BE AMAZING TEACHERS. Lokakarya Yayasan Suaka Insan Suster SPC Jl. Danau Agung 13, Sunter, Jakarta, 22 Juli 2015 Paul Suparno, S.J.

dokumen-dokumen yang mirip
RELASI GURU-MURID-BIDANG STUDI BAGI GURU SEJATI

PERAN PERGURUAN TINGGI DAN ILMUWAN PADA PEMBANGUNAN PENDIDIKAN INDONESIA KE DEPAN 1 Paul Suparno, S.J. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM KAITAN DENGAN WAWASAN KEBANGSAAN 1 Paul Suparno, S.J.

SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J.

KEPEMIMPINAN SEBAGAI GEMBALA DAN PENGURUS DI BIARA Rohani, Juli 2013, hal Paul Suparno, S.J.

OPTIMALISASI PPR UNTUK PENGEMBANGAN KECERDASAN DAN PEMBINAAN KARAKTER 1

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER SECARA HOLISTIK

SERATUS PERSEN RELIGIUS DAN SERATUS PERSEN INDONESIA Rohani, Agustus 2012, hal Paul Suparno, S.J.

ANAK MAS DI BIARA SEBAGAI UNGKAPAN SEKSUALITAS Rohani, April 2012, hal Paul Suparno, S.J.

KETIDAKPERCAYAAN DALAM BIARA Rohani, Januari 2012, hal Paul Suparno, S.J.

SALING TIDAK PERCAYA DALAM HIDUP BERKOMUNITAS Rohani, Februari 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN KARAKTER UNTUK ANAK ZAMAN SEKARANG 1

PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PANCASILA

DAYA TAHAN LEMAH: TANTANGAN KAUL DARI DIRI SENDIRI Rohani, Oktober 2013, hal Paul Suparno, S.J.

METODOLOGI PENDIDIKAN/PEMBELAJARAN YANG MEMBANGKITKAN NASIONALISME KEINDONESIAAN 1

SPIRITUALITAS STUDI: KESUNGGUHAN BELAJAR Rohani, September 2012, hal Paul Suparno, S.J.

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.

FILSAFAT PENDIDIKAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN NASIONAL 1 Paul Suparno

BUDAYA MENJATUHKAN TEMAN DALAM KONGREGASI Rohani, Juli 2012, hal Paul Suparno, S.J.

MEMBERI ITU MEMBAHAGIAKAN DAN MENYEHATKAN Rohani, Agustus 2013, hal Paul Suparno, S.J.

EVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J.

C. Hubungan pimpinan dan anggota Dalam pendampingan dan kepemimpinan, relasi yang diharapkan adalah:

SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2015

SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI

BAB I PENDAHULUAN. 2001), bahkan dijaman sekarang ini bukan lagi perusahaan besar mengalahkan

PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKSI (PPR) DI SEKOLAH Serviam, educating, enhacing and caring, Januari 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal Paul Suparno, S.J.

Oleh: Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., CA.

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

RANGKUMAN Penggolongan Filsafat Pendidikan menurut Theodore Brameld: 1. Tradisi filsafat klasik yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh dari teori Plato,

GOSIP DALAM BIARA Rohani, Mei 2013, hal Paul Suparno, S.J.

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan. Nasional, yang dimaksud dengan Pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan yang bermutu. Berkat pendidikan, orang terbebaskan dari

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENGAJARAN FISIKA Paul Suparno Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

BAGIAN 1. PRINSIP-PRINSIP PEDAGOGI IGNATIAN

TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENGANTAR TUGAS PEMERINTAH

KESENDIRIAN & KESEPIAN DALAM MASA TUA Rohani, Februari 2013, hal Paul Suparno, S.J.

BELAJAR DAYA TAHAN SEJAK FORMASI AWAL Rohani, Maret 2013, hal Paul Suparno, S.J.

PEMBANGUNAN KARAKTER DAN PEMBENTUKAN BANGSA: APLIKASINYA DALAM SEKOLAH 1 Paul Suparno Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS DAN KREATIF

MENJADI TUA DAN BAHAGIA

MODEL PENDIDIKAN UNTUK MENCINTAI TANAH AIR Educare, Mei 2013, hal Paul Suparno, S.J.

