BAB 1 PENDAHULUAN. penyaluran dan penempatan siswa pada program peminatan. Program peminatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada kajian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan ekonomi suatu Negara tidak lepas dari

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh :

PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM K

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Posisi strategis ini dapat tercapai apabila pendidikan. yang dilaksanakan mempunyai kualitas.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang baru dalam dunia

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA DI SMP KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG FITRIANI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG PEMINATAN PADA PENDIDIKAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

Model Penyelenggaraan Peminatan di SMA

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2

BAB I PENDAHULUAN. program studi para siswa (Ruslan,1986:13). Tujuan dari penjurusan (Ruslan, 1986:14), yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BUKU MANUAL SKALA PEMINATAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

Skala Peminatan: Instrumen Alternatif Identifikasi Kecenderungan Minat

BAB I PENDAHULUAN. dan minatnya. Arah ini menimbulkan kebutuhan akan bimbingan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Orang Tua dengan Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Pada Siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. terlihat proses perubahan ke arah yang lebih baik. Prestasi belajar merupakan hasil

JURNAL KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI ALJABAR DENGAN MEDIA UBIN ALJABAR

Kata kunci: Perhatian Orang Tua, Kebiasaan Belajar, Nilai UAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD NEGERI TEGALREJO 02 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak

BAB I PENDAHULUAN. Prenada Media Group, 2012), hlm Abdul Kadir, dkk., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi-potensinya agar menjadi pribadi yang bermutu. Sekolah. keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. saat tertentu juga seseorang bisa menyelesaikan masalahnya berdasarkan

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB I PENDAHULUAN. SMA, dan hasil tes bakat minat oleh Psikolog. Pelaksanaan peminatan bagi

tercapainya kriteria ketuntasan minimal (KKM).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Minat dan bakat merupakan dua faktor internal yang sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam

HUBUNGAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP NILAI EVALUASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III AKADEMI KEPERAWATAN PRIMA JAMBI TAHUN AJARAN 2012/2013

Cynthia Dewi Sudarno Putri. Universitas Sebalas Maret Surakarta

BAB V PEMBAHASAN. A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah. karena itu peran seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses

USAHA YANG DILAKUKAN SISWA DALAM MENENTUKAN ARAH PILIHAN KARIR DAN HAMBATAN-HAMBATAN YANG DITEMUI (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA N 3 Payakumbuh)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

DINA FITMILINA A1A110053

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL Skripsi yang berjudul Hubungan Motivasi Berprestasi Siswa dengan Hasil Belajar Matematika.

BAB I PENDAHULUAN. hanya dilihat dari sejauh mana proses pengajarannya saja, tetapi ada tiga bidang. yang harus diperhatikan, diantaranya 1

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji dari penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. bunyi pasal 31 ayat 1 UUD 1945, yang menyatakan bahwa: Tiap-tiap warga. Negara berhak mendapat pengajaran.

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. maju apabila rakyatnya memiliki pendidikan yang tinggi dan berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ke masa lebih banyak bersifat klasikal-massal, yaitu berorientasi kepada kuantitas

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia remaja. Pada jenjang ini, remaja berada pada masa untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

I. PENDAHULUAN. individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. didik), dan mengembangkan kemampuan yang meliputi masalah akademik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian proses pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL DENGAN KINERJA GURU DI KABUPATEN KLATEN

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terkait perubahan kurikulum dalam pendidikan yang menggunakan acuan kurikulum 2013, terdapat beberapa perubahan system pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA). Salah satunya adalah penyaluran dan penempatan siswa pada program peminatan. Program peminatan tersebut diselenggarakan ketika siswa memasuki kelas X semester 1, bukan lagi di kelas XI semester 1. Program peminatan dikelompokkan menjadi beberapa program, diantaranya program peminatan Matematika dan Ilmu alam (C1), Ilmu-ilmu Social (C2), ataupun Ilmu Bahasa dan Budaya (C3). Menurut Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA, diatur bahwa pemilihan kelompok peminatan didasarkan pada nilai rapor SMP/MTs, nilai Ujian Nasional (UN) SMP/MTs, rekomendasi guru bimbingan dan konseling di SMP, hasil tes penempatan ketika mendaftar di SMA, dan hasil tes bakat minat oleh Psikolog. Jika prosedur pemilihan 1

