BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam

BAB II 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan akhir dari proses akuntansi yang dirancang

BAB 11 LANDASAN TEORI. Pelaporan keuangan bukan merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyediaan dan perolehan informasi pada pembuatan keputusan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan salah satunya berupa informasi

BAB I PENDAHULUAN. badan regulasi pasar modal (Bapepam). Tujuan laporan keuangan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Referensi-Referensi Penunjang dan Jurnal

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis ditingkat nasional ataupun dunia meningkat tajam. Perusahaan. itu sangat kecil. Perusahaan-perusahaan harus dapat membaca

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Ketepatan waktu (timeliness) yaitu rentang waktu atau lamanya hari yang

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (predictive value), (b) informasi mempunyai umpan balik (feedback value), dan (c)

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk mengembangkan perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan, dari transaksi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman 2008, dalam Dewi, 2013). laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

A. Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi tersebut (APB Statement No. 4). Menurut Standar Akuntansi Keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam rangka

PENDAHULUAN. kondisi keuangan perusahaan. Menurut Soemarsono (2004: 34), laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan setiap perusahaan yang going-public. Laporan keuangan ini juga

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan posisi, kinerja, dan arus kas keuangan perusahaan kepada

BAB I PENDAHULUAN. dalam bisnis investasi di pasar modal. Perkembangan pasar modal indonesia saat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan satu hal penting, yaitu arus kas. Laba perusahaan memang hal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan informasi yang relevan dan tepat waktu dalam setiap pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan. Menurut AICPA (1970) bahwa akuntansi adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan berupa informasi UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artinya suka dan taat kepada perintah atau aturan, dan berdisiplin. Kepatuhan berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

PENDAHULUAN. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil akan. mempunyai perhatian besar di bidang keuangan, terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. ketidaksesuaian penafsiran informasi yang disajikan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan keuangan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perusahaan yang tidak hanya berguna bagi internal perusahaan tetapi juga berguna

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya (IAI, 2007). Ketepatan waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Suatu entitas bisnis membutuhkan modal untuk melakukan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia perekonomian di Indonesia yang sangat

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan memberikan informasi penting mengenai

ANALISIS PENGARUH HUTANG, EKUITAS SERTA INVESTASI TERHADAP LABA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang baik bagi investor-investor luar maupun dalam negeri. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dapat berupa informasi akuntansi dan informasi-informasi lain. perubahan posisi keuangan, dan laporan lain (IAI, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh setiap perusahaan yang go public menjadi salah satu sumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang meningkat dari tahun ke tahun. Pasar modal memiliki peran yang besar dalam perekonomian suatu negara,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. unsur penting yang dibutuhkan oleh pemakai sebagai informasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Nilai bisnis mungkin dapat dimaksimalkan melalui beberapa

II. LANDASAN TEORI. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB II LANDASAN TEORI. banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Dalam upaya untuk menghasilkan laba, tentu perusahaan harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di sebuah negara, pembangunan menjadi salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan cara yang digunakan oleh suatu entitas untuk menggambarkan bagaimana kondisi entitas tersebut terutama mengenai posisi keuangannya. Karena dalam laporan keuangan tersebut terkadang berbagai informasi yang berguna bagi para pemakai laporan keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan keuangan harus memberikan penjelasan yang lengkap dan tepat mengenai kejadian-kejadian ekonomi yang mempengaruhi entitas tersebut agar tidak menyesatkan penggunanya. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu: a. Baridwan (2004:17) Menyatakan laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. menurut Baridwan komponen laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. 12

13 b. IAI (2009) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas pengguna sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi : 1). Aset, merupakan sekumpulan aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58. 2). Laibilitas, merupakan klasifikasi yang terpisah dalam laporan keuangan yang memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan. 3). Ekuitas, adalah kepemilikan atau kepentingan residu dalam aktiva entitas, yang masih tersisa setelah dikurangi dengan kewajibannya. 4). Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, maksudnya arus kas masuk aktiva atau peningkatan lainnya atas aktiva atau penyelesaian kewajiban entitas.