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI PIDATO MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PADA HARI PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2016

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PADA HARI PENDIDIKAN NASIONAL SENIN, 2 MEI 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

Kata Kunci : menghidupkan susana belajar, pembelajaran nyaman dan menyenangkan, student center

KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal Paul Suparno, S.J.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang mampu bersaing di dunia internasional.

BAB I PENDAHULUAN. dan norma-norma yang diakui. Dalam pernyataan tadi tersurat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan

SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) DALAM HIDUP MEMBIARA Rohani, Januari 2013, hal Paul Suparno, S.J.

KOMPETENSI GURU 1. Kompetensi Profesional 2. Kompetensi Kepribadian

NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK

MENGAPA SULIT TERUS TERANG DALAM FORMASI? Rohani, April 2013, hal Paul Suparno, S.J.

IDEN WILDENSYAH BERMAIN BELAJAR

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V PENUTUP. memberikan bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh

IMPLEMENTASI SEMANGAT TAREKAT PADA PENDIDIKAN SEKOLAH Pertemuan Koptari, Syantikara, 13 Januari 2017 Paul Suparno, S.J.

BAB I PENDAHULUAN. 1. PERMASALAHAN Latar Belakang Permasalahan

Yusri. ialah STANDAR KOMPETENSI:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

PERAN PENDIDIKAN DAN PENELITIAN TERHADAP PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA

PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal Paul Suparno, S.J.

KeterampilanInterpersonal dan Membangun Kepercayaan

PEMBELAJAR YANG MENDIDIK DAN BERKARAKTER

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

KODE ETIK DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING LIA

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Kompetensi Profesional yang Harus Dimiliki Guru

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa, salah satu aspek yang dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

INTEGRASI PPR DALAM KURIKULUM 2013

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

NAFSU: TANTANGAN KAUL DARI DALAM BIARA KITA Rohani, September 2013, hal Paul Suparno, S.J.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

Paul Suparno, S.J. Universitas Sanata Dharma Yogyakartsa

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

MAKNA PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efesien

I. PENDAHULUAN. berbeda-beda baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

GEREJA INDONESIA DAN PENDIDIKAN

KODE ETIK DOSEN MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Hal ini berarti bahwa

Hakekat Pendidikan & Batas-batas Pendidikan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKSI (PPR) DAN SILABUSNYA

Transkripsi:

1 BE AMAZING TEACHERS Lokakarya Yayasan Suaka Insan Suster SPC Jl. Danau Agung 13, Sunter, Jakarta, 22 Juli 2015 Paul Suparno, S.J. PENGANTAR Be Amazing Teachers! Jadilah Guru yang menakjubkan! Berarti bukan guru yang biasa-biasa, yang tidak berdampak pada perkembangan anak didik, yang tidak ada semangat dan geraknya; tetapi sebaliknya yang dapat menggugah siswa maju, yang dapat memacu siswa berkembang, yang dapat menantang siswa terus berjuang ke depan. RELASI GURU-SISWA DALAM PROSES PENDIDIKAN Secara sederhana proses pendidikan dapat digambarkan sebagai berikut: PENGETAHUAN KEBENARAN KEBAIKAN KEPENUHAN 1) Siswa mencari, menggali, mendalami pengetahuan, kebenaran, kebaikan, sehingga dapat sampai pada kepenuhan pribadi manusia. 2) Untuk itu guru membantu siswa agar dapat dengan gembira dan semangat melakukan usaha diatas. Guru membantu agar siswa dengan semangat dan gembira menemukan pengetahuan, kebaikan, kebenaran, sehingga semakin menjadi manusia yang utuh. 3) Untuk dapat membantu siswa secara lebih tepat, guru sendiri harus mempunyai dan selalu mencari pengetahuan, kebenaran, dan kebaikan itu sendiri. Tanpa kompeten dalam pengetahuan, kebenaran, kebaikan sendiri, sulit bagi guru membantu siswa berkembang.