2 peminatan dilakukan secara konsisten sesuai aturan, maka pemilihan jurusan di jenjang SMA pasti dapat diminimalisasi. 1 Diadakannya sebuah program peminatan adalah agar siswa lebih fokus dan lebih semangat terhadap bidang bidang yang telah sesuai dengan minat dan bakat dari diri siswa. Sehingga prestasi belajar siswa yang dicapai juga memuaskan. Serta mampu menguasai bidang peminatan yang sesuai dengan minat dan bakat siswa sejak pertama memasuki kelas baru di SMA atau MA. Dengan penempatan siswa pada program peminatan yang disesuaikan pada minat, bakat serta segala factor yang mendukung maka diharapkan siswa semakin termotivasi dan semangat selama mengikuti bidang pada mata pelajaran yang memang telah disiapkan dan disesuaikan dengan program peminatan yang dipilih. Namun fakta dilapangan, menurut Musliar dalam berita kurikulum baru tidak lagi memakai istilah penjurusan tetapi peminatan. Menurutnya, sistem penjurusan di SMA selama ini hanya didasarkan nilai saja tanpa mempertimbangkan minat siswa. Tujuannya supaya anak berkembang sesuai keinginan atau minatnya. Selama ini hanya berdasarkan nilai saja namun belum tentu anak minat kesana. 2 Fakta tersebut, menjelaskan bahwa minat merupakan salah satu factor yang tidak kalah pentingnya 1 Dilihat http://edukasi.kompasiana.com/2013/11/07/korban-kurikulum-2013-wajib-bacapeminatan-jurusan-yang-dipaksakan-605903.html Diakses pada tanggal 18 November 2014 pukul 21.53 wib 2 Dilihat http://sp.beritasatu.com/home/kurikulum-2013-peminatan-di-sma-sesuai-rapor-danwawancara/38170 Diakses pada tanggal 18 November 2014 pukul 21.53 wib.

3 dalam menyalurkan pada program jurusan meskipun bakat dan nilai akademik juga sangat dipertimbangkan. Program jurusan yang sesuai bukan berarti pemilihan yang ditepatkan hanya pada nilai akademik saja, melainkan factor lain seperti bakat serta minat juga harus diseimbangkan dan dipertimbangkan agar individu dapat mencapai keberhasilan sesuai kecakapan yang benar benar diminati dan sesuai dengan dirinya. Menurut Artikel Berita Metropolis Jawa Pos, edisi 17-5-2011, terdapat beberapa sekolah terbaik yang mempertahankan prestasinya hingga kini, dari program jurusan IPA dan IPS yang diraih oleh beberapa sekolah di Surabaya adalah : Tabel 1.1 Sekolah dengan prestasi tinggi Sekolah Terbaik IPA: SMAN 16 SMA Khadijah SMAN 1 SMAN 5 SMAN 6 Sekolah Terbaik IPS SMAN 15 SMAN 16 SMAN 5 SMA Khadijah SMAN 19 Pada fakta berita tersebut, penulis tertarik pada SMA Negeri 16 Surabaya yang menempati posisi pertama dan kedua pada prestasi baik dari program IPA maupun IPS. Selanjutnya penulis mengadakan observasi guna mengetahui fakta prestasi yang diraih. Terdapat sebagian daftar nama siswa siswi SMA 16 yang lolos ujian masuk perguruan tinggi terbaik dengan jurusan yang sejalur dengan program jurusan yang dipilih ketika di Sekolah baik dari program IPS maupun IPA. Fakta