14 5). Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik. 6). Arus kas, merupakan pendapatan atau peningkatan lainnya atas aktiva atau penyelesaian kewajiban entitas. Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas. c. Munawir (2004:5) Laporan keuangan adalah pelaporan dari peristiwa-peristiwa keuangan perusahaan yang dapat diartikan sebagai laporan keuangan. Dalam Munawir laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan rugi laba memperlihatkan hasil yang telah dicapai serta biaya yang terjadi selama periode tertentu. d. Chariri dan Ghozali (2003:103) Menyebutkan menurut IAI tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan, prestasi (hasil usaha) perusahaan, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Disamping itu, laporan keuangan juga

15 menunjukkan pertanggungjawaban pengelolaan perusahaan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Chariri dan Ghozali (2003:103) menyebutkan pemakai laporan menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Para pemakai laporan keuangan meliputi: a. Investor, yang berkepentingan dengan resiko dan hasil dari investasi yang mereka lakukan. Informasi dibutuhkan untuk menentukan apakah mereka akan membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Investor biasanya melihat kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. b. Kreditur, yang menggunakan informasi akuntasi untuk membantu mereka memutuskan apakah pinjaman dan bunganya dapat dibayar pada waktu jatuh tempo. c. Pemasok, yang membutuhkan informasi mengenai kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutangnya pada saat jatuh tempo. d. Karyawan, yang membutuhkan informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas, perusahaan dan kemampuan memberi pensiuan dan kesempatan kerja. e. Pelanggan, yang berkepentingan dengan informasi tentang kelangsungan hidup perusahaan terutama bagi mereka yang memiliki perjanjian jangka panjang dengan perusahaan.

16 f. Pemerintah, yang berkepentingan dengan informasi untuk mengatur aktifitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan lain-lain. g. Masyarakat, yang berkepentingan dengan informasi tentang kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta berbagai aktivitas yang menyertainya. IAI (2009) dan Pedoman akuntansi Perbankan Indonesia (2008), menyatakan karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi penggunanya. Karakteristik kualitatif pokok, yaitu: a. Dapat dipahami, Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. b. Relevan, Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. c. Keandalan, Informasi agar bermanfaat juga harus berkualitas andal (reliable). Menurut IAI (2009), keandalan informasi dipengaruhi oleh: 1. Penyajian Jujur Agar dapat diandalkan, informasi harus dapat menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.

17 2. Substansi Mengungguli Bentuk Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya dalam bentuk hukumnya. 3. Netralitas Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. 4. Pertimbangan Sehat Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah. 5. Kelengkapan Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. 6. Dapat Dibandingkan Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Baridwan (2004:19) menyatakan isi dari laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas yang dapat diuraikan sebagai berikut:

18 a. Neraca Neraca merupakan laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut dengan aktiva, dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut pasiva. Dimana pasiva itu terdiri dari dua golongan kewajiban yaitu kewajiban kepada pihak luar yang disebut hutang dan kewajiban terhadap pemilik perusahaan yang disebut modal. b. Laporan laba rugi Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk periode tertentu. selisih antara pendapatan dan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. c. Laporan perubahan modal Laporan perubahan modal menunjukkan sebab-sebab perubahan modal perusahaan. Didalam laporan ini ditunjukkan laba tidak dibagi awal periode, ditambah dengan laba seperti yang tercantum didalam laporan perhitungan laba rugi dan dikurangi dengan dividen yang diumumkan selama periode yang bersangkutan. d. Laporan arus kas Tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyajikan informasi relevan tentang penerimaan kas dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama periode tertentu.

