PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DPR Rl TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI BINTANG REFORMASI TERHADAP RANCANGAN UNDANG - UNDANG

Disampaikan oleh : ANTARINI MALIK Nomor Anggota : A-424

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pusat Pelayanan Informasi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA Menuju Masyarakat Informasi Indonesia

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG

Tanggal 26 Januari Disampaikan oleh: H. Firman Subagyo, SE.,MH. Wakil Ketua Badan Legislasi, A.273

Bismillahirrahmanirrahim PANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DPR RI Tentang RANCANGAN UNDANG-UNDANG OMBUDSMAN RI

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM ASSALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

RAKYAT REPUBLIK INDONESI

2017, No Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KO

KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK


Hak atas Informasi dalam Bingkai HAM

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI

HAK AKSES INFORMASI PUBLIK. Oleh: Mahyudin Yusdar

Hak Akses Informasi Publik M E N G E N A L U U N O 1 4 / T E N T A N G K E T E R B U K A A N I N F O R M A S I P U B L I K

Nomor Anggota : A-356 Assalamualaikum Wr. Wb., Salam Sejahtera bagi kita semua, Om Swastiastu MERDEKA!!!

KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK dalam kerangka MANAJEMEN ARSIP

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI RANCAN RANCANGAN

BAHAN RAPAT KERJA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI RI, MENTERI DALAM NEGERI RI DAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI DENGAN

MEKANISME UNTUK MEMPEROLEH INFORMASI PUBLIK Oleh.: Yunus,S.Pd.,M.Si i

LAPORAN MENTERI KEUANGAN PADA ACARA PENYERAHAN DIPA TAHUN ANGGARAN 2015

ORASI KETUA DPR-RI PADA ACARA FORUM RAPAT KERJA NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TAHUN 2009

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Selasa, 7 Pebruari 2006

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

TEMA: PERAN DPR-RI DALAM PERSPEKTIF PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DAN DEMOKRASI DI INDONESIA. Kamis, 12 November 2009

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI

Buku Saku Hak Atas Informasi. Pendahuluan

Assalamu alaikum Wr. Wb Selamat Malam dan Salam sejahtera bagi kita semua

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MEKANISME PELAYANAN INFORMASI DI BADAN LITBANGKES. Muhammad Rijadi, SKM, MScPH. Kepala Bagian IPD Sekretariat Badan Litbangkes

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

MEMUTUSKAN: : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI.

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. selaku pejabat publik dengan masyarakat. Dan komunikasi tersebut akan berjalan

LAPORAN KETUA BADAN LEGISLASI TENTANG PENAMBAHAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN 2010 DALAM RAPAT PARIPURNA DPR RI

Bab 3. Undang - Undang No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Dewan Pers

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

Pokok-Pokok Pikiran UU KIP. Oleh: Mahyudin Yusdar

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

PERATURAN GUBERNUR BENGKULU NOMOR : 20 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BUPATI KLATEN PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG

Disampaikan Oleh : Drs. Ali Mochtar Ngabalin, M.Si. Anggota No. A-12. Bismillahorrahmanirrahim, Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN dan PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010

Assalamu'alaikum Wr.Wb Salam Sejahtera

MENURUT UUD Pihak TERMOHON I, TERMOHON II dan para Ahli yang kami hormati;

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT T E R H A D A P RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG OMBUDSMAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

soekartono ė-mail :

DENGAN RAHMAT TUHAN Y ANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

B U P A T I B E N G K A L I S

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pasal 4. (1) Setiap Orang berhak memperoleh Informasi Publik sesuai dengan ketentuan Undang Undang ini.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU. Kamis, 29 Desember 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

KEBANGKITAN INDONESIA BARU

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BUPATI BENGKALIS BENGKALIS, 14 AGUSTUS 2017 ASSALAMU ALAIKUM, WR, WB., SELAMAT MALAM DAN SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEMUA,

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 132/PMK.01/2012 TENTANG

PIDATO KETUA DPR-RI PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI KE-3 MASA SIDANG II TAHUN SIDANG KAMIS, 1 OKTOBER 2009

