BAB I PENDAHULUAN. Kondisi pembelajaran perguruan tinggi di Indonesia masih cukup. beragam permasalahan yang ditemukan. Beberapa temuan dari Tim

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING JIGSAW TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PRODI SI KEPERAWATAN STIKES GANESHA HUSADA KEDIRI

PENGARUH PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING JIGSAW TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PRODI SI KEPERAWATAN STIKES GANESHA HUSADA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawat merupakan suatu profesi dimana seorang petugas

PENELITIAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI JIGSAW DAN BAMBOO DANCINGSERTA MOTIVASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DAFTAR PUSTAKA. Arends, R. (2008). Cooperative Learning, Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : PT.

PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Tesis Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta S U T I K NIM

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional SK No. 045/U/202. tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi yang berbasis

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu tidak hanya dari dosen. Metode Pembelajaran SCL

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 4, Maret 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

WHELLY YULIANA K

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasir Pengaraian ABSTRAK ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TGT

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN. diri mereka sendiri. Seseorang yang memiliki kesadaran metakognitif

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digambarkan sebagai berikut : Perencanaan I

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar yang dibutuhkan mahasiswa

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA

PENINGKATAN KEAKTIFAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI KARANGPANDAN MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DISERTAI MODUL

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan proses pengembangan kreativitas. berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa,

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN Group Investigation (GI) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada

Kata kunci: metode, question student have, kooperatif, pembelajaran, IPS

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

Prosiding Seminar Nasional Prodi Teknik Busana PTBB FT UNY Tahun 2005 PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari siswa sejak

Mahasiswa Program Studi Pendidikan kimia, Jurusan PMIPA,FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas dan keberhasilan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas pendidikannya. Hal mendasar yang perlu

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 2 Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Stikes Surya Global merupakan salah satu insitusi. Kesehatan yang terletak di Ringroad selatan, Blado, Potorono

Mahasiswa S1 Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia 2 Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

* Keperluan korespondensi, tel/fax : ,

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan-kegiatan belajarnya dan memberi petunjuk atas perbuatan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DISERTAI SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PADA MATERI TERMOKIMIA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KARANGTANJUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bellanita Maryadi, 2013

*Keperluan korespondensi, HP: ,

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS BERBANTUAN KARTU DOMINO DENGAN MELIHAT KEMAMPUAN AWAL SISWA

*Keperluan Korespondensi, tel/fax: (0271) /648939, ABSTRAK

Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

MODEL JIGSAW DALAM PERKULIAHAN PENGANTAR ILMU EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI MAHASISWA

Oleh : Muhammad Mughni Izzatur Rochman, Universitas Negeri Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional peran guru menjadi kunci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang lebih

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

PRATIYAN ISNAENI K

Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol X, No 2, September 2017 ISSN E-ISSN X

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah instansi pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail

* Keperluan korespondensi:

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Dicky Pradana 14-24

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Oleh : Ari Pramono Guru SMA Negeri 1 Jogorogo, Ngawi ABSTRAK

PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

Endang Kusumaningtyas, S.Pd., M.Pd. SMP Negeri 2 Kota Pasuruan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi pembelajaran perguruan tinggi di Indonesia masih cukup beragam permasalahan yang ditemukan. Beberapa temuan dari Tim Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi, Direktorat Pendidikan Tinggi yang melaksanakan pelatihan pengembangan kurikulum diseluruh KOPERTIS di Indonesia menemukan berbagai masalah utama, salah satunya adalah pada model pembelajaran masih ditemukan pendekatan pembelajaran konvensional atau pendekatan pembelajaran berpusat pada pendidik atau TCL (Teacher Centered Learning) (Dikti, 2014). Model pembelajaran yang sudah dan sedang di implementasikan di Program Studi S1 Keperawatan STIKES Ganesha Husada Kediri, mayoritas model pembelajaran yang diimplementasikan masih menggunakan pendekatan konvensional atau yang bersifat tradisional. Pembelajaran dengan pendekatan konvensional yang saat ini masih umum digunakan diperguruan tinggi maupun disekolah tinggi keperawatan di Indonesia dinilai tidak sejalan lagi dengan kemajuan dunia pendidikan di era globalisasi ini. Dampak dari pembelajaran dengan pendekatan konvensional ini bisa menyebabkan mahasiswa menjadi tidak termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran, dan ini berdampak pada prestasi belajar yang dicapai oleh mahasiswa. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mody, et all, (2012), bahwa pembelajaran konvensional menyebabkan rendahnya motivasi belajar mahasiswa. Data yang didapat dari evaluasi melalui angket

