KEDUDUKAN UNDERWRITER DALAM MENILAI DAN MENYELEKSI CALON TERTANGGUNG DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. BUMI PUTERA Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA HUKUM TERHADAP PENOLAKAN KLAIM ASURANSI JIWA OLEH PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE CABANG GATSU. Komang Ayu Devi Natasia

PEMBAYARAN KLAIM OLEH PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 DALAM HAL TERJADINYA WANPRESTASI OLEH TERTANGGUNG PADA PROGRAM MITRA BEASISWA

PERANAN POLIS ASURANSI JIWA DALAM PENUNTUTAN KLAIM (STUDI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENPASAR)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK TERTANGGUNG DALAM ASURANSI DEMAM BERDARAH PADA PT. ASURANSI CENTRAL ASIA

Oleh : Ni Putu Eni Sulistyawati I Ketut Sudantra. Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

TANGGUNG JAWAB LESSEE TERHADAP MUSNAHNYA BARANG MODAL KARENA KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE) DALAM PERJANJIAN LEASING

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DALAM HAL TERJADI KEPAILITAN SUATU PERUSAHAAN ASURANSI

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAKU DALAM PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT PADA PT ARVIERA DENPASAR

TANGGUNG JAWAB PT. ROYAL EKSPRESS INDONESIA ATAS KERUSAKAN BARANG BERDASARKAN PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI YANG DILAKUKAN OLEH PEMBELI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI TANAH YANG BELUM LUNAS DI KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. otomatis terkait dengan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh manusia. Dalam

ARTIKEL. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian. Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Disusun Oleh: WILLY FITRI PRATAMI

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI ATAS PEMBATALAN PERJANJIAN BAKU PADA POLIS ASURANSI JIWA di KOTA DENPASAR

KEDUDUKAN HUKUM DIREKSI TERHADAP PENGELOLAAN PERSEROAN TERBATAS YANG BELUM BERSTATUS BADAN HUKUM

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini perekonomian di Indonesia

PENGATURAN PRINSIP TANGGUNG JAWAB KARENA KESALAHAN APABILA TERJADI EVENEMENT PADA PENGANGKUTAN DARAT

Lex Administratum, Vol. V/No. 9/Nov/2017

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupan mempunyai bermacam-macam kebutuhan. dalam hidupnya. Kebutuhan itu berfungsi untuk mempertahankan

ANALISIS HUKUM PEMBERATAN RISIKO DALAM ASURANSI JIWA PADA PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

PEMBEBASAN KEWAJIBAN PENANGGUNG ASURANSI MEMBAYAR GANTI RUGI, DISEBABKAN OLEH KELALAIAN TERTANGGUNG*

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT ULATIDANA RAHAYU DI KABUPATEN GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. keluarnya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Peransuransian.

ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI. Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

AKIBAT KEPAILITAN TERHADAP ADANYA PERJANJIAN HIBAH

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia selalu terdapat kejadian kejadian yang tidak dapat

PERJANJIAN GADAI YANG DIJAMIN DENGAN BARANG YANG BERASAL DARI HASIL KEJAHATAN : STUDI PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SESETAN

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011

PERAN ASURANSI KEPADA PERUSAHAAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI DARAT YANG MENGALAMI KERUSAKAN ATAU KEHILANGAN BARANG

AKIBAT HUKUM PENYELENGGARAAN PENGANGKUTAN BARANG OLEH PENGANGKUT DALAM KEADAAN MEMAKSA (OVERMACHT)

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DALAM HAL BERALIHNYA BARANG OBJEK SEWA PADA CV. INDAH JAYA KUTA BADUNG

TANGGUNG JAWAB PENYEWA DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DI KOTA GIANYAR

WANPRESTASI DALAM PEMBAYARAN PREMI ASURANSI DIHUBUNGKAN DENGAN TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG ASURANSI JIWA

PENYELESAIAN PEMBAYARAN KLAIM OLEH PERUSAHAAN ASURANSI JIWA DALAM HAL TERTANGGUNG TIDAK DAPAT MELAKUKAN KEWAJIBANNYA MEMBAYAR PREMI ASURANSI:

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat menjamin secara mutlak dan memberi kebahagiaan bagi manusia namun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah terlepas dari bahaya, Beberapa

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI TERHADAP ASURANSI PEKERJA YANG MENDERITA SAKIT KARENA ADANYA KESENGAJAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin pesat, dan untuk itu masyarakat dituntut untuk bisa mengimbangi

IMPLEMENTASI PERTANGGUNGAN ASURANSI DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT BUMI PRIMA DANA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR UNTUK MENGHINDARI KERUGIAN AKIBAT PRAKTEK MANIPULASI PASAR DALAM PASAR MODAL

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa yang tak tentu. ( Hasyim Ali, 1993:3) Asuransi terbagi menjadi dua, yaitu life insurance dan non life insurance.

Oleh I Putu Donny Laksmana Putra I Nyoman Darmadha I Nyoman Bagiastra Program Kekhususan Hukum Perdata Universitas Udayana

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DEPAN... HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA HUKUM... ii. LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

BAB II TINJAUAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DAN SYARAT-SYARAT PERJANJIAN ASURANSI BERDASARKAN KUHD

PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH PEMEGANG KARTU KREDIT TERHADAP ADANYA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH DEBT COLLECTOR

PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI KARENA FORCEMAJEURE PADA PERJANJIAN KERJASAMA DALAM BIDANG JASA HIBURAN

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya manusia juga tidak bisa terlepas dari kejadian-kejadian yang tidak

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA

KEABSAHAN PERJANJIAN ASURANSI DALAM HUKUM KEPERDATAAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam zaman modern ini segala sesuatu memerlukan kecepatan dan

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDTI TANPA AGUNAN PADA KOPERASI SERBA USAHA SURYA MAKMUR DI DENPASAR

Kata Kunci: Nasabah, Unit Link Assurance dan Kelakaan/Musibah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan

Keywords : protection, Insurance, compensation

DIMAS WILANTORO NIM: C.

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERKAIT TENAGA KERJA PEREMPUAN PADA CITY HOTEL


PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) KHATULISTIWA LUBUKSIKAPING DENGAN ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 DALAM ASURANSI

Oleh I Wayan Gede Pradnyana Widiantara I Nengah Suantra Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

BATALNYA PENGIKATAN PERJANJIAN JUAL BELI TANAH DAN BANGUNAN KARENA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH PT. SRIKANDI

PERSYARATAN JAMINAN DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PRAKTEKNYA PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA ADAT KUTA

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Dalam perjanjian asuransi Surety Bond khususnya di dalam formulir

TENAGA KERJA DAN ASURANSI. ( Studi Tanggung Jawab Karyawan Terhadap Tertanggung Di Perusahaan. AJB BUMIPUTERA 1912 Kantor Cabang Sukoharjo ) SKRIPSI

JURNAL HUKUM PENERAPAN PRINSIP UTMOST GOOD FAITH PADA PIHAK TERTANGGUNG DALAM POLIS ASURANSI JIWA TERKAIT PENGAJUAN KLAIM ASURANSI

Key word : Application, Safety Protection, Factorr, workers.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa dan mewujudkan pembangunan nasional.dalam poladasar

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alat penghubung pengangkutan antar daerah, untuk pengangkutan orang

III. METODE PENELITIAN. berdasarkan logika berpikir. Metodologi artinya ilmu tentang cara melakukan

AKIBAT HUKUM BAGI PENERBIT BILYET GIRO KOSONG

BAB 1 PENDAHULUAN. Subekti dan Tjitrosudibio, Cet. 34, Edisi Revisi (Jakarta: Pradnya Paramita,1995), pasal 1233.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian hukum normatif-terapan. Penelitian hukum

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SURAT SERTIFIKAT TANAH YANG BUKAN MILIK DEBITUR PADA PT. BPR. DEWATA CANDRADANA DI DENPASAR *

BAB V PENUTUP. Merdeka terhadap nasabah akibat kesalahan agen yang tidak menyetor pembayaran premi adalah

PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA KEPADA TERTANGGUNG PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE CABANG KUTA

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Zainuddin. Metode Penelitian Hukum. Cet. 1. Jakarta : Sinar Grafika, 2009

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa yang tidak terduga semula, misalnya rumahnya terbakar, barangbarangnya

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

UPAYA PENYELESAIAN DALAM PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG YANG DILAKUKAN OLEH UD JAYA KACA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. diiringi pembangunan disegala bidang yang meliputi aspek ekonomi, politik,

Oleh Ni Nyoman Ismayani I Ketut Westra Anak Agung Sri Indrawati Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

ASPEK HUKUM PENGALIHAN PIUTANG ATAS NAMA (CESSIE) KARENA WANPRESTASI PT. BANK SRI PARTHA KEPADA PT. SRI PARTHA PUSAKA DENPASAR

PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM RAWAT INAP TINGKAT LANJUTAN (RITL) BAGI PESERTA ASKES OLEH PT. ASKES KEPADA RSI. IBNU SINA PADANG YULI TRINIA

SAHNYA HIBAH DIBAWAH TANGAN BERDASARKAN PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NO.335 PK/Pdt 1987 DI PENGADILAN NEGERI GIANYAR

PELAKSANAAN PERATURAN WALI KOTA DENPASAR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN WARALABA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA PENGIRIMAN SURAT DAN BARANG PADA IDA S POSTAL AGENT CABANG KEROBOKAN

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan penyakit serta karena usia tua, yang dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan istilah perjanjian bernama (benoemd/nominaat) dan perjanjian

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Selama melaksanakan kerja praktek di PT Asuransi Jasaraharja Putera,

Dokumen Perjanjian Asuransi

KEDUDUKAN HAK RETENSI BENDA GADAI OLEH PT. PEGADAIAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

Oleh : NURUL LAKSMITA HARYANTI C

AKIBAT HUKUM KREDIT TANPA JAMINAN BAGI PIHAK DEBITUR

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara merupakan salah satu asas pokok. pembentukan pemerintah Negara Kesatuan Republik

PENOLAKAN WARIS BERDASARKAN KITAB UNDANG- UNDANG HUKUM PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupan mempunyai bermacam-macam kebutuhan dalam hidupnya.

Transkripsi:

KEDUDUKAN UNDERWRITER DALAM MENILAI DAN MENYELEKSI CALON TERTANGGUNG DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. BUMI PUTERA Oleh I Gede Pinajeng I Ketut Sudiarta Hukum Keperdataan, Fakultas Hukum, Universitas Udayana Abstract: Position Underwriter sin assessing and selecting candidates for the insured in the insurance company PT. Bumi Putera is an effort that can be used to cope with the possibility of loss due to uncertain events and undesirable. Underwriter is a very important figure in determining the customer in order to avoid loss of insurance companies. This research is ajuridical empirical research conducted by the research in the field is at. Bumi Putera. The results of this study indicate that the responsibility of the insurance company PT. Bumi Putera if there is a mistakein the underwriting process, the company will provide an amount of money that has been previously Keywords:Insurance, Underwriting, Insured Abstrak: Kedudukan Underwriter dalam menilai dan menyeleksi calon tertanggung di perusahaan asuransi PT. Bumi Putera merupakan upaya yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kemungkinan timbul kerugian akibat terjadi peristiwa yang tidak pasti dan tidak diinginkan. Underwriter merupakan sosok yang sangat penting dalam penentuan nasabah guna menghindari terjadinya kerugian perusahaan Asuransi. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis empiris yang dilakukan dengan penelitian di lapangan yaitu pada PT. Bumi Putera. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tanggung jawab perusahaan asuransi PT. Bumi Putera apabila terjadi kekeliruan dalam proses Underwriting maka perusahaan akan memberikan sejumla huang yang telah diperjanjkan sebelumnya. Kata kunci : Asuransi, Underwriting, Tertanggung 1

I. PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Asuransi merupakan upaya yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kemungkinan timbul kerugian akibat terjadi peristiwa yang tidak pasti dan tidak diinginkan. Melalui perjanjian Asuransi risiko kemungkinan terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian yang mengancam kepentingan tertanggung itu dialihkan kepada perusahaan Asuransi. Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian yang pada Pasal 1 Angka 1 dirumuskan pengertian Asuransi Jiwa adalah perjanjian dimana penanggung mengikat diri terhadap tertanggung dengan memperoleh premi untuk memberikan kepadanya ganti rugi karena suatu kehilangan, kerusakan atau tida kmendapat keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dapat diderita karena suatu peristiwa yang tidak pasti. Terdapat juga didalam ketentuan Pasal 302 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, jiwa seseorang dapat mengasuransikan untuk keperluan orang yang berkepentingan, baik untuk selama hidupnya maupun untuk waktu yang ditentukan dalam perjanjian. Selanjutnya dalam Pasal 303 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang mengatur orang yang berkepentingan dapat mengadakan Asuransi itu bahkan tanpa diketahui atau persetujuan orang yang diasuransikan jiwanya itu. 1 Emmy Pangaribuan Simanjuntak memberikan pengertian Asuransi Jiwa adalah suatu perjanjian dimana suatu pihak mengikatkan diri untuk membayar sejumlah uang secara sekaligus atau periodik, sedangkan pihak lain mengikatkan dirinya untuk membayar premi dan pembayaran uang itu adalah tergantung pada hidup matinya seseorang atau lebih. 2 Pada awalnya seseorang yang ingin menjadi tertanggung dalam sebuah perusahaan Asuransi Jiwa terlebih dahulu melalui proses underwriting yang dilakukan oleh seorang Underwriter dengan demikian Underwrite radalah seorang yang bertugas dalam 1 Abdulkadir Muhamad, 2002. Hukum Asuransi Indonesia, Cet III, Citra Aditya Bakti, Bandung, h.9 2 Emmy Pangaribuan Simanjuntak II,1990. Hukum Pertanggungan (Pokok-pokok Pertanggungan Kerugian, Kebakaran, dan Jiwa), Cet X, Seksi Hukum Dagang UGM Yogyakarta, Yogyakarta, h. 91. 2

menyeleksi calon tertanggung disuatu perusahaan asuransi. Jadi disini seorang Underwriter sangat besar perannya dalam mengetahui secara terperinci mengenai calon tertanggung. 3 1.2 Tujuan Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, tulisan ini dibuat dengan tujuan adalah untuk mengetahui dan mengkaji bagaimana tanggung jawab yang ditanggung oleh perusahaan Asuransi Jiwa jika terjadi kekeliruan dalam proses Underwriting dan upaya apa yang dapat dilaksanakan untuk mencegahnya. II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Yuridis Empiris, yaitu karena adanya kesenjangan antara keadaan teori dengan dunia realita dan atau kesenjangan antara keadaan teoritis dengan fakta hukum. Dalam membahas permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini digunakan sifat penelitian deskriptif dimana dalam penelitian ini menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu dan menentukan ada tidaknya hubungan gejala yang satu dengan gejala yang lain dalam masyarakat. Untuk menunjang penelitian ini maka diperlukan data primer yaitu data yang bersumber dari penelitian di lapangan dengan melakukan wawancara dengan informan yang mengetahui atau memiliki keterkaitan dengan masalah, dan disertai data sekunder yaitu peraturan perundang-undangan, buku literatur, majalah, dan artikel. 2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1 Kedudukan Underwriter Dalam Menseleksi Calon Tertanggung di Perusahaan Asuransi Jiwa. Dalam Asuransi Jiwa Underwriting sangatlah penting karena ada hubungannya dengan morality (angka kematian). Setiap perusahaan menyusun mortality table 3 H. Suparwanto, 1995. Petunjuk Operasional Pemasaran Asuransi Jiwa, Cet I. Jakarta, h. 65 3