19 Dalam perbankan, simpanan atau dana pihak ketiga juga perlu diperhatikan, karena simpanan atau dana pihak ketiga adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana yang merupakan kewajiban bank kepada masyarakat dimana dana atau simpanan tersebut dapat ditarik kembali atau dicairkan oleh masyarakat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pihak ketiga dalam hal ini adalah masyarakat yang memerlukan informasi laporan keuangan dari bank yang dipercaya sehingga pihak ketiga semakin yakin akan investasinya terhadap bank tersebut. 2.2 Ketepatan Waktu (Timeliness) Timeliness didefinisikan sebagai suatu pemanfaatan informasi oleh pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas atau kemampuannya untuk mengambil keputusan. Informasi tidak dapat diakatan relevan jika tidak tepat waktu. Informasi harus tersedia untuk pengambilan keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kesempatan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan. Timeliness merupakan aspek tambahan bagi relevansi. Jika informasi yang tidak tersedia saat dibutuhkan atau tersedia tidak tepat pada waktunya, maka informasi tersebut tidak memiliki nilai bagi aktivitas masa depan dan menjadi kurang relevan. Beberapa pendapat mengenai ketepat waktuan penyampaian laporan (timeliness) : a. Chariri dan Ghozali (2003:92) menyebutkan informasi harus tersedia tepat waktu bagi pengambil keputusan sebelum mereka kehilangan atau

20 kemampuan untuk mempengaruhi keputusan yang diambil. Sehingga, informasi dikatakan tidak relevan jika tidak tepat waktu. b. IAI (2009), mengatakan bahwa jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan keuangan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. c. BAPEPAM Nomor: Kep-36/PM/2003, yang menyatakan bahwa perusahaan yang telah melakukan pencatatan di Bursa Efek Indonesia mempunyai kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala. Keputusan tersebut ditetapkan tanggal 30 september 2003 dan mulai berlaku untuk laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003. d. Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (2008), menyatakan bahwa laporan keuangan wajib disajikan secara tahunan berdasarkan tahun takwim, artinya laporan keuangan dilaporkan pada akhir periode akuntansi yaitu tanggal 31 desember. Standar penilaian ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dalam perusahaan perbankan yang tercantum dalam Peraturan bank Indonesia Nomor 8/20/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, dikatakan tepat waktu apabila 1). Menyajikan laporan keuangan bulanan, 2). Sudah menyampaikan SPT badan kepada kantor pajak, 3). Laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, serta laporan komitmen dan kontijensi.

21 2.3 Leverage Weston dan Copeland (1999:227) menjelaskan rasio-rasio leverage memiliki sejumlah implikasi. Pertama, para kreditur memandang ekuitas atau dana yang dipasok pemilik sebagai suatu pelindung atau basis penggunaan hutang. Jika pemilik hanya menyediakan sebagaian kecil dari pembiayaan total, resiko perusahaan sebagian besar ditanggung oleh kreditor. Kedua, dengan mengumpulkan dana melalui hutang, pemilik memperoleh manfaat dari memegang kendali atas perusahaan dengan komitmen terbatas. Ketiga, penggunaan hutang dengan tingkat bunga yang tetap membesar baik keuntungan maupun kerugian bagi pemilik. Keempat, penggunaan dengan hutang dengan biaya bunga yang tetap dan dengan saat jatuh tempo tertentu memperbesar risiko bahwa perusahaan mungkin tidak dapat memenuhi kewajibannya. Leverage mencerminkan seberapa jauh sebuah perusahaan dibiayai oleh hutang. Husnan dan Pudjiastuti (2004:70) menyatakan leverage ini diukur menggunakan debt to equity ratio dengan membandingkan total hutang dengan modal sendiri. Tingginya debt to equity ratio menunjukkan bahwa ada kemungkinan perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan karena mempunyai hutang yang tinggi. Sehingga perusahaan mempunyai resiko kebangkrutan karena tidak mampu melunasi hutangnya. Adanya kesulitan keuangan tersebut merupakan berita buruk bagi investor. Sehingga manajemen perusahaan akan cenderung menunda penyampaian laporan keuangan. Dalam penelitian sebelumnya

