ANALISIS INSTRUKSIONAL GURU DALAM PEMBELAJARAN DI PAUD GUGUS ANGGREK KECAMATAN DENPASAR UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 58 TAHUN 2009 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2009 STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIK ANAK USIA DINI DI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

THE INTEGRATION OF CHARACTER EDUCATION VALUES INTO THE SERVING TECHNIQUE SUBJECT AMONG STUDENTS OF SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. yang menangani anak usia 4-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAUDNI DI KECAMATA PONTIANAK BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA)

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dadan Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bellanita Maryadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian PerSyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini ALIMATUL FADLIYAH

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

KOMPETENSI GURU PAUD DALAM MENDESAIN PEMBELAJARAN DI KECAMATAN KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG JURNAL. Oleh DWI PUJI RAHAYU ( )

UPAYA PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TAMAN KANAK-KANAK DI KECAMATAN BANTUL, KABUPATEN BANTUL ARTIKEL JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

PEMAHAMAN GURU DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK ANAK USIA DINI

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS 1 KECAMATAN MARGA

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KONTEN PEDAGOGIS DENGAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh PUJI HAYATI ( )

BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

K A 2012/2013. Disusun Oleh: YULIANA DEWI A FAKULTA

BAB I PENDAHULUAN. dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Tutor Oleh Gugus PAUD Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Di Desa Cangkuang Rancaekek

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

ISKANDAR HASAN Pengawas Sekolah Menengah Dinas Pendidikan Kota Gorontalo

UPAYA MENGEMBANGKAN PERILAKU SOPAN MELALUI PEMBIASAAN PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK ALKHAIRAAT TONDO

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

IMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU IPS SMP/MTs DI KECAMATAN PANDAK JURNAL SKRIPSI

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

TINGKAT KEAKTIFAN SISWA KELAS V DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN TONNIS DI SD N 01 REJOSARI KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGARUH JENJANG PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PERSEPSI TENTANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI DESA GEMOLONG KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. penting yang perlu diingat bahwa tidak semua informasi yang diperoleh anak dari

ARTIKEL PENELITIAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD

PENGARUH PERMAINAN PETAK UMPET TERHADAP KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melda, 2013

BAB I PENDAHULUAN. "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa" Setiap manusia memiliki. mengembangkan secara sistematis. Langkah pemerintah untuk

2015 ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERIKAN VARIASI STIMULUS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN JASMANI SMP SE- KECAMATAN KROYA KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : DINA NURHAYATI A

STANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007)

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA SISWA KELOMPOK A TK ISLAM MARDI SIWI PAJANG LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN

KINERJA GURU DALAM BIDANG PEMBELAJARAN PASCA SERTIFIKASI DI SMK N 2 WONOSARI

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Deskripsi Teoritis Tinjauan tentang Guru, Kompetensi, Kompetensi Pedagogik, dan PAUD

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan

TINGKAT KREATIVITAS GURU DALAM MENYIKAPI KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI

EVALUASI IMPLEMENTASI STANDAR PENILAIAN PADA PEMBELAJARAN BATIK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

AKTIVITAS GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada dasarnya merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan

PENINGKATAN MORAL ANAK USIA DINI MELALUI BONEKA JARI DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI 1 KOTO TUO KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL

Transkripsi:

