BAB I PENDAHULUAN. Dengan dewasaan ini diharapkan anak akan dapat diketahui bahwa pekerjaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal. 89

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja sendiri. 1 Artinya bahwa proses

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 34 2

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB I PENDAHULUAN. belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, dituntut sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULIAN. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah sebuah sistem yang kompleks dimana

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan standar kelulusan di setiap tingkatan dalam pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Karya, Bandung, 2008, hlm Kamus Besar Bahasa Indonesia lengkap, CV Mini Jaya Abadi, Jakarta, 2000, hlm. 58.

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. mengarah pada perbaikan sistem pendidikan.. Usaha tersebut mesti. dilakukan demi menciptakan generasi masa depan berkarakter, yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan Nasional dalam UU Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. kompleks sehingga sulit dipelajari dengan tuntas. Oleh sebab itu masalah

2015 PEMBELAJARAN PAI PADA PROGRAM AKSELERASI DI SD AR-RAFI BALEENDAH

BAB I PENDAHULUAN. bidang, setiap jenis-jenis dan jenjang-jenjang pendidikan perlu terus

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan. kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kegiatan dan usaha yang dilakukan guru untuk membina dan menjadikan anak sebagai manusia dewasa baik jasmani maupun rohani. Dengan dewasaan ini diharapkan anak akan dapat diketahui bahwa pekerjaan mendewasakan anak itu tidaklah mudah karena anak itu adalah pribadi yang utuh dan komplit sehingga sulit dipelajari dengan tuntas. Oleh sebab itu masalah pendidikan tidak akan selesai-selesai, sebab pada hakekatnya anak itu selalu mengalami perkembangan mengikuti dinamika kehidupannya. Jadi pendidikan merupakan suatu proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat. Kemajuan masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya. 1 Hal ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undang-undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, 1 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana, 2008, h. 17

2 mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Guru juga ujung tombak pendidikan, sebagai guru secara langsung membina dan mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral tinggi. Maka dari itu kemampuan dasar yang diperlukan sebagai pendidik dan pengajar, kemampuan tersebut tercermin dalam kompetensi guru. Kompetensi guru yaitu merupakan kemampuan guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Guru sebagai orang yang prilakuanya menjadi penutan siswa dan masyarakat pada umumnya harus dapat mengimplementasikan tujuan-tujuan pendidikan yang akan dicapai baik dari tataran tujuan nasional dan sekolah dan untuk mengantar tujuan tersebut, guru harus memiliki kecakapan dan kemampuan yang menyangkut landasan pendidikan dan psikologi perkembangan siswa, sehingga strategi pembelajaran akan diterapkan berdasarkan situasi dan kondisi yang ada di lapangan. Salah satunya kompetensi yang harus dimiliki seseorang guru adalah potensi pedagogis yaitu kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran perserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi pemahaman dan penguasaan guru dalam metode pembelajaran. Kompetensi seorang guru juga sangat diperlukan, kompetensi harus sejalan agar apa yang diinginkan tercapai sesuai tujuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka ada 10 kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu: Mandiri. 3 Indonesia. UU No. 20 Tahun 2003, tentang system Pendidikan Nasional, Jakarta: Asa

3 1. Kemampuan dalam menguasai bahan 2. Kemampuan mengelola program belajar mengajar 3. Kemampuan mengelola kelas 4. Kemampuan mengunakan media 5. Kemampuan mengunakan landasan pendidikan 6. Kemampuan mengelola intekrasi belajar mengajar 7. Kemampuan menilai prestasi ssiwa untuk kepentingan pengajaran 8. Kemampuan mengenal fungsi dan peranan layanan bimbingan dan penyuluhan sekolah 9. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah 10. Kemampuan memahami perinsip dan menjelaskan hasil penelitian pendidikan guna keperluan mengajaran. 3 Dari 10 kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru harusmampu menjelaskan materi yang akan diajarkan dan diperlukan penguasaan bahan pelajaran, agar apa yang disampaikan dapat dipahami oleh anak didik. Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Di antaranya kompetensi guru adalah : a. Kompetensi intelektual: yaitu berbagai perangkat pengetahuan yang ada dalam diri individu yang diperlukan untuk menjunjang berbagai aspek kinerja sebagai guru b. Kompetensi fisik yaitu perangkat kemampuan fisik yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugas sebagai guru dalam berbagai situasi c. Kompetensi kepribadian yaitu perangkat prilaku yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam mewujudkan diri, identitas diri dan pemahaman diri d. Kompetensi sosial yaitu prangkat prilaku tertentu yang merupakan dasar dari pemahaman diri dari sebagian yang tidak terpisah dari diri lingkungan sosial serta tercapainya intekrasi sosial secara efektif, dan pemecahan masalah kehidupan sosial 64 3 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Gfindo Persada, 2006, h.

