Buku Saku Hak Atas Informasi. Pendahuluan

dokumen-dokumen yang mirip
No Bahwa secara umum ruang lingkup dalam pengaturan Pengklasifikasian Informasi Publik yaitu mengenai: 1. ketentuan umum; 2. asas dan tujuan

3. HAK BADAN PUBLIK 1. Badan Publik berhak menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 2.

Pedoman Pengecualian Informasi Berdasarkan UU No.14 Tahun 2008

Hendry Ch Bangun Wakil Pemimpin Redaksi Warta Kota 21 November 2011

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 7

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN TENTANG

- 1 - PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENGKLASIFIKASIAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT DINAS KESEHATAN. Jln. Perintis Kemerdekaan No.65 A, Telp (0751) Padang http :/

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN UJI KONSEKUENSI INFORMASI PUBLIK Nomor: SOP /HM 04/HHK

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Neg

MENGENAL UU NO. 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK. Bagian I. Oleh M.Ema Lestari Lamanepa

PANDUAN PENGISIAN INFORMASI PUBLIK. No. JENIS INFORMASI KETERSEDIAAN. Informasi tentang profil Badan Publik

PEDOMAN UJI KONSEKUENSI INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK MENURUT UNDANG-UNDANG RI NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

2016, No Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Lembaran Negara Republik Indo

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Geospasial tentang Pelaksanaan Keterbukaan Informasi Publik di Badan Informasi Geospasial; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN WALIKOTA MAGELANG NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG

6. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

II. PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN BUPATI LOMBOK TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PANDUAN SEDERHANA PENERAPAN UU KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

Bab 3. Undang - Undang No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Dewan Pers

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DI BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN AKSES DAN LAYANAN ARSIP STATIS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMNAS HAM. Informasi. Publik. Pelayanan.

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN dan PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BIMBINGAN TEKNIS STANDAR PELAYANAN PUBLIK DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI BANTEN

Pedoman Penerapan Pengecualian Informasi

BUPATI INDRAMAYU PERATURAN BUPATI INDRAMAYU NOMOR : 7A TAHUN 2014 TENTANG

PENGELOLAAN LAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA Menuju Masyarakat Informasi Indonesia

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelaya

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2015

GUBERNUR SUMATERA BARAT

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG.

PERATURAN BUPATI SOLOK NOMOR : TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 18 SERI E

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan

II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 :

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG SUMPAH/JANJI SANDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

TEKNIK PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN PUBLIK (IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO.14 TAHUN 2008)

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

DRAFT 1. Rancangan Peraturan Komisi Informasi Pusat Republik Indonesia Nomor Tahun 2010 Tentang Standar Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

DAFTAR INFORMASI PUBLIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

WALIKOTA PAREPARE PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI,

soekartono ė-mail :

PEMERINTAH KOTA BLITAR

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KOTA PANGKALPINANG

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SIDENRENG RAPPANG PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

2017, No Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KO

BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

2011, No Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1

KOMINFO PEMAHAMAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KABUPATEN KUNINGAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 32/Permentan/OT.140/5/2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 132/PMK.01/2012 TENTANG

Transkripsi:

Hak-Hak Atas Informasi Pendahuluan Apa itu informasi? Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang. (Menurut Gordon B. Davis) Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai makna dan pesan baik data fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kema-

san dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun non elektronik. Informasi publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola dikirim dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan undang-undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik. Dasar hukum penyebaran informasi adalah undang-undang (UU) No. 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik pasal 4 ayat (2d), setiap orang berhak : menyebarluaskan informasi publik sesuai dengan perundang-undangan. Mengapa setiap orang harus tahu soal informasi, karena informasi merupakan hak setiap orang/ warga. Hak kebebasan informasi merupakan

salah satu hak asasi manusia yang diakui secara internasional (Deklarasi Umum Hak asasi manusia tahun 1948, pasal 10). Tahun 1946 majelis umum PBB mengadopsi resolusi 59 (1) yang menyatakan bahwa kebebasan informasi adalah hak asasi manusia yang fundamental. Hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia sebagai mahluk tuhan yang maha kuasa sehingga hak asasi manusia wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum pemerintahan dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Bagaimana cara mendapatkan informasi publik: Pemohon informasi publik mengajukan permintaan informasi kepada badan publik, secara lisan, maupun melalui surat atau surat elektronik (email) permintaan juga dapat melalui telepon.

