LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI JAWA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KUNJUNGAN SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE TBBM PENGAPON SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI JAWA TENGAH

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE KOTA PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN MASA PERSIDANGAN V TAHUN SIDANG

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI SUMATERA UTARA

Oleh Kamis, 19 Oktober :36 - Update Terakhir Kamis, 02 November :21

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA RAKOR EKUINDA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI 1436 H

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

Kesiapan Operasi Lebaran 2017

Assalamualaikum Wr. Wb

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

BAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

BAB I PENDAHULUAN. (supply chain management). Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Anatan dan

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

LAPORAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki potensi besar untuk

PENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL. Agus Nurhudoyo

HARGA SEMBAKO DAN PRODUKSI KEDELAI NASIONAL Kamis, 27 Agustus 2009

Grafik 1. Perkembangan Inflasi Secara Bulanan di Pekanbaru dan Nasional. Nasional (data mulai tahun 2005)

Rilis PUPR #1. 2 Juni 2018 SP.BIRKOM/VI/2018/263

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Tata Cara

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENANGGULANGAN KRISIS ENERGI DAN/ATAU DARURAT ENERGI

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

SURAT PENGANTAR. No I S I BANYAKNYA KETERANGAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Pengendalian. Pengguna. Bahan Bakar Minyak.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Perusahaan ini pertama kali didirikan pada tahun 2007 yang berbentuk

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari fosil hewan dan tumbuhan yang telah terkubur selama jutaan tahun.

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 89 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SURAT PENGANTAR. No I S I BANYAKNYA KETERANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun

Pola Inflasi Ramadhan. Risiko Inflasi s.d Akhir Tracking bulan Juni Respon Kebijakan

BAB 3 ANALISIS SISTEM / PROGRAM. sederhana, dimana seluruh aspek operasional dan manajemen, dipertanggungjawabkan

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 07/P/BPH MIGAS/IX/2005 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYALURAN BAHAN BAKAR MINYAK

SURAT PENGANTAR. No I S I BANYAKNYA KETERANGAN

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis, industri, dan lain sebagainya. Sehingga diperlukan peramalan

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

BAB I PENDAHULUAN. BBM punya peran penting untuk menggerakkan perekonomian. BBM

BAB I PENDAHULUAN. 2015, bahwa saat ini jumlah penduduk dunia mencapai 7,3 Milyar jiwa. Jumlah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kilometer 3.5 lingkar timur Sidoarjo dengan daerah seluas hektar. PT. Karya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia khususnya di Jakarta

I. PENDAHULUAN. Permintaan akan jasa transportasi dari penumpang/orang timbul akibat adanya

SKRIPSI. Oleh: DIVO DHARMA SILALAHI NIM: J2E

BB. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

BAB V PENUTUP. SPBU di Indonesia memiliki 3 (tiga) macam SPBU yaitu diantaranya COCO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN SEMENTARA ANALISA DAN EVALUASI ANGKUTAN LEBARAN TAHUN 2011 (1432 H) PADA H-7 S.D H+6

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 18/P/BPH Migas/V/2009 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2008

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 06/P/BPH Migas/III/2005 TENTANG

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

BAB II DESKRIPSI GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (PT ASTRA INDONESIA)

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN OPERASI KETUPAT 2014 TANGGAL 21 JULI 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS INDUSTRI GAS NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Perusahaan-perusahaan besar saat ini menggunakan sistem Teknologi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN. menuntut produsen BBM untuk menyediakan BBM ramah lingkungan. Produk

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 10/P/BPH Migas/II/2006 TENTANG

.3 Jumat, 24 Juni 2016

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT, bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan dan

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Pendistribusian LPG. Pembinaan. Pengawasan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 09/P/BPH Migas/XII/2005 TENTANG

Copyright BPH Migas 2014, All Rights Reserved

Dua Pekan Jelang Lebaran, Menteri Basuki Cek Kesiapan Jalan

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap

Oleh : Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Area Pasar;

KERUSAKAN LINGKUNGAN YANG DIAKIBATKAN OLEH SUMBER TRANSPORTASI Iskandar Abubakar

BAB I PENDAHULLUAN. I.1 Latar Belakang

Mahasiswa, 28 Mei Juni Perlindungan hukum..., Dea Melina Nugraheni, FHUI, 2009 Universitas Indonesia. 3 Ibid., hal. 4.