4 e. Kompetensi spiritual yaitu pemahaman, penghayatan, serta pengalaman kaidah-kaidah keagamaan. 4 Selanjutnya kemampuan seorang guru merupakan kesanggupan atau penguasaan seseorang terhadap pekerjaannya baik ditinjau dari segi pengetahuan, maupun keterampilan yang dimilikinya dalam menjalankan tugas maka seorang guru menyampaikan materi pembelajaran harus memperhatikan metode atau strategi pembelajaran sehingga mudah dipahami anak didik. Mengenai metode atau strategi pembelajaran dalam pendidikan, Allah Swt berfirman dalam ( Q.S. an-nahl : 125 ) serulah (manusia )kepada jalan tuhan-mu dengan hikma dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik, sesungguhnya tuhan-mu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapatkan petunjuk. Berdasarkan dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi dan tujuan pendidikan adalah untuk memberikan bekal yang diperlukan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota masyarakat. Melalui pendidikan, seseorang diharapkan mampu membangun sikap dan tingkah laku serta pengetahuan 4 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, h. 5

5 yang perlu dan berguna bagi kelangsungan dan kemajuan diri dalam masyarakat, bangsa dan negara. Strategi pembelajaran yang akan dianalisis peneliti ini dinamakan peer lessons. Strategi pembelajaran aktif tipe peer lessons merupakan strategi yang digunakan untuk menggairahkan kemauan peserta didik untuk mengajarkan materi kepada temannya. Maka diharapkan penerapan strategi pembelajaran ini nantinya akan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar. Berdasarkan hasil observasi penulis sementara di Madrasah (MTs) Al- Qasimiyah Sorek Satu Kabupaten Pelalawan bahwa dalam proses pembelajaran guru menggunakan metode atau strategi pembelajaran, maka penulis menemukan beberapa gejala-gejala yang terjadi di antaranya : 1. Guru kurang memperhatikan siswa ketika berdiskusi. 2. masih ada guru yang dominan menggunakan metode ceramah saja, sehingga masih banyak siswa bermain dalam belajar. 3. Guru kurang mengawasi siswa melakukan diskusi kelompok sendiri-sendiri tanpa pengawasan atau gurunya tidak di kelas. Berdasarkan gejala-gejala tersebut, dapat dikatakan proses pembelajaran selama ini belum mampu membuat siswa termotivasi untuk belajar, sesuai dengan amanat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), bahwa guru sebagai agen pembelajaran harus mampu menyajikan pembelajaran yang kontekstual dengan melibatkan siswa secara langsung dan peran serta siswa secara aktif ( student centered). Hal ini sesuai dengan prinsip kegiatan belajar mengajar dalam (KTSP),

6 yaitu kegiatan yang berpusat pada siswa. 5 strategi pembelajaran yang dipilih hendaknya mampu menjawab tuntutan kurikulum tersebut. Sesuai dengan cara belajar yang diterapkan Ruhl, Hughes, dan Schloss yang meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya tentang apa yang dijelaskan oleh guru pada beberapa jeda waktu yang disediakan selama berlangsung. 6 dan hal inilah siswa aktif, kereatif dan bisa meningkatkan hasil belajarnya. Oleh karena itu, peneliti ingin menindaklanjuti penelitian tentang penerapan Strategi Pembelajaran Aktif tipe Peer Lessons, yaitu Strategi pengajaran sesama siswa. Pada dasarnya pembelajaran aktif merupakan pembelajaran untuk membuat siswa menjadi lebih terampil dengan langsung terlibat dalam kegiatan pembelajaran, sehingga proses kegiatan belajar di kelas akan terasa lebih menyenangkan, karena adanya interaksi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. Sebagaimana dinyatakan oleh Melvin L.Silberman dalam bukunya Active Learning diterjemakan oleh Raisul Muttaqien mengatakan: yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif 7. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Kemampuan Guru dalam Mengimplementasikan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Peer Lessons pada Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Al-Qasimiyah Sorek Satu Kabupaten Pelalawan 5 Masmur Muslich, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, h. 48. 6 Melvin. L.Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung : Nusa Media, 2010, h.26 7 Ibid. h.9.