berdasarkan keadaan kesehatan, serta pendapatan. Dalam Asuransi Jiwa yang dimaksud dengan Underwriting adalah pemilihan risiko yang aman dari perusahaan agar perusahaan mendapat keuntungan (profit). Underwriting juga disebut dengan seleksi risiko dapat diartikan sebagai proses pengidentifikasian, penafsiran dan pengklarifikasian tingkat risiko dari calon tertanggung. Dalam buku manajemen asuransi menyebutkan beberapa fungsi Underwriter dalam perusahaanasuransi Jiwa adalah: 1. Menilai dan menyeleksi calon tertanggung. 2. Memutuskan resiko dapat diterima atau tidak. 3. Menentukan syarat ketentuan luar jaminan yang akan ditawarkan. 4. Menghitung besar premi yang sesuai. 4 Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Made Nama bagianunderwriting di Asuransi Jiwa Bumi Putera, Underwriter dalam Asuransi Jiwa memiliki peranan yang sangat penting, karena Underwriter melaksanakan proses Underwriting sebagai suatu proses pengidentifikasian, pengklasifikasian tingkat risiko dari calon tertanggung apakah calon tertanggung dikatagorikan medical atau non medical. 2.2.2 Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Jiwa dalam Proses Undewriting. Jika terjadi klaim yang menyangkut kekeliruan dalam proses Underwriting maka perusahaan yang akan bertanggung jawab, mengingat Underwriter bekerja untuk perusahaan berdasarkan ketentuan Pasal 1367 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Perusahaan akan memberikan sanksi yang tegas berupa teguran-teguran kepada Underwriter maupun agen berkaitan dengan kekeliruan tersebut. Menurut bapak I Made Supartana bagian pertanggungan PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra Cabang Kuta, mengatakan bahwa perusahaan bertanggung jawab terhadap kekeliruan dalam proses Underwriting dengan cara tidak menolak klaim yang diajukan, jika kekeliruan tersebut dilakukan tidak dengan sengaja. Dalam hal ini kekeliruan mengenai pemberitaan yang diberikan oleh tertanggung diluar itikad buruk dari tertanggung itu sendiri. 4 Herman Darmawi, 2004.Manajemen Asuransi, Bumi Aksara, Jakarta, h. 31 4

III. Kesimpulan Kedudukan Underwriter dalam Asuransi Jiwa sangat penting karena melalui proses underwriting yang dilakukan oleh Underwriter merupakan sebagai proses pengidentifikasian, penafsiran dan pengklasifikasian tingkat risiko dari calon tertanggung sebelum diterima/ditolaknya pertanggungan suatu risiko. Tanggung jawab perusahaan Asuransi Jiwa jika terjadi kekeliruan dalam proses Underwriting adalah perusahaan akan memberikan sejumlah uang yang diperjanjikan sebelumnya, jika pemberitahuan yang keliru tersebut dilakukan dengan tidak sengaja. Sedangkan keterangan yang tidak benar yang diberikan oleh tertanggung secara sengaja beritikad tidak baik maka perusahaan akan menolak klaim yang diajukan. Apabila terjadi kekeliruan perusahaan asuransi akan bertanggung jawab dalam proses Underwiting dengan cara tidak menolak klaim yang diajukan. Daftar Pustaka Buku Abdulkadir Muhamad, 2002. Hukum Asuransi Indonesia, Cet III, Citra Aditya Bakti, Bandung Darmawi, Herman, 2004.Manajemen Asuransi, Bumi Aksara, Jakarta. H. Suparwanto, 1995. Petunjuk Operasional Pemasaran Asuransi Jiwa, Cet I. Jakarta. Simanjuntak, Emmy Pangaribuan II, 1990. Hukum Pertanggungan (Pokok-pokok Pertanggungan Kerugian, Kebakaran, dan Jiwa), Cet X, Seksi Hukum Dagang UGM Yogyakarta, Yogyakarta. PeraturanPerundang-Undangan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) terjemahan R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Cetekan XXX, Pradnya Paramita, Jakarta, 1999. 5

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Undang-Undang Kepailitan (Wetboek Van Koophandal En Faillissement Verordening) terjemahan R. Subektidan R. Tjitrosudibio, Cetakan XXVIII, Pradnya Paramita, Jakarta, 2003. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. 6