ANALISIS INSTRUKSIONAL GURU DALAM PEMBELAJARAN DI PAUD GUGUS ANGGREK KECAMATAN DENPASAR UTARA Ni Wayan Dewi Adiyani, Nyoman Dantes, A.A.I.N Marhaeni Program Studi Pendidikan Dasar,Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia e-mail: {dewi.adiyani; nyoman.dantes; agung.marhaeni}@pasca.undiksha.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku istruksional guru pada: 1) fase perencanaan, 2) fase pelaksanaan dan 3) fase penilaian. Rancangan penelitian ini adalah bersifat deskriptif kuantitatif, dalam pengumpulan data menggunakan metode studi dokumentasi dan kuesioner, dengan populasi seluruh guru kelompok A yang berjumlah 20 orang di PAUD Gugus Anggrek Kecamatan Denpasar Utara. Data yang diperoleh dari kuesioner alat penilaian kemampuan guru pada fase perencanaan, fase pelaksanaan, dan pada fase penilaian pembelajaran di kelas, ditabulasikan sesuai dengan fase masing-masing dan selanjutnya dianalisis dengan statistik deskriptif mencari mean dan standar deviasi. Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan skala penilaian atau kategori/ klasifikasi pada skala lima teoritik. Adapun skala penilaian kategori Skala Penilaian Atau Kategori/ Klasifikasi Pada Skala Lima Teoritik dengan skala: sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), kurang (K), dan sangat kurang (SK). Hasil penelitian ini menemukan bahwa perilaku instruksional guru PAUD dalam mengelola pembelajaran kelompok A pada Gugus Anggrek Kecamatan Denpasar Utara pada fase perencanaan pembelajaran berada antara range 24,5 - < 31,5 dan dapat dikatakan perilaku instruksional guru PAUD di Gugus Anggrek Kecamatan Denpasar Utara pada fase perencanaan berada pada kategori baik. Pada fase pelaksanaan pembelajaran berada antara range 70 - < 90 dan dapat dikatakan perilaku instruksional guru PAUD di Gugus Anggrek Kecamatan Denpasar Utara berada pada kategori baik. Pada fase penilaian pembelajaran berada antara range 28 - < 36 dan dapat dikatakan bahwa perilaku instruksional guru PAUD di Gugus Anggrek Kecamatan Denpasar Utara berada pada kategori baik. Kata kunci : Pelaksanaan, Penilaian, Perencanaan, Perilaku Instruksional ABSTRACT This research aims to investigate instructional behavior of teacher on 1) planning phase, 2) implementation phase 3) evaluation phase. The design of this research was quantitative descriptive, in collecting data using documentation study method and questionnaire, with population of 20 group A early education teachers in Anggrek District, North Denpasar Subdistrict. Data were acquired from teacher s evaluation capacity test on planning phase, implementation phase, and on classroom learning valuation phase, which were analyzed according to the each phases and then analyzed using descriptive statistic to find the mean and standard deviation. The results were compared with evaluation scale or category/classification in five theoretical scale. The categories of evaluation scale were the followings: very good (SB), good (B), enough (C), bad (K), and very bad (SK). These research results find that early education teacher s instructional behavior in managing learning on Group A in District Anggrek Sub-district North Denpasar on learning planning phase was on the range between 23,35 - < 28,05 and can be said that early education teacher s instructional behavior in District Anggrek

Subdistrict North Denpasar on planning phase was on good category. On learning implementation phase was on the range between 66,65 - < 79,95 and can be said that early education teacher s instructional behavior in District Anggrek Sub-district North Denpasar was on good category. In learning evaluation phase was on range between 26,65 - < 31,95 and can be said that early education teacher s instructional behavior in District Anggrek District Anggrek Sub-district North Denpasar was on good category. Keywords: evaluation, implementation, intructional behavior, planning PENDAHULUAN Pendidikan merupakan tolak ukur dari kualitas, kemajuan, dan masa depan suatu bangsa. Melalui pendidikan sejak dini diharapkan generasi penerus bangsa memiliki kepribadian dengan jati diri yang mana keberadaannya akan berguna bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Melalui pendidikan diharapkan terjadinya proses perubahan tingkah laku menuju kepada kedewasaan (maturity) dari pada generasi bangsa kita, sesuai dengan amanah UNESCO pilar-pilar pendidikan yang sangat dibutuhkaan dalam membangun pendidikan yang bermartabat yaitu: 1). Belajar untuk mengetahui (learning to know), 2). Belajar untuk melakukan pekerjaan (learning to do), 3). Belajar untuk hidup bersama (learning to live together), 4). Belajar untuk menjadi diri sendiri (learning to be), dan menurut Yaumi (2012:5) pakar pendidikan di Indonesia menambahkan satu pilar yakni belajar untuk mengabdi (learning to workship) kepada Yang Maha Kuasa. Pembentukan perilaku positif meru pakan salah satu tujuan utama pendidikan. Menurut Putra (2012:39) perilaku bukan bawaan sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar. Pendidikan untuk pembentukan perilaku sebaiknya belajar dari realitas atau pengalaman yang berulang,melalui keteladanan atau permodelan dan interaksi sosial. Upaya pembentukan perilaku yang positif dalam artian membentuk karakter yang positif tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang panjang. Melalui pendidikan sesuai yang tercantum dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab VI Pasal 13 dimana jalur pendidikan yang ada terdiri atas pendidikan formal, non formal dan informal, dimana diharapkan pemberian pendidikan pembentukan karakter dapat dimulai dari anak-anak yakni melalui pendidikan anak usia dini baik formal (Taman Kanak-Kanak atau RA) dan nonformal (Kelompok Bermain atau TPA). Kegiatan pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang direncanakan lebih dahulu oleh penyelenggara pendidikan atau oleh pengajar dan terarah pada hasil belajar tertentu. Pembelajaran tidak terbatas pada tingkat kognitif saja, tetapi juga dalam bentuk sikap perilaku (afektif). Sebagai pendidik pasti memiliki tujuan yang harus diselesaikan dalam jangka satu tahun pelajaran, dimana dalam Nasution (2006:59) tujuan pendidikan dibagi menjadi tiga kawasan menurut jenis kemampuan yang tercantum di dalamnya yaitu kognitif, psikomotor, efektif. Sehingga bagaimana sikap professional seorang guru dalam mencapai tujuan tersebut yang merupakan saling keterkaitan agar dapat berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Anak dilahirkan dengan potensi mampu berkembang secara baik, tetapi mereka tidak mungkin sepenuhnya melakukan secara sendiri. Anak-anak dalam pengembangan dirinya, termasuk pada aspek sosial emosional membutuhkan bantuan yang sesuai dengan kebutuhannya. Melalui metode dan strategi pembelajaran khusus untuk anak-anak pembentukan perilaku efektif jika mereka diberikan kesempatan berpartisipasi dan bereksplorasi serta mengungkapkan ide-ide dalam suasana yang hangat, akrab, antusias dan penghargaan serta penerimaan dari orang-orang dewasa di sekitarnya. Melalui kegiatan pembiasaan pengembangan aspek sosial emosional serta kemandirian pada anak usia dini dilakukan pada kegiatan di pendidikan anak usia dini/ di Taman Kanak-Kanak yang terprogram,