2 4) Relasi guru dan siswa dalam usaha membantu itu adalah relasi dialogis; dimana siswa dan guru saling membantu, saling menerima, saling menguatkan, dan saling mengadakan. Relasi itu adalah relasi yang niscaya, yang harus ada agar proses pendidikan terjadi dengan baik. 5) Tugas utama seorang guru adalah membantu siswa supaya berkembang sebagai pribadi manusia yang semakin utuh dan penuh. Maka ia akan membantu siswa dalam seluruh segi kehidupannya, yang mencakup segi intelektual, emosi, psikologis, fisis, moral, spiritual, dan sosial. Tugas ini dilakukan secara dialogis, karena siswa yang dibantu adalah sudah merupakan pribadi manusia muda, yang perlu dikembangkan. Siswa bukan tabula rasa yang kosong, tetapi sudah merupakan pribadi manusia yang mempunyai sesuatu. 6) Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Tugas guru adalah menuntun seluruh kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (2004: 20). Driyarkara menjelaskan pendidikan sebagai proses pemanusiaan manusia muda, merupakan proses hominisasi dan humanisasi. Dengan proses pendidikan itu orang muda dipimpin sehingga dapat berdiri, bergerak, bersikap, dan bertindak sebagai manusia (1980: 85-86). 7) Dari kedua tokoh pendidikan di atas jelas bahwa anak didik adalah sudah manusia, sebagai manusia muda. Sebagai manusia muda, mereka sudah merupakan pribadi dan sudah mempunyai talenta dan kodrat kemanusiaan. Maka mereka bukan tabula rasa yang kosong yang hanya harus diisi oleh guru. Mereka sudah punya daya hidup, pikiran, pengertian, kehendak, perasaan, yang harus dibantu semakin berkembang utuh dan penuh. Dalam proses bantuan ini, relasi guru dan anak didik adalah dialogis, penuh keterbukaan, dan penerimaan. BEBERAPA SIKAP, KARAKTER, DAN KOMPETENSI GURU YANG DIPERLUKAN Dalam membantu siswa berkembang ke kepenuhan itu, beberapa sikap, kompetensi, dan karakter harus dikembangkan oleh guru dengan baik; apalagi bila ingin menjadi guru yang menakjubkan bagi siswa. Beberapa hal itu adalah: A. BERKAITAN DENGAN SISWA 1. Mencintai siswa, care pada siswa, mau direpoti siswa Guru harus mencintai siswa dan senang bila siswanya maju. Tanda bahwa ia mencintai siswa adalah bahwa ia memperhatikan keadaan siswa, terutama siswa yang kurang maju. Ia mencoba mengerti situasi siswa, terutama yang lemah, sehingga dapat membantu dengan tepat. Maka ia

3 senang direpoti siswa, karena dengan cara itu ia dapat mengenal dan membantu siswa. Ia siap membantu siswanya di sekolah dan tidak harus bersikap kaku dalam membantu siswa. 2. Mau berkorban bagi siswa Salah satu bentuk dari mencintai, adalah bahwa guru rela berkorban bagi kebaikan dan kehidupan siswa. Dalam keadaan tertentu guru sungguh sebagai orang tua kedua, yang bertanggung jawab terhadap hidup siswa selama dalam lingkup sekolah. Maka bila ada bahaya, ia akan rela berkorban bagi siswa agar selamat. Bila sekolah dalam bahaya ia tidak lari meninggalkan siswanya, tetapi membantu agar siswanya selamat lebih dahulu. Ia adalah gembala yang baik, yang mengenal domba-dombanya, yang tidak lari meninggalkan dombanya bila serigala datang. 3. Relasi dekat dengan siswa dan dapat menjadi teman Guru di jaman ini diharapkan dapat menjadi teman bagi siswa, terutama dalam menjalani hidup yang banyak tantangan. Dengan menjadi teman, maka siswa lebih berani menatap masa depan dan lebih kuat dalam menghadapi tantangan. Untuk menjadi teman, guru diharapkan dekat dengan siswa dan terbuka pada siswa. Hubungannya diharapkan dialogis, dapat saling bicara, saling menguatkan. Bukan jamannya lagi guru harus menjaga jarak demi dihormati, tetapi justru dekat untuk dicintai. 4. Dapat menantang siswa Guru juga harus dapat menantang siswa agar termotivasi untuk mau maju. Memberikan tantangan yang tepat sehingga siswa terpacu untuk berjuang. Siswa yang lembek diberi tantangan yang cocok sehingga pelan-pelan bangkit berdiri. Kadang perlu siswa dibantu dengan angan-angan ke depan sehingga punya idealitas untuk maju. 5. Dapat membawa kapada Tuhan Salah satu bantuan guru pada siswa adalah bila dapat membantu siswa semakin dekat dengan Sang Pencipta. Siswa dibantu untuk semakin menjadi penuh dalam relasi dengan Tuhannya. Hal ini akan lebih mudah bila guru sendiri memang orang Tuhan. 6. Membantu siswa bersikap kritis dan bertanggungjawab Di jaman global ini guru diharapkan dapat membantu siswa berpikir kritis, menganalisa situasi secara obyektif, berpikir nalar, dan dapat mengambil keputusan untuk hidupnya. Maka sangat penting guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan gagasan mereka tentang persoalan tertentu, juga kalau pendapat mereka berbeda. Jaman ini banyak informasi yang tidak semuanya baik. Maka siswa perlu dibantu untuk dapat melihat informasi-informasi itu secara kritis. Siswa perlu dibantu untuk membedakan mana yang baik dan tidak baik, serta berani mengambil keputusan yang tepat bagi hidup mereka.