4 tersebut semakin membuat penulis yakin bahwa sebuah program peminatan atau jurusan yang sesuai dengan individu mampu meningkatkan aktivitas ataupun motivasi belajar siswa di sekolah sehingga akan memberikan dampak positif bagi siswa baik dari segi prestasi maupun karir. Berdasarkan kedua fakta yang penulis temukan, masalah tersebut merupakan sebuah permasalahan yang dilatarbelakangi atas beberapa hal, yaitu minat, jurusan, serta prestasi akademik. Penulis menganggap bahwa perubahan predikat nilai UN yang meningkat ataupun menurun dari beberapa sekolah tersebut memiliki hubungan yang kuat dengan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang diikuti oleh perasaan ketertarikan dan semangat terhadap mata pelajaran yang diajarkan selama 2 tahun sejak diselenggarakannya program penjurusan, yang kini berganti menjadi program peminatan. Menurut penulis, perasaan semangat ataupun tertarik dari diri siswa terhadap mata pelajaran karena dilatarbelakangi oleh beberapa hal, salah satunya adalah kesesuaian dan ketepatan pada program jurusan yang dipilih selama 2 tahun. Dengan adanya kesesuaian program jurusan, maka siswa secara otomatis akan menyukai, merasa termotivasi dan semangat selama mengikuti proses pembelajaran, terlebih pada mata pelajaran kejurusan. Alasan inilah yang melatarbelakangi adanya perubahan predikat nilai dari jurusan IPA dan IPS dalam unas dibeberapa sekolah menengah atas di kawasan Surabaya selatan. Salah satunya di SMA Negeri 16 yang selalu unggul dalam bidang jurusannya baik IPA maupun IPS hingga tahun ini (2014). Penulis menganggap bahwa prestasi yang unggul

5 tersebut memiliki hubungan yang kuat dengan kesesuaian program peminatan serta kenyamanan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran kejurusan disekolah sehingga menghasilkan prestasi akademik yang tinggi. Berdasarkan kutipan berita yang pertama tersebut, nilai ujian serta nilai nilai akademis di SMP tetap menjadi sebuah pertimbangan utama pada penempatan dan penyaluran siswa di program peminatan di SMA. Padahal, factor lain juga harus dipertimbangkan dan diutamakan. Salah satunya adalah faktor ketepatan dan kesesuaian minat siswa pada program peminatan yang dirasa sangat cocok dengan kondisi siswa itu sendiri. Minat serta bakat siswa diukur melalui tes yang di laksanakan oleh lembaga tes Psikologi. Yang mana dalam penyelenggaraan tes masih memungkinkan terjadi kesalahan ataupun ketidakcocokan anatara hasil tes dan pribadi siswa. Kesesuaian minat dan bakat pada program peminatan merupakan salah satu factor intern yang sangat penting dalam mendukung sebuah keaktifan dan semangat yang tinggi selama proses pembelajarn dikelas berlangsung. jika seorang siswa memiliki minat yang sesuai dengan program peminatan yang dipilih, maka secara otomatis terdapat ketertarikan pada segala hal yang berhubungan dengan program peminatan itu. Baik dalam mata pelajarannya, guru, ataupun segala kegiatan yang berhubungan dengan program peminatan yang dipilih. Menurut penulis, sebuah kesesuaian minat pada program peminatan ataupun karir yang tepat cenderung akan meningkatkan semangat kerja yang lebih tinggi

6 dibandingkan bila memaksakan diri untuk melakukan suatu pekerjaan yang sifatnya tidak disesuaikan dengan ketertarikan dan kemampuan pada diri. Hal ini sesuai dengan teori Vocational Personality dari John Holland (1985), yang membagi tipetipe golongan kepribadian dalam pemilihan pekerjaan berdasarkan atas inventori kepribadian yang disusun atas dasar minat. Terdapat enam tipe kepribadian vocational. Dari ke-enam tipe ini diantaranya adalah, Realistic, Investigatif, social, konvensional, Enterpressing, dan Artistic. Berdasarkan enam tipe tersebut, seseorang dapat memiliki profil pilihan karir yang unik sesuai dengan minat dan kepribadiannya. Berdasarkan teori John Holland tersebutlah, penulis semakin yakin bahwa seorang individu seharusnya ditempatkan pada penempatan karir ataupun program yang memang benar benar sesuai, baik dari sudut minat, bakat, maupun tipe kepribadian individu. Dari ulasan inilah, peran seorang guru BK dalam membimbing, mengenali pribadi siswanya, serta dalam memberikan layanan penempatan dan penyaluran siswa pada jurusan maupun karir haruslah benar benar sesuai. Karena jika salah dalam penyaluran dan penempatan, akibatnya adalah pada individu itu sendiri, terutama motivasi dalam belajarnya yang rendah. Dengan adanya sebuah kesesuaian pada program peminatan yang dipilih, penulis berharap akan membawa pengaruh positif selama proses pembelajaran berlangsung. Salah satunya adalah motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan merupakan