sistematis, dan bertanggung jawab sejak mereka duduk di bangku prasekolah atau TK, anak akan memiliki kemampuan mengenali, mengolah, dan mengontrol emosi serta perilaku sosialnya. Begitu juga dengan mengajar di pendidikan anak usia dini yang merupakan kegiatan yang sangat kompleks, dimana guru pada saat memberikan kegiatan pembelajaran tidak lepas dari masalah apalagi harus menghadapi situasi dan kondisi terhadap anak-anak. Guru PAUD sebagai pendidik dan pengajar dalam melaksanakan tugasnya sering menemukan problemaproblema yang berbeda, apalagi bila dihubungkan dengan keperluan perorangan/ individu dan keluarga dari anak didik. Dan dalam Undang-Undang Republik Indonesia no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, pasal 1, butir 14 disebutkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhkan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Sehingga mengajar anak usia dini tidaklah semudah bermain dengan anak-anak, guru diharapkan agar mampu mengubah apa yang tidak sesuai dengan anak didik dan diarahkan untuk mampu mengubah perilakunya. Hal ini merupakan tantangan bagi guru PAUD untuk dapat melakukan perbaikan dalam penampilan guru di depan anak dengan memperbaiki metode mengajar sehingga menjadi guru yang professional. Dalam proses mengajar segala persiapan sebelum mengajar, saat mengajar, setelah mengajar harus dilaksanakan sebelumnya. Sehingga dapat dikatakan pelaksanaan siklus proses mengajar adalah dimana guru merencanakan, guru melaksanakan,guru mengecek. Menurut Uno,2012:83 secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Kegiatan-kegiatan tersebut pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran menurut Wina Sanjaya (2012:59) adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. Akhmat Sudrajat dalam (Marhaeni,AAN.2012) menyatakan bahwa penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan peserta didik). Melibatkan anak untuk belajar melalui aktivitas merupakan hal yang penting dalam mengonkontruksikan pengetahuan, perasaan dan ketrampilan yang dimilikinya didukung oleh peran guru dan kompetensi yang dimilikinya (pedagogi, pribadi, sosial, dan profesional) dapat mengembangkan kemampuan anak (peserta didik) agar belajar secara efektif. Kemampuan guru dalam mendidik, membina, dan memfasilitasi anak didik dengan cara yang berarti, mengembangkan pendekatan-pendekatan yang inovatif untuk menguasai pengetahuan dengan jalan memotivasi, menarik perhatian, dan menginspirasi pikiran siswa melalui pembelajaran yang bermakna, dan hasil belajar anak didik yang ditunjukkan dengan terjadinya perubahan tingkah laku sudah dapat dikatakan bahwa hasil belajar anak didik telah tercapai. Berdasarkan pemaparan di atas maka tujuan penelitian yang peneliti lakukan adalah untuk mengetahui perilaku instruksional guru pada fase perencanaan, fase pelaksanaan dan fase penilaian terhadap pembelajaran anak usia 4-5 tahun PAUD Gugus Anggrek Kecamatan Denpasar Utara. METODE Penelitian ini dilaksanakan di Gugus PAUD Anggrek Kecamatan Denpasar Utara pada semester II tahun ajaran 2013/2014. Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan strategi kuantitatif.