4 7. Perlakukan setiap pribadi dengan hormat, siswa adalah subyek bukan obyek Setiap siswa adalah pribadi yang bernilai, berharga. Mereka merupakan ciptaan Tuhan yang harus dihargai. Maka guru harus memperlakukan siswa dengan hormat. Mereka bukan obyek yang dapat sesukanya dilecehkan atau diperdayakan, tetapi subyek yang harus dihargai, disapa, dan dikembangkan. Maka lebih baik dikembangkan model pendidikan yang mengembangkan dengan pujian dari pada dengan celaan. B. BERKAITAN DENGAN BANTUAN BELAJAR/PEMBELAJARAN 1. Mengajar dengan mengaktifkan siswa Oleh karena yang harus lebih mengerti, lebih menjadi tahu, lebih berkembang menjadi pribadi utuh dalam pendidikan adalah siswa, maka proses pembelajaran harus mengaktifkan siswa mengolah dan mengembangkan diri mereka. Baik dalam proses pengembangan pengetahuan dan juga kemanusiaan, pendekatannya adalah siswa yang lebih aktif. Dengan cara ini siswa akan sungguh berkembang karena mereka mengalami sendiri. Maka pembelajaran bukan soal asal guru menyelesaikan bahan, tetapi bagaimana siswa telah sungguh aktif menggeluti, menggali, mencerna, dan menginteriorisasi nilai dan pengetahuan yang mereka pelajari. 2. Mengajar dengan cara yang menyenangkan Secara psikologis anak, terutama anak kecil, hanya mau belajar dengan tekun bila mereka senang. Maka sangat penting guru mengajar dengan caya yang menyenangkan siswa untuk belajar. Model-model pembelajaran yang membuat siswa senang dan termotivasi untuk mempelajari sendiri perlu dipilih dan dikembangkan. Dalam kaitan ini, jelas pembelajaran yang hanya dengan model ceramah, tidak tepat lagi. Guru perlu berefleksi, cara apa yang dapat mereka gunakan dalam membantu siswa senang dengan pelajaran yang diajarkan. Disini setiap guru dapat berbeda! 3. Guru bukan satu-satunya sumber belajar siswa Saat ini sumber belajar begitu banyak seperti internet, multimedia, perpustakaan, ahli lain, orang tua dll. Maka guru bukan satu-satunya. Oleh karena itu guru harus memberikan keterbukaan pada siswa untuk juga mencari pengetahuan dari sumber yang lain. Disini diperlukan keterbukaan guru, juga untuk belajar dari siswa yang kemungkinan telah belajar dari sumber lain. Guru tidak perlu tersinggung bila siswa mendapatkan pengetahuan dari sumber lain dan bahkan perlu mendukungnya.