7 B. Definisi Istilah Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul, maka peneliti merasa perlu menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut: 1. Kemampuan adalah prilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesusi dengan kondisi yang diharapkan. 8 Kemampuan guru dalam menerapakan strategi peer lesson pada mata pelajaran 2. Guru adalah pendidikan profesional, karenanya secara implicit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagai tanggung jawabpendidikan yang terpikul di pundak pada orang tua. 9 3. Implementasi adalah suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga memberi dampak baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap. 10 Sedangkan penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah pelaksanaan atau penerapan strategi pembelajaran aktif tipe peer lessons pada mata pelajaran fiqih. 4. Strategi adalah prosedur mental yang berbentuk tatanan langkah yang menggunakan upaya ranah cipta untuk mencapai tujuan tertentu. 11 5. Pembelajaran aktif adalah melibatkan siswa dalam melakukan sesuatu dan berfikir tentang apa yang mereka atau siswa lakukan. 12 8 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorintasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010, h. 17 9 Zakiah Daradjat, Dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, h. 39 10 Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung : Remaja Rosda Karya, 2009, h.237 11 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005, h.214

8 6. Strategi pembelajaran aktif tipe peer lessons merupakan strategi yang digunakan untuk menggairahkan kemauan peserta didik untuk mengajarkan materi kepada temannya. 13 7. Fiqih adalah ilmu agama yang mengandung pengetahuan untuk mendekati diri kepada Allah dan didalamnya memuat masalah-masalah hukum islam yang berasal dari Allah SWT. C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang dan gejala-gejala yang telah dikemukakan di atas, masalah yang dapat diidentifikasi adalah : a. Bagaimana kemamapuan guru dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran aktif tipe peer lessons pada mata palajaran fiqih? b. Bagaimana sikap siswa dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe peer lessons? c. Apakah manfaat penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe peer lessons bagi siswa? 2. Batasan Masalah Mengingat luasnya ruang lingkup kajian di atas maka peneliti membatasi masalah yaitu kemampuan guru dalam mengimpelementasikan hal.107 12 Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif,Surabaya: Masmedia Buana Pustaka,2009, 13 Hisyam Zaini,dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta:Insan Madani,2008, h.62

9 strategi pembelajaran aktif tipe peer lesson pada mata pelajaran Fiqih di MTs Al-Qasimiyah Sorek Satu Kabupaten Pelalawan. 3. Rumusan Masalah a. Bagaimanakah kemampuan guru dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran aktif tipe peer lessons pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Al-Qasimiyah Sorek Satu Kabupaten Pelalawan? b. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan guru dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran aktif tipe peer lessons pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Al-Qasimiyah Sorek Satu Kabupaten Pelalawan? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran aktif tipe peer lessons pada mata pelajaran Fiqih MTs AL- Qasimiyah Sorek Satu Kabupaten Pelalawan. b. Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan guru dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran aktif tipe peer lessons yang dilakukan guru Fiqih di MTs AL-Qasimiyah Sorek Satu Kabupaten Pelalawan.

10 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Sekolah Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan masukan dalam menentukan strategi belajar yang efektif terutama dalam pembelajaran fiqih untuk meningkatkan mutu sekolah ke arah yang lebih baik. b. Bagi guru Strategi pembelajaran peer lessons yang dilakukan oleh peneliti diharapkan menjadi salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar fiqih siswa, mendorong meningkatkan profesionalisme guru serta menumbuhkan wawasan berfikir ilmiah. c. Bagi Penulis Penelitian ini akan menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang strategi pembelajaran serta pedoman bagi penulis untuk mengembangkan strategi pembelajaran. d. Bagi Siswa Penerapan Strategi peer lessons dapat membantu siswa untuk meningkatkan keaktifan dalam balajar siswa.