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi guru PAUD kelompok A sebanyak 20 orang. Hasil dari kuesioner akan dijabarkan melalui statistic deskriptif, dan skala yang digunakan dalam Koyan (2012:25) sebagai berikut: Tabel 1. Skala Penilaian Atau Kategori/ Klasifikasi Pada Skala Lima Teoritik Rentang Skor Kualifikasi M i + 1,5 SD i - < M i + 3,0 SD i Sangat Baik M i + 0,5 SD i - < M i + 1,5 SD i Baik M i - 0,5 SD i - < M i + 0,5 SD i Cukup M i - 1,5 SD i - < M i - 0,5 SD i Kurang M i - 3 SD i - < M i - 1,5 SD i Sangat Kurang HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Instruksional Guru PAUD Fase Perencanaan Hasil perhitungan statistik deskriptif diperoleh hasil fase perencanaan, diperoleh rata-rata ideal (mean ideal) = 21 dan standar deviasi ideal (SD i ) = 4,7. Berdasarkan skor diatas kemudian dikonversikan pada skala penilaian klasifikasi lima teoritik sebagai berikut. Tabel 2 Rentang Skor Skala Penilaian Fase Perencanaan Pembelajaran Guru PAUD Gugus Anggrek Kec. Den-Ut Nilai Kualifikasi 28,05 - < 35,1 Sangat Baik 23,35 - < 28,05 Baik 18,65 - < 23,35 Cukup 13,95 - < 18,65 Kurang 6,9 - < 13,95 Sangat Kurang Memperhatikan rata-rata skor fase perencanaan sebesar 26,65 bila dikaitkan dengan skala penilaian kualifikasi lima teoritik di atas, maka nilai rata-rata (x1)= 26,65 berada pada range nilai 23,35 - < 28,05. Dengan demikian dapat dikatakan fase perencanaan pembelajaran guru PAUD pada Gugus Anggrek di Kecamatan Denpasar Utara berada dalam kategori baik. Analisis Instruksional Guru PAUD Fase Pelaksanaan Hasil perhitungan statistik deskriptif diperoleh hasil fase pelaksanaan, diperoleh rata-rata ideal (mean ideal) = 60 dan standar deviasi ideal (SD i ) = 13,3. Berdasarkan skor diatas kemudian dikonversikan pada skala penilaian kualifikasi lima teoritik sebagai berikut. Tabel 3 Rentang Skor Skala Penilaian Pada Fase Pelaksanaan Pembelajaran Guru PAUD Gugus Anggrek Kec. Den-Ut Nilai Kualifikasi 79,95 - < 99,9 Sangat Baik 66,65 - < 79,95 Baik 53,35 - < 66,65 Cukup 40,05 - < 53,35 Kurang 20,1 - < 40,05 Sangat Kurang Memperhatikan rata-rata skor fase pelaksanaan sebesar 74,30 bila dikaitkan dengan skala penilaian kualifikasi lima teoritik di atas, maka nilai rata-rata (x2)= 74,30 berada pada range nilai 66,65 - < 79,95. Dengan demikian dapat dikatakan fase pelaksanaan pembelajaran guru PAUD pada Gugus Anggrek di Kecamatan Denpasar Utara berada dalam kategori baik. Analisis Instruksional Guru PAUD Fase Penilaian Hasil perhitungan statistik diperoleh hasil pada fase penilaian, diperoleh ratarata ideal (mean ideal) = 24 dan standar deviasi ideal (SD i ) = 5,3. Berdasarkan skor diatas kemudian dikonversikan pada skala penilaian klasifikasi lima teoritik sebagai berikut. Tabel 4 Rentang Skor Skala Penilaian Pada Fase Penilaian Pembelajaran Guru PAUD Gugus Anggrek Kec. Den-Ut Nilai Kualifikasi 31,95 - < 39,9 Sangat Baik 26,65 - < 31,95 Baik 21,35 - < 26,65 Cukup 16,05 - < 21,35 Kurang 8,1 - < 16,05 Sangat Kurang Memperhatikan rata-rata skor fase penilaian sebesar 30,20 bila dikaitkan dengan konversi penilaian acuan patokan di atas, maka nilai rata-rata (x3) = 30,20 berada pada range nilai 26,65 - < 31,95. Dengan demikian dapat dikatakan fase penilaian pembelajaran guru PAUD pada Gugus Anggrek di Kecamatan Denpasar Utara berada dalam kategori baik.