2 mahasiswa di STIKES Ganesha Husada Kediri pada akhir semester ganjil tahun akademik 2014-2015, bahwa 34.78% menyatakan perkuliahan membosankan karena kurang melibatkan mahasiswa ; 23,18 % menyatakan materi yang dipelajari sangat banyak; 27,54 % menyatakan dosen kurang bervariasi dalam penggunaan metode pembelajaran dan 14,49 % (BAAK, SGH.2015). Termasuk data yang didapatkan dari bagian evaluasi akademik pada mahasiswa semester IV tahun akademik 2014-2015 didapatkan bahwa prestasi hasil belajar mahasiswa, yang ditunjukkan dari hasil indek prestasi kumulatif (IPK) ada 15 % mahasiswa dengan IPK kurang dari 3,00. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 6 April 2016 pada 38 mahasiswa di Program studi Keperawatan semester IV STIKES Ganesha Husada Kediri, menunjukkan hasil bahwa 21 mahasiswa (58%) mempunyai motivasi belajar rendah. Melihat fenomena diatas perlu adanya perubahan strategi pendekatan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Banyak strategi pendekatan pembelajaran yang inovatif yaitu menekankan pada keaktifan peserta didik. Pendekatan tersebut misalnya pembelajaran kooperatif yaitu merupakan bagian dari metode pendekatan SCL (Student Centered Learning), dimana terdapat banyak model pembelajaran kooperatif salah satunya adalah metode pembelajaran jigsaw, yaitu menekankan pembelajaran dalam kelompok kecil dimana mahasiswa belajar dan bekerja sama untuk mencapai tujuan secara optimal. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar mahasiswa (Arends, 2008).

3 Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan (Nursalam, 2008). Motivasi dibedakan menjadi dua yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik ini berfungsi tanpa memerlukan rangsangan dari luar, sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan dorongan yang timbul dari luar. Motivasi belajar tergolong dalam motivasi instrinsik yaitu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia (Sadirman, 2008). Menurut Hamalik (2008), motivasi belajar ialah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai oleh timbulnya perasaan dan reaksi untuk belajar. Untuk mendapat hasil belajar yang optimal, sangat diperlukan motivasi belajar yang tepat. Makin tepat motivasi yang diberikan, maka makin berhasil pula pelajaran yang dipelajari. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para peserta didik (Sardiman, 2008). Model pembelajaran jigsaw ini merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) yang mengupayakan seorang peserta didik mampu mengajarkan kepada peserta didik lain dan berusaha mengoptimalkan keseluruhan anggota kelas sebagai satu tim yang maju bersama. Mahasiswa membangun pengetahuannya sekaligus perasaan yang diwujudkan dalam perilaku belajar dan peduli terhadap orang lain. Penerapan pembelajaran kooperatif dengan model jigsaw, keaktifan mahasiswa tidak saja dalam menerima informasi tetapi juga dalam memproses informasi tersebut secara efektif, otak membantu melaksanakan refleksi baik secara

4 eksternal maupun internal. Belajar secara aktif, mahasiswa dituntut mencari sesuatu sehingga dalam pembelajaran seluruh potensi mahasiswa akan terlibat secara optimal. Pembelajaran kooperatif dengan dengan model jigsaw ini, mahasiswa tidak hanya mendengar dan melihat, tetapi juga mendiskusikan, mengerjakan dan mengajarkan yang dia ketahui kepada teman-temannya. Adapun tahap-tahap pembelajaran jigsaw menurut Aronson & Patnoe (2011) yaitu : (1) pendidik membuka proses pembelajaran ; (2) pendidik membagi kelompok menjadi 5-6 orang : (3) pendidik menunjuk pemimpin tiap kelompok ; (4) tiap kelompok diberi materi berbeda ; (5) tiap peserta didik mempelajari materi berbeda; (6) peserta didik membentuk kelompok ahli; (7) peserta didik kembali kekelompok asal; (8) tiap kelompok mempresentasikan materi yang sudah didiskusikan; (9) tiap kelompok mengobservasi kelompok lain yang presentasi dan (10) pendidik melalukan evaluasi serta menutup proses pembelajaran. Penerapan pembelajaran kooperatif dengan model jigsaw ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar mahasiswa. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hanze & Berger (2007) menunjukkan hasil bahwa dengan penerapan metode Cooperative learningjigsaw classroom, terdapat perbedaan yaitu adanya peningkatan kemampuan akademik, motivasi instrinsik dan hubungan interpersonal mahasiswa, dibanding sebelumnya waktu diberikan metode pembelajaran langsung (direct instruction). Hasil penelitian lain oleh Wardani & Noviani (2010), berdasarkan data dan pengamatan dari siklus ke siklus dalam penelitiannya, di dapatkan bahwa : pembelajaran dengan menggunakan model jigsaw dapat