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SAMBUTAN KETUA DPR-RI PADA ACARA PRESS GATHERING Di Wisma Griya Sabha Kopo, 12 Desember 2009

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMNAS HAM. Informasi. Publik. Pelayanan.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 72/PUU-X/2012 Tentang Keberadaan Fraksi Dalam MPR, DPR, DPD dan DPRD

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelaya

Transkripsi:

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DPR Rl TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK Disampaikan oleh : Mutammimul'Ula, SH No Anggota : A-270 Yang Kami Hormati Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Rl. Yang kami hormati, Menteri Komunikasi dan Informatika Rl beserta segenap jajaran. Yang Kami hormati, Menteri Hukum dan HAM Rl berserta segenap jajaran. Yang Kami Hormati, para wartawan serta hadirin sekalian. Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua, Segala puji dan syukur hanya bagi Allah sang pemilik hati kita, karena hanya kepada-nyalah kita mengembalikan segala urusan. Semoga Allah selalu mengistiqomahkan hati orangorang yang selalu berjuang mencari keridhaan di jalan-nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rosulullah SAW, qudwah sekalian manusia, dimana seluruh bingkai langkahnya adalah kebaikan, beliau banyak mengajarkan kita akan sebuah arti perjuangan. Juga kepada keluarga dan para sahabat yang senantiasa mengiringinya serta kepada umatnya yang tiada kata lelah dalam benaknya untuk terus berjuang demi tegaknya kebenaran dan keadilan. Hadirin yang berbahagia, dalam penyampaian Pendapat Akhir Fraksi PKS mengenai Rancangan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (RUU KIP) untuk disahkan menjadi undang-undang, perkenankanlah Kami mengemukakan beberapa catatan mengenai RUU ini: 1. Fraksi PKS berpandangan bahwa kunci kemajuan suatu peradaban sekurangkurangnya meliputi 2 (dua) hal yang diperlukan. yaitu kemerdekaan dan

kebebasan. Bangsa ini telah mendapatkan kemerdekaan di tahun 1945, sedangkan rezim kebebasan baru muncul sejak reformasi tahun 1998. Kehadiran RUU ini disamping bertalian dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran setidaknya ikut mengokohkan rezim kebebasan tersebut; 2. Desakan dari para pihak (stakeholder) kepada pemerintah dan DPR Rl menyelesaikan RUU ini mengindikasikan bahwa RUU ini sangat dibutuhkan dan dinanti-nantikan publik. Hak memperoleh informasi merupakan hak warga negara sekaligus asasi manusia. Keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara demokrasi yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik; 3. Pengakuan terhadap hak masyarakat atas informasi sebenarnya sudah terdapat dalam beberapa produk hukum, antara lain Pasal 28 F UUD 1945, Pasal 19 Piagam Deklarasi Universal HAM PBB, Pasal 19 Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik yang telah diratifikasi dalam UU No. 12 tahun 2005, UU No 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi, UU No 40 tahun 1999 tentang Pers, UU No 39 tahun 1999 tentang HAM. Sayangnya banyaknya produk hukum tersebut belum memiliki aturan yang memberikan naungan dan jaminan yang lebih kuat dan lebih spesifik/khusus atas arti penting membuka informasi kepada publik. Dengan lahirnya Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik diharapkan hal-hal yang berkaitan dengan aturan mengenai jenis informasi yang diperkenankan dibuka kepada publik serta mekanisme untuk memperoleh informasi tersebut secara konstruktif dapat terjawab. 4. Beberapa substansi penting dalam RUU ini yang merupakan konsensus politik kita bersama adalah perumusan badan publik sebagai "lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Belanja Negara (APBN) dan/atau Angaran Pendapatan Daerah (APBD), atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN/APBD, sumbangan masyarakat, dan/atau sumber luar negeri". Definisi ini menegaskan bahwa tanggung jawab untuk menyediakan informasi publik bukan hanya pada badan-badan resmi negara tetapi juga lembaga