Nilai Tabel 5 Hasil Nilai Analisis Perilaku Instruksional Guru Gugus PAUD Anggrek Kecamatan Denpasar Utara Fase Perencanaan Pelaksanaan Penilaian Mean 26,55 74,30 30,20 SD 1,432 3,585 2,042 Mean i 21 60 24 SD i 4,7 13,3 5,3 Skala 23,35 -<28,05 66,65 <79,95 26,65 <31,95 Kategori Baik Baik Baik Dari hasil perbandingan dari fase perencanaan, fase pelaksanaan dan fase penilaian dapat dilihat bahwa perilaku instruksional guru PAUD dalam pembelajaran di kelompok A pada Gugus Anggrek Kecamatan Denpasar Utara berada dalam kategori baik. PEMBAHASAN Perilaku Instruksional Guru Dalam Mengelola Pembelajaran Pada Fase Perencanaan Hasil penelitian dikatakan baik pada fase perencanaan dikarenakan sebagai berikut: 1. Kompetensi guru-guru pada PAUD Gugus Anggrek berlatar belakang pendidikan anak usia dini, minimal diploma dua pendidikan guru taman kanak kanak (D2 PGTK) dan strata satu pendidikan anak usia dini (S1 PAUD). 2. Kompetensi guru-guru pada PAUD Gugus Anggrek telah sesuai dengan Permendiknas No 58 Tahun 2010 yaitu: a. Kompetensi kepribadian, guru di mampu dalam: (1) Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebutuhan psikologis anak. menyayangi anak secara tulus, berprilaku sabar-ceria-penuh perhatian, memiliki kepekaanresponsif-humoris terhadap perilaku anak, dan berperilaku sopan santun-menghargaimelindungi anak. (2) Bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma agama, budaya dan keyakinan anak. menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut-suku-budaya-gender, bersikap sesuai dengan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat, mengembangkan sikap anak didik untuk menghargai budaya lain, berperilaku jujur, bertanggungjawab terhadap tugas, berperilaku sebagai teladan. b. Kompetensi professional, guru di mampu dalam: (1) Memahami tahapan perkembangan anak. memahami kesinambungan tingkat perkembangan anak usia 0-6 tahun, memahami standar tingkat pencapaian perkembangan anak. (2) Memahami pertumbuhan dan perkembangan anak. Perilaku guru antara lain: memahami aspek perkembangan dan faktor menghambat serta mendukung aspek fisik motorik - bahasa - kognitif - sosial emosional - moral agama, memahami tanda-tanda kelainan pada tiap aspek perkembangan anak, mengenal kebutuhan gizi anak sesuai dengan usia, memahami cara memantau nutrisi-kesehatankeselamatan anak, mengetahui pola asuh yang sesuai dengan usia anak. c. Kompetensi pedagogik, guru di mampu dalam merencanakan kegiatan program pendidikan, pengasuhan dan perlindungan. Perilaku guru antara lain menyusun rencana kegiatan tahunan semesteran bulanan mingguan - harian, menetapkan kegiatan bermain yang mendukung tingkat pencapaian perkembangan anak, dan merencanakan kegiatan yang disusun berdasarkan kelompok usia. d. Kompetensi sosial, guru di PAUD Gugus Anggrek dinilai mampu dalam beradaptasi dengan lingkungan. Perilaku guru antara lain: menyesuaikan diri dengan