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2008 NOMOR 03 SERI E-02

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM

Transkripsi:

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI MASA PERSIDANGAN V TAHUN 2015-2016 KE PROVINSI JAWA BARAT Dalam Rangka Pengawasan Kesiapan Penyediaan Bahan Bakar Minyak dan Gas serta Ketenagalistrikan Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1437 H KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 2016

A. LATAR BELAKANG Pada awal bulan Juli tahun 2016 ini, insyaallah umat Islam akan merayakan hari raya Idul Fitri 1437 H. Momentum hari raya dan libur panjang bagi sebagian besar masyarakat biasanya dimanfaatkan untuk pulang ke kampung halaman atau yang lazim disebut mudik. Masyarakat di kota-kota besar, termasuk di Jakarta dan sekitarnya akan melakukan perjalanan ke daerah-daerah untuk merayakan hari raya. Adanya perjalanan sebagian besar masyarakat ke kampung halamannya atau dari tempat satu ke tempat lainnya, tentunya membutuhkan sarana transportasi dengan bahan bakar minyak yang cukup. Apalagi di Provinsi Jawa Barat ini dikenal sebagai daerah jalur mudik dan tujuan mudik yang paling besar serta daerah lintasan mudik yang cukup padat lalu lintasnya. Mobilitas masyarakat yang tinggi untuk merayakan hari raya mengakibatkan kebutuhan BBM akan melonjak sangat pesat. Kebutuhan BBM yang tinggi apabila tidak diimbangi dengan pasokan yang cukup akan menyebabkan kelangkaan BBM yang akan menimbulkan keresahan masyarakat dan bisa jadi berujung pada gangguan sosial. Untuk itu, sebagai langkah antisipasi dan upaya untuk memastikan ketersediaan BBM bagi masyarakat, maka Komisi VII DPR RI yang mempunyai tugas di bidang energi dan mempunyai mitra kerja PT Pertamina (Persero) memandang penting untuk memberikan perhatian secara khusus terhadap masalah ketersediaan BBM menjelang arus mudik di Provinsi Jawa Barat. Selain itu, Komisi VII DPR RI juga berkepentingan untuk memastikan kebutuhan masyarakat terhadap energi, baik berupa gas (LPG) dan listrik untuk masyarakat agar tersedia dan terjamin pasokannya selama menjelang dan pasca hari raya Idul Fitri. Untuk itu, pada kunjungan kerja ini Komisi VII DPR RI berharap mendapatkan informasi dan data terkini serta langkahlangkah antisipasi dari PT Pertamina (Persero) dalam penyediaan BBM dan 1

gas serta dari PT PLN (Persero) dalam menjamin pasokan listrik dan jaminan tidak ada masalah pemadaman menjelang dan pasca hari raya Idul Fitri. Sebagai upaya menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dan memberikan kepastian serta kenyamanan para pemigran (pemudik) serta guna memastikan segala sesuatunya terkait supply BBM, LPG dan listrik agar tidak mengalami permasalahan dalam pasokan ketersediaannya, maka Komisi VII DPR RI yang mempunyai mitra kerja PT. Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) memandang perlu untuk melakukan kunjungan lapangan ke Provinsi Jawa Barat. B. DASAR HUKUM Dasar Hukum pelaksanaan kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI adalah: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib sebagaimana telah diubah beberapa kali. 3. Keputusan Rapat Komisi VII DPR RI tentang Agenda Kerja Masa Persidangan V Tahun Sidang 2015-2016. C. TUJUAN KUNJUNGAN LAPANGAN Maksud kunjungan lapangan adalah terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Komisi VII DPR RI, khususnya fungsi pengawasan. Sedangkan tujuan kunjungan lapangan ini secara khusus adalah: 1. Informasi tentang kesiapan pasokan dan ketersediaan BBM, fasilitas dan infrastruktur distribusi BBM termasuk depo dan terminal BBM serta kelaikan SPBU. 2