7 keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah ataupun semangat dalam belajar, sehingga siswa yang bermotivasi kuat memiliki energy banyak untuk melakukan kegiatan belajar. Berdasarkan latar belakang diatas, berjalannya sebuah proses pembelajaran berlatar dari sebuah motivasi belajar dari peserta didik. Namun tinggi atau rendahnya sebuah motivasi dalam belajar sangat erat kaitannya dengan minat, dan kemampuan individu, khususnya minat serta kemampuan yang disesuaikan dengan tepat pada program peminatan di kelas X SMA. Keberhasilan siswa siswi dalam pemilihan jurusan yang tepat dan sesuai tidak lepas dari peran dan kerjasama guru BK, dengan adanya pemahaman akan kondisi pribadi siswa serta bentuk kerjasama antar guru BK di SMA dan di SMP yang sportif, maka akan mempengaruhi semakin sesuainya tingkat ketepatan siswa dalam pengambilan program jurusan, bentuk kerjasama yang dilakukan oleh guru BK SMP dan dan SMA berupa pemberian layanan penempatan dan penyaluran yang efektif serta menjalin hubungan komunikasi yang baik antara guru BK SMP dan SMA, guna saling memberikan informasi yang dibutuhkan ketika proses penyaringan dan penempatan siswa dijurusan masing masing. Informasi yang diberikan berupa latar belakang siswa, prestasi siswa, keadaan siswa dan lain sebagainya. Oleh karena itu,

8 peran guru BK pada proses penyaluran dan penempatan siswa tidak kalah pentingnya dalam program peminatan siswa. Berdasarkan ulasan latar belakang, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM PEMINATAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 16 SURABAYA. Melalui observasi singkat, peneliti tertarik memilih lokasi di SMA 16 karena sekolah tersebut memiliki kualitas dan grid yang tinggi dalam bidang prestasi. Peneliti cenderung memilih jenis sekolah dengan grid yang tinggi karena menurut penulis, sebuah sekolah yang memiliki grid tinggi serta prestasi yang bagus dilatarbelakangi oleh beberapa factor. Salah satunya dari factor intern siswa tentang kesesuaian program peminatan siswa yang akan diteliti oleh penulis. Peneliti menilai bahwa sekolah dengan tingkat prestasi yang tinggi didukung oleh motivasi dan semangat yang besar dari diri siswa, dan motivasi dari siswa ini memiliki hubungan yang kuat dengan kesesuaian minat, bakat, prestasi akademik siswa pada program peminatan yang dipilih. Berdasarkan alasan inilah peneliti ingin mengetahui adakah hubungan kesesuaian program peminatan dengan motivasi belajar siswa kelas X di SMA Negeri 16 Surabaya. Sehingga peneliti tertarik mengambil judul hubungan kesesuaian program peminatan dengan motivasi belajar siswa kelas X di SMA Negeri 16 Surabaya.

9 B. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah penelitian di atas, maka dirumuskanpermasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana kesesuaian program peminatan siswa kelas X di SMA Negeri 16 Surabaya? 2. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas X di SMA Negeri 16 Surabaya? 3. Apakah ada hubungan antara kesesuaian program peminatan dengan motivasi belajar siswa kelas X di SMA Negeri 16 Surabaya? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang tetapkan penulis, maka tujuan peneitiannya adalah: 1. Untuk mengetahui kesesuaian program peminatan siswa kelas X di SMA Negeri 16 Surabaya. 2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas X di SMA Negeri 16 Surabaya. 3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan kesesuaian program peminatan dengan motivasi belajar siswa kelas X di SMA Negeri 16 Surabaya. D. Kegunaan Hasil Penelitian Adapun kegunaan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat Akademik Ilmiah