teman sejawat dan mentaati aturan lembaga. 3. Mayoritas guru sudah dilibatkan dalam kegiatan workshop / pelatihan pembuatan RKM dan peta konsep sesuai dengan Permendiknas terbaru, sehingga pada saat observasi dapat dilihat guru di PAUD Gugus Anggrek telah melaksanakan pedoman dari Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan terkait dengan pelaksanaan tahapantahapan dalam fase perencanaan. Perilaku Instruksional Guru Dalam Mengelola Pembelajaran Pada Fase Pelaksanaan Hasil penelitian dikatakan baik pada fase pelaksanaan dikarenakan sebagai berikut: 1. Kompetensi guru-guru pada PAUD Gugus Anggrek berlatar belakang pendidikan anak usia dini, minimal diploma dua pendidikan guru taman kanak kanak (D2 PGTK) dan strata satu pendidikan anak usia dini (S1 PAUD). 2. Kompetensi guru-guru pada PAUD Gugus Anggrek telah sesuai dengan Permendiknas No 58 Tahun 2010 yaitu: a. Kompetensi kepribadian, guru di mampu dalam bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebutuhan psikologis anak. menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa arif bijaksana, berpenampilan bersih sehat rapi. b. Kompetensi professional, guru di mampu dalam: (1) Memahami tahapan perkembangan anak. memahami bahwa setiap anak mempunyai tingkat kecepatan pencapaian perkembangan yang berbeda, memahami faktor penghambat dan pendukung tingkat pencapaian perkembangan. (2) Memahami pemberian rangsangan pendidikan, pengasuhan dan perlindungan. Perilaku guru antara lain: mengenal cara-cara pemberian rangsangan dalam pendidikan, pengasuhan, perlindungan secara umum, memiliki ketrampilan dalam melakukan pemberian rangsangan pada seriap aspek perkembangan. (3) Membangun kerjasama dengan orang tua dalam pendidikan, pengasuhan dan perlindungan anak. mengenal faktor - faktor pengasuhan anak, sosial ekonomi, keluarga dan sosial kemasyarakatan yang mendukung dan menghambat perkembangan anak, mengkomunikasikan program lembaga kepada orang tua. c. Kompetensi pedagogik, guru di mampu dalam melaksanakan proses pendidikan, pengasuhan dan perlindungan. Perilaku guru antara lain: mampu mengelola kegiatan sesuai dengan rencana yang disusun berdasarkan kelompok usia, menggunakan metode pembelajaran melalui bermain sesuai dengan karakteristik anak, memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan kegiatan dan kondisi anak, memberikan motivasi untuk meningkatkan keterlibatan anak dalam kegiatan, memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan anak. d. Kompetensi sosial, guru di PAUD Gugus Anggrek dinilai mampu dalam berkomunikasi secara efektif. Perilaku guru antara lain mampu berkomunikasi efektif dengan anak didik, secara fisik, verbal maupun non verbal. 3. Mayoritas guru sudah dilibatkan dalam kegiatan workshop / pelatihan tentang tahapan di dalam pelaksanaan pembelajaran, seperti guru yang ikut serta pelatihan diikutkan praktek lapangan ke sekolah taman kanakkanak yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan terkait