2. Informasi tentang titik rawan dan potensi masalah terkait penyediaan BBM, gas dan listrik untuk masyarakat pada perayaan Idul Fitri. 3. Kesiapan sumber daya manusia dan antisipasi gangguan keamanan terhadap penyediaan BBM, gas dan listrik. 4. Memastikan adanya langkah-langkah antisipasi dan penangan masalah secara cepat jika terjadi masalah dalam penyediaan BBM, gas dan listrik. D. WAKTU, LOKASI KUNJUNGAN DAN AGENDA KEGIATAN Kegiatan kunjungan lapangan Komisi VII DPR RI dilaksanakan pada tanggal 24 26 Juni 2016 dan mempunyai lokasi tujuan kunjungan ke Provinsi Jawa Barat. Sedangkan agenda kegiatan Kunjungan Lapangan adalah melakukan pertemuan dengan pihak yang terkait di daerah dan meninjau langsung ke lokasi, dengan agenda sebagai berikut: a. Pertemuan dengan PT Pertamina dan PT PLN Wilayah Jawa Barat. b. Kunjungan lapangan ke fasilitas distribusi bahan bakar minyak (SPBU) milik Pertamina. E. SASARAN DAN HASIL KEGIATAN Sasaran dari kegiatan kunjungan lapangan adalah terkumpulnya masukan, informasi dan aspirasi serta masalah-masalah terkait dengan kesiapan dan ketersediaan bahan bakar minyak, gas dan listrik untuk menyambut hari raya Idul fitri. F. ANGGOTA TIM KUNJUNGAN LAPANGAN Kunjungan lapangan ini diikuti oleh Anggota Komisi VII DPR RI, yang merupakan representasi dari fraksi-fraksi, sebagaimana daftar dalam lampiran. 3

BAGIAN II PELAKSANAAN KEGIATAN DAN HASIL KUNJUNGAN KERJA Pelaksanaan kegiatan dan hasil kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Barat sebagai berikut: A. Bahan Bakar Minyak dan LPG 1. Dalam rangka penyiapan penyaluran BBM dan LPG selama lebaran, PT Pertamina mengestimasikan penyaluran dan ketahanan stok masing masing produk sebagai berikut: a. Penyaluran Premium diprediksi mengalami kenaikan menjadi ratarata 82.496 KL perhari atau sebesar 115% dari rata-rata penyaluran normal yang hanya sebesar 71.906 KL. Adapun ketahanan stok berada di kisaran 17 hari atau sebesar 1.302.485 KL. b. Penyaluran Solar diprediksi mengalami penurunan menjadi rata rata 31.118 KL perhari atau sebesar 88% dari penyaluran normal yang hanya sebesar 35.173 KL. Adapun ketahanan stok berada di kisaran 28 hari atau sebesar 1.672.234 KL. c. Penyaluran Avtur diprediksi mengalami kenaikan menjadi rata-rata 13.495 KL perhari atau sebesar 105% dari rata-rata penyaluran normal yang hanya sebesar 12.830 KL. Adapun ketahanan stok berada di kisaran 25 hari atau sebesar 336.734 KL. d. Penyaluran LPG diprediksi mengalami kenaikan menjadi rata-rata 22.622 MT perhari atau sebesar 109% dari rata-rata penyaluran normal yang hanya sebesar 20.866 MT. Adapun ketahanan stok berada di kisaran 18 hari atau sebesar 341.751 MT. 2. Sebagai antisipasi arus mudik yang sangat padat yang tidak tertampung di rest area yang ada SPBU, maka di rest area yang tidak terdapat SPBU akan disediakan BBM dalam kemasan yang dijual khusus untuk antisipasi bagi pemakai jalan tol yang tidak dapat membeli BBM di SPBU. 4