1. Pemohon informasi harus menyebutkan nama alamat subyek/jenis info yang diminta dan cara penyampaian info yang diinginkan. 2. Pejabat pengelola informasi dan dokumentasi (PPID), pada badan publik mencatat semua yang disebutkan oleh pemohon informasi pada langkah kedua. 3. Pemohon informasi harus meminta buktibukti pada PPID dibadan publik bahwa telah melakukan permintaan informasi, serta nomor pendaftaran permintaan. Jika ada keberatan dan sengketa tentang informasi publik : Keberatan sengketa tentang informasi publik dapat di lakukan melalui : 1. Pejabat pengelola informasi dan dokumentasi yaitu pejabat yang bertanggung jawab dibidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan dan/atau pelayanan informasi di badan publik dan bertanggung jawab langsung kepada atasan PPID.

2. Komisi informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan undang-undang ini dan peraturan pelaksanaanya, menetapkan petunjuk teknis standar layanan informasi publik dan menyelesaikan sengketa melalui mediasi dan/atau ajudikasi non litigasi. Permohonan keberatan dan sengketa informasi publik dilakukan kepada internal badan publik yang bersangkutan yakni: 1. Keberatan diajukan pada atasan pejabat pengelola informasi dan dokumentasi. 2. Atasan PPID harus memberikan keputusan/ tanggapan atas pengajuan keberatan tersebut paling lambat 30 hari kerja setelah diterimanya keberatan secara tertulis, apabila atasan PPID menguatkan keputusan bawahannya maka alasan tertulis disertakan bersama keputusan tanggapan tersebut.

3. Jika pengaju puas atas putusan atasan PPID sengketa selesai. Jika pengaju sengketa tidak puas atas putusan PPID, sengketa dapat diajukan pada komisi informasi ; pengajuan sengketa ke komisi informasi selambat-lambatnya dilakukan 14 hari kerja sejak diterimanya keputusan/tanggapan tertulis dari atasan PPID. Lembaga apa saja yang memberikan informasi kepada warga negara. Badan publik adalah eksekutif, legislatif, yudikatif dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN/APBD, atau organisasi non pemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber bersumber dari APBN/APBD, swadaya masyarakat/luar negeri.

BAB I Sumber Informasi Siapa itu Lembaga Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif Informasi apa saja yang bisa diketahui publik 1. Informasi yang wajib diumumkan secara berkala. Informasi berkaitan dengan badan publik. Informasi mengenai kegiatan dan kinerja badan publik. Informasi mengenai laporan keuangan. Informasi lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Beberapa informasi diatas mempunyai ketentuan : Penyampaian informasi paling lama 6 bulan sekali. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti masyarakat. Ditentukan oleh pejabat pengelolan informasi dan dokumentasi serta diatur kemudian dalam petunjuk teknis komisi informasi. 2. Informasi yang diumumkan secara serta merta. Informasi yang mengancam hajat hidup orang banyak dan keterlibatan umum, penekanannya adalah bahasa mudah dijangkau dan dipahami oleh masyarakat. 3. Informasi yang wajib tersedia setiap saat: Daftar seluruh informasi publik yang berada di bawah penguasaannya, tidak termasuk informasi yang dikecualikan.

Hasil keputusan badan publik dan pertimbangannnya serta seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen pendukungnya. Rencana kerja proyek termasuk estimasi pengeluaran tahun badan publik dan perjanjian badan publik dengan pihak ketiga. Informasi dan kebijakan yang disampaikan pejabat publik dalam pertemuan yang terbuka untuk umum. Prosedur kerja pegawai badan publik yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat; dan/atau Laporan mengenai pelayan akses informasi publik sebagaimana diatur dalam UU ini. Informasi publik yang telah dinyatakan terbuka bagi masyarakat berdasarkan mekanisme keberatan dan/atau penyelesaian sengketa.