non pemerintah yaitu partai politik, organisasi kemasyarakatan dan lembaga swadaya masyarakat; 5. Substansi lain yang juga tidak kalah penting dalam RUU ini tercermin pada asas dari RUU, dimana dinyatakan bahwa setiap informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap pengguna informasi publik dengan cepat, tepat, biaya ringan dan cara sederhana; 6. Kami kutipkan kembali tujuan undang-undang untuk menyegarkan konsensus politik yang telah dicapai oleh Pemerintah dan DPR: a. Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik; b. Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik; c. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kejakan publik yang baik. d. Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transfaran, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan; e. Mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat orang banyak f. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa; dan g. Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan badan publik untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas. Bahwa semua implementasi dari undang-undang harus sesuai dengan ruh dari penyusunan undang-undang ini; 7. Bahwa berbicara tentang informasi publik tidaklah bicara hitam putih antara keterbukaan atau ketertutupan. Informasi publik telah di golongkan dalam undangundang ini menjadi : a. informasi publik yang wajib disediakan dan diumumkan oleh badan publik. b. informasi publik yang bersifat wajib disediakan dan diumumkan secara berkala, informasi publik yang wajib diumumkan secara serta merta, dan c. informasi publik yang wajib tersedia setiap saat.

Namun demikian dalam undang-undang ini masih memberikan pengecualian informasi yang tidak dapat diakses oleh publik diantaranya dengan alasan dapat menghambat proses penegakan hukum, mengganggu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan perlindunagn tidak sehat, membahayakan pertahanan negara dan merugikan kepentingan hubungan luar negeri. Tetapi informasi yang dikecualikan tersebut masih dapat dibuka melalui klausul pengecualian atas pengecualian. Khususnya dalam pemeriksaan perkara perdata yang berkaitan dengan keuangan atau kekayaan negara di pengadilan, pembukaan informasi yang dikecualikan dapat dibuka oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jaksa agung, Ketua Mahkamah Agung, Ketua KPK dan/atau Pimpinan lembaga negara penegak hukum lainnya atas izin Presiden. Permohonan ini tidak serta merta diberikan oleh Presiden namun permohonan ini dapat ditolak sesuai dengan alasan yang dibenarkan dalam undang-undang ini. Ketentuan ini merupakan bentuk check and balances antara yudikatif dan eksekutif dalam membuka informasi yang telah dikecualikan. 8. Bahwa Undang-Undang ini memberikan akses yang kuat bagi warga negara terhadap informasi publik oleh badan-badan publik tetapi tidak serta merta tanpa batas. Karena itu ketentuan ketentuan pidana sebagaimana tercantum dalam BAB XI KETENTUAN PIDANA dari Pasal 51 sampai 57 sangat diperlukan, dan harus diterapkan secara konsisten untuk menjamin bahwa setiap akses, perolehan, dan penggunaan terhadap informasi publik harus bertanggung jawab. Pimpinan, Anggota Dewan, Menteri serta hadirin yang kami hormati, Akhirnya, dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR Rl menyatakan setuju Rancangan Undang - Undang Keterbukaan Informasi Publik disahkan menjadi Undang - Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik. Dalam kesempatan ini pula, kami haturkan terima kasih kepada pihak pemerintah, dan rekan-rekan anggota Dewan yang dengan sungguh-sungguh, dan penuh tanggung jawab telah membahas Rancangan Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik ini sehingga menjadi undang-undang. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada jajaran Sekretariat Jenderal DPR Rl melalui sekretariat komisi dan semua pihak, sehingga memungkinkan pembahasan Rancangan Undang-Undang ini terlaksana dengan baik.

Selanjutnya, kami Fraksi Partai Keadilan Sejahtera meminta, agar setelah diundangkannya Rancangan Undang-Undang ini, Pemerintah segera menyusun peraturan pemerintah sebagai bagian dari penafsiran akan UU ini, sehingga Undang Undang Keterbukaan Informasi Publik ini dapat dilaksanakan secara konsisten dan penuh tanggung jawab demi menjamin tertunaikannya hak-hak masyarakat dalam mengakses informasi yang berkaitan dengan publik. Billahittaufiq Walhidayah, Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Jakarta, 26 Rabiul Awal 1429 H 3 April 2008 M