah. Sedangkan moral hazard yaitu masalah yang dihadapi pihak bank ketika pembiayaan sudah dijalankan, adanya resiko bahwa nasabah kemungkinan menggunakan dana yang diberikan tidak untuk semestinya dan kemungkinan nasabah akan melaporkan hasil yang di dapatkan tidak sesuai dengan yang seharusnya. Dalam transaksi keuangan, masalah adverse selection dan moral hazard merupakan asymmetric information kontrak mudhrabah kontrak keuangan yang sarat dengan aktivitas asymmetric information. Dengan demikian, metode pembayaran pada jual beli murabahah muajjal sama persis dengan metode pembayaran jual beli istishna, yakni sama-sama

5 dengan sistem angsuran (installment). Satu satunya yang membedakan antara keduanya adalah ketika penyerahan barang. Hal tersebut diatas adalah sebuah kenyataan bahwa perbankan syariah semakin berkembang dan meneguhkan eksistensinya dalam percaturan ekonomi dewasa ini. Bahkan perbankan syariah semakin menunjukan eksistensinya performansinya yang menggembirakan. Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator, yaitu antara lain meningkatnya jumlah nasabah yang menitipkan dananya pada bank syariah, bertambahnya jumlah kantor cabang bank syariah yang berdampak pada peningkatan daya serap tenaga kerja. Meningkatnya jumlah nasabah yang tertarik terhadap produk yang ditawarkan bank syariah seperti murabahah dan mudharabah mempunyai hubungan terhadap profitabilitas bank syariah tersebut. Karena murabahah dan mudharabah merupakan jenis pembiayaan bank syariah yang nantinya memiliki hubungan profitabilitas bank, maka bank dalam memberikan pembiayan dengan prinsip syariah harus menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank sendiri maupun nasabah. Pembiayaan perbankan islam harus tersedia untuk meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan nilainilai islam. Disamping itu, pembiayaan yang disalurkan juga merupakan salah satu pendapatan bank syariah. Besarnya laba atau profit tentu berhubungan dengan besarnya pembiayaan yang di salurkan serta menunjukkan tingkat keberhasilan dalam melakukan kegiatan usahanya. Dengan demikian bank umum syariah sebagai lembaga yang dapat memediasi perputaran moneter pada suatu Negara dapat memberikan

6 pelayanan yang terbaik kepada nasabah baik nasabah pemilik dana ataupun nasabah pengguna dana (Pembiayaan). Hingga tahun 2014 pertumbuhan dan perkembanagan lembaga perbankan syariah di indonesia terus meningkat. Data pertumbuhan perbankan syariah tidak saja memperlihatkan daya tahan di tengah gejolak krisis keuangan global yang masih berlangsung, tetapi juga menunjukkan pertumbuhan yang fantastis dan prestasi serta performance yang baik. Menurut data Bank Indonesia desember 2014, kini sudah ada 12 Bank Umum Syariah ( BUS ), dan 34 Unit Usaha Syariah ( UUS ) dengan jaringan kantor yang terus yang pada tahun 2010 dengan jumlah kantor 1215 kantor dan terus meningkat hingga saat ini menjadi 2151 ditahun 2014, dengan demikian jumlah jaringan kantor layanan perbankan syariah periode 2010 2014 meningkat sebesar 77%. Supaya dapat tercipta tingkat profitabilitas yang baik dan masyarakat dalam melakukan investasi dengan sektor riil secara berkesinambungan, bermanfaat dan saling menguntungkan. Bertumpu dari beberapa paparan hasil pengamatan maka penulis tertarik untuk mengetahui hubungan antara hubungan antara pembiayaan murabahah dengan pembiayaan mudharabah pada tingkat profitabilitas pada bank BUMN Syariah periode, 2010-2014.

7 Data yang di gunakan ialah laporan keuangan per triwulan dari tahun 2010 2014, penulis mengambil data dari maret 2010 hingga desember 2014 dan data yang di gunakan saat ini baru 2 bank BUMN syariah yaitu bank BNI syariah dan BRI syariah. Dengan pembiayaan yang lebih besar dibandingkan porsi pembiayaan lainnya. Akad murabahah menjadi fokus dalam kegiatan bank syariah, murabahah merupakan akad jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Penjual harus memberi tahu harga produk yang dibeli dan menentukan tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Masyarakat mengetahui bank syariah itu terlepas dari riba, karena pada tahun 2003 Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan bahwa bunga bank itu haram dan Riba, dengan adanya pernyataan tersebut sebagian masyarakat mulai memindahkan tabungannya ke Bank Syariah. Di lihat dari pentingnya murabahah dan mudharabah yang mendominasi pendapatan bank syariah serta menyelamatkan citra bank syariah untuk itu penulis mengambil judul ANALISIS BAGI HASIL MURABAHAH DAN MUDHARABAH TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK BUMN SYARIAH PERIODE 2010-2014 B. Perumusan Masalah Berdasarkan analisis di atas, peneliti ini menguji tentang bagi hasil murabahah dan mudharabah terhadap profitabilitas. Oleh sebab itu dalam penelitian ini akan di kemukakan beberapa pertanyaan.

8 1. Apakah sistem bagi hasil murabahah berpengaruh terhadap profitabilitas pada Bank BUMN Syariah pada periode, 2010-2014. 2. Apakah sistem bagi hasil mudharabah berpengaruh terhadap profitabilitas pada Bank BUMN Syariah pada periode, 2010-2014. C. Tujuan dan Kegunaan Profitabilitas Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, tujuan dari perumusan masalah ini ialah. 1. Untuk Mengetahui pengaruh sistem bagi hasil murabahah terhadap profitabilitas pada Bank BUMN Syariah pada periode, 2010 2014. 2. Untuk Mengetahui pengaruh sistem bagi hasil mudharabah terhadap profitabilitas pada Bank BUMN Syariah pada periode, 2010 2014. Sedangkan kegunaan bagi peneliti adalah sebagai berikut : 1) Bagi Penulis Penelitian dapat digunakan sebagai sarana menambah wawasan tentang perbankan syariah secara mendalam tentang sistem pembiayaan akad jual beli murabahah dan mudharabah terhadap profibilitas pada Bank BUMN Syariah pada periode, 2010 2014. 2) Bagi Perbankan Syariah Diharapkan dari penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang positif untuk lebih meningkatkan kinerja Bank BUMN Syariah mengenai pendapatan bagi hasil murabahah dan mudharabah dalam upaya meningkatkan profitabilitas Net Profit Margin.

9 3) Bagi Pihak Lain Masyarakat diharapkan dapat berguna dan bermanfaat sebagai sumber bacaan, sehingga dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang pembiayaan akad jual beli murabahah dan mudharabah terhadap profitabilitas Net Profit Margin pada perbankan syariah.