4. Informasi yang wajib disediakan oleh organisasi non pemerintah. Asas dan tujuan. Program dan kegiatan organisasi. Nama, alamat, susunan kepengurusan dan perubahannya. Pengelolaan dan penggunaan dana yang bersumber dan atau APBN dan APBD, swadaya dan sumber luar negeri. Mekanisme pengambilan keputusan organisasi. Keputusan-keputusan organisasi. Informasi lain yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan. 5. Informasi yang wajib disediakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN, BUMD) lihat UU No. 14 tahun 2008. 6. Informasi yang wajib disediakan oleh partai politik lihat UU No. 14 tahun 2008. Informasi Apa saja yang dikecualikan tidak bisa diketahui publik

Jenis-jenis informasi yang harus disediakan oleh badan publik dan dapat diakses oleh masyarakat, lembaga/institusi : a. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi publik dapat menghambat proses penegakan hukum, yaitu informasi yang dapat: 1. Menghambat proses penyelidikan dan penyidikan suatu tindak pidana; 2. Mengungkapkan identitas informan, pelapor, saksi, dan/atau korban yang mengetahui adanya tindak pidana; 3. Mengungkapkan data intelijen kriminal dan rencanarencana yang berhubungan dengan pencegahan dan penanganan segala bentuk kejahatan transnasional; 4. Membahayakan keselamatan dan kehidupan penegak hukum dan/atau keluarganya 5. Membahayakan keamanan peralatan, sarana, dan/atau prasarana penegak hukum.

b. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi publik dapat mengganggu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat; c. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi publik dapat membahayakan pertahanan dan keamanan negara, yaitu: 1. Informasi tentang strategi, intelijen, operasi, taktik dan teknik yang berkaitan dengan penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan negara, meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengakhiran atau evaluasi dalam kaitan dengan ancaman dari dalam dan luar negeri; 2. Dokumen yang memuat tentang strategi, intelijen, operasi, teknik dan taktik yang berkaitan dengan penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan negara yang me-

liputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengakhiran atau evaluasi. 3.Jumlah, komposisi, disposisi, atau dislokasi kekuatan dan kemampuan dalam penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan negara serta rencana pengembangannya. 4. Gambar dan data tentang situasi dan ke adaan pangkalan dan/atau instalasi militer. 5. Data perkiraan kemampuan militer dan pertahanan negara lain terbatas pada segala tindakan dan/atau indikasi negara tersebut yang dapat membahayakan kedaulatan negara kesatuan Republik Indonesia dan/ atau data terkait kerjasama militer dengan negara lain yang disepakati dalam perjanjian tersebut sebagai rahasia atau sangat rahasia. 6. Sistem persandian negara; dan/atau 7. Sistem intelijen negara.

d. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi publik dapat mengungkapkan kekayaan alam Indonesia. e. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi publik, dapat merugikan ketahanan ekonomi nasional: 1. Rencana awal pembelian dan penjualan mata uang nasional atau asing, saham dan aset vital milik Negara. 2. Rencana awal perubahan nilai tukar, suku bunga, dan model operasi institusi keuangan. 3. Rencana awal perubahan suku bunga bank, pinjaman pemerintah, perubahan pajak, tarif, atau pendapatan negara/daerah lainnya. 4. Rencana awal penjualan atau pembelian tanah atau properti. 5. Rencana awal investasi asing. 6. Proses dan hasil pengawasan perbankan, asuransi, atau lembaga keuangan lainnya.