5 meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi dapat berperilaku inisiatif, eksploratif, kreatif, mampu mengekspresikan diri, berusaha mengatasi masalah, berani bertanggung jawab atas apa yang dikerjakannya, mampu melakukan tugastugas yang diberikan dosen atas kemampuan dan usaha dari dirinya sendiri, berani mengutarakan pendapat dan aktif dalam perkuliahan dan mencari pengalaman belajar. Model pembelajaran ini menekankan pembelajaran dalam kelompok kecil dimana mahasiswa belajar bekerjasama untuk mencapai tujuan yang optimal. Model pembelajaran ini selain dapat meningkatkan kemandirian mahasiswa dalam belajar juga mendorong meningkatkan kemampuan berinteraksi dalam kelompok dan keberanian mengutarakan pendapat. Motivasi belajar yang baik, dapat mendorong adanya peningkatan hasil belajar mahasiswa. Mahasiswa berusaha memperoleh informasi dari berbagai sumber kemudian didiskusikan dengan mahasiswa lain, dengan demikian akan meningkatkan motivasi belajar serta pemahaman atau penguasaan materi yang akan meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti menganggap perlu adanya perubahan pendekatan strategi pembelajaran di Program Studi S1 Keperawatan STIKES Ganesha Husada Kediri sehingga peneliti tertarik untuk meneliti tentang Pengaruh Penerapan metode Cooperative Learning Jigsaw terhadap motivasi dan hasil belajar mahasiswa di Program Studi S1 Keperawatan STIKES Ganesha Husada Kediri.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : Adakah pengaruh penerapan metode Cooperative Learning Jigsaw terhadap motivasi dan hasil belajar mahasiswa Program studi S1 Keperawatan STIKES Ganesha Husada Kediri? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini meliputi : 1. Tujuan Umum Penelitian : Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode Cooperative Learning Jigsaw terhadap motivasi dan hasil belajar mahasiswa Program studi S1 Keperawatan STIKES Ganesha Husada Kediri. 2. Tujuan Khusus Penelitian : a. Untuk mengetahui motivasi belajar mahasiswa sebelum dan sesudah diterapkan metode cooperative learning jigsaw di Program studi S1 Keperawatan STIKES Ganesha Husada Kediri b. Untuk mengetahui hasil belajar mahasiswa sebelum dan sesudah diterapkan metode cooperative learning jigsaw di Program studi S1 STIKES Ganesha Husada Kediri. c. Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode cooperative learning jigsaw terhadap motivasi dan hasil belajar mahasiswa Program studi S1 Keperawatan STIKES Ganesha Husada Kediri.

7 D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis Diharapkan dari penerapan metode Cooperative Learning Jigsaw ini dapat menjadi bahan kajian pustaka dan sumbangan penelitian bagi pendidikan keperawatan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi institusi STIKes Ganesha Husada Kediri Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi institusi STIKes Ganesha Husada Kediri yang berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui penerapan inovasi metode Cooperative Learning Jigsaw. b. Bagi Dosen/Pendidik Diharapkan dari penerapan metode Cooperative Learning Jigsaw dapat menjadi salah satu alternatif strategi pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar bagi mahasiswa keperawatan. c. Bagi Mahasiswa Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar mahasiswa, sehingga dapat menghasilkan lulusan perawat yang profesional, berdaya saing yang kuat, serta dapat dipakai oleh masyarakat secara luas.

8 d. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya, terutama terkait dengan penerapan metode Cooperative Learning Jigsaw. E. Penelitian Terkait 1. Hanze & Berger (2007) Judul penelitian Cooperative learning jigsaw classroom, motivational effects, and student characteristics : An experimental study comparing cooperative learning and direct instruction, in Institute of Psychology, FB 7, University of Kassel, Hollaendische Strasse 36, Germany. Tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan akademik, motivasi instrinsik, hubungan interpersonal dalam proses pembelajaran mahasiswa. Merupakan penelitian Quasi-experiment dengan menggunakan sampel 137 mahasiswa/responden. Analisa data menggunakan A multivariate analysis of variance (MANOVA). Menggunakan tiga instrumen Personality questionnaire, learning experience questionnaire dan Academic performance. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Cooperative learning-jigsaw classroom, ada perbedaan yaitu adanya peningkatan kemampuan akademik, motivasi instrinsik dan hubungan interpersonal mahasiswa, dibanding sebelumnya waktu diberikan metode pembelajaran langsung (direct instruction). Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu pada tujuan peneltian, instrumen dan cara analisa data.