3. Dalam rangka persiapan dan mengantisipasi lonjakan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dan gas menjelang dan setelah hari raya Idul Fitri, Pertamina telah melakukan persiapan sebagai berikut: a. Membentuk Posko Satgas BBM dan LPG di Kantor Pusat dan seluruh Kantor MOR (Marketing & Operation Region) Pertamina. b. Monitoring stok BBM di seluruh Terminal BBM melalui sistem komputerisasi SIMSND (Sistem Informasi Manajemen Supply & Distribution). c. Menjaga ketahanan stok BBM & LPG Nasional. d. Menambah armada Mobil Tanki dan waktu operasional TBBM (jika diperlukan). e. Penambahan dan atau Switching Sarfas. f. Menyiapkan Kantong BBM yaitu mobil tangki (isi BBM) stand by di SPBU yang berada di jalur rawan kemacetan total yang berfungsi sebagai back up penyaluran. g. Menyiapkan jalur contra flow untuk mengantisipasi stagnasi mobilitas mobil tanki Pertamina akibat kemacetan lalu lintas (bekerjasama dengan Polri). h. Fleksibilitas Suplai. i. Penjualan Pertamax dalam Kemasan. j. Menyediakan produk BBK dalam kemasan yaitu Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex dalam kemasan di SPBU yang selama ini belum menjual BBK. k. Melakukan stock built-up di lembaga penyalur BBM dan LPG, termasuk memastikan ketersediaan penebusan BBM dan/atau BBK dari lembaga penyalur. l. Meningkatkan pelayanan di lembaga penyalur mulai dari safety, kehandalan dan kebersihan fasilitas, pelayanan maksimal sesuai 5

standar Pasti Pas, serta pelayanan 24 Jam (jika diperlukan) di Lembaga Penyalur pada Jalur Mudik. m. Koordinasi dengan berbagai pihak dan instansi seperti Hiswana Migas, TNI, POLRI, Dinas Perhubungan, Badan Geologi dan instansi lainnya dalam menjaga keamanan dan kelancaran penyaluran BBM 4. Upaya yang dilakukan dalam mengamankan pasokan BBM menghadapi lebaran adalah: Aspek Distribusi : a. Membentuk Tim Satgas BBM di Region dan masing-masing lokasi b. Menambah jam operasional dari rata-rata 15 jam menjadi 24 jam (jika diperlukan) c. Pengalihan supply point beberapa SPBU ke Terminal BBM lain khususnya bila terjadi kemacetan di jalur reguler d. Menambah armada spot charter dengan cukup e. Disiapkan SPBU Transit/Kantong ( Koordinasi dengan Retail ) 5. Pertamina juga telah melakukan langkah-langkah antisipasi dalam pendistribusian LPG sebagai berikut: a. Penambahan Stock LPG sebanyak 2% sebelum bulan Ramadhan, menambah 4 % selama bulan Ramadhan dan menambah 6 % pada saat hari Raya, dengan kisaran total menambah stok hingga 7000 MT. b. Kepada Agen Elpiji serta SPBBE /SPBE diinstruksikan tetap buka pada hari libur. c. Pada saat hari raya Lebaran, diwajibkan adanya Agen dan Pangkalan Satgas yang tetap beroperasional pada hari tersebut d. Bekerja sama dengan instansi terkait untuk antisipasi pengalihan jalur lalu lintas untuk armada berat, dengan menyiapkan sticker Angkutan Lebaran untuk armada angkutan LPG (skid maupun truk Agen) sehingga tetap mendapat prioritas akses ke jalur-jalur tertentu. 6