10 Hasil penelitrian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam ilmu pengetahuan sebagai salah satu rujukan tentang teori bimbingan dan konseling yang berhubungan dengan minat dan bakat khususnya dijurusan kependidikan islam pada prodi BK Uin Sunan Ampel Surabaya dan masyarakat luas pada umumnya. 2. Manfaat Social Praktis a. Bagi Guru BK Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam membantu meningkatkan layanan BK, khususnya pada program penempatan dan penyaluran siswa disekolah demi tercapainuya tujuan BK sesuai dengan kebutuhan siswa. b. Bagi Penulis Diharapkan bahwa hasil penelitrian ini dapat menjadi landasan bagi penulis untuk meningkatkan kapasitas diri sebagai seorang konselor nantinya ketika terjun dilapangan. c. Bagi Siswa Diharapkan dari hasil penelitian ini siswa dapat memilih dengan tepat jurusan yang akan diambil sesuai dengan minat dan kemampuannya sehingga hasil belajar pun memuaskan dan semakin termotivasi dengan bidang mata pelajarannya. E. Definisi Operasional Judul dalam skripsi ini adalah hubungan Kesesuaian Program Peminatan dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 16 Surabaya. Untuk

11 memperjelas maksud judul diatas, perlu diungkapkan pengertian beberapa kata yang terkandung didalamnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya kesimpangsiuran serta kesalahpahaman dalam mengambil suatu pengertian yang penulis maksudkan. Adapun kata kata yang penting untuk mendapatkan pengartian adalah: 1. Program Peminatan Lampiran Peraturan Menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia nomor 64 tahun 2014 Pasal 1, Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan. Menurut Ruslan A Gani, Program penjurusan merupakan Suatu proses penempatan dalam pemilihan program studi siswa. Istilah program penjurusan ataupun program peminatan pada intinya adalah sama, hanya penamaannya yang berbeda dikarenakan penyesuaian pada pembaharuan kurikulum pendidikan tiap tahun. Sehingga istilah program peminatan merupakan proses penempatan dalam pemilihan program studi siswa untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan. Sedangkan sebuah kesesuaian merupakan segala hal yang sinkron dan tepat pada suatu objek. Dapat disimpulkan bahwa kesesuaian program peminatan

12 merupakan ukuran ketepatan individu baik dari segi internal maupun eksternal pada program kejurusan yang telah dipilih. Pada definisi operasional program peminatan meliputi beberapa indikator yang digunakan sebagai ukuran kesesuaian suatu jurusan dengan diri siswa. Menurut Ruslan A Gani, indikator tersebut meliputi: 3 a. Prestasi belajar, merupakan kumpulan nilai akademik berupa hasil belajar siswa selama di jenjang sebelumnya. b. Pengukuran tes psikologis yang berupa tes bakat dan tes minat, tes ini digunakan untuk mengetahui secara tertulis ukuran bakat siswa dan tingkat ketertarikan siswa pada bidang tertentu yang dilakukan oleh lembaga psikotes. 2. Motivasi Belajar Menurut Ngalim Purwanto 4 Mengemukakan bahwa motivasi merupakan suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. 3 Ruslan A Gani, Bimbingan Penjurusan, Cet-ke 4 (Bandung: Angkasa, 1991), hlm 20 4 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Cet-ke 24 (Bandung: Remaja rosdakarya, 2010), hlm 73

13 Menurut Sardiman 5 belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berdasarkan dua pengertian tersebut, motivasi belajar merupakan segala daya penggerak psikis didalam diri siswa untuk melakukan suatu tindakan dalam proses ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya demi mencapai suatu tujuan. Pada definisi operasional motivasi belajar meliputi beberapa indikator yang dikemukakan oleh Hamzah 6 adalah: a. Tekun Menghadapi Tugas b. Ulet Menghadapi Kesulitan c. Tidak Memerlukan Dorongan Dari Luar Untuk Berprestasi d. Ingin Mendalami Bahan atau Bidang Pengetahuan Yang Diberikan e. Selalu Berusahan Berprestasi Sebaik Mungkin f. Menunjukkan Minat Terhadap Macam-macam Masalah g. Senang dan Rajin Belajar, Penuh Semangat, Cepat Bosan dengan Tugas-Tugas Rutin, dapat Mempertahankan Pendapatnya h. Mengejar Tujuan-tujuan Jangka Panjang 5 Sardiman A.M, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali pers, 2010 ), hlm 21 6 Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran: Sebuah Konsep pembelajaran Berbasis Kecerdasan(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 21-22.