9 Persamaannya pada jenis peneltian, variabel independen dan dua variabel dependennya. 2. Mengduo & Xiaoling (2010) Judul penelitian Jigsaw Strategy as a Cooperative Learning Technique : Focusing on the Language Learners, in Harbin Institute of Technology. Tujuan untuk mengetahui interaksi, partisipasi (positively interdependent) dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran teknik jigsaw. Merupakan penelitian Deskriptif dengan mengunakan sampel 95 siswa. Cara analisa data dengan Deskriptif kuantitatif. Menggunakan instrumen questionnaire survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan teknik jigsaw memberikan hasil bahwa terjadi interaksi, partisipasi (positively interdependent), motivasi yang baik. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu pada jenis penelitian dan cara analisa data. Persamaannya pada variabel penelitian dan instrumen penelitian. 3. Souvignier & Kronenberger (2007) Judul penelitian Cooperative learning in third graders jigsaw group for mathematics and science with and without questioning, University of Frankfurt, Germany. Tujuan untuk mengetahui efek dari metode kooperatif disekolah dasar, dengan tiga kondisi metode pembelajaran (metode instruksi langsung dari guru, metode jigsaw dan jigsaw dengan berisi pertanyaan). Merupakan penelitian Quasi-experiment dengan mengunakan sampel 208 siswa. Analisa data menggunakan one-way ANOVAs. Menggunakan instrumen observasions classroom in the cooperative condition. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tiga kondisi pembelajaran, didapatkan

10 bahwa pembelajaran dengan metode jigsaw memberikan hasil belajar yang memuaskan. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu pada instrumen penelitian, cara analisa data, dan variabel dependen. Persamaannya pada jenis penelitian dan variabel independen. 4. Ulfa & Sumaryati (2010) Judul penelitian Peningkatan Prestasi Belajar Mata Kuliah Dasardasar Akuntasi melalui penerapan Model Jigsaw di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model pembelajaran cooperative learning-jigsaw dalam upaya untuk meningkatkan prestasi mahasiswa. Merupakan penelitian Classroom Action Research dengan menggunakan sampel 48 mahasiswa. Analisa data menggunakan langkah-langkah untuk melihat peningkatan prestasi belajar setelah diberi metote pembelajaran jigsaw dari siklus ke siklus. Menggunakan instrumen tes tulis dan kuis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Cooperative learning-jigsaw classroom, yaitu adanya peningkatan prestasi belajar. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu pada jenis peneltian dan cara analisa data. Persamaannya pada instrumen peneltian dan variabel dependennya. 5. Wardani & Noviani (2010) Judul penelitian Model Jigsaw dalam Perkuliahan Pengantar Ilmu Ekonomi untuk meningkatkan Motivasi dan Prestasi belajar Mahasiswa di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan dari

11 penelitian ini adalah untuk mengembangkan model pembelajaran cooperative learning-jigsaw dalam upaya untuk meningkatkan kemandirian dan prestasi belajar mahasiswa. Merupakan penelitian Classroom Action Research dengan menggunakan sampel 68 mahasiswa. Analisa data menggunakan langkah-langkah untuk melihat kemandirian dan prestasi belajar mahasiswa setelah diberi metote pembelajaran jigsaw dari siklus ke siklus. Menggunakan instrumen tes tulis dan kuis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Cooperative learning-jigsaw classroom, yaitu adanya peningkatan kemandirian dan prestasi belajar mahasiswa. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu pada jenis peneltian dan cara analisa data. Persamaannya pada jenis penelitian dan salah satu variabel dependennya. 6. Huang, et all. (2013) Judul penelitian A Jigsaw-based Cooperative Learning Approach to Improve Learning Outcome for Mobile Situated Learning di Universitas Taiwan. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat perbandingan pembelajaran berbasis jigsaw dengan strategi pembelajaran kooperatif google memakai perangkat PDA dan pembelajaran tradisional dalam meningkatkan minat dan motivasi belajar mahasiswa. Merupakan penelitian Quasi-experiment dengan menggunakan sampel 63 mahasiswa, 33 mahasiswa sebagai kelompok kontrol, 30 mahasiswa sebagai kelompok eksperimen. Analisa data menggunakan One-way

12 ANOVA. Menggunakan dua instrumen pre-post test questionnaire. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran berbasis jigsaw dengan strategi pembelajaran kooperatif google memakai perangkat PDA, terdapat perbedaan yaitu adanya peningkatan minat dan motivasi belajar mahasiswa. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu pada tujuan peneltian dan cara analisa data. Persamaannya pada jenis peneltian, variabel independen dan dua variabel dependennya.

13