e. SPBU disiagakan untuk menjual LPG sebagai antisipasi jika banyak pangkalan tutup khususnya pada saat Lebaran f. Membentuk SPBE Kantong. 6. Hasil kunjungan untuk melihat langsung dan melakukan peninjauan ke SPBU di Jawa Barat, diketahui bahwa distribusi dan pelayanan SPBU saat ini dan menjelang lebaran berjalan cukup baik, layanan kepada masyarakat tidak ditemukan adanya masalah. Namun terdapat potensi masalah yang sangat besar apabila arus mudik yang melalui jalan tol Cipali terjadi kepadatan dan kemacetan karena dipastikan kebutuhan BBM akan meningkat sangat pesat sementara SPBU di jalan tol yang sangat panjang ini masih terbatas jumlahnya. Untuk itu, Pertamina diminta untuk melakukan sosialisasi bagi masyarakat agar sebelum masuk tol Cipali mengisi BBM dengan cukup dan tentang adanya BBM dalam kemasan yang dapat dibeli oleh masyarakat. 7. Terdapat titik kritis di ujung jalan tol Cipali yaitu di Pejagan Jawa Tengah karena potensi terjadi kemacetan yang sangat panjang menjelang keluar tol karena semua transaksi pembayaran dilakukan di pintu keluar tol. Untuk antisipasi hal tersebut, Pertamina juga telah menyiapkan SPBU Kantong yang akan siap di lokasi yang terdekat dengan kemacetan. 8. Pertamina diminta agar tetap melakukan kesiapan di sepanjang jalan tol Pantura karena diduga jalan tol Pantura juga masih akan sangat padat dilalui oleh pemudik. 9. Pengelola rest area diminta agar memperhatikan dan menyiapkan semua fasilitas yang memadai bagi pemakai jalan tol yang perlu istirahat serta fasilitas tempat ibadah yang layak. 10. Perlu ada kerja sama dengan pihak PT Jasa Marga selaku pengelola jalan tol untuk perhitungan jumlah kendaraan yang melintas di jalan tol Cipali agar dapat diantisipasi dan diperkirakan kebutuhan BBM untuk penyiapan oleh PT Pertamina. 7

11. PT Pertamina (Persero) dan SPBU perlu menegaskan dan menjadi perhatian bahwa BBM Pertamax di dalam kemsan kaleng hanya untuk diisikan langsung dalam tangki kendaraan. BBM Pertamax kemasan kaleng tersebut tidak boleh dan dilarang keras dibawa oleh konsumen karena sangat berbahaya dan bisa disalahgunakan. Pertamina harus melakukan sosialisasi dan melakukan pengawasan yang ketata terkait hal ini. 12. PT Pertamina dan pengelola SPBU perlu memperhatikan personil yang bertugas selama lebaran dengan memberikan tunjangan dan kompensasi yang memadai serta memberikan waktu istirahat yang cukup. 13. PT Pertamina (Persero) perlu memikirkan kemungkinan pengiriman pasokan BBM dari Depo ke SPBU tidak menggunakan mobil truk tangki namun dengan menggunakan pipa yang dibangun di dalam tanah. Atas masukan ini. PT Pertamina menyampaikan bahwa unsur keamanan dan perizinan yang menjadi penghambat realisasi pembangunan pipa penyaluran BBM ke SPBU. PT Pertamina akan melakukan kajian lebih lanjut terkait dengan pembangunan pipa untuk pasokan BBM ke SPBU terutama untuk SPBU yang jaraknya dekat dengan dengan SPBU. B. Kelistrikan 14. Kondisi kelistrikan di Provinsi Jawa Barat dalam rangka kesiapan lebaran adalah sebagai berikut: Untuk siang hari 8

Untuk malam hari 15. Kondisi siaga peralatan dan personil sebagai berikut: 16. PT PLN (Persero) Jawa Barat juga telah membentuk posko lebaran yang bertugas menjaga dan menjamin kelistrikan, dengan jumlah posko sebagai berikut: 9