22 menyebutkan bahwa leverage yang diukur dengan debt to equity ratio mempunyai pengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. 2.4 Likuiditas Current ratio (rasio lancar) dikenal sebagai rasio likuiditas. Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi hutang jangka pendek. Oleh karena itu, rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditur jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo hutang (Weston dan Copeland, 1999:226). Indriani, Amalia (2009) menyatakan bahwa likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya (kemampuan) perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo secara tepat waktu. Likuiditas suatu perusahaan dapat ditunjukkan dari perbandingan aktiva lancar dengan kewajiban lancar (rasio lancar). Analisis rasio lancar dapat memberikan sebuah ukuran likuiditas yang cepat dan mudah untuk digunakan. Rasio lancar mampu menjadi indikator terbaik sampai sejauh mana klaim dari kreditor jangka pendek telah ditutupi untuk aktiva-aktiva yang diharapkan dapat diubah menjadi kas dengan cukup cepat. Brigham dan Houston (2006:95) juga menyebutkan bahwa current ratio dapat memberikan sebuah ukuran likuiditas yang cepat, mudah digunakan dan mampu menjadi indikator terbaik dari sampai sejauh mana

23 klaim dari kreditur jangka pendek dapat ditutupi oleh aktiva yang diharapkan dapat diubah menjadi kas dengan cukup cepat. Penelitian Suharli dan Rachpriliani (2006:52) memberikan bukti empiris bahwa likuiditas mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan. Tingginya likuiditas berarti tingginya kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya. Ini merupakan berita baik sehingga perusahaan cenderung menyampaikan laporan keuangan tepat waktu. 2.5 Ukuran Perusahaan Menurut Hilmi dan Ali (2008:7) ukuran perusahaan dapat diukur dengan total aktiva. Semakin besar aktiva yang dimiliki perusahaan semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut karena semakin banyak modal yang ditanam. Schwartz dan Soo (1996) dalam Respati (2004:72) menyatakan bahwa perusahaan besar cenderung mempunyai pengetahuan lebih dan pemahaman mengenai peraturan yang ada, maka perusahaan besar cenderung mentaati peraturan mengenai ketepatan waktu. Ukuran perusahaan lebih banyak disorot oleh masyarakat dibandingkan perusahaan kecil. Oleh karena itu, perusahaan besar cenderung menjaga image perusahaan dimata masyarakat. Untuk menjaga image tersebut perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya dibandingkan perusahaan kecil. Perusahaan besar mempunyai lebih banyak pengetahuan tentang peraturan

24 yang ada, oleh karena itu perusahaan besar lebih mentaati peraturan mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Carslaw dan Kaplan (1991), Dyer dan Mc Hugh (1975), Owusu- Ansah (2000) dalam Hilmi dan Ali (2008:8) menemukan bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Bukti empiris yang ada bahwa perusahaan yang mempunyai aset lebih besar cenderung lebih cepat melaporkan laporan keuangan dibanding dengan perusahaan yang mempunyai aset lebih kecil. Mereka berargumen bahwa perusahaan yang memilliki aset besar cenderung memiliki banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi, sistem informasi yang canggih, mempunyai sistem pengendalian yang kuat, adanya pengawasan dari investor dan sorotan dari masyarakat. 2.6 Kerangka Pemikiran Laporan keuangan yang diumumkan oleh perusahaan terutama perusahaan yang telah go public merupakan informasi relevan yang dapat digunakan oleh investor untuk mengambil keputusan secara cepat dan rasional. Meskipun laporan keuangan perbankan tidak semua dapat dipublikasikan namun bank tetap bisa memberikan informasi yang mempunyai pengaruh keuangan di masa depan dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas perusahaan agar tidak menimbulkan kesesatan bagi para pengguna laporan keuangan. (PAPI, 2008). Baridwan (2004:4) mengungkapkan bahwa informasi yang ada pada laporan keuangan relevan digunakan untuk mengambil suatu