7. Hal-hal yang berkaitan dengan proses pencetakan uang. f. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik,dapat merugikan kepentingan hubungan luar negeri : 1. Posisi, daya tawar dan strategi yang akan dan telah diambil oleh negara dalam hubungannya dengan negosiasi internasional. 2. Korespondensi diplomatik antar Negara. 3. Sistem komunikasi dan persandian yang dipergunakan dalam menjalankan hubungan internasional. dan/atau 4. Perlindungan dan pengamanan infrastruktur strategis Indonesia di luar negeri g. Informasi publik yang apabila dibuka dapat mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang.

h. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi publik dapat mengungkap rahasia pribadi, yaitu: 1. Riwayat dan kondisi anggota keluarga. 2. Riwayat, kondisi dan perawatan, pengobatan kesehatan fisik, dan psikis seseorang. 3. Kondisi keuangan, aset, pendapatan, dan rekening bank seseorang. 4. Hasil-hasil evaluasi sehubungan dengan kapabilitas, intelektualitas, dan rekomendasi,kemampuan seseorang. 5. Catatan yang menyangkut pribadi seseorang yang berkaitan dengan kegiatan satuan pendidikan formal dan satuan pendidikan non formal. 6. Memorandum atau surat-surat antar badan publik atau intra badan publik, yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi atau pengadilan. i. Informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan undang-undang. Sudah adakah peraturan daerah (Perda) yang mengatur hak Informasi publik?

BAB II Media Menyebar luaskan Informasi Melalui Website Resmi Pemerintahan Daerah. 1. Melalui media cetak dan elektronik yang diterbitkan badan informasi dan komunikasi daerah. 2. Melalui media cetak dan elektronik resmi yang beredar di Masyarakat. Website Kota Baubau : www.baubaukota.go.id http://kominfo.baubaukota.go.id http://setda.baubaukota.go.id http://pkk.baubaukota.go.id

Buku Saku Hak Atas Informasi http://perijinan.baubaukota.go.id http://tatakota.baubaukota.go.id Radio Kota Baubau : Ozon Radio Lawero FM 100,2 Suara Baubau FM 92,70 Techo FM 90,22

BAB III Sanksi Pidana bagi lembaga publik yang tidak menyediakan informasi. 1. Badan publik yang tidak menyediakan informasi publik secara berkala, informasi publik yang tersedia setiap saat, informasi publik secara serta merta, dan informasi publik yang harus disediakan berdasarkan permintaan undang-undang yang berakibat kerugian pada orang lain dikenakan denda paling lama 1 tahun dan membayar denda Rp. 5.000.000,- 2. Pidana bagi setiap orang yang menghilangkan informasi publik. 3. Setiap orang per seorangan, kelompok orang, badan hukum atau badan publik dengan sengaja melakukan penghancuran, pengru-

sakan, menghilangkan dokumen informasi publik dalam bentuk media yang dilindungi negara berkaitan dengan kepentingan umum akan dipidana dengan hukuman kurangan 2 tahun /denda paling banyak Rp. 10.000.000,- 4. Pidana bagi setiap orang yang tidak berhak mengakses informasi. 5. Bagi setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengakses atau memperoleh dan/ atau memberikan informasi yang dikecualikan maka akan dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp. 10.000.000,- 6. Pidana bagi setiap orang atau lembaga bila menyebarluaskan informasi yang menyesatkan. 7. Setiap orang yang dengan sengaja membuat informasi publik yang tidak benar atau menyesatkan dan mengakibatkan kerugian bagi orang lain dipidana penjara paling lama 1 tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 5.000.000,-

BAB IV Penutup Dalam proses penulisan buku ini terdapat banyak perbedaan pendapat yang itu dirasakan sebagai dinamika organisasi masyarakat sipil di Kota Baubau, namun hal itu tidak menurunkan semangat tim penulis dalam menuntaskan penulisan buku ini, hingga buku ini berada ditangan pembaca. Dengan tersajinya buku ini, semoga dapat menambah pengetahuan dan menjadi referensi bagi pembaca mengenai keterbukaan informasi itu sendiri di kota Baubau. Tak lupa kami mengucapkan banyak terimakasi kepada masyarakat sipil Kota Baubau yang

telah banyak memberikan waktu, inspirasi dan masukannya. Baubau, 07 Maret 2011 Tim Penulis Baubau Kanturuna Mia Bari