17. Untuk menjaga keandalan pasokan listrik selama bulan Ramadhan dan Lebaran tahun 2016, PLN DJB melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Selama periode H-7 s/d H+5 Idul Fitri 1437H, PLN DJB meniadakan semua kegiatan pemeliharaan listrik terencana yang mengakibatkan pemadaman. b. Menyiapkan Posko Siaga sebanyak 107 Posko Siaga dengan jumlah total personil siaga 1.148 petugas yang selama 24 jam siap melayani pelanggan. Untuk mengaksesnya, pelanggan dapat menghubungi layanan 24 jam Contact Center PLN 123 c. Menyiapkan sarana pendukung berupa: kendaraan pelayanan teknik 375 unit; trafo mobil 30 unit; mobil crane 18 unit; mobil deteksi gangguan 6 unit; dan genset (1 sd 100 kva) sebanyak 89 unit d. Menyediakan material cadangan sehingga apabila terjadi gangguan akan segera mudah teratasi. e. Menyiapkan SOP keandalan bagi tempat-tempat ibadah dan pusat keramaian lainnya. 18. Mulai H-5 Idul Fitri beban cenderung menurun karena industri, perkantoran dan sebagian pelanggan komersial sudah meliburkan aktivitasnya. Diperkirakan kondisi beban akan kembali normal di H+4. Beban puncak siang tertinggi pada hari-hari biasa (Mei 2016) di 6.795 MW, tetapi diprediksi pada siang hari di Idul Fitri beban puncak akan turun menjadi 2.117 MW (naik sebesar 114 MW dari tahun 2015). Pada malam hari, beban puncak tertinggi bulan Mei 2016 di 7.015 MW, sedangkan pada saat Idul Fitri beban puncak malam diprediksi turun menjadi 3.953 MW (naik 120 MW dari tahun 2015). 19. Sementara daya mampu pasok listrik PLN selama masa Idul Fitri adalah sekitar 9.786 MW. Namun, ada beberapa daerah non kawasan industri yang diprediksi beban puncaknya tetap stabil bahkan cenderung 10

meningkat seperti Tasikmalaya, Garut, Cirebon, Cianjur, dan Sukabumi karena merupakan daerah tujuan para pemudik. 20. PT PLN (Persero) juga telah mengantisipasi adanya potensi masalah dan antisipasi penangannya sebagai berikut: 11

BAGIAN III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dari pelaksanaan kegiatan kunjungan lapangan Komisi VII DPR RI ke Provinsi Jawa Barat dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut: 1. Menjelang dan pasca perayaan hari raya Idul Fitri, pasokan dan distribusi bahan bakar minyak dan gas di Provinsi Jawa Barat dalam kondisi yang cukup, namun terdapat potensi masalah karena diperkirakan akan terjadi kemacetan yang serius menjelang pintu tol keluar Pejagan. PT Pertamina (Persero) telah melakukan langkah-langkah persiapan untuk menghadapi lonjakan permintaan bahan bakar minyak serta menyiapkan langkah antisipasi jika terjadi permasalahan. 2. Menjelang dan pasca perayaan hari raya Idul Fitri kondisi kelistrikan di Provinsi Jawa Barat dalam kondisi yang baik, tidak terdapat masalah yang siginifikan terkait dengan pasokan maupun infrastruktur. Namun demikian PT PLN (Persero) diminta untuk menjamin tidak ada pemadaman listrik dan selalu siaga jika ada masalah. 3. Tim Kunjungan Komisi VII DPR RI meminta kepada PT Pertamina dan pengelola SPBU agar selalu siap untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan BBM dan menyiapkan fasilitas rest area yang layak bagi masyarakat pemakai jalan tol yang perlu istirahat dan ibadah. PENUTUP Demikian Laporan Kegiatan Kunjungan Spesifik Komisi VII DPR RI ke Provinsi Jawa Barat, untuk menjadi pertimbangan bagi Komisi VII DPR RI. Jakarta, 28 Juni 2016 Tim Kunjungan Komisi VII DPR RI Ketua Tim, Ir. NAZARUDIN KIEMAS 12