5 4. Mengajar kreatif, inovatif Guru jaman ini perlu kreatif dan inovatif dalam pembelajarannya. Banyak penemuan baru dalam metodologi pembelajaran, dalam psikologi pembelajaran, yang perlu dipelajari sehingga semakin kreatif dalam membantu siswa. 5. Gunakan media modern yg cocok dengan siswa Jaman ini adalah jaman teknologi informasi. Anak jaman sudah biasa dengan semua peralatan modern itu. Maka peralatan itu perlu digunakan dalam kerangka pembelajaran. Anak jaman ini adalah anak jaman Z, yang biasa dengan berkomunikasi dari berbagai sudut. Mereka biasa berpikir tidak linear. Maka guru perlu menyikapi ini dengan mencari bentuk baru dari model pembelajaran yang ada. 6. Aku bukan guru matematika, Inggris, atau Pancasila. Aku adalah guru siswa! Kita perlu sadar bahwa kita bukanlah terutama guru matematika, fisika, Inggris, Pancasila; tetapi kita adalah guru bagi siswa, kita guru siswa! Ini berarti kita membantu siswa secara keseluruhan bukan hanya bidang studi yang kita ajarkan. Maka kita ikut terlibat dalam seluruh pendidikan anak di sekolah. Kalau ada anak tawuran, anak bertindak amoral, kita sebagai guru di sekolah itu, ikut terlibat dan ikut bertanggunjawab, tidak dapat lepas tangan. Maka kita perlu andil dalam seluruh proses pendidikan di sekolah. C. BERKAITAN DENGAN PENGETAHUAN, KEBENARAN, KEBAIKAN 1. Kuasai bahan Guru yang menakjubkan jelas harus menguasai bidang studi yang diampunya. Ia harus kompeten dalam bidang studinya. Tanpa penguasaan bahan, guru tidak akan PD dalam membantu siswa maju dan juga tidak dapat membantu siswa berkembang secara lebih utuh terlebih dalam bidang pengetahuan. Penguasaan bahan ini menjadi sangat penting pada guru-guru yang mengawali pembelajaran siswa, seperti guru guru SD yang mulai mengajari siswa matematika, bahasa Indonesia dll. Meski bahannya mudah, agar bahan itu diajarkan secara benar. Kesalahan mengajarkan pada awal akan menjadi awal kesalahan selanjutnya atau kemajuan yang terhambat di kemudian hari. 2. Selalu belajar, kembangkan diri Guru harus terus belajar! Guru adalah seorang intelektual, yang punya ciri terus belajar. Maka kita harus terus mengembangkan diri baik dalam pengetahuan, kebenaran, dan juga kehidupan. Bagaimana kita dapat menganjurkan siswa agar belajar terus, bila kita sendiri tidak belajar lagi?

6 Ilmu pengetahuan terus berkembang, kehidupan manusia terus berubah, persoalan terus berubah, maka kita harus terus mengembangkan diri dengan selalu belajar! D. BERKAITAN DENGAN TUGAS, FUNGSI, SIKAP PRIBADI 1. Guru yang gembira dalam bekerja Guru diharapkan melakukan tugas pendidikan dengan gembira dan tulus. Gembira dari dalam hati karena ikut terlibat membantu perkembangan pribadi manusia muda. Semangat kegembiraan itu akan dapat mempengaruhi siswa menjadi gembira juga dalam belajar. Dengan demikian maka mereka akan maju lebih cepat. Guru yang selalu muram, selalu kelihatan sedih akan mempengaruhi seluruh kelas dan siswa menjadi muram dan tidak semangat. Memang kita punya banyak persoalan di keluarga dan diluar kelas, tetapi hal itu tidak perlu secara langsung ditunjukkan pada siswa dengan sikap yang muram dan sedih. 2. Semangat, ada api di dalam hati, menghayati tugas sebagai panggilan Tuhan Guru yang dapat menantang siswa maju adalah guru yang punya semangat. Ada api dalam dirinya untuk membantu siswa agar terus berani berjuang maju. Semangat dan api ini dapat diperolah bila kita menghayati tugas pendidikan ini sebagai panggilan dari Tuhan sendiri. Kita dipercaya oleh Tuhan untuk menjadi tangan kasihnya bagi perkembangan siswa-siswa yang kita layani. Maka sangat penting kita sering refleksi, apakah aku menghayati tugas ini sebagai panggilan Tuhan sendiri? Apakah aku punya relasi dekat dengan Tuhan? 3. Teladan hidup Kita sedang getol dengan pendidikan nilai atau pendidikan karakter. Pendidikan karakter, terutama pada anak-anak akan lebih berdampak dan kena, bila kita sebagai guru memberikan teladan karakter. Kalau kita melakukan nilai itu dan siswa setiap kali melihatnya, maka mereka akan mudah untuk mencerna dan menirukannya. Kelemahan dalam pendidikan karakter sering terletak pada guru yang tidak melakukan nilai yang diajarkannya sendiri. Ia mengajarkan kejujuran, tetapi ia tidak jujur dalam menilai pekerjaan siswa. Ia mengajarkan keadilan, tetapi ia tidak adil dalam menanggapi persoalan siswa. 4. Dapat kerjasama dengan siapapun Dalam kerangka pendidikan yang multibudaya di Indonesia ini, kita sebagai guru diharapkan juga dapat mengembangkan sikap kerjasama dengan siapapun baik rekan guru maupun karyawan dan juga kepala sekolah. Siswa akan belajar kerjasama dengan baik, belajar bersikap non diskriminatif, bila mereka melihat guru-gurunya dapat saling kerjasama dengan baik meski mereka berbeda.