14 F. Penelitian Terdahulu Yang Relevan Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan, yang bisa digunakan penulis sebagai referensi ataupun acuan dalam penulisan skripsi, diantaranya adalah: 1. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Atik Setiyaningsih dari program DIII Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali dengan judul Hubungan antara minat masuk jurusan DIII kebidanan dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara minat masuk jurusan DIII Kebidanan Akbid Estu Utomo Boyolali dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali TahunAkademik 2010/ 2011. Hasil penelitiannya adalah ada hubungan antara minat masuk dengan prestasi belajar (ρ : 0,652, signifikasi 0,000). Ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar ρ : 0,666, signifikansi 0,000) dan ada hubungan antara minat masuk dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar (0,000 < 0,05). Perbedaannya: Bahwa penelitian yang dilakukan Atik adalah mencari hubungan pada 2 variabel yaitu, antara minat jurusan dengan prestasi belajar, dan hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. Sedangkan penelitian penulis mencari korelasi ada atau tidaknya hubungan antara kesesuaian program peminatan dengan motivasi belajar. Perbedaan kedua, pada penelitian yang dilakukan oleh Atik yakni mengukur minat jurusan, sedangkan pada penelitian oleh penulis yakni mengukur kesesuaian jurusan.

15 Kesamaannya : Sama sama mengukur korelasi antara peminatan jurusan dan motivasi belajar 2. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Purwanto dari program studi Strata 1 Pendidikan Ekonomi Universitas Jember 2009 dengan judul pengaruh kesesuaian pemilihan jurusan ips dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah variabel kesesuaian pemilihan jurusan IPS dan fasilitas belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 3 Pasuruan tahun ajaran 2007/2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kesesuaian pemilihan jurusan IPS dan fasilitas belajar mempunyai pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi. Hal ini dibuktikan dengan menggunakan uji F, dimana perolehan perhitungan F hitung ixvii > F yaitu (40,865 > 3,172) dengan signifikansi 0,000. Koefisien determinasi (R tabel ) sebesar 0,607 yang berarti bahwa variabel kesesuaian pemilihan jurusan IPS dan fasilitas belajar secara simultan mempengaruhi prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi sebesar 60,7%. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa dari dua variabel bebas tersebut terbukti bahwa variabel bebas kesesuain pemilihan jurusan IPS (X ) mempunyai pengaruh paling dominan terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi. Perbedaannya: Bahwa penelitian yang dilakukan oleh purwanto adalah mencari ada atau tidaknya pengaruh kesesuaian pemilihan jurusan dan fasilitas belajar terhadap

16 prestasi belajar. Sedangkan penelitian yang dilakukan penulis adalah mencari ada atau tidaknya hubungan kesesuaian program peminatan dengan motivasi belajar. Kesamaannya : Sama sama mencari korelasi antar variabel serta memiliki kesamaan pada variabel X, yakni tentang kesesuaian jurusan. G. Sistematika Pembahasan Bab 1 Pendahuluan : (a) latar belakang penelitian, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) kegunaan penelitian, (e) definisi operasional, (f) penelitian terdahulu yang relevan, (g) sistematika penulisan. Bab II Landasan teori : (a) landasan teori program peminatan, berisi tentang pengertian program peminatan, indikator program peminatan, syarat program peminatan, bidang program peminatan, peran guru Bk dalam program peminatan (b) landasan teori motivasi belajar, berisi tentang pengertian pmotivasi belajar, indikator motivasi belajar, fungsi motivasi dalam belajar, faktor faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, aspek aspek dalam motivasi belajar (c) hubungan kesesuaian program peminatan dengan motivasi belajar siswa, (d) hipotesis penelitian Bab III Metode penelitian : (a) jenis penelitian, (b) populasi dan sampel, (c) variabel penelitian, (e) data dan sumber data, (f) teknik pengumpulan data, (g) uji validitas dan reliabilitas, (h) teknik analisis data

17 Bab IV Laporan hasil penelitian : menjabarkan tentang (a) deskripsi umum objek penelitian, (b) Penyajian data, (c) analisis data. Bab V Penutup : Berisi tentang (a) kesimpulan (b) saran