dengan pelaksanaan tahapan-tahapan dalam fase pelaksanaan. Perilaku Instruksional Guru Dalam Mengelola Pembelajaran Pada Fase Penilaian Hasil penelitian dikatakan baik pada fase penilaian dikarenakan sebagai berikut: 1. Kompetensi guru-guru pada PAUD Gugus Anggrek berlatar belakang pendidikan anak usia dini, minimal diploma dua pendidikan guru taman kanak kanak (D2 PGTK) dan strata satu pendidikan anak usia dini (S1 PAUD). 2. Kompetensi guru-guru pada PAUD Gugus Anggrek telah sesuai dengan Permendiknas No 58 Tahun 2010 yaitu: a. Kompetensi kepribadian, guru di mampu dalam: (1) Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebutuhan psikologis anak. Perilaku guru antara lain: memiliki kepekaan-responsif-humoris terhadap perilaku anak. (2) Bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma agama, budaya dan keyakinan anak. Perilaku guru antara lain: menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut-suku-budaya- gender, mengembangkan sikap anak didik untuk menghargai budaya lain. b. Kompetensi professional, guru di mampu dalam: (1) Memahami tahapan perkembangan anak. memahami kesinambungan tingkat perkembangan anak usia 0-6 tahun, memahami standar tingkat pencapaian perkembangan anak. (2) Memahami pertumbuhan dan perkem bangan anak. Perilaku guru antara lain: memahami aspek perkembangan dan faktor menghambat serta mendukung aspek fisik motorik-bahasa-kognitifsosial emosional - moral agama, memahami tanda-tanda kelainan pada tiap aspek perkembangan anak. (3) Membangun kerjasama dengan orang tua dalam pendidikan, pengasuhan dan perlindungan anak. Perilaku guru diantaranya: meningkatkan keterlibatan orang tua dalam program di lembaga, meningkatkan kesinambungan program lembaga dengan lingkungan keluarga. c. Kompetensi pedagogik, guru di mampu dalam melaksanakan penilaian terhadap proses dan hasil pendidikan, pengasuhan dan perlindungan. Perilaku guru antara lain: memilih cara-cara penilaian sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, melakukan kegiatan penilaian sesuai dengan cara-cara yang telah ditetapkan, mengolah hasil penilaian, menggunakan hasilhasil penilaian untuk berbagai kepentingan pendidikan, mendokumentasikan hasil-hasil penilaian. d. Kompetensi sosial, guru di PAUD Gugus Anggrek dinilai mampu dalam: (1) Beradaptasi dengan lingkungan. Perilaku guru antara lain menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar dan akomodatif terhadap anak didik, orang tua, teman sejawat dari berbagai latar belakang budaya dan sosial ekonomi. (2) Ber komunikasi secara efektif. berkomunikasi secara empatik dengan orang tua peserta didik, berkomunikasi efektif dengan anak didik, secara fisisk verbal maupun non verbal. 3. Mayoritas guru sudah dilibatkan dalam kegiatan workshop / pelatihan pembuatan model penilaian harian triwulan semesteran dimana dikumpulkan secara bertahap untuk dijadikan sebagai pedoman dalam pembuatan laporan ke orang tua seperti ditetapkan pada Permendiknas terbaru, sehingga pada saat observasi dapat dilihat guru di PAUD Gugus Anggrek telah melaksanakan pedoman dari Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan terkait dengan pelaksanaan tahapan-tahapan dalam fase penilaian.

Penutup Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan perilaku instruksional guru PAUD dalam pembelajaran di kelompok A dalam di Gugus AnggrekKecamatan Denpasar Utara pada (1) fase perencanaan berada pada kategori baik (2) pada fase pelaksanaan pembelajaran berada pada kategori baik. (3) pada fase penilaian berada pada kategori baik. Tindak lanjut dari hasil penelitian ditujukan kepada beberapa pihak yaitu guru segugus anggrek harus mampu mempertahankan perilakunya dan diperlukan untuk meningkatkan perilakunya dalam memberikan pembelajaran pada anak usia dini sesuai dengan fase perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Kepala Sekolah Segugus Anggrek sebagai perantara dalam penyediakan sarana dan prasarana pembelajaran, memantau dan mengevaluasi pembelajaran secara rutin segala hal yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran sehingga diperoleh perbaikan pembelajaran untuk anak-anak, melaksanakan tutorial kepada guru-guru seperti kegiatan work shop pendidikan atau kurikulum sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan peningkatan kompetensi profesional dan pedagogik. Pengawas Sekolah Gugus Anggrek secara kontinyu merancang sebuah kegiatan yang teratur untuk mengadakan sosialisasi dan penguatan kepada guru-guru PAUD, kontinyu dan berkelanjutan memeriksa dan mengevaluasi dokumen administrasi guru dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru PAUD. Pendidikan Dasar. Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja. Nasution. 2012. Mengajar Dengan Sukses. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta. Putra N. 2012a. Penelitian Kualitatif PAUD. Penerbit PT Rajagrafindo Persada. Jakarta. Putra N. 2012b. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta. Sanjaya,W. 2012. Perencanaan Desain Pembelajaran. Penerbit Kencana Renada Media Group. Jakarta. Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. www.inherentdikti.netlessisdiknas.pdf. Diakses tanggal 5 Pebruari 2014 Uno H. 2010. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta. Yaumi. 2012. Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Penerbit Dian Rakyat. Jakarta. Daftar Pustaka Koyan, W. 2012. Statistik Pendidikan, Teknik Analisis Data Kuantitatif. Penerbit Universitas Pendidikan Ganesha Press. Singaraja. Marhaeni, A.A.I.N. 2012. Pengantar Evaluasi Pendidikan Teori Aplikasi dan Pengembangannya Untuk