7 5. Punya rencana ke depan Guru zaman ini diharapkan mempunyuai rencana ke depan, mempunyai harapan untuk menatap masa depan. Juga dalam pembelajaran perlu punya rencana ke depan yang setiap tahun diperbaharui dan disesuaikan dengan jaman dan situasi yang ada. 6. Keluarga yang rukun Profesi sebagai guru agar berjalan dengan baik, lancar, gembira, bila ada dukungan dari keluarga kita. Keluarga yang rukun dan baik, akan memberikan semangat kepada kita dalam menjalankan tugass sebagai pendidik. Sebaliknya keluarga yang kurang akrab akan berdampak sebaliknya. Maka penting keluarga kita, kita berikan informasi tentang tugas kita di sekolah. Kenalkan keluarga kita dengan situasi sekolah, tugas dan bebannya, sehingga mereka ikut mengerti dan mendukunganya. PENUTUP Anda ingin menjadi guru yang amazing, yang menakjubkan? Bila ya, anda harus mengembangkan banyak hal, terutama bagaimana anda dapat mencintai siswa anda dan membantu mereka dapat berkembang penuh sebagai seorang pribadi. Dalam membantu siswa berkembang, kita perlu menghargai mereka sebagai pribadi yang bernilai, sebagai pribadi yang dicintai Tuhan. Kita juga perlu memberikan banyak kesempatan mereka untuk aktif sendiri mengembangkan diri mereka. Kita dapat melakukan tugas itu dengan bahagia, bila kita menyadari bahwa tugas itu berasal dari Tuhan yang menginginkan agar lewat kita setiap siswa berkembang lebih baik. PERTANYAAN REFLEKSI 1. Dari sifat, sikap, gaya guru yang mengagumkan di atas; mana yang sudah ada pada diri anda? Ceritakan! 2. Mana yang belum menonjol atau masih sulit bagi anda? Mengapa demikian? 3. Apa yang perlu anda kembangkan di lapangan agar dapat menjadi guru yang mengagumkan? PLENO Masing masing kelompok mengungkapkan hasilnya. Tanggapan bersama dan dari pendamping.

8 ACUAN Dewantara, Ki Hadjar. 2004. Pendidikan. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa. Driyarkara. 1980. Driyarkara tentang Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Freire, Paulo. 1997. Pedagogy of Hope. New York: Continuum. Giroux, H. 1988. Teachers as Intellectuals. Toward Critical Pedagogy of Learning. New York: Bergin & Garvey. Hansen, D. 1995. The Call to Teach. New York: Teachers College, Columbia University. Suparno, P. 2004. Guru Demokratis di Era Reformasi. Jakarta: Gramedia. Undang-undang R.I. No. 14 Tahun 2005 tetang Guru dan Dosen. Jakarta: BP.Cipta Jaya.