25 keputusan ekonomi jika laporan keuangan tersebut disampaikan tepat waktu dimana informasi harus tersedia untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, sesuai dengan surat keputusan ketua BAPEPAM. Kep- 36/PM/2003 ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan tersebut diukur dari hari yang diperlukan untuk menyerahkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen ke BAPEPAM. Penelitian mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan telah banyak dilakukan sebelumnya. Seperti Respati (2004), hasil penelitiannya menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap ketepatan waktu. Dalam penelitian Schwartz dan Soo (1996) dalam Ira Septriana (2010) menyatakan bahwa ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Bukti empiris penelitian sebelumnyapun menemukan bahwa variabel yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan diantaranya leverage, likuiditas dan ukuran perusahaan. Besarnya leverage dapat dijadikan indikator seberapa besar suatu perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai aktiva perusahaan. Suatu perusahaan yang mempunyai leverage yanng tinggi berarti memiliki banyak hutang pada pihak luar dan tentu saja mempunyai resiko keuangan yang tinggi karena mengalami kesulitan keuangan akibat hutang yang terlalu tinggi. Kesulitan keuangan merupakan kabar buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan dimata masyarakat.

26 Penelitian Ukago, dkk (2005:30) menemukan bukti empiris bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Semakin tinggi leverage, maka perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin meningkatkan labanya guna membiayai hutangnya. Jika perusahaan tidak mampu menghasilkan laba maka perusahaan tidak mampu membayar hutang tersebut sehingga perusahaan akan bangkrut. Tingginya tingkat likuiditas menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang tinggi dalam melunasi hutang jangka pendeknya. Hal ini merupakan berita baik bagi perusahaan. Sehingga perusahaan dalam kondisi ini cenderung untuk tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya. Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan (Hanafi, 2003:77) dalam Hendra Saputra, dkk -:4. Brigham dan Houston (2006:95) menyatakan likuiditas sering ditunjukkan dengan current ratio karena dapat memberikan ukuran likuiditas yang cepat, mudah digunakan, dan merupakan indikator terbaik sampai sejauh klaim dari kreditor jangka pendek telah ditutupi oleh aktiva yang diharapkan dapat diubah menjadi kas dengan cukup cepat. Penelitian Hilmi dan Ali (2008:21) memberikan bukti empiris bahwa likuiditas mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Apabila perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar

27 semakin besar, ini berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya. Penelitian Catrinasari (2006:49) juga menemukan bukti empiris bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Penelitian Hilmi dan Ali (2008:7) menyatakan bahwa besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari total aktivanya. Bukti empiris yang ada bahwa perusahaan yang memiliki aktiva lebih besar akan cenderung menyampaikan laporan keuangannya lebih cepat. Perusahaan besar cenderung mempunyai sumber informasi lebih banyak, sistem pengendalian intern yang kuat dan juga menjadi sorotan masyarakat sehingga ada kemungkinan menyampaikan laporan keuangannya tepat waktu. BAPEPAM mengeluarkan peraturan mengenai kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala guna melindungi kepentingan investor dalam melakukan penanaman modal. Adanya peraturan tersebut perusahaan publik dapat memberikan informasi yang lebih cepat dan akurat kepada investor. Bank Indonesia juga mewajibkan setiap perusahaan yang bergerak dibidang perbankan untuk melaporkan dan memberikan informasi laporan keuangan secara berkala. Hal ini diatur dalam Peraturan Perbankan Akuntansi Indonesia sebagai acuan penyusunan laporan keuangan. Jika perusahaan memperoleh laba itu merupakan berita baik sehingga akan mendorong perusahaan untuk menyampaikan laporan

28 keuangannya tepat waktu. Dari uraian diatas dapat digambarkan model penelitian yang dapat dilihat pada gambar 1: Leverage (x 1 ) Likuiditas (x 2 ) Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (y) Ukuran Perusahaan (x 3 ) Gambar 1. Kerangka pemikiran 2.7 Hipotesis Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang disajikan dalam penelitian ini adalah: H1 Rasio leverage, likuiditas, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. H2 Rasio leverage secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. H3 Rasio likuiditas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. H4 Rasio ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.